Please Don't Tell It

Chapter 1: Dream..

Author : Aya Kuchiki

Disclaimer : punya Ay lah, tolong… digebukin fansnya om tite

Iye2.. Ni punya om tite kubo, Ay cuma author imut

Yg minjem tokoh2nya ditimpuk sandal ma om tite

Pairing : IchiRuki, slight ByaRuki

ByaAy,,whaaa..Ampun2. Ay g jadi rebut abang Byakuya dari mpok Hisana d..

Hahaha… Puas-puasin publish fic sebelum UAS!!

Doain Ay ya!!

Yupz.. pairing disini IchiRuki and ByaRuki..

Yang mana pairing utama?? Tentukan saja sendiri..Hohoho..( Ichimaru's smile)

Oiya, ini adalah RUKIA'S POV.

Kalo ada POV lain, akan ada pemberitahuan!

Okkkkkk!! R&R ok!

.: Chapter one:.

Dream

Hari ini adalah tanggal 14 Januari, tidak terasa hari ini usia ku sudah mencapai 200 tahun. Aku bangun pagi ini dengan sedikit harapan, ya walaupun hanya sedikit tapi aku terus berharap bahwa tahun ini nii sama akan ingat hari ulang tahunku dan mengucapkan selamat ulang tahun padaku.

Tokk..tok..tokk..

" Rukia sama, apa Anda sudah bangun?" ucap Amane san di depan pintu kamarku.

" Iya Amane san aku sudah bangun,"

" Rukia sama, Tuan Byakuya sama sudah menunggu di meja makan."

" Baik, Amane san. Aku segera turun ke bawah.". Aku langsung mengganti kimono tidurku dengan Yukata berwarna putih dengan motif bunga2 berwarna ungu di pinggirannya. Yukata ini adalah pemberian Ichigo di ulang tahunku yang 190 atau tepatnya ke 19 dalam hitungan real word. Aku tersenyum mengingat saat itu.

Flashback

" Kenapa kau memberiku sebuah yukata Ichigo?"

" Entahlah.."

" Hei,,hei, mana ada jawaban entahlah. Cepat berikan alasan kenapa kau memberiku yukata?", aku tidak akan puas hanya dengan jawaban entahlah.

" Kau serius ingin tahu?" Ichigo menatapku dengan pandangan jahil dan menggoda, membuatku sedikit blushing..

" Tentu saja bakka! Untuk itu aku bertanya!" aku membentaknya untuk menutupi rona merah yang sudah muncul di wajahku akibat tatapannya. Ichigo lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku tidak tahu harus berbuat apa, lalu Ichigo membisikkan sesuatu di telingaku.

" Karena kau akan terlihat cantik dengan yukata itu." Aku benar2 blushing bisa merasakan wajahku pasti memerah.

" Ichiigo…"

End of flashback

Aku berjalan ke luar dari kamarku dan menuju ruang makan yang ada di lantai dasar. Aku melihat nii sama sudah menunggu di meja sama seperti biasa memakai seragam haorinya dengan angka 6 tersulam, dengan keisekan di rambutnya yang menegaskan statusnya sebagai pewaris utama klan Kuchiki, dan seperti biasa nii sama tetap bersikap dingin. Emhhh.. Sampai kapan nii sama akan bersikap seperti ini padaku.

" Ohayu nii sama, maaf aku terlambat." Aku lalu duduk di bangku ku dan mulai memakan sarapanku.

" Ohayu." Hanya itu jawabannya.

Saat aku selesai, aku melihat nii sama masih duduk di tempatnya. Aneh,, padahal sarapannya sudah habis saat sarapanku masih tersisa setengah. Biasanya dia langsung pergi menuju divisi 6 setelah selesai sarapan. Aku menatapnya, dan saat dia menyadari aku menatapnya, nii sama balas menatapku, aku langsung menundukan kepalaku.

" Selamat ulang tahun Rukia."

" Nii sama.." Aku benar2 terkejut dengan apa yang ku dengar saat ini. Nii sama mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Apa ini nyata kami sama?

" Aku berangkat.."

" Ah, iya nii sama. Terima kasih untuk ucapannya. Ja ne.."

Aku sama sekali tidak menyangka nii sama ingat ulang tahunku bahkan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Aku benar2 senang. Hari ini aku sedang libur, karena itu aku tidak berangkat ke divisi 13. Aku akan pergi ke Rukongai, tempat ku dilahirkan dan di besarkan sebelum tinggal di keluarga Kuchiki. Aku langsung menuju bukit yang berada di sebelah barat Rukongai, tempat ini sama sekali tidak berubah. Tempat dimana aku sering bermain bersama Renji, tempat dimana aku sering mengawasi Shizuku dan Homamura yang sedang bermain. Ya, aku merindukan mereka semua..

Renji sekarang sudah menjadi kapten divisi 9 menggantikan Kaname Tossen yang mati dalam Winter War. Dia sekarang tinggal di Real Word bersama Tatsuki yang sudah menjadi istrinya. Aku bahagia mengetahui itu semua, karena sahabatku dari kecil itu sudah menemukan kebahagiaannya. Sedangkan Shizuku dan Homamura akan selalu tinggal di hatiku.

Aku mendudukan diriku di rumput, sungguh indah memandang Soul Society dari sini. Tiba2 ada sesuatu atau tepatnya sepasang tangan yang menutupi mataku. Tangan ini,, hehehe.. sepertinya aku tau siapa pemilik tangan ini?

" Aku tau siapa kau? Cepat lepaskan tanganmu sebelum aku terpaksa membekukannya dengan Sode no Shirayuki," ancamku.

" Coba saja, lagipula memangnya kau tahu siapa aku?"

" Tentu saja aku tahu. Siapa lagi yang mempunyai tangan besar, kasar, keriput dan bau selain kau, jeruk!" umpatku sambil tertawa mengejek.

" Jadi begitu ya caramu mendeskripsikan tangan kekasihmu, Kuchiki Rukia?", dia lalu melepaskan tangannya yang menutup mataku, dan duduk di sebelahku.

Cupp.. Dia menghadiahi keningku sebuah kecupan yang hangat.

" Jadi begitu juga ya caramu menunjukkan kekesalanmu padaku, Kurosaki Ichigo?", aku membelalakan mataku.

" Ehm.. apa kau ingin yang lebih dari itu Kuchiki fukutaicho?", ucapnya sambil tersenyum menggodaku.

" Dasar jeruk!"

" Yah, asal kau tetap midget, aku rela dipanggil jeruk. Hahhaaaha.." , dia mendekapku ke pelukannya. Aku bisa merasakan kepalaku bersadar pada dadanya, hangat.. Ichigo membelai rambutku, aku sudah memanjangkan rambutku sampai ke pinggang walau tidak sepanjang Orihime. Sudah 3 tahun aku menjadi kesasih Ichigo, aku tidak menyangka kami sekarang adalah seorang kekasih mengingat kami selalu bertengkar saat pertama kali bertemu, setelah Winter War usai semua keadaan menjadi lebih baik, dan aku dan Ichigo menjadi sepasang kekasih. Aku bahagia..

" Selamat ulang tahun Rukia."

" Eh.. Terima kasih Ichigo." Aku menatapnya, dan memberikan sebuah kecupan manis di bibirnya. Aku bisa melihat wajahnya memerah. Hehehe.. Walaupun sudah 3 tahun menjadi sepasang kekasih, baik aku maupun Ichigo masih sering blushing dengan keadaan seperti ini.

" Kali ini bukan kau orang pertama yang mengucapkan itu padaku."

" Hah? Memangnya siapa orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padamu?", Ichigo terlihat sedikit kesal. hEhehe..

" Nii sama."

" Byakuya??", Ichigo memasang wajahnya dengan mimik tak percaya seolah suatu keajaiban yang mustahil nii sama mengucapkan selamat ulang tahun padaku, membuat kerutan permanen di dahinya semakin banyak.

" Hei, jeruk! Apa maksudmu dengan memasang wajah seperti itu?". Aku kesal dia memasang tampang seperti itu.

" Yah, maaf. Tapi rasanya seperti mustahil Byakuya mengucapkan itu."

" Memang sih. Tapi bagaimanapun dia itu kakakku, baka!"

" Yayaya, aku tahu dia kakakkmu."

" Oiya, Ichigo bagaimana kau bisa ada disini? Bukannya kau tidak cuti hari ini?"

" Hehehe.. tapi kau jangan beritahu Ishida ya? Sebenarnya aku tadi pura2 sakit dan langsung bershunpo ke sini."

" Lalu bagaimana tugas2 mu sebagai kapten?", Ichigo saat ini adalah kapten divisi 5. Ishida adalah wakilnya.

" Itu sebabnya ku bilang jangan beritahu Ishida. Karena aku meninggalkan kertas tugasku yang menggunung padanya. Hahaha.."

" Dasar..". Aku kembali bersandar di pelukan Ichigo.

" Rukia, tutup matamu.", dengan tampang bingung, aku melihat ke arah Ichigo.

" Untuk apa?"

" Sudah tutup saja." Aku lalu menutup mataku.

" Ichigo, sudah belum? Cepat baka, aku pusing menutup mata lama2.", aku terus memprotes karena Ichigo belum juga menyuruhku membuka mataku.

" Sudah. Buka matamu.", aku lalu membuka mataku. Ahh.. saat ku membuka mata, aku melihat sebuah kalung yang sangat indah, berwarna seputih salju dengan bandul berbentuk kepingan salju. Indah…

" Ichigo, ini.."

" Hadiah ku untuk ulang tahunmu yang ke 200. Hehehe.. Sini biar aku pakaikan.", Ichigo lalu memakaikan kalung itu di leher ku.

Kami menghabiskan waktu bersama seharian, tak terasa matahari sudah berada di ufuk barat.

" Ichigo, lihat.. Indah sekali.", tunjukku ke arah matahari yang mulai terbenam di ufuk barat.

" Ya, indah. Tapi bagiku, tidak ada hal di dunia ini yang lebih indah dari mu, Rukia."

" Ichigo.." aku tidak sempat meneruskan kata2 ku, karena kali ini bibir Ichigo sudah menyapu

lembut bibirku.

" Aishiteru Rukia."

" Aishiteru yo Ichigo."

Hari sudah beranjak malam saat aku tiba di Kuchiki Mansion. Aku mengenang kembali saat2 indah yang hari ini ku lalui bersama Ichigo. Aku memandang kalung kepingan salju pemberian Ichigo yang sekarang terkalung manis di leherku.

" Rukia sama, akhirnya kau pulang juga, saya sudah mencari Anda seharian."

" Amane san, gomen. Aku lupa memberi tahumu, tadi aku menghabiskan waktuku seharian di Rukongai dengan Ichigo."

" Oh.. Syukurlah, ternyata Anda bersama Kurosaki taicho. Saya benar2 khawatir, Tuan Byakuya sama juga khawatir menunggu Anda daritadi."

" Eh,, Nii sama menungguku?"

" Iya, beliau menunggu Rukia sama daritadi."

" Amane san, dimana nii sama sekarang?"

" Dia ada di halaman belakang."

Aku langsung menuju ke halaman belakang, aku merasa bersalah pada nii sama, seharian ini aku pergi tanpa pamit pada siapapun bahkan sampai membuat nii sama khawatir padaku. Aku harus meminta maaf pada nii sama. Aku melihat nii sama sedang duduk di teras halaman belakang sambil memandang pohon sakura. Aku jadi teringat pada nee san. Pasti nii sama sedang mengingat nee san. Sakura adalah pendeskripsian untuk nii sama, bagi nee san nii sama adalah sakura sepanjang bagi nii sama, nee san adalah alasan dimana sakura akan terus terjaga keeksisannya. Seperti cinta nii sama pada nee san.

" Ehm..nii sama."

" Kau sudah pulang Rukia?"

" Iya, aku.."

" Duduklah disini." Aku lalu duduk di sebelah nii sama.

" Nii sama, aku ingin minta maaf, karena seharian aku pergi tanapa pamit dan membuat semua orang khawatir." Ucapku sambil menundukkan kepalaku.

" Rukia, aku minta maaf.."

" Nii sama, minta maaf untuk apa?", aku bingung, untuk apa nii sama meminta maaf padaku.

" Maaf untuk segala sikap dinginku padamu selama ini Rukia."

" Oh.. itu, sudahlah nii sama, aku sama sekali tidak marah padamu."

" Rukia,, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

" Apa nii sama?"

" Aku selalu bersikap dingin padamu karena.."

"…" aku hanya menunggu kata2 nii sama selanjutnya.

To be continue

Gomen, gomen…

Chapter ini dikit banget ya??

Ay lagi gada waktu.. Senin mau UAS..

Doain ya..

Ayo.. ayo cari tombol ijo!!

Review ya!! Biar Ay semangat bikin fic nya… ( maksa bgt ya?? Gpp.. yang penting review ya! Ay butuh saran )

Arigato