Heh. Sora kembali! fic kedua di akun ini. kasih review ya... mau ampe kapan juga bakal Sora lanjutin kok :3


"Aku sayang Kuroko!" kalimat itu terus diulangi Kagami sejak mereka kecil. Kalimat yang selalu disambut Kuroko dengan senyuman. Kini tuan mudanya sudah tumbuh menjadi orang yang hebat.

.

"Kuroko, kenapa kau mengikutiku?" Tanya Kagami saat Kuroko menemaninya jalan-jalan ke kota. "sudah tugas saya untuk menjaga anda anda, Taiga-sama," jawab Kuroko sambil tersenyum. "hentikan kalimat itu, terdengar konyol, tahu," Kagami terus berjalan, diam-diam tersenyum. Setelah beberapa lama mereka menelusuri kota, menghampiri tiap toko yang menyambut ramah pangeran berambut merah itu. Kagami dan Kuroko selalu disambut hangat di kota. Bukan karena Kagami pangeran, tapi perangainya yang ramah juga sangat disenangi rakyat. Sementara Kuroko, pengawal pribadi Kagami Taiga, teman Kagami sejak kecil, yang sampai sekarang dipercayai untuk menjaga Kagami.

Saat mereka keluar dari toko kue, dengan sekantung kue dan roti di pelukannya, Kuroko berkata, "Taiga-sama, kita harus pulang, sudah mulai hujan," ujarnya sambil menengadahkan tangan.

Kagami merengut dan berkata, "kalau kau menghilangkan '-sama' di panggilanmu, aku akan pulang," Kuroko menghela napas, "ayo pulang, Kagami-kun," ujarnya lagi. Kagami tersenyum dan berjalan pulang dengan Kuroko di sampingnya, berlari kecil agar tidak terlalu kehujanan. Kuroko sendiri sudah melepaskan jubahnya dan memberikannya pada Kagami.

Kagami Taiga, pangeran bungsu dari keluarga Kagami. Sangat sering kabur ke kota malam-malam dan baru pulang dini harinya. Jarang terlibat, dan memang payah, soal politik sehingga dia tidak terlalu dikenal orang luar.

Sementara Kuroko Tetsuya, teman Kagami sejak kecil dan diangkat menjadi pengawal pribadi Kagami saat berumur 14 tahun. Lebih tua 2 tahun dari Kagami, sering bertindak sebagai kakak bagi Kagami.

"kenapa kau menyuruhku pulang saat sedang bahagia-bahagianya, sih?" protes Kagami saat mereka memasuki gerbang istana. "saya pengawal anda. Tugas saya adalah melindungi anda, termasuk dari omelan Yang Mulia, tentunya," jawab Kuroko setengah bercanda. Kagami tergelak kecil.

Kuroko menunggu di kamar Kagami sampai dia tertidur, barulah Kuroko kembali ke kamarnya sendiri. Jadi, saat ini dia membujuk Kagami habis-habisan agar dia tidur. "saya mohon, Taiga-sama, sudah tengah malam, besok kita akan menghadiri pesta Alex-dono," bujuknya pada Kagami yang belum juga mau tidur. Rasanya sifat kekanakan Kagami tidak pernah berubah. "tenang saja, Kuroko, aku akan tidur, kok, kembali saja ke kamarmu," ujar Kagami yang sedang duduk di bingkai jendela kamarnya.

Melihat Kuroko belum juga keluar, Kagami turun dari jendela, "baik, aku tidur sekarang! Kau puas?" seru Kagami dan dia menyelinap ke balik selimut di ranjangnya. Kagami tidur membelakangi Kuroko, yang tersenyum dan membuka pintu pelan lalu keluar.

Saat hendak memasuki kamar, dengan terkejut Kuroko melihat seorang prajurit menghampirinya sambil membawa tombak. Kuroko sudah hendak mencabut pisau di sabuknya saat prajurit itu memberi hormat dan berseru, "Kuroko-sama! Istana diserang! Yang Mulia memerintahkan anda untuk membawa Taiga-sama kabur!"

Kuroko tersentak, "serangan di saat begini? Sial!" makinya, lalu berbalik dan berlari ke kamar Kagami. "Taiga-sama!" seru Kuroko sambil menggebrak pintu kamar Kagami. Dia langsung membangunkan Kagami, "Taiga-sama, kita harus pergi!" seru Kuroko sambil mengguncang pundak Kagami lebih keras lagi. Kagami membuka mata pelan.

"ah, Kuroko? Ada-!?" perkataan Kagami terputus karena Kuroko langsung menarik tangan Kagami agar dia berdiri dan membawanya berlari keluar. "Kuroko! Apa yang terjadi?" seru Kagami setelah mereka sampai di gerbang istana. "kita diserang, anda harus lari!" jelas Kuroko, lalu menarik tangan Kagami untuk kembali berlari ke gerbang samping tempat mereka biasa menyelinap. Tapi Kagami tetap diam, "bagaimana dengan ayah dan kakak?" Tanya Kagami. Kuroko terdiam.

"aku tidak mau pergi tanpa mereka," ujar Kagami lagi. "Taiga-sama! Saya mohon! Ini perintah Yang Mulia!" bujuk Kuroko. "aku akan ke tempat mereka," Kagami hendak berbalik pergi saat gerbang utama mendobrak terbuka. Dari sana, keluarlah sekelompok orang, mungkin hanya 20, tapi mereka berhasil menguasai kota beserta istana ini. Pastilah mereka sangat kuat.

Kuroko mengumpat, lalu menarik tangan Kagami dan berlari sebelum kelompok itu melihat mereka. Terlambat. Salah satu dari musuh, seorang pemuda berambut ungu, berseru, "hei! Kalian!" Kuroko berbalik dan melihat pemuda tadi, beserta seorang pemuda berambut pirang, berjalan kearahnya dan Kagami. Kuroko menoleh ke pintu samping, kosong. Tapi di balkon istana musuh menempatkan pemanah.

Sial! Kenapa ada serangan sekarang? Kenapa mereka menyerang? Batin Kuroko. Kedua pemuda tadi berdiri di hadapannya, Kuroko mendorong Kagami mundur, "apa yang kalian inginkan?" Tanya Kuroko untuk mengulur waktu sementara dia mencari rencana untuk kabur.

"tidak ada gunanya bertanya. Kami ingin menemui raja kalian, dan saat ini kami sudah menangkapnya." Jelas pemuda berambut pirang tersebut. Kuroko tersenyum, ini dia, kesempatan, batinnya. Kuroko menengadah ke balkon utama istana dan berseru, "Yang Mulia! Anda baik-baik saja?!" sementara sekelompok penyerang tadi menoleh kearah balkon, Kuroko menarik tangan Kagami dan berlari keluar istana.

Kami harus ke pelabuhan, kami bisa pergi ketempat Alex! Batin Kuroko lagi. "Kuroko! Kenapa kita pergi! Ayah dan kakak..!" protes Kagami yang menepis tangan Kuroko. "Taiga-sama, saya mohon, anda harus pergi," ujar Kuroko sambil menghela napas.

"tidak! Aku harus kembali!"

"anda harus pergi, Taiga-sama,"

"Tapi!"

"saya mohon, para penyerang tadi sedang mengejar kita, dan hujannya semakin deras,"

"Kuroko!"

Kuroko menghela napas dan melihat ke laut, hujannya makin deras, ombaknya juga makin ganas, tapi mereka harus pergi. "tolong maafkan saya," ujar Kuroko. "Hah? Apa-!" ucapan Kagami terpotong saat Kuroko memukul tengkuknya, membuatnya pingsan.

"saya mohon maaf, Taiga-sama," bisik Kuroko lalu menggotong Kagami kedalam kapal di pelabuhan. Di dalamnya sudah siap kapten kapal beserta awak-awaknya, "Kuroko-dono! Akhirnya anda datang juga! Kita harus segera berlabuh," jelas kapten itu.

Kuroko mengangguk dan membawa Kagami ke salah satu kabin dan membaringkannya.

"maafkan saya, Taiga-sama, setelah sampai saya janji akan mengajak anda pergi ke kota," bisik Kuroko pada Kagami yang masih tidak sadar. Setelah beberapa saat, dia naik ke dek, tudung jubah menutupi wajahnya dari hujan deras. Terlihat ombak besar mulai bergulung dan mengguncang kapal. "bukan cuaca yang terbaik untuk berlayar, kan, kapten?" Tanya Kuroko sambil tersenyum pahit. Kapten kapal tersebut tergelak dan menepuk punggung Kuroko, "tapi tidak ada waktu yang lebih baik lagi menurutku!" ujarnya, "bayangkan, aku memimpin kapal yang berlayar untuk menyelamatkan pangeran yang diserang, di tengah badai! Akan jadi kisah yang bagus,"

Kuroko tertawa pelan, "kalau kita bertahan hidup, kita bisa menceritakan kisah hebat nanti," ujarnya sambil menatap lautan lagi. "aku yakin kita akan bertahan, tapi aku tidak yakin kapal ini akan bertahan,' ujar si kapten lalu dia pergi ke dekat kemudi kapal. "Kuroko-dono, kumpulkan orang-orang dibawah dan minta mereka untuk mulai mendayung, kita sudah memasuki badai sekarang," ujar kapten itu dan Kuroko mematuhinya.

.

Beberapa saat kemudian Kuroko sudah duduk di barisan pendayung, menarik dan mendorong dayung sesuai irama tambur yang dipukul. Entah berapa lama dia sudah mendayung, rasanya kapal ini terus saja terhantam ombak dan terhempas kesana kemari. Saat Kuroko merasakan darah dari telapak tangannya sudah membasahi lantai kapal, seseorang datang menggantikannya. Kuroko terengah-engah pergi ke kamar Kagami. Bagus, dia masih belum bangun, batin Kuroko saat melihat Kagami di ranjang. Kuroko duduk di sebelah Kagami dan membalut telapak tangannya dengan kain kemejanya yang dia robek sendiri.

Setelah beberapa menit menunggui Kagami, tubuh Kuroko mulai berat, sial, aku makin mengantuk, batinnya.

Kuroko menggigit lidahnya sendiri, berusaha mengusir kantuk. Dia tidak boleh tidur, dia harus menjaga Kagami. Dia tidak boleh gagal. Tidak lagi.

"Kuroko-dono!" seru seseorang dari luar, Kuroko membuka pintu, "ada apa?" awak tersebut menelan ludah, "anda dan Kagami-sama harus pergi dari sini. Haluan kapal bocor, tinggal kita bertiga dan kapten yang belum pergi," jelas awak tersebut. Kuroko mengangguk dan membawa Kagami yang masih tidak sadarkan diri, menggotongnya di bahu, lalu naik ke dek. Disana kapten kapal berdiri di dekat sebuah kapal darurat kecil. Kuroko mempercepat langkahnya, dan kapten tersebut segera menurunkan kapal begitu mereka berempat naik. Kuroko memeluk kepala Kagami erat, memeganginya agar tidak jatuh terhempas ombak.

Saat kapal hendak diturunkan, ombak menerjang sekali lagi, cukup keras, kapten kapal jatuh ke laut sementara awak tadi terbentur dan tewas. Kuroko menggeram, lalu mengambil pisau dan memotong tali yang menahan kapal kecil mereka. Kapal tersebutpun jatuh ke laut dengan sentakan keras, cukup keras untuk membuat Kagami bangun. "Kuroko, ini..," ujarnya bingung. "mohon maaf, Taiga-sama, berpeganglah kuat-kuat," ujar Kuroko yang melepaskan jubah dan memberikannya pada Kagami sementara dia berkutat dengan palka. Kagami ikut membantu Kuroko melepaskan simpul-simpulnya dan menarik kainnya. Setelah berhasil, mereka berdua meringkuk di bagian kapal yang terlindungi.

Beberapa menit.

Kagami mulai mengantuk lagi, Kuroko hendak menegurnya saat ombak besar menghantam kapal kecil mereka dan menghempaskan Kuroko serta Kagami. Kuroko memeluk kepala Kagami dan menundukkan kepala saat kapal mereka kembali terhempas kencang.

Ini gawat, kapal ini tidak akan tahan lebih lama, batin Kuroko panik. Benar saja, beberapa saat kemudian air menggenangi sampai setengah bagian kapal. Satu ombak lagi dan dua penumpang kapal tersebut terlempar ke laut. "Ugh, Kuroko!" seru Kagami panik. "Taiga-sama!" seru Kuroko yang berusaha mencari sosok majikannya yang berambut merah, tapi percuma saja, ombak terus menjauhkannya dari Kagami. Pandangan Kuroko menggelap, nafasnya sesak. Kesadarannya makin jauh, rasanya nyaman sekali saat dia menutup mata.

9 tahun yang lalu

"Hei Kuroko!" seru Kagami sambil berlari, "Kagami-kun, jangan lari-lari," tegur Kuroko saat Kagami tersandung dan jatuh. Sesaat Kuroko menghampirinya, mengira dia akan menangis. Tapi Kagami malah nyengir sambil mengacungkan jempol, walaupun jelas terlihat air matanya menggenang. "aku tidak apa-apa, kok!" ujar Kagami. Kuroko tersenyum dan menggandeng Kagami."ayo kita obati luka di lututmu itu," ajak Kuroko. Kagami nyengir lagi dan berkata, "aku sayang Kuroko!"

.

.

Taiga-sama..

Maaf..

Saya tidak bisa melindungi anda.

Maaf.

Kagami-kun.

Maafkan aku.

Kumohon..

Jangan pergi..

.

.

3 tahun yang lalu

"kau mau jadi prajurit, Kuroko?" Tanya Kagami. Kuroko mengangguk, Kagami malah merengut. "kenapa, Kagami-kun?" Tanya Kuroko. "nanti kau tidak akan memanggilku Kagami-kun lagi, kan?" protes Kagami. "kalau kau mau, akan kulakukan," jawab Kuroko. Kagami merengut, "tentu saja aku mau," jawabnya. Kuroko tersenyum "hanya saat kita berdua, oke?" Kagami tersenyum dan mengangguk, "Janji?" Kuroko mengacungkan kelingkingnya, "ingatkan aku kalau lupa, ya," Kagami nyengir dan menautkan kelingking Kuroko dengan jarinya sendiri. "tentu saja! Aku sayang Kuroko!"

.

.

Kagami-kun..!

Kagami-kun!

Kau dimana?!

TBC