Setiap langkah kaki yang ia pijakkan namun ia tidak tahu dimana ia akan berjalan. Berjalan tanpa arah tanpa tahu kemana ia harus melangkah. Hidupnya sudah hancur. Semuanya sudah berakhir. Apa yang dia impikan dan ia harapkan sudah sirna. Tak ada gunanya ia kembali hidup didunia ini. Selamat tinggal semua, selamat tinggal masa depan. Tanpa henti bibirnya terus berucap 'selamat tinggal' entah pada siapa, mungkin saja pada dirinya sendiri.

Ia menghentikan langkahnya saat melihat genangan air yang ia pijakki di ruas jalan yang ia lewati. Ia mendongak menatap gedung tua pencakar langit yang sudah tak berpenghuni. Mungkin ini tempat yang tepat untuk meninggalkan tubuhnya tanpa ada orang yang mengetahui ataupun mencegahnya. Mencegahnya? Munkin ia perlu meralat satu kata ini karena tidak ada seorangpun yang akan peduli padanya, tidak ada.

Tanpa ragu lagi, ia segera memasuki gedung itu tanpa memperdulikan jika ada seseorang yang tengah memperhatikan gerak-geriknya bahkan kini berjalan mengikutinya. Ia sampai dilantai paling atas. Sesekali menghirup udara untuk terakhir kalinya. Ia merentangkan tangannya dan memejamkan matanya.

"Aku akan mengakhiri semuanya. Disini. Hidupku akan berakhir disini!" lirihnya ia membuka matanya menatap jalan raya yang siap menerima jatuh tubuhnya diatas jalanan itu.

"Eomma, appa, mianhae aku bukan anak yang baik dan bisa membanggakan kalian. Bahkan berkali-kali aku mengecewakan dan membuat kalian malu karena diriku. Tapi, tenang saja eomma, appa. Tidak akan ada lagi Kim Taehyung di dunia ini!" ia memejamkan matanya dan siap untuk terjun dari gedung yang berlantai lebih dari 20 lantai itu. Namun, tiba-tiba saja seolah pergerakannya menjadi lambat. Kenapa ia tak merasakan sakit atau pun merasakan rasanya terjun dan melayang?

"Kau ingin bunuh diri, hm?" tanya seorang namja yang sebenarnya sudah sedari tadi membuntutinya itu. Ia membuka matanya dan baru ia merasa jika ada sebuah tangan yang memegang pergelangan tangannya.

"Siapa kau?" tanyanya.

Namja itu tersenyum miring.

"Tak ada gunanya jika kau menghabiskan hidupmu disini. Gedung ini kurang tinggi jika kau gunakan untuk bunuh diri. Aku bisa tunjukan padamu, cara bunuh diri lebih cepat dan ampuh!" ujar namja itu. "Itu pun, jika kau mau ikut denganku." Lanjutnya.

"Aku tidak punya waktu untuk mengurusi orang sepertimu!" jawabnya ia menghempaskan tangan sehingga tangan keduanya terlepas.

"Kau tidak tahu apa yang ingin kau lakukan karena kau merasakan gagal berkali-kali dalam sekali percobaan. Bahkan, kau tidak tahu kenapa kau hidup didunia ini, kau juga tidak memiliki tujuan jadi kau ingin mengakhirinya disini. Kau tidak tahu hidup didunia ini yang sebenarnya bahkan, kau juga tidak tahu seperti apa dirimu. Apa yang kau mau. Kau hanya bisa berfikir mengakhiri hidup itu menyenangkan dan tidak menimbulkan masalah. Kau harus tahu siapa dirimu sendiri!" namja itu menghela nafas dan menatap punggung namja yang ditolongnya "Kim Taehyung!"

Ia, Kim Taehyung. Membulatkan kedua matanya saat mendengar namanya keluar dari mulut namja yang asing dihadapannya ini. Taehyung membalikkan badannya dan kembali menatap namja itu.

"Siapa kau? Dan, apa maumu?" tanya Taehyung. Namja itu kembali tersenyum.

"Aku Han Sanghyuk, kau cukup memanggilku dengan Hyuk!" jawab namja tampan yang bermarga Han itu.

"Dari mana kau tahu namaku?" tanya Taehyung.

"Hanya sebuah ilusi. Apa kau masih ingin bunuh diri? Atau melanjutkan hidupmu dengan dunia baru?"tawar Hyuk. Taehyung sempat berfikir. "Kau boleh pergi jika kau tidak nyaman dengan penawaranku. Aku hanya tidak suka melihat orang yang mengakhiri hidupnya karena putus asa!" Hyuk mencoba untuk menyakinkan.

"Baiklah, aku akan pergi bersamamu!" jawab Taehyung yakin yang membuat Hyuk menyeringai yang pasti tidak diketahui oleh Taehyung sendiri.

'Lihatlah, dia bahkan mudah percaya pada orang yang baru bertemu dengannya!' ucap seseorang seperti berbisik disamping Hyuk. Hyuk tidak membalanya ia hanya tengah fokus pada namja yang kini akan ikut dengannya.

Keduanya berjalan berdampingan dalam keheningan tidak ada satupun yang berbicara diaantara mereka. Namun, tidak dengan Taehyung pasalnya ia sedikit penasaran dengan Hyuk yagn tiba-tiba saja sudah mengetahui namanya. Jangan-jangan Hyuk juga mengetahui pasal hidupnya?

"Kau akan membawaku kemana?" tanya Taehyung mencoba memecah keheningan. Hyuk menatap lurus. Matanya berkilat dan merasakan ada sesuatu yang mendekat bukan sesuatu tapi seseorang.

"Han Sang Hyuk?" panggil Taehyung yang merasa Hyuk tidak menjawab pertanyaannya.

'Ada yang mendekat, kau bawa saja ia pergi ke rumah. Biar aku yang melawan mereka!' bisiknya tepat di telinga Hyuk. Hyuk hanya mengangguk.

"Lebih baik kita mempercepat langkah kita!" ajak Hyuk menarik tangan Taehyung tiba-tiba.

"Waeyo? Memangnya ada apa?" tanya Taehyung ditengah-tengah pelarian mereka.

"Kau tidak tahu mendung? Sebentar lagi hujan. Dan aku tidak suka hujan. Diamlah, dan jangan lepaskan tanganku. Sebentar lagi kita sampai!" ujar Hyuk semakin cepat membawa Taehyung tanpa memperdulikan jika Taehyung sudah tidak kuat untuk kembali berlari.

"Apa kita tidak bisa istirahat sebentar?" tanya Taehyung. Hyuk hanya menggeleng.

"Tempatnya sudah ada diseberang jalan. Bertahanlah!" jawab Hyuk.

Setelah menyebrang jalan raya. Hyuk membawa Taehyung menuju sebuah gang sempit yang banyak tanaman liar namun banyak penerangan. Taehyung menatap sekitarnya, mengingat benda-benda yang ada didekatnya.

"Kita sudah sampai!" ujar Hyuk, memelankan langkahnya dan berhenti disebuah pagar hitam-coklat yang terbuat dari alumunium. Taehyung menatap rumah yang ada di depannya. Rumah yang tidak begitu bagus dan terawat.

KRIET!

Dengan susah payah Hyuk mencoba untuk membuka pintu yang tidak berfungsi dengan baik itu.

"Uhh, pagar ini perlu penanganan khusus!" gumam Hyuk yang sudah merasa sangat lelah dan haus sejak tadi. "Kajja, masuklah!" ajak Hyuk. Taehyung menatap rumah itu kemudian kembali menatap Hyuk. Seolah-olah ia ragu jika Hyuk adalah seseorang yang bisa menolongnya. "Tenang saja aku bukan orang yang ada di pikiranmu, pastinya!" lanjut Hyuk menyakinkan Taehyung. Meskipun Taehyung masih ragu namun, hatinya mengatakan untuk tidak ada salahnya mencoba percaya pada Hyuk. Hanya kali ini.

CKLEK!

Hyuk membuka pintu yang terbuat dari kayu itu. Dan mmeberikan ruang jalan agar Taehyung tetap mengikutinya.

"Hyung... aku sudah pulang!" sapa Hyuk, membuat bebarapa penghuni rumah itu berhambur untuk menyambutnya dan juga Taehyung.

"Kau sudah pulang Hyuk?" tanya seorang namja tampan tersenyum sumringah pada Hyuk.

"Oeh, siapa dia?" tanya namja manis yang juga ikut menyambut Hyuk.

"Ah yak. Kenalkan Hyung, ini Kim Taehyung. Taehyung kenalkan mereka semua hyung-hyungku. Yang tadi menyapa kita pertama kali namanya Kim Namjoon, kemudian yang bertanya siapa dirimu itu namanya Lee Jaehwan, yang ini namanya Min Yoongi, dan—" Hyuk menghentikan ucapannya dan menatap Taehyung "Ada beberapa lagi orang yang tinggal disini, namun mereka sedang ada keperluan. Taehyung, kau pasti lelah istirahatlah sebentar. Jaehwan hyung akan mengantarmu kekamar barumu!" jelas Hyuk. Taehyung hanya mengangguk.

"Kajja, ikut aku Taehyungi!" ajak Jaehwan ramah. Taehyung hanya mengangguk.

"Dimana Wonshik, bukankah dia tadi pergi bersamamu?" tanya Yoongi saat setelah Jaehwan pergi mengajak Taehyung menuju kamarnya. Namun, sebenarnya karena Jaehwan dan Taehyung melangkah tak jauh dari mereka tanpa disengaja Taehyung mendengar ucapan Yoongi yang membuat Taehyung semakin mengeryit bingung dan penuh tanda tanya.

'Wonshik? Pergi, bersamanya? Aku rasa dia hanya pergi sendiri tadi!' batin Taehyung yang membuat ia agak memperlambat langkahnya.

"Taehyung...?" panggil Jaehwan. Taehyung mendongak. "Gwenchana?" tanya Jaehwan, Taehyung hanya menggeleng. "Sepertinya kau butuh istirahat. Kau pasti belum makan, sebentar lagi akan aku bawakan makanan untukmu!" lanjut Jaehwan yang membuat Taehyung semakin menatapnya tak mengerti. Ia merasa jika orang-orang baru ini sudah lama mengenalnya memberinya perhatian kecil seolah-olah tamu yang sudah lama mereka tunggu. Oh, tapi tetap saja perasaan akan tetap menjadi perasaan bukan?

"Hyung apa kau tidak membiarkan aku masuk? Aku sangat lelah, haus, dan lapar!" ujar Hyuk sangat manja.

"Aish, bocah ini!" umpat Yoongi sebal.

"Oh, ayolah hyung kita bisa bicarakan ini sambil duduk. Apa kalian tidak membiarkan dongsaeng kalian yang super tampan ini untuk duduk mengistirahatkan tubuhnya, hm?" tanya Hyuk ia menerobos masuk melewati kedua hyungnya yang menghadangnya sesaat setelah ia membuka pintu dan menutup pintu rumah yang ia tinggali itu. Namjoon dan Yoongi mengikuti Hyuk yang tengah duduk di sofa ruang tamu mereka.

"Ah, akhirnya!" dengusnya dengan wajah menyebalkan.

"Dimana Wonshik?" kali ini Namjoon yang bertanya. Hyuk mendongak menatap kedua hyungnya yang duduk di sofa di depannya.

"Huhh, alangkah lebih baik jika sebelum aku bercerita ada sesuatu yang mengalir ditenggorokanku!" sindir Hyuk yang berharap kedua hyungnya itu sedikit menyogoknya. Namjoon dan Yoongi menatapnya sebal dan merutuki bocah tengik didepan mereka.

"Oh ayolah hyung, apa kal—" Hyuk menghentikan ucapannya saat tiba-tiba sebuah tangan menyodorkannya sebuah air putih padanya sambil bergumam. "Jaehwan hyung, cepat sekali kau kembali?" tanya Hyuk ia menerima gelas yang ditangan Jaehwan sedangkan Namjoon dan Yoongi bersyukur dalam hati karena tidak jadi diperbudak oleh bocak tengik itu. Berterima kasihlah pada hyung manis kalian ini, arra?

"Aku memberikan ramuan agar ia cepat tertidur saat ia meminum air yang aku berikan!" jawab Jaehwan, ia duduk begabung bersama ketiganya. "Jadi, dimana namja tampan yang pergi bersamamu?" Jaehwan beralih bertanya. Hyuk menelisik ketiga hyungnya yang sudah membutuhkan jawaban keluar dari mulutnya. Hyuk meneguk air yang didalam gelas dalam sekali tegukan, setelah gelas itu kosong ia meletakkan di atas meja namun tiba-tiba saja gelas kosong itu berubah menjadi hiasan air yang berembun disetiap dinding kaca gelas itu.

"Wonshik hyung memang bersamaku tadi, tapi saat diperjalanan ada sekumpulan orang yang mengejar kami bertiga. Dia menyuruhku untuk segera pulang membawa Taehyung!" jawab Hyuk kembali berucap serius.

"Kau meninggalkan Wonshik sendirian?" tanya Jaehwan yang sudah shock. "Bagaimana jika terjadi apa-apa dengannya?" lanjut Jaehwan.

"Hyung percayalah Wonshik hyung adalah orang yang kuat. Tidak akan terjadi apa-apa dengannya!" Hyuk menyakinkan.

"Lalu, bagaimana bisa kau menemukan Kim Taehyung?" tanya Namjoon. Hyuk mengingat sekilas ingatan sebelumnya.

"Aku dan Wonshik hyung memang sengaja mencari keberadaannya. Dan di waktu yang tepat ia mengakhiri hidupnya di sebuah gedung tua di pinggiran Seoul!" jawab Hyuk.

"Kau yakin, dia adalah namja itu?" tanya Yoongi memastikan.

"Nde, aku yakin hyung. Aku sudah membaca pikirannya dan ini bukan ilusi aku sudah melihatnya jauh-jauh hari!"

"Kau sudah menargetkannya?" tanya Jaehwan. Hyuk mengangguk.

"Dia orang yang sama dengan namja itu sejak kecil. Bahkan keduanya memiliki nasib yang sama!" jawab Hyuk. "Oya, hyung dimana yang lain?"

"Ada beberapa target yang harus mereka selesaikan. Kau sendiri belum menyelesaikan tergetmu!" ujar Namjoon mengingatkan.

"Aku hanya berusaha agar targetku yang mendekatiku. Bukan aku yang mendekatinya!" jawab Hyuk dengan seringainya. Ketiga hyungnya itu hanya menggeleng, sudah hafal betul bagaimana sifat dongsaeng mereka yang cerdik dan licik itu.

"Oeh, aku hampir lupa. Kau membawanya ke kamar siapa hyung?" tanya Hyuk pada Jaehwan.

"Kamar Jin hyung..." lirih Jaehwan dengan tatapan polosnya.

"Yakk, hyung! Kenapa kau menyuruhnya tidur disana?" geram Hyuk, Namjoon, dan Yoongi tidak habis pikir sekaligus cemas jika si pemilik kamar mengetahui yang sebenarnya.

TBC