Sang Kunoichi nomor satu berdiri di sana. Beralaskan rumput hijau dia menunggu sahabatnya, si Calon Hokage. Di samping kesibukannya sebagai medic nin, dia masih menyempatkan diri untuk mampir menemui sahabat pirangnya itu. Baginya, tak masalah. Tempat ini cukup dekat dengan Rumah Sakit, Lagipula istirahat makan siang berlangsung cukup lama. Walaupun saat pulang nanti tumpukan tugas yang akan menyambutnya.
Matahari bersinar semakin terik. Yang ditunggu masih belum kelihatan batang hidungnya. Keringat mengalir pelan di pelipis Sakura—nama gadis itu. Tangannya baru akan merogoh saku saat sapu tangan berwarna kuning mengusap wajahnya lebih dahulu. "Sakura-chan…"
.
.
Demam Iklan.
Parody|Humor
Gaje-ness, OOC sangat, lebay, canon, typo berlapis.
Very very short.
Naruto punya saya! *ditimpuk warga
Don't like don't read!
.
.
"Lama sekali. Kupukul kau!" Sakura mengepalkan tangannya, kesal. Namun Naruto telah lama bertindak, dia mundur tiga langkah.
Sakura hanya mendengus pelan. "Kali ini kumaafkan."
Cengiran khas rubah tercetak di wajah Naruto. Sedetik kemudian dia malah tersenyum gugup. 'Aneh' batin Sakura, dahinya terlipat. Tangan kiri Naruto tersembunyi di balik punggungnya. Wajah Sakura menampilkan tatapan Kau-sungguh-mencurigakan. Biar kujelaskan…
Tangan kiri Naruto menggenggam sekuntum mawar merah—yang dibawanya berdasarkan saran Ino. Yah-kau-tahu-lah, sungguh nekat dirinya. Keduanya memang menyandang status jomblo—mereka sebenarnya bilang single—sungguh ironis mengingat mereka telah lama menginjak usia dua puluh. Mereka single mengingat ada pepatah yang mengatakan: single itu prinsip, jomlo adalah nasib.
Kembali ke laptop!
Naruto mendekat. Dia mengamati wajah Sakura, matanya menyipit. Sungguh… ada yang lain. "Sakura…"
Wajah Sakura sedikit memerah. Dia—naruto—membuang embel-embel –chan. Peristiwa seperti ini jarang, hanya saat Naruto benar-benar serius. "Ya?"
"Sebenarnya ada yang ingin kukatakan…" kata Naruto. Anehnya, dia semakin menyipitkan mata birunya. Sakura juga semakin melipat dahi.
"Apa? Kau aneh sekali." Walaupun kalimat seperti itu yang terlontar dari bibir mungilnya, wajahnya semakin memerah. Otaknya mulai menerka-nerka apa yang akan dikatakan sahabat Rubahnya itu.
Naruto tersenyum girang, dia sudah tahu kenapa wajah Sakura terlihat lain. "Sakura… sebenarnya ada upil di hidungmu."
Menyadari apa yang telah dikatakan mulut ceplas-ceplosnya, Naruto langsung membekap mulut dengan tangannya. "Sa-sakura-chan se-sebenarnya b-bukan itu yang mau k-kukatakan." Naruto berangsur-angsur berjalan mundur, dia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Wajah Sakura memerah. Malu sekaligus marah menyatu sempurna. Sudut siku-siku tergambar di dahinya yang agak lebar. "SHANNAROOOO!"
.
.
Happy ending! (berakhir dengan Naruto yang terbaring kaku di ranjang rumah sakit)
.
.
Hmm.. pendek banget.. apa Baka terkesan seperti nge-bash Sakura? Nggak kan. Kalau iya Baka nggak niat kok! Sakura itu tokoh wanita favorit Baka di Naruto. Beneran!
Maaf kalau aneh. Mohon bimbingannya. Fic ini terinspirasi dari iklan axis. Maaf kalau ada kesamaan ide atau penulisan. Semuanya murni dari otak tak beres milik Baka (kecuali yang upil-upil itu)
