Connected Heart
Pair : YoonMin, Vmin Slight KookMin
Genre : Hurt/Comfort & Romance
Happy Reading :
"Jimin ah, ayo makan. Sampai kapan kau akan begini?"
Lelaki bernama Jhope itu susah payah membujuk sosok di depannya untuk sekedar membuka bibirnya agar ia dapat memasukkan paling tidak 3 suap makanan ke mulut lelaki bersurai orange yang kini tengah menatap kosong keluar jendela sebuah rumah sakit yang terletak di kota Seoul.
Hening~
Tidak ada sahutan dari lelaki berambut orange atau yang bisa dipanggil Jimin itu. Terlihat jelas seberapa besar "luka" yang dimiliki lelaki itu, "luka" dan juga "kehilangan" yang amat sangat.
Jhope mendesah kasar, ia ingin saja menyerah dan pergi dari hadapan sahabat terbaiknya itu. Jujur saja, melihat Jimin seperti ini membuat Jhope ingin terjun dari lantai 7 rumah sakit itu saat ini juga. Ia tak kuat melihat sosok yang seharusnya tersenyum bahagia saat ini, ya seharusnya.. sebelum sebuah insiden yang tak diinginkan merenggut kebahagiaannya.
Ceklek~
Pintu ruang tempat Jimin dirawat terbuka dan menampilkan sosok lelaki bersurai coklat yang mulai melangkahkan kakinya ke ranjang rawat Jimin.
"Hoseok hyung, apa dia belum mau makan?" tanya lelaki itu sambil memperhatikan wajah Jimin yang menurutnya tidak lebih baik dari mayat hidup itu.
"Taehyung, aku tidak tau lagi harus bagaimana membujuknya. Jujur aku kasihan melihatnya harus makan melalui cairan infus itu." Jhope mengacak rambutnya, merasa frustasi, ia sudah tidak sanggup lagi.
Taehyung menatap nanar lelaki manis bernama Jimin itu, Jimin adalah sahabatnya, teman masa kecilnya dan juga "cinta pertamanya". Taehyung memandang keluar jendela, insiden itu.. seakan sebuah film, mulai terputar lagi di kepalanya. Bagaimana ia tahu bahwa kedua temannya merenggang nyawa, hingga akhirnya salah satu dari mereka tidak dapat diselamatkan.
Flashback
Sebuah mobil terbalik dan terbakar akibat kecelakaan beruntun yang terjadi di salah satu Tol tersibuk di seoul. Kecelakaan ini disebabkan oleh pengemudi Truk yang mengantuk dan menabrak 3 buah mobil mini bus yang melaju sedang dari arah belakang. Tak jauh dari mobil yang terbakar itu terlihat 2 tubuh manusia yg berlumuran darah, salah satunya masih sadar. Bersusah payah menggapai tangan sosok di sampingnya yang telah sekarat dengan luka di kepalanya.
"Kookie, ya! Bangunlah, hiks Kookie." Dengan sekuat tenaga lelaki itu menyeret tubuh lemahnya mendekat pada sosok yang dipanggilnya kookie itu. "Kookie, ya bangunlah hiks. Kau akan selamat, ayo bangun." Ujarnya sambil menepuk pelan pipi lelaki sampingnya.
"Eungh j-jiminh." Jungkook bersusah payah membuka matanya, bau anyir memenuhi indra penciumannya. Jungkook melihat bayangan kabur dari matanya, ia tau sosok itu adalah Jimin, tunangannya. "J-jungkook, bertahanlah jebal." Jimin memeluk tubuh Jungkook yang sudah tak berdaya lagi bahkan untuk menggerakkan matanya saja sulit.
Jungkook merasa bahwa ini sudah batasnya, dengam lembut dielusnya surai orange tunangannya sambil menggumamkan sesuatu dengan pelan namun dapat didengan jelas oleh Jimin. "Aku rasa ini waktuku, hh bahagialah. A-aku.. uhuk mencintaimu." Perlahan mata Jungkook mulai terpejam erat meninggalkan Jimin yang kini meraung memanggil namanya.
End Flashback
Dokter yang merawat Jimin baru saja menyuntikkan obat penenang pada Jimin, mengingat Jimin tiba-tiba mengamuk sambil meneriakan nama Jungkook yang terdengar begitu memilukan bagi siapa saja yang mendengarnya. Taehyung menatap wajah damai Jimin yang kini tengah tertidur akibat efek obat penenang, dielusnya rambut orange itu penuh sayang. "Jimina, sampai kapan kau begini?" Gumamnya lirih. Ia sakit, sangat sakit melihat keadaan orang yang dicintainya seperti sekarang. Taehyung sangat mencintainya, selalu berada disisi Jimin walau pada saat dirinya dan Jimin berada ditingkat akhir sekolah menengah, Jimin memperkenalkan seorang lelaki yang ternyata lebih muda 2 tahun darinya itu sebagai kekasih. Jeon Jungkook, kekasih Jimin yang seharusnya kini sudah berstatus suami Jimin kalau saja insiden itu tidak terjadi. Taehyung saat itu merelakannya, merelakan segala cinta dan hatinya ia titipkan pada Jungkook untuk dijaga. Namun, Tuhan berkata lain.. Itulah yang membuat Taehyung merasa bahwa Tuhan sedang mempermaikannya, begitu juga Jimin.
Drrt~
Ponsel Taehyung bergetar menandakan adanya pesan masuk. Dengan malas dibukanya pesan singkat itu.
"Tae, terima kasih berkat Jantung dari pasien yang tak bisa kau selamatkan itu, pasienku yang seharusnya sudah tidak ada harapan lagi sekarang sembuh total."
Taehyung hanya meletakkan kembali ponselnya, tidak berniat membalas pesan sepupunya Kim Seokjin yang satu profesi dengannya yaitu dokter ahli Jantung. Jantung yang mereka bicarakan adalah Jantung Jungkook yang masih bisa didonorkan sesaat setelah Jungkook dinyatakan meninggal. Jungkook sendiri yang pernah berpesan pada Taehyung jika dia ingin mendonorkan Jantungnya untuk orang yang membutuhkan jika dia sudah tidak bisa bertahan nantinya.
.
.
.
.
Hari ini Jimin diperbolehkan untuk pulang setelah 2 minggu dirawat meski harus mendapat pengawasan ekstra dari Taehyung. Fisiknya memang sembuh tapi tidak dengan psikis nya, begitulah kira-kira pandangan Taehyung. Kini Taehyung dan Jimin telah sampai di depan apartement milik Jimin dan Jhope sahabatnya. Dengan hati-hati Taehyung merangkul Jimin untuk membantunya berjalan.
Klik~
Pintu apartement pun terbuka menampilkan sosok JHope yang sudah lengkap dengan topi dan kue di tangannya. "WELCOME HOME CHIM!" teriaknya heboh yang mau tidak mau membuat Jimin menarik sedikit sudut bibirnya. Tersenyum kecil melihat sahabatnya yang kini sibuk menari tak jelas. "Khas seorang Jhope."
Itulah pemikiran Jimin, senyum kecilnya tertangkap oleh pandangan kelam Taehyung yang ikut memaksa Taehyung tersenyum. Hatinya menghangat walau hanya senyuman kecil tapi Taehyung merasa itu sudah cukup untuk memberinya tenaga.
Taehyung mendudukkan tubuhnya dan Jimin di depan sebuah meja kecil yang kini dihiasi makanan dan Kue. "Jaa, Minimin Jiminnie, karena kau sudah pulang mulai sekarang kau harus membantuku membersihkan apartement dan juga mulai masuk kerja lagi denganku. Otte?" ucap jhope seraya menyuapkan kue ke mulutnya. Jimin hanya menanggapinya dengan mengangguk pelan yang membuat Jhope ingin menangis senang, walau tak secerewet biasanya tapi setidaknya sahabatnya itu merespon.
"Jhope hyung, jangan paksa Jiminnieku untuk berkerja keras. Kasihan dia nanti tangannya kasar." Taehyung memeluk Jimin posesif, berusaha tampak ceria seperti biasa, bertolak belakang dengan keadaan hatinya saat ini. Ia hanya ingin Jimin melihatnya sebagai sosok ceria dan bahagia, siapa tau dengan seperti itu Jimin dapat kembali seperti biasa.
Apartement itu pun dipenuhi suara ribut Taehyung dan Jhope yang sama-sama bertingkah konyol untuk menghibur Jimin, walau mereka sama-sama sedih melihat keadaan Jimin yang masih murung pasca meninggalnya Jungkook kekasihnya.
TBC/END
Hola holaaaa, maaf ya FF ini gaje sekali == ide ini tiba2 aja kelewat di kepala saat Author dengerin lagu butterfly. FF ini bisa jadi YoonMin bisa juga VMin, tergantung permintaan dan review. Jadi author mohon utk meriew yaaa, biar author jadi semangat ngelanjutin FFnya ampe END :3 hehe
Sekian dari Author, maaf juga kalau nanti updatenya agak lama karena Author lg skripsi. Annyeong all ^^
