I'm not own Fairy Tail except this story
"Hei, apakah masih lama?"Tanya seorang laki-laki berambut merah muda spiky dengan nada malas."Sebentar lagi."Jawab seorang perempuan berambut merah singkat sambil terus menarik barang bawaannya yang banyak.
"Erza ,kau gak kecapean membawa barang sebanyak itu?"Tanya seorang gadis berambut pirang dengan sweatdrop sambil menunjuk ke barang bawaan gadis berambut merah yang diketahui namanya Erza. "Tidak."Jawab Erza dengan singkat sambil terus menarik barangnya tanpa lelah sedikitpun.
"Masih lamakah?Kakiku sudah capek,nih!"Keluh laki-laki berambut merah muda itu lagi.
"Dasar payah, masa begini aja sudah capek."Ejek seorang laki-laki berambut hitam berambut spiky sambil menyikut lengan laki-laki berambut pink spiky. Sebenarnya dalam hati ia juga sudah lelah.
"Berisik kau,pasti di dalam pikiran kau udah capek juga!"
"Kaga tuh!"
"Aye,mereka berantem lagi."Kata seekor kucing biru yang anehnya dapat berbicara dengan santai sambil menggelengkan kepalanya dengan bahu terangkat.
"Erza apa kau tidak menghentikan mereka?"Tanya gadis berambut pirang. "Males."Jawab singkat Erza sambil menarik barangnya tanpa memperhatikan suara gaduh di belakangnya. Gadis berambut pirang hanya sweadrop mendengar jawaban dari temannya yang satu ini.
Mereka berlima berjalan menyusuri hutan dengan pohon-pohon yan menjulang tinggi. Sehingga menutupi sinar matahari. Harusnya hari masih siang,tetapi karena pohon-pohon tersebut menyebabkan sedikit gelap. Memang ada cahaya dari matahari yang berhasil menerobos pohon. Tetapi itu hanya sdikit. Tidak terdengar suara apapun selain suara mereka berlima.
Tiba-tiba salah seorang diantara mereka berhenti. Ia seakan-akan menyadari sesuatu yang aneh terjadi di hutan tersebut. Dengan wajah serius,ia melihat sekelilingnya sambil mengendus-endus bau ke kiri dan ke kanan.
"Natsu, ada apa?"Tanya gadis berambut pirang, menyadari tingkah aneh dari laki-laki berambut merah muda tersebut.
"Ada yang sesuatu yang aneh."Jawab laki-laki itu yang diyakini bernama Natsu melihat-lihat sekelilingnya sambil mengenduskan bau.
"Aku juga merasakannya,aye."Kata kucing itu,melakukan seperti yang dilakukan Natsu.
Lalu mereka berdua tiba-tiba lari begitu saja seperti mengejar sesuatu. Mereka berlari ke kiri arah mereka dan melewati semak-semak berlukar. Terdengar suara gemerisik gesekan kaki mereka dengan semak.
Gadis itu terkejut melihat tingkah laku temannya yang tiba-tiba.
"Hoi! Natsu,Happy!"Panggil gadis pirang itu kepada dua orang yang lari tadi sambil membungkuk dan kedua tangan di samping mulutnya.
"Ada apa Lucy?"Tanya Erza kegiatan mendorong bawaannya sambil menoleh kearah gadis berambut pirang.
"Natsu dan Happy tiba-tiba berlari ke sana."Jawab gadis pirang itu yang sekarang diyakini bernama Lucy sambil menunjuk arah dimana Natsu dan Happy berlari.
Laki-laki berambut hitam hanya mendecih sambil mengarukkan kepalanya.
"Menyusahkan saja mereka."
"Ayo,Gray." Ajak Erza sambil menatap Gray dengan serius.
Dengan enggan,laki-laki berambut hitam mau mengejar kedua mahluk yang berlari.
Erza melepas barang bawaannya dan mengejar Natsu dan Happy diikuti oleh Lucy dan Gray dari lama mereka berlari mengejar dua orang yang berlari tadi melewati semak berlukar dan dahan pohon-pohon yang menghalangi mereka. Akhirnya, mereka berhasil mengejar Natsu dan Happy. Tetapi anehnya kedua orang itu sedang berdiri terdiam membelakangi mereka.
Gray pertama kali mendekati mereka ."Hei..Kalian Sedang apa..?"Tanya Gray dengan malas. Tetapi saat ia mendekati kedua mahluk itu,dan melihat apa yang dilihat oleh kedua mahluk itu. Ia ikutan membatu.
Erza dan Lucy yang bingung akan sikap mereka. Mereka berdua mendekati mereka. Ketika mereka mendekati ketiga orang itu,Erza dan Lucy dikejutkan dengan apa yang dilihat oleh mereka. Seorang gadis kecil berambut pirang sedang berbaring tidur di rerumputan hijau di tengah pepohonan yang tinggi.
"Aye,apakah dia sudah mati?"Tanya Happy sambil menatap bingung kearah gadis tersebut sambil menggaruk kepalanya. "Bodoh! jangan berkata seperti itu."Sahut Lucy dengan takut-takut.
Lalu Erza dengan berani berjalan mendekati gadis tersebut. Ia memeriksa denyut nadi di lengan gadis tersebut. "Tidak. dia tidak mati, dia hanya tertidur."Kata Erza sambil memegang lengan gadis tersebut. Mendengar perkataan itu,keempat orang itu bernapas lega.
SRING!
Sebuah pedang muncul tepat di samping kepalanya Erza. Erza melebarkan matanya begitu juga teman-temannya. Dapat dirasakan ujung pedang tersebut di belakang tengkuk Erza. Teman-teman Erza segera mempersiapkan kuda-kuda mereka.
"Siapa kau?Berani sekali kau menyentuh Angela." Terdengar suara seorang gadis dengan nada mengancam.
Erza terdiam. Ia tidak diperbolehkan untuk menoleh ke belakang akibat tajam pedang gadis itu. Tetapi Natsu,Gray,Lucy dan Happy dapat melihat jelas belakang orang itu. Terlihat seorang gadis kecil berambut merah panjang diikat ponytail sedang mengarahkan pedangnya ke tengkuk Erza. Gadis itu berpakaian aneh dan yang menggejutkan wajahnya mirip dengan Erza.
"K-kami hanya khawatir melihat gadis ini."Kata Lucy sambil menggoyangkan kedua tangannganya. Ia takut sekali melihat wajah gadis itu. Seakaan melihat Erza kecil marah. "Jangan Bohong kalian!"Teriak gadis berambut merah Ponytail itu menoleh kebelakang sambil tetap mengacungkan pedangnya. Erza menyadari pedang itu telah terlepas dari belakang tengkuknya. Ia bangun berdiri dan menatap pemilik suara tersebut.
"Hei,apa kita perlu hajar anak ini supaya ngerti?"Bisik Natsu kesal melihat tingkah gadis itu. "Bego! dia hanya anak kecil."Jawab Gray kesal melihat betapa bodohnya orang itu.
"Apa yang kalian bicarakan!"Kata gadis itu meyadari pembicaraan Natsu dan Gray sambil mengarahkan pedangnya.
"Clarissa, sudah cukup." Terdengar suara lebih parau dari sebelumnya. Suara lebih tenang dari ucapan gadis itu.
Mereka semua menoleh ke sumber suara. Suara itu berasal dari balik pohon tidak terlalu jauh dari tempat mereka. "Mereka tidak ada maksud jahat."Kata seorang laki-laki yang berambut merah yang sama dengan gadis sebelumnya tetapi rambutnya agak sediki ikal. Ia menatap Natsu dkk dengan wajah merendahkan.
"Claus,kau lama sekali."Gerutu gadis yang bernama Clarissa menurunkan pedangnya dan dengan dalam jentikan jari,pedang itu menghilang. Clarissa berjalan mendekati laki-laki yang bernama Claus itu. Mereka sepertinya berbicara tentang seusatu. Terdengar suara bisik-bisik dari mereka. Tetapi tidak terdengar oleh kelima orang itu. Kelima orang itu hanya terdiam menatap Clarissa dan Claus. Merasa diperhatikan,Clarissa menatap mereka lalu kembali berbicara dengan Claus.
"Apa yang mereka bicarakan?"Tanya Lucy pada dirinya sendiri. "Aku tidak tahu."Jawab Erza sambil mengangkat pundaknya.
Tidak berapa lama, kedua orang itu akhirnya selesai berbicara. Lalu mereka berdua mendekati kelima orang tersebut. Anehnya gadis yang tadi menatap mereka dengan tajam sekarang menatap mereka dengan ramah. "Maaf ,sepertinya aku salah paham."Kata Clarissa sambil menyengir seakan tak terjadi apa-apa.
"Hei! tadi kau menyerang kami ,lalu sekarang kau meminta maaf."Kata Gray mencurigai sikap gadis tersebut.
"Kenapa kau tadi menyerang kami?"Tanya Lucy sambil tersenyum. Mencoba ramah.
Gadis itu menarik nafas dalam-dalam.
"Jika kau mempunyai teman dan teman itu disentuh oleh orang yang tidak kau kenal bukankah kalian akan menyerang orang yang tidak dikenal itu ,kan."Jawab Clarissa panjang lebar.
"Memang benar."Kata Erza menyilangkan kedua tangannya sambil mengangguk mengerti.
"Iya sih setelah dipikir-pikir tidak ada yang salah dengan itu."Kata Natsu sambil menyilangkan kedua tangannya sambil menutup kedua matanya.
"Aye."Kata Happy mengikuti gaya Natsu.
Gadis itu menepuk kedua tangannya di depan dadanya.
"Baiklah! mari kita lupakan kejadian barusan. Pertama-tama namaku adalah Clarissa Merlain, orang ini adalah Claus Merlain dan yang tertidur di sana adalah Angela Vatriest de Lunain Cramida."Kata Clarissa memperkenal dirinya dan teman-temannya sambil menunjuk mereka dan mendekati Angela.
"Namaku Lucy Heartfillia,yang berambut hitam Gray Fullbuster,yang berambut pink ini Natsu Dragneel dan yang berambut merah itu Erza Scarlet."Kata Lucy memperkenalkan teman-temannya sambil tersenyum.
"Kok aku dilupakan!?"Kata Happy yang tidak terima namanya tidak disebut.
"Oh iya, kucing ini namanya Happy."Kata Lucy dengan tidak niat. "Senang bertemu kalian."Kata Clarissa sambil tersenyum dengan tangan dibelakang.
"Hei..Mengapa kau tidak bangunkan Angla um… Vra-"Kata Natsu susah menyebutkan nama Angela.
"Panggil saja Angela."Sela Clarissa menyingkat nama Angela.
"Ya, Angela. Mengapa kau tidak bangunkan?"
"Dia terlalu lelah. Aku tidak ingin membangunkannya."Kata Clarissa sambil menundukkan kepalanya di sebelah Angela.
"Kenapa harus di tengah hutan seperti ini, tidak di rumah?"Tanya Erza.
"Kalau kami ada rumah,tidak mungkin kami membiarkannya tertidur di sini."Kata Claus dengan dingin dengan tatapan merendahkan.
"Kami hanya bertanya saja!Gak usah ngomong dengan nada gitu juga!."Kata Gray yang kesal mendengar jawaban Claus.
Claus tidak memperdulikan omongan Gray. Sehingga Gray marah dan akan memukulnya tetapi Claus dapat menangkap pukulan Gray dengan mudah. Gray terkejut karena pukulannya tidak mengenai anak itu. Lalu Gray berniat untuk melakukannya lagi dengan satu tangannya lagi.
"Sudah Gray."Kata Erza menghentikannya sebelum ia akan memukulnya. Gray akhirnya tidak berani memukul ,ia hanya bisa mendecih. Claus juga melepas pukulannya. Sementara Natsu tertawa dari kejauhan. Dalam hati,Gray akan membalasnya nanti.
"Biarkan saja, Claus. Itu memang sifatnya. Sebenarnya dia baik,kok…'mungkin'."Kata Clarissa yang memperkecil suaranya pada bagian 'mungkin' sambil mengangkat kedua tangannya.
"Kalau kalian tidak punya rumah,bagaimana kalian ikut kami bergabung dengan Fary Tail?"Tawar Erza kepada kedua anak tersebut.
"Erza!apa kau yakin?!"Bisik Lucy ke Erza. Ia ragu untuk mengajak kedua anak tersebut. Entah mengapa ia punya perasaan yang buruk terhadap kedua anak tersebut.
"Kita tak dapat membiarkan mereka."Jawab Erza menatap kasian ke arah Clarissa.
Clarissa menoleh kearah Erza. "Terima kasih…Tapi ngomong-ngomong Fairy Tail itu apa?"Kata Clarissa dengan polosnya yang membuat Erza dan yang lain sweatdrop.
"Apa guild kita ini sudah tidak terkenal lagi, semenjak kita menghilang, ya?"Kata Natsu dengan depresi karena guildnya tidak lagi terkenal . "Aye…"Kata Happy yang ikutan depresi juga.
"Aneh,Tapi kan kita sudah memenangkan Dai Matou Enbu sebulan yang lalu."Kata Gray bingung sambil tetap menatap kesal Claus.
Erza emikirkan kata-kata yang akan diucapkannya. "Uhmm….Fairy tail itu adalah guild yang terkenal sepanjang abad."Kata Erza dengan percaya dirinya. Lucy yang mendengarnya Sweatdrop sementara Clarissa mendengarnya hanya ber'oh' walau sebenarnya dia tidak terlalu mengerti. Tapi kalau ia bertanya nanti jadi panjang ceritanya.
"Baiklah kuterima tawaranmu."Kata Clarissa dengan percaya diri seakan-akan ia mendapat kesempatan untuk mendapat hadiah.
"Lalu bagaimana kita membawa Angela ke Fairy tail?"Tanya Natsu.
"Yah digendonglah, gitu doang masa gak tau."Kata Claus dengan sikap dinginnya.
"Heh! aku kan Cuma nanya!"Kata Natsu yang kesal dengan sikap dingin Claus.
Dari jauh Gray menertawakan Natsu. "Rasain tuh ketawaain sih tadi!"Kata Gray sambil tertawa mengejek membalas sikap Natsu sebelumnya.
"Sialan kau…Pangeran Boxer!" Geram Natsu dengan tangan yang dikepal.
"Daripada kau! Otaknya api semua!"Balas Gray sambil terus tertawa.
"Oi, Natsu. Daripada berantem mending kamu gendong Angela ke guild."Kata Erza menyuruh Natsu.
"Kok aku?"Tanya Natsu sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Kan kamu yang nemuin dia pertama kali."Sahut Lucy sambil berkacak pinggang.
"Natsu mending kamu gendong aja, daripada babak belur." Saran Happy yang berada di sampingnya mengingat kalau Erza itu tidak bisa dilawan. "Ya sudahlah."Kata Natsu pasrah dan berjalan ke arah Angela. Saat ia akan menggendong Angela.
SRING
Sebuah pedang muncul di belakang punggung Natsu. "Jangan sentuh Angela dengan tangan kotormu."Kata Clarissa dengan dingin pedang yang berada di belakang Natsu.
"Aye…"Kata Natsu dengan ketakutan karena wajah Clarissa yang hampir mirip Erza saat marah, ditambah lagi pedangnya berada di punggungnya. Satu kali gerakan lagi,pedang itu akan menancap di punggung Natsu. Tentu terbayang di benaknya,betapa sakitnya itu.
"Kenapa Clarissa?"Tanya Lucy memegang pundak Clarissa. Berusaha menenangkannya.
"Aku paling benci jika ada laki-laki yang menyentuh Angela."Kata Clarissa sambil tetap mengacungkan pedangnya kearah Natsu.
"Jadi, bagaimana kita menggendong Angela?"Tanya Lucy dengan sweatdrop. Karena baru pertama kali ini,ia bertemu dengan orang yang seperti itu.
"Aku yang menggendongnya."Kata Clarissa dengan percaya diri. "B-Baiklah."Kata Lucy masih dengan sweatdropnya.
Akhirnya Clarissa menggendong Angela dan mereka berlapan pergi ke guild mereka,Fairy Tail.
Saat di perjalanan kembali ke Guild. "Clarissa."Panggil Lucy, sementara yang dipanggil hanya menoleh.
"Kenapa kamu dan Claus wajahnya sama dengan Erza?"Tanya Lucy kedua tangannya di belakangnya lalu mendekati Clarissa yang sedang menggendong Angela.
"Claus itu adik kembarku-"
"Hah?Jadi kalian kembar?"Kata Natsu dengan kaget. Lalu Natsu menoleh ke arah Claus lalu kembali ke Clarissa.
"Telat mikir. Makanya itu akibatnya, kalau otak api semua"Ejek Gray.
"Dari tadi kayaknya kau cari masalah terus,ya Boxer!."Balas Natsu sambil menatap kesal kearah Gray.
"Aye,mereka tak pernah berhenti."Kata Happy yang mulai lelah melihat mereka berdua bertengkar.
"Jadi mengapa kalian mirip Erza?"Tanya Lucy lagi yang tidak mengindahkan pertengkaran Gray dan Natsu.
"Umm…Mungkin aku tahu, mungkin tidak…"Kata Clarissa sambil tersenyum manis.
"Apa maksudmu?"Tanya Erza menoleh ke Clarissa sambil menarik barang bawaannya yang cukup besar.
"Nanti kalian akan tahu kok."Jawab Clarissa sambil tersenyum misterius.
"Kami berlima menemukan 3 anak kecil. Saat itu kami masih belum tahu siapa mereka…Sampai kejadian mengerikan ini terjadi…"
