Aku merasa aku adalah orang beruntung di dunia ini. Kenapa tidak? Kita seharusnya bersyukur bisa terlahir ke dunia ini dengan selamat. Tuhan tidak adil. Semua orang pasti pernah berpikir begitu. Tapi sebenarnya Tuhan memang adil. Walaupun aku hampir tidak mendapatkan kasih sayang orangtua, tetapi aku memiliki mereka. Ogiwara Shigehiro dan Nijimura Shuuzou. Mereka adalah orang yang mewarnai duniaku semenjak kecil. Mereka sudah bagaikan kakakku sendiri.
The Hidden Heart
Disclaimer Tadatoshi Fujimaki
Genre: Friendship, Romance, High-school
WARNING:
OOC, Typo(s)
Main Pair: Nijimura x Reader, Ogiwara x Reader
ENJOY!
"Aku menyukaimu, jadilah pacarku!"
"Errr..."
"Apa yang kau lakukan, bocah?" – Nijimura.
"Kau pikir kau bisa mempermainkannya?" – Ogiwara.
Mereka selalu melindungiku. Tidak akan ada orang yang bisa melukaiku selagi masih ada mereka. Tipikal kakak yang elegan, bukan?
Setiap akhir pekan, kau selalu menemani mereka bermain basket. Melihat mereka one-on-one di tengah lapangan. Lapangan itu tidak terik karena dikelilingi oleh pohon-pohon rindang. Tempat yang nyaman untuk memperhatikan orang penting selain keluargamu dan membaca buku.
Senyummu merekah saat mereka dengan tampang lelahnya menghampirimu yang duduk di bench. Mengambil duduk dan meminum air dari botol dengan nafsu.
6 tahun lalu, di tengah gugurnya kelopak sakura, gadis kecil itu termenung dengan memegangi kawat pembatas. Terlihat dari wajahnya kalau ia sudah lelah dan cemas.
"Apa yang kau lakukan, di sana?"
Menyadari sosok gadis kecil yang sebaya dengannya, Ogiwara Shigehiro menghampiri gadis kecil itu dengan sifatnya yang riang.
Gadis kecil itu terlihat was-was. "Tenang, aku orang baik kok." Ogiwara menjulurkan tangannya, "Ogiwara Shigehiro."
"Kau sedang apa, Shige?" Teriak orang yang ditinggalkan Ogiwara. Karena penasaran, akhirnya ia berlari kecil untuk bergabung dengan mereka.
Gadis itu masih terlihat ragu untuk menyambar uluran Ogiwara. Karena merasa tak sopan, ia menjabat uluran Ogiwara. Dibalasnya kata-kata perkenalan dari Ogiwara dengan namanya. Dengan namamu.
"Aku Nijimura Shuuzou," ucap bocah laki-laki yang baru bergabung dengan mereka.
"Um," kau hanya menggumam.
"Sedang apa kau di sini?" Tanya Nijimura ramah.
"Aku tersesat."
"Heh? Maji?" Ogiwara tampak terkejut.
"Kau baru pindah ke kompleks ini ya?" Tanya Nijimura.
"Jangan-jangan kau yang akan menempati rumah di sebelahku?" Ogiwara terkejut lagi, tetapi dalam hal yang berbeda.
"Bagaimana kalau kita ke rumahmu dulu, Shige," ajak Nijimura.
Rumah barumu bersebelahan dengan Ogiwara. Nijimura tinggal tepat di seberang rumah Ogiwara.
"Rumah kita strategis sekali, ya!" Ujar Ogiwara bangga.
"Shige, Shuu, kita ke kedai ramen Ichiraku-ouji-san yuk!" Kau menghampiri mereka berdua dengan senyuman mengembang.
"Perasaan baru kemarin kita ke situ!" Protes Nijimura.
"Tapi hari ini di situ ada takoyaki dan okonomiyaki!" Kau belum menyerah.
"Memang ada uangnya?" Tanya Ogiwara untuk antisipasi.
Kau menggerlingkan mata, "Tenang saja."
Ogiwara dan Nijimura tambah tidak yakin. "Ada tidak?"
"Kubilang tenang saja! Lagipula aku masih dalam masa pertumbuhan. Jadi, aku harus makan yang banyak!" Kau dengan semangat meninju udara.
"Kalau mau tinggi, bukan banyak makan! Tetapi minum susu dan olahraga," Sangkal Nijimura.
"Kalau kau makan banyak, yang ada kau akan gendut!" Tambah Ogiwara.
Kau menggembungkan pipi, "Mou! Kalian itu!"
Mereka itu! Kalau tidak bekerja sama untuk melindungiku pasti berkerja sama untuk membully-ku. Tapi itu yang membuatnya menjadi lucu.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Ogiwara dengan geli.
"A-ah, tidak kok."
"Ouji-san! Aku pesan ramen seperti porsi biasa, takoyaki, dan okonomiya!" Pesanmu tanpa jeda.
Nijimura dan Ogiwara yang berada sejajar di belakangmu hanya selirikan. Akhirnya nanti kami berdua yang akan membayarnya.
Padahal yang mengajak makan siapa...
"Takoyaki dan okonomiyaki tidak dijual. Itu hanya hadiah bagi yang berhasil memakan tiga mangkok ramen isi penuh dalam waktu kurang dari lima menit. Lima menit pas saja, sudah tidak dihitung. Tetapi jika tidak berhasil, harus membayar tiga porsi ramen itu."
"Wah!" Manikmu terlihat berbinar-binar.
Nijimura dan Ogiwara selirikan lagi.
Kau berbalik menghadap Ogiwara dan Nijimura, lalu mengambil salah satu tangan dari mereka berdua seraya berkata, "Nee, Shige, Shuu, kalian mendukungku kan?!"
Secara bersamaan, Ogiwara dan Nijimura mengacungkan jarinya, "Sip!"
"Satu... dua... tiga!"
Nijimura dan Ogiwara jaw drop sendiri melihatmu yang begitu semangat.
"Done!" Ucapmu puas. Ketiga mangkok itu bersih.
Nijimura dan Ogiwara dengan kakunya memberi tepuk tangan. "Su... sugoi..."
"Ahahahahahaha!" Kau hanya bisa tertawa ngakak tanpa sebab. Nijimura dan Ogiwara malu sendiri akan teman sendiri.
"I got it! Takoyaki, Okonomiyaki!" Senyuman lebar merekah.
Nijimura dan Ogiwara tanpa sadar ikut tersenyum.
"Arigatou, Ouji-san!"
Kau pulang dengan tangan kanan-kiri memegang bungkusan.
"Tampaknya kau senang sekali. Seperti melihat Shige makan berantakan sana-sini," ujar Nijimura. Yang disebelah kananmu mengerucutkan bibir.
"Iya, senang sekali seperti aku sedang menumpahkan nasi goreng Shuu," balas Ogiwara.
"Apaan, kau?!"
"Apa kau mau, aku menumpahkan nasi gorengmu lagi?!" Ogiwara menjulurkan lidahnya. Nijimura ingin menjitaknya, tetapi Ogiwara sudah berlari. Lantas saja Nijimura mengejarnya.
"Awas, kau!"
Tanpa kau sadari, kau tersenyum. Mereka memang seperti anak kecil! Yah, walaupun sejujurnya aku suka. Sangat menyukainya.
"Omae-tachi! Matte yo!" Kau mengejar mereka berdua sebelum jauh.
Mereka terlihat berbisik lalu berseru, "Yang terakhir sampai harus mentraktir ice cream selama sebulan!"
"Kalian mencuri start!"
Tetapi mereka tidak memedulikannya.
Tentu saja kau tertinggal jauh, walaupun punggung mereka masih terlihat. Kau berhenti. Tentu saja kau lebih capek karena ada beban yang kau pegang di kanan-kiri. Sedangkan mereka berdua berlari dengan tangan kosong.
Menyadari jika kau berhenti, mereka berdua berbalik dan mendekatimu.
Mereka berdua sama-sama mengulurkan tangannya. Kau menyerahkan plastik tersebut kepada mereka masing-masing. Sekilas, kau bisa melihat punggung mereka berdua. Punggung baja yang selalu melindungimu. Kau sedikit berjalan cepat untuk menyamai mereka. Sebelum sejajar kau menepuk kedua punggung mereka.
"Aw," ringis mereka.
"Kalau kau makan banyak, makan cepat dengan nafsu, tertawa dengan sangat lepas, lalu bersikap kasar pada lelaki, bisa-bisa tidak ada yang menyukaimu, loh." Ucap Nijimura.
Kau hanya mendengus, "Aku tidak peduli soal itu! Selama Shuu dan Shige bersamaku, aku akan baik-baik saja. Lagipula, memangnya kalian mau aku berpacaran dan mengabaikan kalian berdua?" Kau melirik Ogiwara lalu Nijimura.
"Menurutmu?" Ogiwara dan Nijimura berkata berbarengan. Ogiwara menjitak kepalamu sementara Nijimura menyentil dahimu.
"Ittai!"
"Untuk yang tadi," mereka berkata secara bersamaan lagi.
Nijimura akan pulang telat karena ada rapat OSIS. Ia menyuruhmu dan Ogiwara pulang duluan.
"Shige," panggilmu.
"Ya?"
"Hanya misscall," Ogiwara hanya terkekeh melihat tingkah gadis itu.
"Jalan duluan!" Ogiwara menyuruh kau menjalankan sepedamu duluan.
"Ha'i."
Tetapi di tengah jalan, kau berhenti. Sontak saja Ogiwara ikut berhenti.
"Ada apa?"
Kau membalikkan kepala, "Aku ingin Shige jalan di depanku."
Ogiwara menghela nafas, "Baiklah."
Ia mengoes sepedanya mendahuluimu.
Aku ingin melihat punggung Shige.
To be continued?
A/N
Hanya iseng menulis fic ini.
Bagaimana pendapat kalian?
Lanjut atau tamat?
Pilih sama Ogiwara atau Nijimura? XD
Thank you for reading!
