Chapter 1 : Prologue
Aishiterukara © Ennaka24
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : AU, OOC *a little bit, Typo*maybe, Gaje, dll.
.
.
Ruangan itu kini semakin sepi, tapi tak membuat gadis yang di anugerahi sepasang mata lavender dan rambut indah berwarna indigo itu untuk pergi dari ruangan tersebut. Ruangan yang biasa disebut para siswa dengan sebutan kelas. Ya, berhubung sekarang sudah waktunya pulang, ruang kelas pun menjadi sepi.
Si gadis, sebut saja dia Hinata, terus saja berkutat dengan pensil dan kertas putih yang ada dihadapannya. Sesekali ia memperhatikan seorang siswa bermata onyx. Siswa yang diperhatikannya terlihat sedang menunggu seseorang, di seragam sebelah kanannya tertulis namanya, Uchiha Sasuke.
Hinata tersenyum simpul ketika melihat kertas itu telah memperlihatkan bentuk sketsa wajah yang dibuatnya dengan pensil. Diliriknya lagi Sasuke, untuk menentukan apa yang perlu digambarnya.
xxx
Di sisi lain..
Sasuke terlihat gerah menunggu kakaknya yang sedari tadi belum datang untuk menjemputnya. Ia juga sedikit risih karena menyadari sepasang mata lavender yang selalu memperhatikannya dari kelas paling ujung.
Sesekali ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Cih, sampai kapan aku akan dibuat menunggu seperti ini?" ia bertanya pada diri sendiri. Terlihat dari mimik wajahnya kalau ia benar-benar sangat kesal sekarang.
Benar saja, siapa yang mau disuruh menunggu seperti ini? Apalagi kalau yang disuruh menunggu adalah Uchiha Sasuke, cowok pintar yang sangat menghargai waktu itu benar-benar tidak suka jika disuruh menunggu.
Dipikiran Sasuke sempat terlintas cara bagaimana dapat membunuh orang seperti kakaknya. Apakah ia harus menghunuskan pisau ke perut sang kakak? Pertanyaan itu sempat terlintas di benaknya, tapi langsung diindahkannya. Ia merasa tak mungkin untuk membunuh kakaknya dengan pisau, bukan karena dia kasihan atau apa tapi karena sekarang dia memang tidak mempunyai pisau!
"Yo Sasuke!" Sasuke menoleh ke asal suara. Mata onyx-nya menangkap seseorang yang sedari tadi ia tunggu sedang melambai-lambaikan tangan kepadanya melalui jendela mobil. Uchiha Itachi. Kakak yang menurut Sasuke adalah kakak yang sangat menyebalkan.
Sasuke langsung pergi menghampiri Itachi, dengan perasaan kesal. Itachi hanya tersenyum melihat adiknya itu, tak tahu bahwa sebenarnya adiknya sudah hampir berencana untuk membunuhnya.
"Kuharap kau tidak lama menungguku." Itachi memasang tampang tak berdosa pada adiknya.
"Yah lumayan, hanya sekitar 5.413 detik saja aku menunggumu, waktu yang cukup untuk membunuh seseorang." Sasuke langsung saja masuk ke dalam mobil.
"Syukurlah.." Dengan polosnya Itachi malah bernapas lega, dia tidak berpikiran sama sekali kalau maksud dari perkataan Sasuke itu adalah KAU MEMBUATKU MENUNGGU LAMA TAHU! APAKAH KAU MAU KUBUNUH?
xxx
Hinata mendengus kesal melihat Sasuke telah pulang bersama kakaknya yang diketahui Hinata bernama Uchiha Itachi. Ia pun segera memasukkan semua peralatan menggambarnya ke dalam tas punggung berwarna putih.
Walaupun sedikit kesal sudah tidak dapat melihat Uchiha Sasuke yang sudah lama disukainya, ia juga senang karena setidaknya untuk kali ini Sasuke hanya menunggu sekitar satu jam setengah. Yah setidaknya tidak selama kemarin.
Hinata berjalan sambil sesekali tersenyum, membayangkan jika gambar itu akan jadi dan dia bisa memperlihatkannya pada Sasuke. Apakah Sasuke akan senang? Atau justru hanya diam dan memasang tampang stoic-nya? Pertanyaan itulah yang sekarang berputar mengelilingi pikiran Hinata.
"Hey!" Hinata tersentak. "Apa kau sudah mau pulang?" mata lavender Hinata kemudian menangkap seorang gadis berambut pink yang entah bagaimana sudah berada di sampingnya.
"Eh? Iya Sakura-chan.." Hinata tersenyum setelah menjawab. Sakura langsung saja mengangguk tanda mengerti.
"Ya, sudah kuduga. Apakah Uchiha-san sudah pulang?" Sakura tersenyum menyelidik. Sekarang Sakura terlihat seperti seorang detektif yang ingin tahu segala hal, termasuk hal yang bersangkutan dengan sahabatnya yang satu itu.
"D-dia m-memang sudah pulang.." tiba-tiba saja Hinata langsung gugup mendengar pertanyaan Sakura.
Sakura terkekeh melihat pipi Hinata yang tiba-tiba langsung memerah. Tapi, ia kemudian langsung memasang tampang serius. Di pegangnya ke dua pundak Hinata.
"Hn, kusarankan lebih baik kau melupakan perasaanmu pada Uchiha-san..."
"Sakura-chan..." lirih Hinata yang langsung saja berubah ekspresi.
xxx
Sesampai di rumah, Hinata langsung saja menghempaskan tubuhnya ke kasur dengan sprei berwarna putih. Biasanya ia lebih suka berada di dapur untuk memasak atau pun membersihkan halaman rumahnya, tapi untuk kali ini entah kenapa ia sedang tidak bersemangat.
Hinata dari tadi terus memikirkan perkataan Sakura. Entah kenapa kalimat yang diucapkan Sakura tadi terus saja berputar di kepalanya. Ya, walaupun setelah mendengar perkataan itu Hinata mencoba selalu tegar.
Perkataan Sakura itu benar-benar sangat menusuk hati Hinata, tapi Hinata tau kalau Sakura berkata seperti itu untuk kebaikannya sendiri. Hinata juga tau kalau sebenarnya cintanya pada Sasuke itu bertepuk sebelah tangan.
Bagaimana tidak? Setiap Hinata berada di depan Sasuke sambil tersenyum, Sasuke tetap dengan tampang stoic-nya. Ketika Sasuke mengetahui bahwa Hinata menyukainya ia tetap cuek dengan perasaan Hinata. Bahkan Sasuke sering mempermalukan Hinata di depan umum tanpa merasa bersalah sama sekali.
Tapi, karena perasaan cinta... Hinata melihatnya sebagai seseorang yang sangat baik. Karena cinta pula ia merasa perasaannya ini perlu diperjuangkan dan dia harus kuat. Walaupun dihadapan Sakura yang notaben-nya adalah sahabatnya, ia tetap harus kuat!
Jika ia tidak tetap menguatkan diri, Sakura akan menatapnya dengan tatapan iba. Dan dia tidak suka itu! Hinata tau kalau Sakura perhatian dan peduli padanya, tapi untuk soal ini Hinata akan terus mencoba dan berjuang agar Sasuke akan membalas perasaannya. Ya, walaupun Sasuke terlihat seperti membenci Hinata dan selalu menyakiti hati Hinata.
Hinata pun menghela napas panjang, mencoba mencari bahan pikiran yang lebih bagus dari pada memikirkan hal yang menurutnya rumit itu. Tidak lama kemudian ia tersenyum, segeralah ia bangkit dari ranjang tidurnya. Diambilnya sebuah buku bersampul biru langit dengan pita putih yang mempercantik buku itu. Dibukanya lembar pertama.
'Jadwal Uchiha Sasuke'
Itulah kalimat pertama yang tertulis di situ. Hinata pun langsung membaca tulisan yang berada di bawah kalimat itu. Hmm, mungkin jika ada seseorang selain dia yang melihat ini pasti akan tertawa dan berpikir Hinata adalah gadis yang agresif. Tapi justru bukan itu maksudnya membuat catatan seperti itu, dia hanya ingin tahu apa yang akan dilakukan Sasuke dan hanya ingin mengabadikan apa yang dilakukan Sasuke pada saat itu di kertas buku gambarnya.
Setidaknya Hinata tidak seperti gadis lainnya yang terus saja mengikuti Sasuke dan memaksa Sasuke untuk menerimanya sebagai pacar. Hinata hanya akan memperhatikannya, tersenyum saat Sasuke bahagia, kesal saat Sasuke juga sedang kesal. Dan ia akan terus menunggu saat Sasuke benar-benar menyukainya tanpa paksaan dari Hinata.
Setelah membaca catatan itu, Hinata tersenyum. Dan kemudian menghempaskan tubuhnya ─lagi di atas kasur. Segera memejamkan matanya agar bisa cepat tertidur dan bangun di pagi hari dan memulai perjuangan mendapatkan cintanya.
.
.
.
TBC
A/N : Pertama saya mau ngucapin arigatou gozaimashu bagi yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca fict saya ini. Gomen ne kalau ceritanya kurang panjang dan apabila tidak berkenan di hati kalian. Maklumlah saya kan masih newbie dan ini adalah First fict saya, ini juga baru prolognya doang. Jadi saya mohon bantuannya dengan meluangkan waktu kalian untuk memberikan review. Kritik dan saran kalian begitu berguna bagi saya yang masih newbie. Walaupun itu adalah flame saya akan menerimanya dengan lapang dada.
Mind to review?
