A Sense Of Happiness

Author : Amaniah Sani

Title : A Sense Of Happiness

Pairing : Sasuke x Sakura

Casts : - Sakura Haruno
- Sasuke Uchiha
- Shizune Haruno
- Kizashi Haruno
- Fugaku Uchiha
- Mikoto Uchiha

Disclaimer : Naruto ©Masashi Kishimoto

Rated : T+

Genre : Romance, sad, drama, family, hurt.

Length : ending 8 chapter

Cartegory : AU, OOC, OTP.

Story by : Harunia – chan

.

.

Chapter 1

Di salah satu rumah yang berada didesa Konoha, yang diduga adalah keluarga Haruno. Tepat disebuah kamar, terdapat dua orang gadis cantik, terlihat salah satu dari mereka sedang berada ditempat tidur, sangat pucat, begitu lemah. Dan gadis yang satunya sedang duduk disebelahnya, tak terlihat kebahagiaan diwajahnya. Bagaimana bisa bahagia, saat melihat kakak tercintanya sedang tertidur lemah ditempat tidur. Sesekali gadis berhelai soft pink itu pun menjatuhkan air matanya.

" jangan menangis Saku-chan, ne-chan hanya kelelahan " ujar gadis berambut hitam itu yang ternyata bernama Shizune, sambil menatap adik kesayangannya.

" ne-chan tidak boleh sakit, ne-chan harus sembuh" gumam Sakura disela tangisannya.

" ne-chan kan mau menikah, aku yakin calon suami ne-chan tak mau melihat ne-chan seperti ini.. hiks.. hikss" tambah Sakura yang terus menangis, ia sangat khawatir dengan kondisi kakaknya, ia tahu kalau kakaknya mengidap penyakit kangker darah yang mengancam nyawa kakaknya itu. Sungguh ini adalah sesuatu yang sangat menyakitkan.

Shizune hanya menatap adik kesayangannya itu, tampak wajah sedih muncul.

" Sakura-chan… " panggil Shizune pelan.. dan Sakura pun mencoba menghentikan tangisannya.

" ya ne-chan ?" Tanya Sakura sambil menggenggam tangan Shizune.

" aku tak akan menikah.." ujar Shizune yang membuat Sakura terkejut.

" ke..kenapa? tou-san bilang ne-chan akan menikah bulan depan " jawab Sakura sedikit gemetar akibat tangisannya.

" kau lihat sendiri kondisi ne-chan? Kalau kondisi ku seperti ini apa bisa membahagiakan suami ne-chan nanti? " ujar Shizune sedih.. Sakura yang mendengarnya pun ikut sedih.

" ne-chan.. ne-chan pasti sembuh " sahut Sakura yang berniat menyemangati kakaknya itu.

" tidak Saku-chan, aku tahu semuanya. Aku ini hanya bisa bertahan, tak bisa sembuh. Mungkin… umur ne-chan tak lama lagi.." ujar Shizune lirih yang membuat Sakura yang mendengarnya menjadi sedih, emerald nya pun terus mengalirkan cairan bening itu lagi.

" ne-chan tak boleh bicara begitu… ne-chan tak sayang Saku-chan lagi?" Sakura pun terus menangis, hatinya semakin sakit. Kenapa ? kenapa orang-orang yang sangat dicintainya harus seperti ini? Apakah Tuhan juga akan mengambilnya ? tak cukupkah ibunya Sakura? Jangan lagi kakaknya.

" kau salah, aku sangat menyayangi Saku-chan.." ujar Shizune yang terus mengusap-usap pipi Sakura yang berlumuran air mata itu. Sakura pun tak bisa menjawab, ia hanya menangis, merasakan yang menurutnya itu sebuah ketidakadilan.

" Saku-chan.. maukah kau melakukan sesuatu untuk ne-chan mu ini ?" tanya Shizune.

" apapun akan ku lakukan untuk ne-chan, nyawaku pun aku berikan.." jawab Sakura.

" tidak Saku-chan, aku tak ingin nyawamu. Malah yang aku mau kau jaga baik-baik kesehatanmu" ujar Shizune.

" Saku-chan, maukah kau menggantikanku? Menikah dengan laki-laki pilihan tou-san?" ujar Shizune yang membut Sakura terkejut, Sakurapun menghentikan tangisannya, menyimak permintaan kakaknya yang menurutnya itu berlebihan.

" a..a..pa, ne-chan kau.." gumam Sakura gugup.

" aku mohon Saku-chan, aku tak ingin membuat tou-san malu dengan membatalkan perjodohan ini. Aku juga tak ingin mengecewakan tou-san" jelas Shizune panjang lebar, Sakura yang mendengarnya hanya bisa diam. Shizune benar, jika pernikahan ini dibatalkan akan membuat nama baik ayahnya hancur. Dan Sakura harus menikah dengan pria yang tak pernah dikenalnya?

" Saku-chan, jika kau sayang ne-chan dan tou-san, kau harus menerimanya" ujar Shizune membujuk.

" aku juga sudah bicara dengan tou-san, namun ia tak bisa memutuskan. Semua ada ditanganmu Saku-chan.." tambah Shizune, terlihat wajahnya semakin pucat, mungkin karena ia sudah banya bicara. Sakura yang melihat keadaannya semakin sedih

" ne-chan…" gumam Sakura..

" aku tak bisa membahagiakan tou-san, aku mohon buat bahagialah tou-san Sa…ku-chan.." tambah Shizune pelan, sangat pelan, namun masih bisa didengar oleh Sakura.

" kalau itu untuk kebahagiaan ne-chan dan tou-san, aku akan melakukannya" jawab Sakura sedikit tegas, yang membuat Shizune menampilkan senyumannya.

" arigatou.. Saku-chan " ucap Shizune sedikit lirih, dan Sakura pun langsung memeluk kakaknya yang masih terbaring lemah ditempat tidurnya.

Diary Sakura
Pernikahan.. aku yang masih berumur 20 tahun kini harus mengalami hal seperti itu, padahal aku sama sekali tak pernah memikirkannya. Ne-chan bilang ini adalah awal dari kebahagiaanku yang sebenarnya… menurutku kebahagiaanku adalah ne-chan dan tou-san. Aku sudah besar, aku tahu apa itu pernikahan… didalam pernikahan itu hanya ada dua orang yang saling mencintai. Namun ini berbeda dengan ku, alasanku menikah karena kakakku, kalau aku ditanya aku bahagia atau tidak, aku pasti akan menjawab ya… karena ne-chan bilang ia juga bahagia.

Malam hari..

" Sakura… kau sudah siapkan?" teriak seorang laki-laki yang bernama Haruno Kizashi itu.

" iya tou-san.." Sahut Sakura yang sedang merapikan rambut pinknya itu dikamarnya. Selepas itu Sakura yang sudah berpenampilan cantik pun keluar ke ruang tamu untuk menemui ayahnya.

Terlihat Kizashi yang diduga ayah Sakura itu sedang duduk disofa yang berada diruang tamunya. Sakura pun sudah berdiri dihadapannya, terlihat cantik. Namun sebelum pergi ketempat kediaman Uchiha itu, Sakura meminta izin untuk menemui kakaknya sebentar.

" tou-san, aku kekamar ne-chan sebentar ya.." ucap Sakura, Kizashi pun mengangguk pertanda mengizinkan.

.

.

" ne-chan.. aku mau berangkat kerumah calon suamiku" ucap Sakura lembut yang sudah duduk disebelah kakaknya ditempat tidur.

Terlihat senyuman Shizune .. " aku yakin kau pasti menyukainya.." Sakura pun yang mendengarnya malah menampilkan semburat merah dipipi putihnya itu.

" tou-san pasti ingin yang terbaik untuk mu.. semoga kau bahagia.." tambah Shizune, dengan wajah lesunya.

" hn, aku tak lama kok, ne-chan istirahat saja ya.." ujar Sakura sambil membaringkan kakaknya, iapun langsung pergi dan menutup kamar kakaknya.

"aku menyayangimu ne-chan" guman Sakura pelan, namun terdengar seperti berbisik sebelum ia menutup rapat kamar kakaknya itu.

Dikediaman keluarga Uchiha, Sakura dan ayahnya pun kini sudah sampai, mereka duduk diruang tamu, tak lupa disana sudah berkumpul keluarga Uchiha, yakni Uchiha Mikoto dan Uchiha Fugaku tak ketinggalan seorang laki-laki tampan yang tentunya menjadi salah satu alasan mereka berkumpul disini.

" arigatou sudah berkunjung kerumah kami.." ucap Fugaku sebagai yang pertama bicara.

" ah kau ini, bukankah ini sudah kesepakatan.." sahut Kizashi menanggapinya dengan senyuman. Sementara Sakura sedikit kikuk berada antara keluarga itu. Dan laki-laki itu… terlihat selalu memerhatikan Sakura, namun tak menampilkan ekspresi apapun, itu lah yang membuat Sakura gerogi.

" ohya kami belum tahu nama putri mu yang cantik ini.." ujar Mikoto yang sedang memperhatikan Sakura, tak lupa ia menunjukkan senyumannya. Sakurapun meperlihatkan senyuman termanisnya.

" ah iya… aku Haruno Sakura " ujar Sakura sedikit menundukan kepalanya.

" aku Uchiha Sasuke" sahut laki-laki yang ternyata calon suami Sakura, hanya menampilkan senyuman tipis pada Sakura. Namun bagi Sakura itu lebih baik dibandingkan ekspresinya yang tadi, sangat datar.

Semua orang disitu pun membicarakan tentang pernikahan mereka, namun berbeda dengan Sakura dan Sasuke, mereka hanya duduk manis sambil mendengarkan apa yang dikatakan orang tua mereka. Sakura sangat canggung, tak ada teman bicara, ingin sekali ia mengajak bicara Sasuke, namun ekspresi Sasuke yang terlihat datar menggagalkan niatnya.

" bagaimana kalau kalian mengobrol ditaman belakang, sebagai awal pendekatan kalian.." ujar Mikoto pada Sakura dan Sasuke, namun mereka hanya bertatapan tak ada yang menjawab.

" Sasuke.. ajak Sakura ya.." pinta Mikoto lembut, Kizashi dan Fugaku pun hanya tersenyum, mereka juga setuju. Bagaimana tidak mereka kan akan menikah, jadi memang seharusnya mereka mengenal satu sama lain.

Tanpa basa basi Sasuke pun menuruti permintaan ibunya, ia pun bangkit dari duduknya.

" ayo…" ajak Sasuke, sekilas ia menatap emerald milik Sakura. Sasuke pun berjalan menuju taman belakang diikuti oleh Sakura.

.

.

.

.

" apa kau bekerja?" Tanya Sasuke yang sedari tadi memperhatikan sikap Sakura yang agak gugup, bagaimana tak gugup, Sasuke terus memandangi gadis berhelai soft pink itu tanpa berkedip, Sakura tak tau maksudnya.

" ti..tidak, aku masih kuliah.." jawab Sakura gugup diiringi senyuman yang samar.

" kenapa gugup?" Tanya lagi Sasuke yang sedang bersadar di bangku tamannya itu, onyx nya terus memperhatikan gerak-gerik Sakura.

" si..siapa yang gu..gup?" protes Sakura sambil menengok kearah laki-laki yang duduk disebelahnya.

"itu… barusan" jawab Sasuke.

Sakurapun menghela nafasnyaa, tak seharusnya ia gugup seperti orang bodoh.

" bisakah kau berhenti memperhatikanku!" sahut Sakura seperti memerintah, namun pandangannya terus kedepan, wajah manisnya kini menjadi masam dikarenakan cemberut. Sasuke yang melihatnya malah tersenyum.

" tadi gugup, sekarang menjadi marah. Lucu sekali.." Sasuke hanya terkekeh.

Sakura yang melihat Sasuke tertawa kecil sedikit terkejut, wajah datar yang ia lihat pertama kali itu pun menghilang. Terlintas senyuman diwajah Sakura.

" kau juga bisa tertawa? Aku pikir kau tak punya ekspresi.." ucap Sakura sedikit menggoda, Sasuke yang mendengarnya hanya menatap emerald itu.

" kau pikir aku robot tak punya ekspresi hah ?" ujar Sasuke protes, dan Sakura yang mendengarnya malah tertawa lembut.

" kalau dilihat-lihat orang sepertimu kalau marah lucu juga.." gumam Sakura dilanjutkan dengan tawanya. Namun Sasuke yang terus melihat Sakura tertawa malah tersenyum, rasanya ada yang berbeda, begitu nyaman.

" apa alasanmu mau dijodohkan ?" Tanya laki-laki bermata onyx itu yang membuat Sakura terkejut.

" aa..anu.." gumam Sakura yang membuat Sasuke heran.

" kalau kau sendiri ?" Tanya Sakura yang belum menjawab pertanyaan Sasuke.

" karena aku menyayangi orang tuaku" ucap Sasuke, Sakura pun hanya ber 'oh' ria mendengar jawaban Sasuke, terlihat Sasuke menyerngitkan dahinya.

" lantas kau?" Tanya Sasuke..

" aa.. sama, karena aku menyayangi keluargaku" jawab Sakura sambil tersenyum hingga emeraldnya tak terlihat. Sasuke pun hanya memandangi wajah gadis itu yang sedari tadi helaian soft pinknya itu sedikit terbang karena angin malam.

" sebaiknya kita kembali keruang tamu, kau juga akan pulang kan ?" ujar Sasuke, tanpa basa-basi pun ia langsung bangkit dari duduknya, tanpa diduga Sasuke sudah menggenggam tangan Sakura, yang membuat ia terlihat blushing. Sasuke sudah berdiri sambil menggenggam tangan Sakura, sementara Sakura masih duduk sambil melihat tangan kanannya yang sedang digenggam oleh tangan kekar Sasuke.

" ayo.." ajak Sasuke dengan ekspresi datar. 'Apa-apaan dia seenaknya menggenggam tanganku, kita kan melum menikah' ujar inner Sakura. Sasuke yang melihat Sakura hanya diam sambil menatapnya memutuskan untuk bicara lagi.

" hey.. kau dengar tidak?" Tanya Sasuke.

"aku dengar.." jawab Sakura lalu bangkit dari duduknya sambil berusaha melepaskan genggaman Sasuke, namun nihil, Sasuke begitu erat menggenggamnya. Itu membuat Sakura kesal, bagaimana tidak, ia sudah membuat pipi putihnya itu menjadi merah.

Sasuke mendengus kecil melihat kegiatan Sakura itu, ia pun langsung menarik Sakura dan berjalan menuju ruang tamu.

"aku bisa jalan sendiri tau.." runtuk Sakura yang wajahnya masih memerah itu. Sasuke tak menjawabnya, ia masih terus menggandeng Sakura tak peduli dengan ocehannya itu. Sakura hanya menatap rambut Sasuke bak ekor ayam itu sambil mengembungkan pipinya.

.

.

" ternyata kalian sudah selesai?" Tanya Mikoto pada Sasuke dan Sakura yang sudah berdiri dihadapannya, Mikoto, Fugaku, dan Kizhasi pun tersenyum saat melihat mereka sedang bergandengan. Sakura yang menyadari itu langsung melepaskan tangannya, Sasuke pun hanya menatap Sakura yang sedang berdiri disampingnya.

"tou-san, sepertinya ini sudah malam" ujar Sakura dengan senyum samarnya akibat perlakuan Sasuke tadi.

" ah iya, kami pamit pulang dulu" ujar Kizashi..

" ji-san, ba-san kami pulang dulu.." ucap Sakura lembut

" jangan panggil kami dengan itu, kami kan juga akan menjadi orang tua mu juga" ujar Mikoto pada Sakura.

" , kaa-san, tou-san" jawab Sakura sedikit canggung.

" Sasuke… kami pulang dulu" tambah Sakura yang hanya sekilas melihat Sasuke.

Mereka pun pamit dan keluar menuju mobilnya. Terlihat keluarga Uchiha mengantarnya sampai depan rumah. Sasuke pun terus memperhatikan Sakura sampai ia masuk kedalam mobilnya.

" dia gadis yang baik dan cantik bukan.. Sasuke " ucap Mikoto.

"hn" ucap Sasuke singkat, namun terlihat garis senyuman diwajahnya.

A/N : Ne-chan = untuk kakak perempuan
Tou-san = ayah
Kaa-san = ibu
Ji-san = paman
Ba-san = bibi

TBC...