Ansatsu Kyoushitsu (c) Matsui Yuusei
.
Surprise
.
WARNING! jelek, OOC, gaje. AU.
.
Rio melihat jam yang diletakkannya di atas meja lampu. Sudah satu setengah jam sejak Asano keluar dari rumah, dan ia belum kembali. Sekarang jam sembilan malam, dan Rio kelaparan karena Asano bilang ia akan membawa makanan untuk makan malam mereka.
"Dasar. Katanya cuma mau beli cincin, lama sekali, sih."
Gerutu Rio. Ia kembali menonton televisi, dan channel yang disetelnya sedang menayangkan program berita. Rio mengernyit ketika ia melihat berita yang terpampang. "Ada mayat? Wah, tempatnya tidak terlalu jauh dari sini..." gumamnya.
Sudah berselang sepuluh menit sejak berita itu disiarkan. Rio hilang kesabaran, ia pun beranjak ke dapur untuk memasak sesuatu, padahal ia sedang malas memasak. Mau menelepon Asano dan menyuruhnya cepat pulang pun tidak mungkin, karena Rio tahu Asano sengaja meninggalkan handphone-nya di ruang tamu agar Rio tidak mencarinya.
Ting-tong.
Rio menghela napas kasar. Ia bahkan baru saja membuka kulkas dan mengambil telur, kemudian bel rumahnya berbunyi. "Iya, iya, tunggu sebentar!"
Bukannya kau tahu bagaimana cara membuka pintu?! Rio masih terus-menerus mengumpat sahabatnya itu dalam hati sambil berjalan menuju pintu rumah.
Kemudian kejutan muncul ketika ia membuka pintu, matanya membelalak. Sungguh, sangat amat terkejut.
"Surprise."
Rio sempat mundur beberapa langkah sebelum tubuhnya terjatuh ke atas lantai yang dingin. Kedua tangannya menutup mulutnya, menahan agar ia tidak menjerit. Air mata mulai menetes, Rio tidak menyangka apa yang dilihatnya sekarang.
Dan seseorang bersurai merah muncul dari balik dinding. "Kejutan. Ya kan, Nakamura?"
Rio bahkan tidak berhasil meyakinkan dirinya untuk mengangkat wajahnya, memastikan bahwa kepala yang tergeletak di terasnya adalah milik Asano. "K-kenapa..."
"Kau pikir kenapa Asano-kun datang ke sebuah toko perhiasan? Maaf kalau aku terlalu cemburu." Karma mengangkat wajah Rio menggunakan tangannya, menatap Rio langsung ke matanya yang menatapnya tidak percaya. "Untukmu."
Kemudian ia menyodorkan sebuah kotak kecil kepada Rio. Rio menerimanya, namun tidak membukanya.
Karena itu memang tidak ditujukan untuknya.
.
~END~
.
...Karma itu psikopat. Yakinlah. Omong-omong, kok karurinya dikit ya di sini... #tabok
Buat mbak kuo (dibolditalicdanunderline) : IYA SAYA SERIUS MAU NYAMPAH. #capslocknak
Tertanda,
Maicchi
.
(bonus : ...aku suka asamegu... #DIEM)
.
~OMAKE~
.
Dua jam yang lalu.
"Ooh, jadi kau serius menyukai Megu-chan?" Rio bertanya dari ruang tamu sementara Asano bersiap di kamarnya. "Megu-chan itu tipe pemilih sekali lho. Meski yang kau belikan itu ratusan karat dengan batu permata menghiasinya, kalau dia tidak menyukaimu sih percuma."
"Pasti diterima." Asano keluar dari kamar, kemudian berjalan menuruni tangga. "Oh iya, kau tidak memasak makan malam, kan? Nanti sekalian kubelikan."
"Oh, makasih." Rio tersenyum, kemudian sedikit merapikan rambut Asano. "Nah, rapi. Kan tidak lucu kalau kau bertemu Megu-chan di perjalanan dengan tampang buruk seperti ini."
"Apa, sih." Asano memutar bola matanya, kemudian membuka pintu rumah. "Sampai jumpa."
Rio melambaikan tangannya, "Sampai jumpa."
