Hai! ^^ hehehehe...(nari geje –d tendang keluar ma sanada-)
Hikz... kenapa ak slalu saja salah di depanmu, Sanada... *lirik* -liat sanada diam, balik lagi-
Ok.. sebelum na maaf kalo misalnya yang ikutin ceritaku yang lainnya na BELON lanjt gomen ne.. belum ada ide negh sampe skarang.. tapi kalo udah ada, akan segera aku lanjutkan..
Hmm... untuk saat ini aku mencoba membuat cerita dengan karakter yang sedikit berbeda n.. seperti na jarang banget y ^^
.
Marui n Jackal ^^ hehehe...
Gimana cerita na, silahkan di nikmati ^^
Marui-jackal: kali ini kita yang jadi korban...
-ooooooooo-
Title: just u
Charact: Jackal_marui
Desc: Konomi – sensei
Rat: T
Pov: Jackal
-oooooopart 1ooooo-
Mencintai adalah sesuatu yang wajar dilakukan oleh setiap orang. Tapi jika posisi orang tersebut jauh dari jangkauan, rasanya itu semua hanya sia-sia. Rasanya tidak terasa sama sekali kalau aku sudah mengenalnya sejak kami menginjak masa kanak-kanak. Sejak pertama kali aku datang, dialah yang menyapaku duluan.
"Namamu siapa? Kamu tinggal dimana?" tanya seorang anak berambut biru ikal yang datang bersama dengan seseorang yang berambut merah lurus.
"Jackal. Aku tinggal di..." aku yang saat itu baru saja pindah, belum hafal dengan rumahku sendiri, sehingga membuatku hanya bisa diam tertunduk.
Anak berambut biru itu tersenyum dan menarik tanganku beserta tangan temannya. "Ayo kita bermain bersama. Aku dengar Mayumi-sensei mau cerita baru!" katanya penuh antusias.
Aku benar-benar merasa senang dan mulai terbawa suasana dari auranya. Sejak kepindahanku seminggu yang lalu, tidak ada seorangpun yang mau bermain denganku. Aku sendiri tidak mengerti karena umurku yang masih 5 tahun. Namun kemarin ada seorang anak yang baru saja datang lebih dahulu dari padaku dan langsung saja mengajakku bermain. Sejak saat itu, aku selalu mengikutinya selama delapan tahun, dia sudah menjadi seseorang yang penuh dengan prestasi, Yukimura Seiichi.
Di jam istirahat, Yukimura yang duduk didepanku ini langsung saja menyerahkan sesuatu padakyu disaat aku baru saja selesai merapikan buku-bukuku. "Jackal, bisa bawakan data ini ke Yanagi? Aku mau langsung ke ruang rapat"
"Baiklah, Yukimura" jawabku singkat dan tidak lama dia langsung beranjak pergi.
Aku menghela nafas sambil tersenyum melihatnya. Anak yang pintar dan super sibuk ini benar-benar membanggakan. Walau hanya sebagai temannya, aku turut merasa senang dan... kasihan. Aku tahu benar kalau dia jarang sekali istirahat. Sibuk dengan berbagai macam acara dan latihan, namun aku masih tetap saja heran dengan prestasi yang masih bisa dia dapatkan ditengah kesibukannya tersebut.
Aku langsung berjalan menuju dua kelas dari kelasku dan mencari sosok tinggi dan berambut datar itu. Untung saja dia masih berada dikelas bersama dengan wakil ketua klub-ku, Sanada Genichirou. "Yanagi!"
"Ah, Jackal. Ada apa?"
"Ini data dari Yukimura...dan..." aku bingung melihat raut Genichirou yang sedikit lemas (?). "Ada apa, Sanada? Kamu tidak bersemangat?"
"Wah , sayang sekali ya, Genichirou" ledek Yanagi yang aku tidak mengerti sama sekali maksud dari perkataannya.
"Diam kau, Renji! Ah, aku tidak apa-apa. Jangan dengarkan dia!" jawabnya singkat dan kembali pada buku yang dia baca.
Aku hanya bisa mengangguk. "Yanagi nanti aku tidak bisa ikut latihan... aku harus membantu tim musik untuk acara budaya nanti"
"Baiklah. Yukimura sudah tahu, kan?"
"Sudah. Aku dan Marui sudah izin dengannya. Tetapi aku ingin memberitahumu juga, karena kamu yang pegang absen-nya kan?" Yanagi mengangguk. "Oh ya, aku dengar ada anak baru hari ini. Aku dengar dari Niou"
"Hmm... aku juga sudah mendengarnya"
"Semoga hari ini berjalan dengan baik. Baiklah, aku pergi dulu" pamitku sambil berjalan meninggalkan kelas ini.
Sesaat saat aku berjalan meninggalkan kelas ini, aku sedikit mendengar pembicaraan antara yanagi dan Sanada. "Sayang sekali, Genichirou. Hari ini Yukimura akan datang terlambat"
"Tidak bisakah kamu berhenti menggodaku?" suara Sanada semakin geram.
"Tapi bukankah hari ini kamu akan..."
"Cukup. Aku mau ke kantin sekarang. Mau nitip sesuatu?"
"Tidak" balas Yanagi singkat. "Genichirou, aku rasa 80% rencanamu hari ini akan berjalan dengan baik"
"... Sesukamu saja" Sanada berjalan keluar dari kelas ini.
'Apa maksud pembicaraan singkat mereka?' pikirku yang masih berdiri didepan kelasnya. Sepanjang perjalanan menuju tempat dudukku, pikiranku mulai kemana-mana. Pikiranku benar-benar kacau. 'Sanada dan Yukimura... semua orang memang tahu bahwa hubungan mereka sangat dekat. Tetapi apakah... jangan-jangan...'
"WOI!" suara seseorang mengagetkanku dan aku hampir terjatuh dari tempat dudukku karena kaget. "Woi, masih pagi! Udah melamun saja" ternyata Marui, teman sekelas dan teman kecilku. "Lagi ada masalah?"
Aku menggeleng untuk menutupinya, tetapi aku sama sekali tidak bisa tersenyum. "Oh ya, kamu sudah dengar kabar dari Niou soal..."
"...anak baru itu?" katanya langsung. Marui duduk diatas mejaku sambil membuka bungkus permen karetnya. "Aku sempat melihatnya. Anakya terlihat garang seperti..." Marui mulai mengecilkan suaranya. "...Sanada! hahahaha..." aku dan dia sama-sama tertawa. "Semoga saja dia tidak dikerjai oleh Niou..."
"Memangnya kenapa? Bukankah hari ini baru hari pendaftaran?"
"Justru itu..." kali ini Marui menawarkan permennya padaku. "Niou terlihat antusias sekali. Aku hanya berharap anak itu akan baik-baik saja" jelasnya singkat. "Oh ya, kamu sudah kasih tahu Yukimura-kan?"
"Soal izin? Sudah..."
"Baguslah. Jackal, nanti temani aku ke ruang klub dulu ya. Aku mau ambil kertas pendaftaran..."
"Untuk?" aku bingung karena kita yang sudah menjadi anggota selama 1 tahun tidak perlu mendaftar lagi.
"Untuk berjaga-jaga saja. Aku dengar kalau kapten klub kali ini akan lebih parah!"
"Bukan Yukimura?"
"Aku dengar sih banyak senior yang tidak setuju. Makanya sekarang lagi di perdebatkan. Semoga saja Yukimura yang menjadi ketuanya... aku tidak mau 'dia' lagi!" katanya dengan nada kesal. 'dia' yang dimaksud adalah ketua klub tenis tahun lalu yang saat ini sudah menduduki kelas 3.
"Ya. Aku juga sama"
Latihan berjalan dengan cepat dan tidak terasa sudah waktunya aku untuk segera kembali ke klub untuk memberikan kertas pendaftaran yang baru saja aku dan Marui isi. Di dalam perjalanan, aku melihat ada sosok orang yang tadi pagi Niou katakan, Kirihara Akaya. Dia terlihat bingung dan sepertinya dia bukan menuju gedung klub... melainkan gedung utama bagian timur. 'apa dia nyasar?'
Tidak jauh dari lapangan, aku melihat dua orang yang sangat aku kenal dan membuatku sangat terkejut. Sanada dan Yukimura! Mereka berdua terlihat serius sekali, terlebih lagi Sanada. Perlahan aku mencoba mendekati mereka dibalik pohon besar sekolah ini.
"Yu-yukimura..." suara Sanada terdengar gugup sekali. Yukimura hanya tersenyum dan berdeham sebagai ganti jawaban. "Apakah... kamu sedang segang?"
Yukimura memiringkan kepalanya namun tetap tersenyum padanya. "Sanada, apa maksud perkataanmu?" Sanada memalingkan wajahnya. "Tidak biasanya kamu berbicara seperti ini. Sanada yang aku kenal selalu berbicara tegas..."
Sanada menutup matanya sejenak lalu memegang bahu Yukimura. "Yukimura, aku sayang sama kamu. A-apakah kamu mau menjadi... menjadi..."
"..." Yukimura masih saja tersenyum. "...apa Sanada?"
"... menjadi..." suara Sanada sedikit tertahan. "...menjadi orang yang selalu berada disisiku, Yukimura?" Yukimura yang masih saja tersenyum membuat Sanada kebingungan. "Yukimura?"
"Ah, maaf" katanya sesaat dan berhasil membuat Sanada terlihat lemas. "Sanada, bisa lepaskan genggamanmu? Bahuku sakit..." Sanada yang mulai kikuk, melepaskan tangannya dan diam tertunduk. "Sanada..."
Sanada menatap Yukimura dengan tajam. "Yukimura, apa jawaban darimu..."
"Aku..." Yukimura sempat diam sejenak. Sanada sepertinya mendapat kesimpulan sendiri, mulai membalikan badannya dan berjalan meninggalkan Yukimura. "Sanada, kamu mau kemana?"
"Maaf, Yukimura. Aku hanya merasa kalau... aku memang tidak pantas... aku..." Tiba-tiba saja Yukimura langsung memeluk tubuh Sanada yang lebih besar darinya itu dengan erat. Nafasku terasa berhenti untuk sesaat.
"Sanada, kenapa kamu selalu saja memutuskan sendiri tanpa mendengar penjelasan dari yang lainnya?" Yukimura berhasil membuat sang emperor diam seribu kata. Dengan lembut Yukimura membalikan badan Sanada sehingga mereka saling berhadapan. "Sanada, kamu tidak mau dengar jawaban dariku?"
Sanada masih saja diam dan menundukan kepalanya. "Aku sudah tahu.. kalau kamu pasti..."
Yukimura melingkarkan kedua tangannya dan bersandar pada dadanya yang bidang itu. "...baru saja aku mengingatkanmu. Kamu itu benar-benar sulit, ya"
"Yu-yukimura..." rona wajah Sanada bisa aku lihat dengan jelas yang terdengar dari suaranya.
"Ya,Sanada... aku mau... Jadi, aku mohon bantuanmu mulai saat ini..."
"Tentu saja!" Sanada membalas memeluk Yukimura dan mereka pun terlihat sangat bahagia.
Pikiran dan perasaanku benar-benar sakit. Orang yang kukagumi dan kusukai sudah menjadi milik orang lain. Ingin sekali aku menangis, namun... aku benar-benar tidak bisa melakukannya.
"Jackal" seseorang menepuk pundakku dari belakang disaat aku sedang menenangkan diriku yang bersandar pada tembok klub, Marui Bunta. "Sedang apa kamu disini? Sudah kumpulin form-nya?" aku menggangguk. "Hey, Jackal. Ada apa denganmu? Kenapa kamu tidak semangat sama sekali?"
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Aku berusaha untuk diam supaya Marui tidak semakin curiga padaku. Tidak lama kemudian, pasangan baru itu datang memasuki klub. "Jackal, kamu sudah kumpulin kertas pendaftaran milikku?" tanya Yukimura dengan senyuman khasnya itu.
"Sudah. Baru saja" kataku singkat.
"Oh ya... apa kalian sudah bertemu dengan anak baru yang bernama Kirihara Akaya?" kami menggeleng. "Tahukah kalian kalau dia itu..." Yukimura menjelaskan beberapa background mengenai Akaya.
Biasanya setiap kali bersama dengan Yukimura, hatiku selalu terasa tenang. Namun untuk pertama kalinya, aku ingin segera pergi dari tempat ini. "Yukimura" tiba-tiba saja Marui memotong pembicaraan Yukimura. "Karena hari ini belum ada latihan, aku dan Jackal izin pulang duluan"
"Hmm... Baiklah. Mulai besok, bawa raket kalian. Kita akan ada sedikit perkenalan dengan anggota baru" katanya dan Marui langsung menarik tanganku.
"Marui?" raut wajahku benar-benar bingung. "Marui?" panggilku lagi dan mencoba menghentikan langkahnya dengan melepaskan genggamannya itu. "Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba saja..."
"Jackal, jangan berbohong" aku terhentak. "Aku tahu kalau kamu sedang menahan perasaanmu, bukan?"
"Apa maksudmu, Marui?"
"Tidak usah kamu tutupi lagi, Jackal. Aku sudah mengenalmu sejak kita masih kanak-kanak. Kamu... menyukai Yukimura, bukan?"
Detak jantungku tiba-tiba saja berdetak cepat dan nafasku terasa berhenti. "Ma-marui!"
Marui berjalan perlahan menjauhiku dan berputar. "Ya... kamu bisa saja berbohong dengan yang lainnya, namun tidak padaku..." Marui menundukan kepalanya. "Jackal... tidak bisakah kamu melepaskannya?"
"Melepaskannya?"
Marui mengangguk. "Ya... melupakan Yukimura dan lebih memperhatikan sekitarmu? Tidak sadarkah bahwa ada yang lebih menyayangimu lebih dari padanya?"
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti..."
Marui kembali terdiam. "Sudahlah.. tidak usah dibahas sekarang" katanya sedikit ceria. "Ah, ada anak itu!" kuikuti arah telunjuknya. Sosok Akaya yang masih saja kebingungan dan berjalan mendekati kami.
"Maaf. Ruang klubnya dimana ya?" tanya anak berambut hitam gelombang itu dengan nafas terputus-putus.
"Kamu mau gabung klub tenis ya?" anak itu mengangguk. "Namamu?"
"Akaya, Kirihara Akaya"
Marui mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Akaya, sayang sekali. Jam pendaftaran sudah berakhir satu jam yang lalu..." jelas Marui singkat yang masih merogoh-rogoh tasnya.
"Apa? Ta-tapi..."
"Kenapa?" tanyaku mencoba mencari tahu kepanikannya.
"Aku sudah di tipu!"
"Siapa?" tanyaku lagi.
"Seseorang yang berambut putih dan sudah memakai jersey klub. Awas kalau aku bertemu dengannya!" geramnya. Dasar Niou... kamu benar-benar parah...
"Ini.." Marui menyerahkan selembar kertas pada Akaya dan diterima dengan wajah yang penuh ceria oleh Akaya. "Ini form pendaftarannya. Setelah kamu isi, kamu kumpulkan besok pagi di ruangan yang ada disana..." Marui menunjuk pada gedung yang berada diseberang lapangan.
"Ung!" raut Akaya kembali ceria.
Topik pembicaraan memang sudah berubah. Pikiranku masih saja tertuju dengan perkataan Marui yang dikatakan padaku... 'Tidak sadarkah bahwa ada yang lebih menyayangimu lebih dari padanya?' apa maksud perkataannya? Aku benar-benar tidak mengerti...
"Jackal, Akaya! Ayo!" panggil Marui.
"Ya" balasku dan berjalan mengikutinya dari belakang.
Melupakan Yukimura... itu hal yang mustahil. Bagiku Yukimura sudah seperti pahlawan. Namun... ada yang lebih menyayangiku lebih dari... Yukimura? Siapa? Apa maksudnya? Aku benar-benar ingin tahu penjelasan dari Marui.
-0000part 1 end00000-
Akhirnya kelar juga ^^ hahaha.. senank ^^ bagaimana~
Jackal: woi!
Marui: woi! Author sedenk! Kok garink!
Aoryuu: ah.. gomen ne
All: ganti!
Aoryuu: i-iya...iya... *emo cocon* hikz.. gen_chan... *lirik* (sanada malah lagi asik sama yukimura)
ah~ *natap langit* langit na biru ya...
all: -_-' (what the...)
hahaha...maaf atas kegejean ini...
please ur comment n review
