Halooooo...

Saya baru di fandom Naruto, dan saya mau mencoba peruntungan saya disini , hehehe..

Saya tahu kalau fic ini tdk sempurna, jadi untuk segala kesalahan itu saya minta maaf.

Warning : gaje , ooc , typos , rated m , incest

#gak pinter bikin beginian

Jadi saya sudah memperingatkan adanya ketidakbaikan dalam fanfic ini jika anda tetap bersikeras membaca, author tidak bertanggung jawab atas segala yang terjadi.

Naruto milik Masashi Kishimoto

DON'T LIKE DON'T READ

Sakura sama tidak tahu kenapa bisa seperti ini, ia sama sekali tidak tahu. Yang ia tahu adalah laki – laki itu mengambil semua darinya...cinta, hati, senyum dan tubuhnya.

Yang ia tahu laki – laki itu kini tengah bergerak gelisah di atas tubuh telanjangnya...

"Sakura – chan" desah laki – laki itu,

NAMIKAZE NARUTO

Sakura memejamkan bola matanya sebisa mungkin menahan desahan agar tak keluar dari mulutnya, tangan Sakura mencengkeram kuat seprai berwarna krem di kamarnya. Mulutnya megap – megap karena tak kuat mengeluarkan sepatah kata pun selain rintihan, Naruto terus mendorong diri memasuki tubuh Sakura,

Terus. Terus. Memaksa.

" –chan... Tou...e..ahh chan, " tangan Sakura beralih ke punggung telanjang Naruto, mencakarnya dengan buas hingga meninggalkan goresan merah yang memanjang.

" Ah...ku ...tidak...ku...aht."

Naruto tahu, Sakura sudah diambang batas. Tubuhnya berpeluh, nafasnya tersengal – sengal dan ia tidak bisa melakukan gerakan lain kecuali mendesah ataupun mencakar tubuh kekar Naruto. Sedangkan Naruto, dia belum mencapai puncaknya. Naruto itu laki – laki dewasa dan dia tidak akan puas hanya dengan permainan remeh atau sekedar foreplay.

Naruto terus menghujam diri Sakura yang kini hanya bisa pasrah dan diam tak berdaya, tak lama kemudian tubuh Naruto mengejang dan mengeluarkan sperma di dalam rahim Sakura.

Hangat.

Naruto merasa lega, 1 beban telah terlepas.

" Hang...hangat..," kata Sakura sambil tersenyum tipis.

" Maafkan Tou-chan, Tou-chan mengeluarkannya lagi di dalam dirimu " wajah Naruto bergerak naik – turun karena berbantal payudara Sakura.

" Tidak apa- apa, aku sedang tidak dalam masa subur."

Sakura mengelus rambut jabrik Naruto, sedangkan Naruto kembali meremas dada Sakura dengan tempo lembut lalu menjilatnya dengan rakus.

" Tou-chan rindu kepada mereka, Tou-chan tidak sempat memainkannya tadi karena 1 bagian tubuhmu itu benar – benar menyita semua perhatian Tou-chan," Naruto menyeringai menggoda dan kembali menggerakkan bagian bawah tubuhnya.

" Mereka juga rindu Tou-chan," Sakura mengarahkan puncak payudaranya ke mulut Naruto dan Naruto dengan senang hati menerimanya, Sakura tahu ini gila tapi entahlah...wajah Naruto benar – benar menghancurkan akal sehatnya.

" Rasanya lebih manis dari yang Tou-chan ingat sebelumnya, " Sakura tergelak mendengar pujian Naruto, tak lama kemudian Sakura bangkit dari tidurnya dan itu membuat Naruto melepas pagutannya.

" Kenapa?" Naruto mengernyit tak suka.

" Aku belum memasak makan malam, lagipula Tou-chan pasti capek dan lapar karena baru pulang dari Kyoto," Sakura menyingkap selimut dan mendorong tubuh Naruto hingga kontak fisik mereka terlepas.

" Tou-chan tidak keberatan tidak makan malam, asal kau mau menjadi penggantinya," Naruto menyeringai,Sakura mengenakan bajunya kembali dan melangkah keluar.

" Aku hanya ingin menjadi putri Tou-chan yang berbakti."

Kata itu seperti sebuah tamparan bagi Naruto.

Naruto tahu, gadis itu adalah putrinya...darah dagingnya dan buah hatinya dengan Karin. Tapi kini dia telah menodai arti seorang putri, dia yang telah merusak masa depan putrinya dan menghancurkan masa depannya.

" Sakura..," Naruto meremas selimut dan mengusap bekas saliva disudut bibirnya.

Ia berdosa...dosa besar.

Pada awalnya semua berjalan baik, Sakura adalah putri yang baik dan Naruto adalah ayah yang penyayang. Walaupun Sakura tidak punya ibu, ia tidak merasa terlahir menjadi gadis yang malang, Ayahnya bilang ibunya meninggal saat melahirkannya.

Awalnya Sakura sedih karena tak punya Ibu seperti teman – temannya, namun akhirnya ia sadar bahwa ia masih punya Naruto, ayah yang sangat menyayanginya.

Hubungan mereka semakin membaik dari hari ke hari, sering pergi bersama,melakukan aktivitas bersama, sehingga Naruto merasa menemukan figur wanita yang sangat dicintainya dalam diri gadis 15 tahun ini. Lagipula Naruto hanya melihat Sakura, ia tidak pernah dekat dengan perempuan manapun selain Sakura sejak Karin meninggal. Hanya Sakura.

Akhirnya perasaan aneh tumbuh dalam diri Naruto, ia menginginkan Sakura sama seperti ia menginginkan Karin dahulu. Dia mencintai Sakura lebih dari dia mencintai Karin, oleh karena itu Naruto melakukan ini...mencegah Sakura untuk pergi darinya, mencegahnya untuk jatuh cinta kepada orang lain dengan cara menjadikan Sakura milik Naruto.

Harus jadi milik Naruto.

_narusaku_

" Gosok punggungku dengan benar, Tou-chan," protes Sakura saat dirasa tangan ayahnya mengelana kebagian tubuh lain.

Pria 35 tahun itu mendengus dan kembali meneruskan tugasnya, ia merasa tergoda untuk menjelajah bagian tubuh Sakura. Insting lelakinya bangkit dan minta dipuaskan, dia tidak peduli lagi pada status keduanya.

" Yakin tidak mau Tou-chan gosokkan bagian tubuhmu yang lain?"

" Tidak," jawab Sakura ketus.

Naruto membalik posisi Sakura menjadi menghadapnya,

" Gantian, sekarang kau gosok punggung Tou-chan," Sakura memutar bola mata.

" Berbalik!" perintah Sakura

" Tou- chan tidak bisa, kau lihat ... kakiku panjang," Naruto memasang wajah bingung.

' huh...alasan' gumam Sakura.

Kini ia naik ke pangkuan Naruto agar bisa mencapai punggung sang ayah yang lebar, sesuatu di bawah air mengenai milik Sakura. Panas dan keras.

Sakura tahu sebenarnya ini hanya akal – akalan Naruto agar dapat bercinta denganya lagi.

Sakura tetap fokus untuk menggosok punggung Naruto walau wajahnya sangat dekat dengan wajah ayahnya itu. Hembusan nafas hangat menerpa mata Sakura hingga mau tidak mau ia harus mendongak. Sakura mendapati Naruto memejamkan matanya, seperti meresapi sesuatu.

" Tou-chan..?" panggil Sakura.

Tiba – tiba Sakura merasa sesuatu memasukinya, sesuatu yang sama seperti yang lalu – lalu. Sakura mengerang nikmat.

" Kau merasakannya, Sakura –chan?" suara Naruto berubah menjadi serak

" Apa?" suara Sakura tak kalah parau karena ia sedang merasakan sesuatu yang membuat jiwanya hampir terlepas.

" Kehangantan ini," Jawab Naruto.

" Iya," Sakura mendongak.

" Aku tidak akan menghentikannya, Sakura-chan. Aku ingin terus bersamamu," Kata – kata Naruto membuat Sakura terbelalak.

Ayahnya...

" ya," balas Sakura lagi.

" Aku...," Naruto membuka mata dan menampilkan iris biru safirnya " tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dariku meskipun itu adalah jodoh yang dikirim Tuhan untukmu sekalipun."

...egois.

TO BE CONTINUED...

Gimana ? hancur banget ya ?

Aku gak tahu gimana ide ini bisa mempengaruhiku untuk membuat fic nista ini :'(

Buat yang berminat silahkan review ya...

Salam kenal

Cygnus