That Baby and Us

Chapter 1

"Apa?! Eomma dan Appa akan pindah ke New York dua hari lagi?" tiba-tiba di suatu malam yang sunyi dan tenang dikejut kan oleh teriakan seorang pemuda berambut panjang sebahu dan memiliki wajah yang cantik.

"Iya, kami akan tinggal di sana dalam beberapa bulan, ah tidak mungkin setahun atau dua tahun. Kau tahu kan, eomma mu adalah seorang ilmuwan yang salah satu perusahaan di sana meminta eomma mu untuk bekerja di perusahaan tersebut. Tentu saja appa akan menemani dan membantu eomma." jawab sang ayah pada anak nya

"Terus bagaimana dengan nasibku?"

"Terserah kau Jeonghan-ah. Kau mau ikut bersama eomma dan appa atau tinggal disini." sang ibu pun ikut berbicara.

"Kalau aku ikut bersama kalian, aku harus pindah sekolah lagi, berinteraksi dengan lingkungan baru, teman baru, dan lainnya. Eomma appa, apa kau tak kasihan terhadap ku?"

Ayah dan ibu Jeonghan hanya tersenyum mendengar rengekan dari anaknya.

"Kalau kau tetap memilih disini, belum tentu kau akan tetap bersekolah di sekolah mu sekarang, nak?"

"Maksud eomma?"

"Eomma, akan menitip kan mu pada sahabat lama eomma yang tinggal di Daegu."

"Daegu? Siapa dia eomma?"

"Kau ingat Choi ahjussi? Ya dia sahabat lama eomma dan appa. Ah, dia mempunyai putra yang usianya sebaya dengan mu. Dulu kau sering bermain dengannya."

Jeonghan hanya mengerutkan dahi nya sambil mengingat-ingat masa kecilnya.

"Tapi aku tidak ingat apapun tuh."

"Ah mungkin saja waktu itu umurmu masih terlalu kecil."

"Terus, kalau aku tinggal sama mereka di Daegu, aku juga harus pindah sekolah juga kesana?"

"Iya sayang, sekolah mu akan pindah ke sana. Appa sudah mengurus semua surat-surat kepindahmu. Iya kan appa?"

"Ah ye. Tadi siang, appa ke kantor kepala sekolah dan mengajukan surat penguduran diri mu Jeonghan-ah. Dan besok adalah hari terakhir di sekolah mu yang sekarang."

"Appa! Mengapa kau tidak memberitahu ku dulu?"

"Kalau appa memberitahu mu, pasti kau akan menolak untuk pindah. Sudah sana tidur! Ini sudah malam!"

"Ne eomma.."

Jeonghan POV

Ibu dan ayah ku akan pindah ke New York secara mendadak. Ayah bilang, ibu ku akan nekerja di suatu perusahaan disana, dan ayah akan menemaninya. Iya, ibu ku adalah seorang ilmuwan, ia selalu menciptakan suatu karya-karya terbaru yang belum pernah ada di dunia ini. Dulu waktu umurku 10 tahun, ibu ku pindah bekerja ke Tokyo, dan otomatis kami sekeluarga pun pindah ke sana. Di Tokyo, kami tinggal disana 7 tahun, dan kami pun kembali lagi ke Seoul. Dan baru 1 tahun kami tinggal di Seoul, orang tua ku harus pindah ke New York, sedangkan aku, aku dititipkan pada sahabat lama ayah dan ibuku yang berada di Daegu. Aku ingat ia Choi ahjusshi, tapi ibu ku bilang, ia punya anak yang seumuran dengan ku, namanya kalau tidak salah, Choi Seung...han? Seung...min? Arrgghh aku lupa namanya, yang jelas kami terkahir bertemu waktu kami berumur 4 tahun. Aku harus tinggal disana dan otomatis aku pindah sekolah di sana. Akhh, rasa nya menyebalkan harus berkenalan lagi dengan teman baru, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan itu sangat membosankan. Aku tidak mau kejadian yang menimpali aku terjadi lagi. Ya selama aku tinggal di Tokyo aku memutuskan untuk memanjangkan rambutku. Dan setelah aku pindah kembali ke Seoul, menjadi siswa pindahan kembali, aku sering di bully oleh teman-teman perempuan ku, mungkin mereka iri dengan wajah ku yang mungkin lebih cantik dari mereka, dan aku juga sering digoda oleh siswa laki-laki di sekolahku. Tapi tak apa aku pindah ke Daegu, setidaknya aku masih bisa memakai bahasa keseharianku 'bahasa korea', daripada aku ikut dengan orang tua ku ke New York dan harus kembali belajar bahasa baru.

Author POV

2 hari kemudian...

Incheon Interanational Airport

"Jeonghan sayang eomma dan appa pergi dulu ya... Jaga dirimu baik-baik, jangan kau menyusahkan Choi ahjusshi dan bertemanlah dengan putra nya. Kau jangan nakal di sekolah baru mu."

"Ne eomma.."

"Dan satu hal lagi eomma sudah meletakkan alamat Choi ahjusshi di dekat meja telefon, disana juga ada ongkos buat pergi ke Daegu. Setelah nya jika kau kehabisan, kau minta saja appa, dia akan mentransferkan ke rekening mu."

"Ne eomma. Aku mengerti."

"Sudah yeobo pesawatnya sebentat lagi take off. Jeonghan-ah kita berangkat dulu ya.." ayah Jeonghan mengusap-usap kan tangannya pada rambut putra nya.

"Ne appa, ketika kalian sudah sampai jangan lupa mengabariku."

"Itu pasti Jeonghan-ah. Kami pergi dulu."

Orang tuan Jeonghan pun meninggalkan nya, untuk segera naik ke pesawat. Jeonghan pun hanya melihat kepergian orang tua nya sampai mereka menghilang dari pandangannya.

Jeonghan pun memutuskan untuk pulang ke rumah dan bersiap-siap membereskan semua pakaian, dan barang-barang yang akan dia bawa untuk pindah ke Daegu besok.

Esok harinya...

Jeonghan berada dalam bus. Ia dalam perjalanan ke Daegu. Ia hanya memandang ke arah jendela. Ia merenung, memikirkan kenyamanan nya nanti ketika ia tinggal disana. Karena terlalu lelah ia memutuskan untuk tidur sejenak karena perjalanan masih memakan waktu kurang lebih 5 jam.

Setelah 5 jam berlalu, akhirnya bus pun berhenti di terminal Daegu. Jeonghan pun turun dari bus. Ia segera keluar dari terminal dan memakai taksi untuk mencari rumah Choi ahjusshi. Setelah berkeliling mencari rumah Choi ahjusshi, taksi pun berhenti di rumah sebuah rumah bercat putih yang tidak terlalu besar tetapi memiliki halaman rumah yang luas. Jeonghan pun segeran turun dari taksi, dan memberikan tip pada supir taksi tersebut.

"Ah, gamsahamnida agasshi." setelah itu taksi itu pun melanjutkan perjalanan nya kembali. Jeonghan hanya tersenyum. Ia selalu dikira wanita oleh orang yang baru pertama kali melihatnya.

Jeonghan pun segera masuk ke halaman rumah yang luas tersebut.

"Wah sepertinya aku akan betah tinggal disini. Ini lebih nyaman dari yang aku kira." batinnya.

Jeonghan pun masuk ke teras rumah, dan segera menuju pinta masuk dan mengetuk nya.

"Annyeonghasseo, chogi sarami gajeongeseo?" (Apakah ada orang dirumah?")

"Ne chankkamanyeo.."(Ya tunggu sebentar..."

Pintu pun terbuka, menampilkan seorang laki-laki tua yang umurnya tidak jauh beda dengan orang tua Jeonghan.

"Annyeonghasseo ahjusshi," Jeonghan menundukkan kepala nya memberi salam pada Choi ahjusshi.

"Ah kau, Jeonghan, Yoon Jeonghan."

"Ne,Jeonghan imnida."

"Neo neomu yeppoyo. Ku kira kau tadi seorang wanita, ternyata bukan. Ayo silahkan masuk."

"Gamsahamnida ahjusshi."

Jeonghan pun masuk ke dalam rumah tersebut. "Wah rumah ini benar-benar sangat nyaman." batin Jeonghan sambil terus memperhatikan setiap sudut ruangan.

"Nah, Jeonghan-ah ini kamar mu."

Choi ahjusshi menunjukkan sebuah kamar yang akan menjadi kamar Jeonghan.

"Maaf kamar nya mungkin tidak terlalu besar, tidak seperti kamarmu di Seoul."

"Ah ahjusshi jangan bilang begitu. Aku tidak apa-apa kok, aku nyaman disini." Jeonghan pun tersenyum pada Choi ahjusshi.

"Kau bisa memakai kamar mandi yang di ruang tengah sana."

"Ah ye, aku mengerti."

"Silahkan, mungkin kau ingin istirahat, aku tinggal dulu."

"Ne..gamsahamnida ahjusshi."

Jeonghan membawa tas nya masuk ke kamar barunya. Kamarnya tidak terlalu luas. Ranjang nya tidak terlalu empuk. Tapi bagi Jeonghan ini sudah cukup untuk melepas penatnya.

***
Jeonghan pun merebahkan dirinya di atas ranjang. "Ah aku lelah sekali." monolog Jeonghan. Ia memejamkan matanya beberapa saat. "Kau tidak boleh tertidur Yoon Jeonghan. Kau belum mandi." batinnya.

Jeonghan pun segera bangun dari ranjang dan mengambil peralatan mandi nya dan bergegas ke kamar mandi.

"Kamar mandinya juga cukup nyaman. Sepertinya berendam air hangat bisa menghilangkan rasa lelahku." monolog Jeonghan.
Selagi Jeonghan berada di kamar mandi, putra dari Choi ahjusshi datang.

"Appa, aku pulang."

"Eoh, Seungcheol-ah kau pulang?"

"Appa, kau dimana?"

"Aku didapur.." teriak Choi ahjusshi. Seungcheol pun langsung menghampiri ayahnya.

"Appa, apa yang kau lakukan? Mengapa kau membuat makanan banyak sekali?"

"Ah, kau tahu anak sahabat appa dulu, ia juga teman kecil mu. Ia sudah datang tadi sore. Jadi ini appa memasak makanan banyak untuk makan malam kita."

Seungcheol hanya mengangguk mendengar perkataan anaknya.

"Baiklah kalau gitu, aku mandi dulu appa."

Belun sempat Choi ahjusshi memberitahu putranya bahwa di dalam kamar mandi ada Jeonghan, Seungcheol sudah melesat pergi meninggalkannya di dapur.

Choi ahjusshi hanya tersenyum. "Biarkan saja." monolognya.

Jeonghan sedang berendam air hangat.

"Ahh nyamannya..."

Selagi ia menikmati kegiatannya, tiba-tiba saja gagang ointu kamar mandi bergerak dan...

Cklek..

Pintu kamar mandi itu pun terbuka.

"Ya Jeonghan-ah, neo pabo-ya! Mengapa kau lupa mengunci pintunya?" batinnya dan merutuki dirinya sendiri.

"Bagaimana denganku? Aku harus melakukan sesuatu."

Pintu kamar mandi itu akhirnya terbuka lebar. Seseorang itu hendak masuk, tapi ia hanya terpaku di depan pintu melihat pemandangan yang baru baginya...

TBC