Tao In Wonderland

.

.

.

Disclaimer : The characters isn't mine

Warning : Typo(s), Yaoi/Shou-ai/BL

.

.

.

Chapter 1 : Down the Rabbit Hole

.

.

.

Tao membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa sedikit sakit. Dimana aku? Batinnya. Ia berdiri dari tempatnya sambil memegangi kepalanya. Ia melihat sekelilingnya. Saat ini ia tengah berada di sebuah ruangan yang cukup luas. Lantai ruangan itu bewarna pink dengan warna putih mengwarnai dinding ruangan itu. hanya terdapat sebuah meja dan sebuah pintu diujung ruangan.

Merasa tak nyaman menempel ditubuhnya, Tao menghadap kearah tubuhnya sejenak.

Matanya membulat.

Saat ini ia tengah memakai sebuah dress bewarna biru langit dengan apron bewarna putih lengkap dengan sepatu hitam dan kaus kaki belang hitam putih. Bando pita bewarna hitam menghiasi surai hitamnya.

"Bagaimana bisa?" Pikirnya. Matanya masih membulat.

Seingatnya, tadi ia sedang mengejar seekor kelinci putih–oh, lebih tepatnya pemuda dengan telinga dan ekor kelinci. Pemuda itu memakai rompi dan membawa sebuah jam dan terus berteriak "Aku terlambat!".

Awalnya ia hanya berniat mengikuti pemuda kelinci itu karena menurutnya pemuda kelinci itu menarik dan lucu. Sialnya, ia malah terjatuh disebuah lubang yang dimasuki oleh sang semuanya menjadi gelap.

Dan sekarang, disinilah ia, dengan sejuta pertanyaan. Ia tak tahu arah jalan pulang.

Ia melihat sekitarnya–dan menemukan sebuah meja dan pintu di ujung ruangan. Taopun berjalan menuju kearah pintu itu dan membukanya.

Tapi makin lama pintu itu semakin kecil dan Tao membuka pintu terakhir–yang ukurannya kecil sekali. Gagang pintu itu berteriak, "Hei!"

Sontak Tao melepaskan genggamannya pada gagang pintu tersebut.

"Hati-hati sedikit!" Teriak gagang pintu itu–lagi.

"Maaf, ehm..?"

"Nama ku Kai! Kau ingin masuk?"

Tao mengangguk semangat.

"Cobalah dengan meminum minuman dimeja itu!" Suruh Kai.

Tao menoleh kearah meja yang ditunjuk oleh sang gagang pintu. Ia mengambil sebuah botol minuman misterius bertulisan "DRINK ME".

Dengan cepat Tao meminum minuman itu tanpa rasa curiga. Tiba-tiba tubuhnya menyusut ke ukuran yang tepat untuk membuka pintu itu.

"Kuncinya?" Tanya Kai.

Tao mendongak keatas meja–mencari kunci tersebut.

Dan benar saja, kuncinya berada diatas meja. Tao mencoba memanjat meja itu, tetapi nihil. Ia sama sekali tak bisa memanjar meja itu.

Tao mendengus kesal, "Sekarang bagaimana?" Tanya Tao.

Tiba-tiba sekotak kue bertulisan "EAT ME" muncul dihadapan Tao.

"Makanlah." Kata Kai.

Tao menggit kue itu dan mengunyahnya perlahan. Tiba-tiba tubuhnya membesar memenuhi ruangan.

Mata Tao mulai memerah. Tao merasa sedih. Ia ingin pulang kerumahnya yang nyaman, bertemu dengan kedua orangtuanya dan memeluk boneka panda kesayangannya. Memikirkan kedua orangtuanya dan boneka pandanya membuat ia ingin menangis. Air mata menggenang dipelupuk matanya. Tao mulai menangis, bulir-bulir air mata mulai keluar dari matanya–membuat genangan air yang besar dan menyebabkan ruangan itu tergenangi air mata miliknya.

"HUEEE, TAO INGIN PULANGGG." Tao menangis keras.

Air mata terus mengalir deras dari mata panda Tao, membuat Kai panik.

"Tenang! Jangan menangis! Lihat! Masih ada sedikit cairan yang tersisa di botol! Minumlah!"

Tao masih menangis.

"Tenanglah!" Teriak Kai, raut wajahnya terlihat panik seiring bulir-bulir air mata Tao yang berjatuhan.

Perlahan, Tao mengambil botol itu–diiringi isak tangisnya. Ia meminum tetes terakhir dari botol itu dan berhasil menyusut menjadi kecil kembali dan masuk ke dalam botol. Ia melewati pintu melalui lubang kunci.

Dan sampailah Tao di Wonderland.

Tao In Wonderland

Botol yang Tao tumpangi terus berjalan seiring mengalirnya air dan mendarat secara mulus didaratan. Taopun segera turun dari botol tersebut.

"HUAHH!"

Tiba-tiba ada seseorang yang menarik pergelangan tangan Tao. "Ayo, menari bersama~" Ajak pemuda dengan tempurung kura-kura yang menempel dipunggungnya dan bertelinga babi.

"Aku menolak!" Tolak Tao cepat.

Pemuda itu sontak berhenti menarik pergelangan tangan Tao. Ia menoleh kearah Tao. Wajahnya menatap Tao horror.

"Kau.. menolak untuk menari bersamaku?!"

"Ehm, bukan itu maksud Tao, ehm.." Ucap Tao salah tingkah.

Pemuda itu tersenyum cerah. "Berarti kau ingin menari bersamaku? Baiklah~"

Pemuda itu langsung menarik pergelangan Tao kembali dan menyalakan musik dari sebuah kotak musik–yang entah dari mana bisa muncul. Pemuda itu langsung menarik Tao mendekatkan tubuh Tao ketubuhnya dan saling menautkan tangan mereka. Merekapun mulai berdansa.

"Jadi namamu Tao?" Tanya pemuda itu ditengah acara(?) dansa mereka.

"Ya, dan.. kau?" Balas Tao.

"Namaku Chen!"

Tao hanya ber-oh ria. Merka berdua terus menari. Tak sengaja ekor matanya melihat pemuda kelinci yang ia lihat dan ikuti sebelumnya.

Tao langsung berteriak kearah pemuda kelinci itu cepat, "TUAN KELINCI!" Teriak Tao nyaring.

"Aku terlambat! Aku akan terlambat!" Pemuda kelinci itu menghiraukan panggilan Tao dan terus berlari kearah hutan.

Dengan cepat Tao mengejar pemuda kelinci tersebut, menghiraukan teriakan Chen yang terus memanggil namanya.

Sesampainya dihutan, Tao kehilangan jejak sang pemuda kelinci. "Hosh–Dimana dia? Hosh.."

Tao mencari disekelilingnya, tapi ia tak menemukan tanda-tanda adanya pemuda kelinci tersebut.

Saat ia membalikkan tubuhnya, Tao dikejutkan oleh datangnya seorang pemuda manis berekor kadal. Sebuah tas bewarna kuning dengan gambar bebek menggantung manis dipunggungnya. Apalagi ini? Batin Tao.

"Halo! Kau pasti Tao! Namaku Baekhyun. Senang bertemu denganmu~ Kau sedang mencari apa?" Ucap Baekhyun riang.

"Halo Baekhyun, tapi apakah kau melihat tuan kelinci?"

"Kau kehilangan jejaknya? Biar ku bantu!"

Baekhyun membuka sebuah peta dari tas yang dibawanya dan mulai meneliti tulisan-tulisan dipeta itu.

5menit berlalu...

10 menit berlalu...

15 menit berlalu...

1000 tahun kemudian.. #eh

Baekhyun masih berkutat dengan petanya.

"Jadi, dimana ia?" Tanya Tao.

"Um..."

"Kau tahu?"

"Um..."

"Maaf–Tao, aku tak tahu! Aku salah membawa peta hari ini!"

Tao menghembuskan nafasnya pelan."Yasudahlah, terimakasih." Ucap Tao. Ia berjalan meninggalkan Baekhyun dan menyelusuri hutan–sendirian.

Tao In Wonderland

Tao terus berjalan menyelusuri hutan, sampai sebuah asap mengenai wajahnya, membuat Tao terbatuk-batuk. "Uhuk, uhuk!"

"Aku sudah menunggumu, Tao..."

.

.

.

TBC...

P.S : Oke. Ini ff pertama author. Jadi, mohon maaf jika banyak kekurangannya dan author akan mencoba lebih baik lagi. Maaf hanya sedikit. FF ini diadaptasi dari cerita fairytale yang terkenal, Alice In Wonderland. Ada beberapa adegan yang sama, tapi membuat FF Tao In Wonderland ini murni ide author. Author juga menambahkan beberapa adegan baru. Jika kalian tak suka, mohon maaf. Terima kasih banyak sudah membaca FF pertama author yang abal ini!

Nah, siapa hayo yang sudah menunggu Tao? kekeke~

Nantikan chapter selanjutnya!, Gamsahamnida!~

XOXO,

Lee Hwi Na.

REVIEW, PLEASE?