Kamiya Chizuru presents….
*w ACEVENTURA w*
*ww Aomine Daiki X Kagami Taiga ww*
*ww Romance & Adventure ww*
*w KnB © Fujimaki Tadatoshi w*
A/N : tema udah biasa, terinspirasi dari film india, terus…. Gw tau ini gaje, Review di wajibkan, bwahahah #ditimpukmacan oiya ini FF awalnya buat aokagalaxy projectchall bulan mei, tapi inspirasi mandek akhirnya baru selesai sekarang. Ini pun di potong karena… pengen aja. Bwahahaha.
.
.
.
Liburan musim panas, katanya.
Akashi si Emperor Rakuzan mengadakan acara piknik bersama dengan para mantan musuh dan lawannya selama Winter Cup 2015. Bisa diduga dan bisa ditebak siapa saja budak-budak yang turut serta dalam touring sederhana ke Okinawa dengan biaya setengahnya di comot dari kantong bokapnya Akashi.
Kise Ryouta.
Midorima Shintarou.
Aomine Daiki.
Murasakibara Atsushi.
Soshite, duo light and shadow dari juara Winter Cup. Kagami Taiga dan Kuroko Tetsuya.
Itu baru di rombongan mobil pertama, masih ada mobil kedua, ketiga sampai ke lima yang rapi beriringan di belakangnya.
Akashi menerima list siapa-siapa saja yang ikut di piknik dadakannya dari Kuroko. Momoi Satsuki yang tadi lupa di sebutkan namanya sedang ketiduran bersandar di bahu Aomine yang juga ikutan tidur. Midorima baru selesai menelfon Takao yang ada di rombongan mobil ketiga.
Kise dan Kagami bertengkar di bangku belakang, memperebutkan pocky yang tinggal satu batang. Murasakibara membuka bungkus keripik kentang rasa keju kelimanya.
"Aku lapar-ssu…" Kise merajuk.
Kagami berhasil mendapatkan pocky terakhir dengan janken, Kise menangis buaya pada Murasakibara, berharap si titan mau menyedekahkan sebagian rezekinya pada orang yang sedang kelaparan.
"Kise-chin, akan kuberikan padamu satu permintaan."
"Keripik rasa rumput laut-ssu!" Jawab Kise seperti seekor anjing yang (sok) lucu.
"DIE." Keripik rasa rumput laut itu favorit Murasakibara, mana mungkin dikasih.
"Hhuwaawww… Murasakibara-cchi hidoiii ssu huwaaawww…"
Tidak peduli dengan Kise, Kagami hanya memandang ke depan dalam diam. Seperti memikirkan sesuatu, matanya tidak berkedip dan fokus dengan apa yang ada di kepalanya saat ini.
"Kagami-kun, kau memasuki Zone."
.
.
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah hotel besar yang sederhana. Akashi memang tidak mau memanjakan mereka, cukup dengan tempat yang luas, lapangan basket, makanan yang bergizi dan dekat dengan pantai itu sudah cukup.
Midorima di utus Akashi untuk mengatur 50 orang itu menuju tempat peristirahatannya masing-masing. Matanya mencari daftar dimana Takao di tempatkan, kemudian dia tersenyum puas setelah mendapatkan apa yang di inginkan, Takao sekamar dengannya.
Momoi bukan satu-satunya perempuan disini, ada Aida Riko dan beberapa perempuan yang tidak di ketahui namanya. Mungkin mereka dari Rakuzan atau SMA lain.
"Kagami. Kau, Kuroko, Akashi, dan Aomine satu kamar nodayo." Midorima menyerahkan kuncinya, kamar 231.
"Ah baguslah ada Kuroko." Kagami merasa lega karena ada Kuroko, mengabaikan keberadaan Nigou. Bagaimana pun, Akashi dan Aomine bukanlah orang yang bisa akur dengan dirinya.
"Kagami-kun kau duluan saja."
"Kau mau kemana, Kuroko?" Kagami menurunkan kembali tas bawaannya.
"Akashi-kun mengajakku memeriksa lapangan basket." Kagami mengangguk, dan memanggil Aomine yang sedari tadi melihat dirinya dengan Kuroko dengan tatapan tidak suka.
"Hah?"
"Ahomine, kau sekamar denganku."
"Kau gila?"
"Apa? Apa maksudmu, Ahomine?"
"Yang benar saja. Aku tidak ma-"
"Daiki, ada aku dan Tetsuya. Cepatlah pergi dan beristirahat." Ujar Akashi kalem, lalu dia memberi isyarat pada Kuroko untuk mengikutinya.
"Oh."
.
Keduanya berjalan dalam diam. Penginapan ini sungguh luas, berkali-kali mereka sampai tersesat.
"Sudah ku bilang ambil yang kiri, Baka!"
"Dari tadi kita ambil kiri, Aho! Kita berputar-putar terus dari tadi. Idiot!"
"Tapi kita di jalan ini ambil yang kanan. Kau tidak percaya padaku, hah?!"
"Kau buta ya?! Sejak tadi mengikuti saranmu. Kita malah tersesat. Kau buta arah ya?"
"Teme! Apa kau bilang BAKAGAMI?!"
"AHOMINEEEE!"
Keduanya hampir melayangkan tinju, tapi untung saja ada dua tangan pucat yang menahan kedua kepalan tangan mereka.
"Mayuzumi?!"
"May-chan?"
DUAK!
Mayuzumi menendang kaki Aomine.
"Aw! Sialan kau brengsek!"
"Kamar kalian nomor berapa?" Kagami melihat Aomine dengan tatapan kasihan.
"Eh? Ettou, 231."
"Ayo aku antar."
Mau tidak mau Kagami memapah Aomine yang kakinya masih kesakitan. Hitam-hitam begitu, Aomine sudah memberikannya sepatu gratis yang mahal. Ia mengikuti Mayuzumi yang memakai Kimono kelabu. Lima menit kemudian mereka sampai di kamar yang dituju, Mayuzuki membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk.
Kagami mendudukan Aomine di tatami. Hotel besar ini memang bergaya jepang, sudah pasti mereka akan tidur di futon malam ini. Kagami sedikit merinding karena sudah terbiasa tidur di ranjang, futon sama sekali bukan gayanya.
"Ada telefon di sebelah sana." Mayuzumi menunjuk kearah selatan. "Kalau ada apa-apa, hubungi saja kami."
"Eh? Kau?"
"Hotel ini milik ayahku. Apa sudah jelas?"
Mayuzumi undur diri dan membiarkan mereka berdua. Aomine sudah merebahkan diri, berencana untuk tidur kembali sambil menunggu makan malam siap. Masih ada 3 jam sebelum waktunya datang.
Kagami membuka tas nya, mengambil sebuah krim pijat. Tanpa ijin, ia memangku kaki Aomine dan menaikan celana Aomi-
"Hei! Apa yang kau lakukan, Bakagami?!" Aomine mundur beberapa langkah.
Dengan wajah super polos, Kagami justru terkejut dengan pose Aomine dan tatapan mata yang berarti –jangan perkosa aku–
"Aho, kakimu sakit kan? Sini aku pijitin."
"Eh? Hah?" Nyatanya Aomine kicep juga saat Kagami menunjukkan lebam di kaki Aomine karena tendangan Mayuzumi. Dengan cekatan dan lembut, Kagami memijat kaki Aomine sampai terasa lebih baik dan juga hangat. Aomine mengendurkan deffensenya.
"Nah, sudah." Kagami kembali merapikan celana Aomine dan menyimpan krim tadi ke tasnya.
"Arigatou."
"Douitta. Aku mandi dulu."
"Eh, ikut aku takut sendirian."
Kagami terdiam, bulu kuduknya merinding.
'Homo sekali omongan si Aho.'
.
.
Cut
.
.
Review?
