Hulllaa readers, kali ini Ran balik lagi dengan fict SasuSaku. Tapi kali ini untuk 18+++
Fict ini merupakan fict collab dengan salah satu author di fanfiction/yaiyalah bege dasar! Aizuka Nami.
LOVELY SLAVE
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : SasuSaku
Rated : M
Genre : Romance,Hurt/Comfort, BDSM
Warning : Typo yang bertebaran dimana-mana, Gaje, OOC, Cerita pasaran, Alur cepat dan sebagainya
.
.
.
PROLOG
*Sakura POV*
"Kizashi, ap-apa yang kau lakukan, cepat bawa Sakura keluar!" suara Kaa-san membangunkan ku. Apa yang terjadi? Semua terlihat berantakan. Tubuh kaa-san tergencet bangku penumpang yang sudah tidak berbentuk.
Aku ada di gendongan Tou-san yang wajahnya penuh darah. Pelipis, hidung, mulut, tangan pun tak luput dari cairan kental tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi saaat ini? Aku, Kaa-san dan Tou-san kan mau menuju taman bermain. Kenapa jadi begini?
"Tap-tapi, Mebuki! Kau akan terus terjepit kalau kau tetap disana!" Tou-san nyaris saja menurunkan ku di pinggiran mobil sampai suara pekikan Kaa-san menginterupsi kegiatannya.
"Tidaak Kizashi! A-aku bil-angh, cepat bawa Sakura menjauh dari sini!" Kaa-san berbicara dengan suara yang begitu parau dan sarat akan rasa sakit yang mendalam.
"Kaa-san... Hiks.. hiks..." aku hanya bocah berusia 3 tahun dan aku hanya bisa menangis sesenggukan ketika tubuh mungil ku di bawa Tou-san berlari menjauhi mobil kami yang sudah setengah terbakar. Banyak orang yang mengerubuni mobil kami, tapi tidak ada satu pun yang berani mendekati kami.
Tou-san kebingungan mencari seseorang. Sampai akhirnya dia menemukan seorang wanita muda yang sangat anggun dan cantik. "Ma-maaf, aku mohon bantuan an-anda," pinta Tou-san dengan wajah yang amat memelas pada wanita muda yang tengah memegang belanjaan itu.
"Baiklah,"
"Saya hanya ingin menitipkan anak saya sebentar, saya harus menolong ibunya yang masih terjebak di dalam mobil sana," ucap Tou-san sambil menyerahkan ku pada wanita muda tadi. Wanita muda menatap penuh belas kasihan pada ku dan ayah.
"Sakura, Tou-san akan kembali setelah menjemput Kaa-san yaa, kamu jangan nakal!" Tou-san lalu mengecup lama keningku dan tersenyum sayang pada ku, lalu ia kembali berlari menuju mobil kami yang sudah ringsek itu.
Satu menit...
Dua menit...
Tiga menit...
Emp-
Boooomm braaakk!
Sebuah ledakan besar terjadi, dan melemparkan sisa-sisa baja mobil ku ke atas dan jatuh berantakan ke tanah. Aku pun tahu, itu adalah hari terakhir aku bisa bertemu kedua orang tua ku. Perkataan Tou-san pun adalah perkataan terakhirnya bagiku.
Beberapa mobil ambulans, dan mobil polisi baru datang ketika mereka telah tiada, ketika kedua orang tua ku meninggal secara tragis di dalam mobil. Aku hanya bisa menatap nanar, puing-puing mobil sedan Tou-san yang sudah tidak berbentuk.
Seketika tempat wanita muda yang tengah berdiri menggendongku menjadi ramai. Seorang polisi berbadan tambun, datang dan menghampiri aku dan wanita muda itu.
"Maaf, apakah anda ada hubungan dengan kecelakaan ini?" tanya si polisi itu pada wanita muda tersebut. Wanita tersebut menatap ku sekilas dan berkata, "Yaa, aku ibu nya sekarang. Orang tua nya telah meninggal dalam ledakan tadi,"
Dan, dari sana, aku pun dibawa oleh wanita muda tersebut ke rumah sakit untuk ditangani oleh tim medis. Ada sekitar delapan jahitan yang harus ku terima akibat tangan ku yang tergores dalam pecahan kaca mobil, dan ada banyak plester yang menempel di sekujur tubuhku akibat tubhku yang terkena puing-puing mobil.
Sekitar tiga hari aku dirawat, tiba-tiba wanita muda tersebut datang dan membawaku pergi dari rumah sakit. Dia membawa ku menuju sebuah rumah yang besar. Dimana banyak mainan disana, ayunan, jungkat-jungkit, perosotan. Banyak anak-anak berlarian kesana-kemari di halaman luas di depan rumah tersebut.
"Sakura, mulai sekarang kau tidak akan sendiri lagi. Mulai sekarang, aku adalah Kaa-san mu dan mereka semua-" wanita muda itu menunjuk ke arah anak-anak, dan para remaja yang tengah berlarian dengan wajah ceria. "-mereka semua adalah saudara mu. Selamat datang di keluarga baru mu, sayang," wanita muda itu memeluk ku dengan penuh kasih sayang dan membawa ku masuk ke dalam rumah besar tersebut.
Rumah dimana semua anak yang di tinggalkan oleh orang tua mereka, atau rumah dimana anak-anak yang tidak pernah di inginkan tinggal, yaa, itu adalah rumah ku sekarang, Panti Asuhan, itu sekarang rumah ku karena aku telah di tinggal pergi kedua orang tua ku selama-lamanya.
14 tahun kemudian...
Panti Asuhan Hanju adalah salah satu panti asuhan yang cukup terkemuka di Konoha. Kenapa? Pemilik panti asuhan ini berasal dari keluarga Hokage pertama di Konoha. Keluarga Senju. Maka dari itu, setiap bulannya pasti akan selalu ada para keluarga konglomerat yang akan datang ke panti asuhan kami untuk mendonaturkan dananya.
Pengurus sekaligus pemegang panti asuhan kami ini adalah seorang wanita muda yang dulu telah membawaku ke sini. Dia adalah cucu kandung dari Hokage pertama di Konoha, Tsunade Senju.
Di panti asuhan ini, ada sekitar puluhan anak terlantar. Terkadang para konglomerat di Konoha tidak hanya akan mendonaturkan dana saja pada panti asuhan ini, bahkan ada yang sampai mengadopsi salah satu dari satu konglomerat Konoha yang tiap bulannya tidak pernah absen mengunjungi kami adalah keluarga Uchiha. Keluarga ini –katanya- adalah donatur terbesar untuk panti asuhan kami ini.
Bulan ini, aku akan kembali bertemu dengan dia. Dia yang –katanya- telah meminta langsung pada orang tuanya untuk khusus membiayai kebutuhan hidupku selama di panti asuhan. Padahal ini sama sekali tidak adil menurutku, kenapa dia hanya memprioritaskan aku saja untuk di danai?
Kenapa?
Entahlah, aku pun bingung. Setiap aku bertanya demikian, dia hanya akan berkata "Karena aku tidak mau, gadis ku kekurangan sesuatu," sambil memeluk erat ku.
Gadis nya?
Oh ayolah, siapa dia menyebutku gadisnya? Aku bahkan tidak berpacaran dengannya. Tapi dia menyebutku gadisnya?
Baiklah, dia adalah anak bungsu dari keluarga Uchiha. Sasuke Uchiha namanya, orang yang terbilang tampan nan rupawan, tinggi, intinya dia memiliki bentuk fisik yang sempurna. Dia terpaut sekitar tujuh atau mungkin delapan tahun dengan ku.
Dia baik pada ku. Ya! Sangat baik bahkan, kelewat baik. Bayangkan saja dia sampai mengkhususkan donatur untuk ku seorang. Tapi di balik segala kelebihannya itu, dia adalah orang yang sangat posesif. Apa yang sudah menjadi miliknya, tidak boleh di ambil apalagi di sentuh oleh orang lain selain dirinya sendiri.
Egois? Memang. Dia sangat egois.
Dia pun memperlakukan ku begitu. Pernah sekali waktu aku tengah bermain ayunan kayu yang ada di belakang rumah bersama Kiba. Dia melihatku dan Kiba bersama, dia marah, mengamuk pada Kiba dan langsung meninju nya keras sampai babak belur.
Pada akhirnya, dia akan menarik ku ke gudang yang terletak dekat pertenakan di panti asuhan ini. Lalu dia akan mulai memarahi ku, melarang ku untuk bergaul dengan orang lain selain dirinya. Aku sempat ingin protes, tapi dia terlalu angkuh dan aku tidak mungkin memprotesnya. Aku tidak mau membahayakan diri ku dengan memprotesnya.
Dia tidak bisa di tentang. Apa yang telah ia putuskan harus di ikuti. Apa yang telah menjadi miliknya tidak boleh di sentuh orang lain. Dan apa yang mau, harus di turuti.
Ia sangat egois dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Sampai suatu sore ia akhirnya menyuruh ku sebagai pacarnya. MENYURUH bukan MEMINTA. Tapi, apa yang bisa ku perbuat. Apa yang menjadi keputusan atau permintaan dia harus ku ikuti.
Maka sekarang jadilah aku, Sakura Haruno yang masih berusia 17 tahun, sudah berpacaran dengan pemuda bernama Sasuke Uchiha yang sudah berusia 24 atau 25 tahun, aku lupa. Saat itu juga, ketika aku dengan terpaksa mengatakan mau menjadi pacarnya. Dia pun dengan egoisnya mengambil harga diri ku. Mengambil mahkota ku sebagai wanita. Dia memperkosa ku di gudang belakang panti asuhan.
Ya! Memperkosa, karena aku bahkan tidak mau melakukan hal itu, tapi dia memaksa ku, maka ku anggap itu sebagai pemerkosaan. Aku hanyalah gadis lemah, aku tidak mungkin bisa melawannya. Tidak mungkin.
Seminggu kemudian, hal yang lebih mengejutkan datang menghampiri ku. Dia, Uchiha Sasuke langsung membawaku meninggalkan panti asuhan. "Aku sudah mentransfer uang untuk panti asuhan ini, cek rekening mu!" ucapnya dingin pada Kaa-san –Tsunade- dan sama sekali tidak berniat melepaskan ku dari genggamannya.
Kaa-san hanya bisa meratap sedih melihatku di bawa pergi oleh Sasuke. Dia bilang uang untuk panti ya? Tapi yang ku lihat adalah dia tengah membeli ku. Tapi, aku hanyalah wanita yang tidak lagi mempunyai harga diri bukan?
Setelahnya, aku pun tiba di rumah besar yang melebihi luas panti asuhan ku. rumah dengan banyak pintu, kamar, dan jendela. Aku bahkan tidak membawa baju apapun dari panti. Rumah ini begitu sepi dan damai. Tidak banyak orang. Sasuke pun langsung membawa ku ke lantai 2 rumah ini dan memasukan ku ke dalam kamarnya.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa aku di tempatkan disini?" aku menatap bingung dengan segala macam benda-benda yang tergantung dan terpasang di dinding. "Ku pikir kau mau menjadikan aku pembantu mu?" aku masih bingung.
Dengan perlahan, dia mulai mendekati ku dan akhirnya berhenti tepat di depan muka ku. Dia mencium ku, melumat habis bibir ku. Menghisap, menggigit, mengerang dan mengobrak-abrik mulut ku dengan lidahnya.
Dia mengunci pergerakan ku dan memeluk ku posesif. "Aku memang akan menjadikan mu pembantu ku," ucapnya setelah melepas ciuman kami yang cukup lama itu. "Tapi bukan hanya pembantu biasa, kau akan menjadi slave ku" bisiknya tepat di telinga ku, setelah berbisik dia langsung mendorong ku ke atas tempat tidur dan mulai menggrayangi diriku.
Merobek satu-satunya baju dari panti asuhan yang bisa ku bawa. Menduduki ku, menatap tubuhku yang sudah setengah telanjang. Sepasang onyx menatapku, aku benar-benar merasa di telanjangi oleh tatapannya.
Dia membangunkan ku sehingga sekarang aku berada dalam posisi duduk didalamnya. Dia melepas perlahan kaitan bra ku dan mulai menciumku, kali ini dengan ganas dan penuh nafsu yang membara.
Selepasnya dari bibir, ia menjilati dan menggigit kecil area leher ku sampai pundak ku. Sehingga banyak bercak merah terlihat di sana. Aku mengerang karena mulai terlena dengan sentuhannya yang bisa membuat efek yang tidak pernah ku rasakan.
"You are MINE!" tegasnya sambil menghisap kedua payudara ku secara bergantian. "Sakura, You are Mine!" dia kembali mengulangnya. Aku bahkan hanya bisa mengangguk pasrah karena aku sudah tidak bisa lagi bergerak, raga ku sudah di buat melayang oleh nya.
"You are my Slave, now." Desahnya dengan suara beratnya. Setelah nya aku hanya bisa mendesah secara terus-menerus. Aku tidak bisa melawan, karena aku adalah budaknya.
T B C
Bacotan Author
Hai kalian para readers! Saya balik lagi hyahahaha... *devil laugh*
Saya ber-collab sama Ai nih kan, nah kalo yang rated M itu bakal banyakan di tulis sama Ai. Saya bagian yang romance-romance nya aja. Saya masih di bawah umur abisnya hiks... hikss... Ai memaksa ku untuk melakukan ini... *Halaahhahh! Plakk!*
Nggak deng, becanda yaa... Ai! *peace man peace* jadi kalo fict ini kurang dapet feelnya, tunggu punya si Ai aja. Dia ratu hentai emang. Jadi sorry dumorry stroberry yaa kalo kurang nyesss hehehe...
RnR yoow!
