Mine
tittle: Mine
main cast: kim taehyung, kim seokjin
other cast: all bts member
pairing: TaeJin / Vjin
Genre: romance, brothership
Rated: T
Waning: typo(ss), OC, flat story-_-
HopeKook and MinSuga inside!
"hyung, kau ini tidak peka sekali sih!"/ "aku tidak suka saat kau bersamanya!"/ "tanpa di dekatipun dia pasti mendekat padaku dengan sendirinya!"/ Bangtan boys (BTS) fanfic! Yaoi. Vjin HopeKook MinSuga. mind to RnR?
.
.
.
Author pov
"Hyung! namjoon hyung belum juga bangun!" suara teriakan seseorang itu menggema di salah satu dorm boyband yang masih terbilang 'baru' di korea selatan.
"bakar saja kamarnya!" sambung seseorang dari ruang tengah.
"Yah, kau gila hyung? dia itu leader!" sahut jungkook -orang yang berteriak tadi- cepat.
"kita bisa cari leader baru kan?" jawab yoongi dari ruang tengah asal.
"bagaimana jika leader baru kita nanti, tidak bisa melakukan rapstyle seperti namjoon hyung? aku yakin namanya tidak akan menjadi 'rapmonster' " gumam jungkook polos.
"sudahlah maknae, lebih baik kau bilang pada seokjin hyung saja, ia sedang berada di dapur. daripada kau meladeni yoongiku yang manis itu!" sambung jimin yang baru saja muncul dari kamarnya sambil tersenyum -sok manis.
"yoongiku? kau pikir siapa kau, hah? umurku dua tahun di atasmu park jimin!" sungut yoongi sebal.
"Aish aku hanya bercanda hyung!" balas jimin santai sambil mendudukan dirinya di kursi sofa di hadapan suga.
"Yasudah, aku akan ke dapur kalau begitu" potong jungkook sambil berjalan menuju dapur.
.
.
Seorang namja tinggi berambut cokelat gelap tengah memasukan beberapa kantong teh pada beberapa gelas dihadapannya. Hari sudah beranjak siang dan ia tidak sempat membuat makanan untuk para dongsaengnya. Sebenarnya ia sudah menyuruh yoongi untuk membeli kimchi dan jjajangmyun di sekitar dorm. namun setidaknya ia masih bisa menyiapkan teh hangat untuk para dongsaengnya kan?' sebagai hyung yang tertua, ia harus memperhatikan para dongsaengnya. Walaupun ia bukan leader.
Kim seokjin -namja itu membuka tutup toples berisi gula lalu memasukan gula itu sedikit demi sedikit pada beberapa gelas di hadapannya dengan sendok berukuran kecil yang ia pegang. Setelahnya, ia menuangkan air hangat pada gelas di depannya lalu mengaduknya satu persatu. Jin melakukannya dengan santai dan perlahan. Berlama-lama berada di dapur -tempat favoritenya itu selalu membuatnya merasa nyaman.
"selesai~ tinggal membawanya ke meja makan!" gumamnya sambil tersenyum.
Seokjin mengambil sebuah nampan cokelat di lemari dapur lalu meletakan gelas-gelas yang berisi teh hangat itu di atasnya.
"Hyung! seokjin hyung!" teriak seseorang memanggilnya.
Ia menghentikan kegiatannya meletakan gelas-gelas itu lalu menoleh.
"wae? kenapa kau berteriak seperti itu eoh?"
"namjoon hyung susah sekali untuk di bangunkan! taehyung hyung dan hoseok hyung juga belum keluar dari kamar!" adu seseorang itu -jungkook- cepat.
"mwo? kalau begitu cepat kau bangunkan mereka! kalau perlu, paksa mereka!" perintah seokjin santai.
"Aish hyung kau tahu kan aku hanya seorang maknae disini? jika kau menyuruhku untuk melakukan hal itu, aku yakin mereka tidak akan... umm, kau tahu kan?" jawab jungkook sambil menatap seokjin ragu.
"Mereka tidak akan mendengarkanmu begitu?" tanya seokjin.
"umm!" jungkook hanya mengangguk cepat sebagai jawabannya.
"Hah~ baiklah, aku akan membangunkan mereka!" ujar seokjin sambil menghela napas. "kau bawakan gelas-gelas ini ke meja makan!" sambungnya sambil menunjuk gelas-gelas berisi teh yang telah ia buat tadi.
"ne hyung~"
seokjin melepas apron pink pucat yang ia kenakan tadi lalu melangkah keluar dapur.
.
.
Tok Tok Tok
jin mengetuk pintu kayu bercat putih di hadapannya.
"namjoon, bangunlah! member lain sudah bangun sejak pagi!" ujarnya tegas.
Tok Tok Tok
Ia mengetuk pintu itu lagi.
"namjoon?" panggil sekali lagi.
"eungh ne sebentar hyung! aku akan keluar~" suara serak khas seseorang yang baru bangun tidur itu menjawabnya dari dalam kamar.
Seokjin pergi begitu tahu namjoon sudah bangun dan akan keluar kamarnya sebentar lagi.
memang, sepertinya ia terkesan 'cool'?
namja yang irit bicara?
seperti yang sering kalian lihat di drama-drama korea?
Sebenarnya,
tidak juga! Seokjin adalah namja yang hangat bagi dongsaeng-dongsaengnya. kepribadiannya juga sering dikatakan 'cute'. bahkan para fansnya menjulukinya dengan sebutan 'princess'. namun sewaktu-waktu, ia juga akan bersikap 'cool' seperti tadi. yah, sesuai keadaan moodnya mungkin!
setelah membangunkan namjoon, seokjin berjalan menuju pintu kayu bercat putih dengan beberapa sticker berbentuk hati berwarna hitam dan putih di sebelah kamar namjoon.
'kamar taehyung dan seokjin'
Ia terdiam menatap pintu kamar -yang merupakan pintu kamarnya juga- itu lama sebelum akhirnya mengetuknya.
Tok Tok Tok
"taehyung? hoseok? bangunlah, ini sudah siang!" ujarnya.
"hoseok?" tanyanya sekali lagi.
"..."
"Apa kalian di dalam?"
"..."
nihil.
tidak ada seorang pun yang menjawabnya.
"Yah! jangan bermain-main! cepat keluar! manager hyung akan datang sebentar lagi! jadi sebaiknya kalian cep-"
"Aaahhh!"
Ucapan seokjin terpotong ketika sebuah teriakan dari dalam kamar itu meyapa pendengarannya.
'suara taehyung!' pikirnya cepat.
"taehyung? hoseok? aku tahu kalian di dalam! Yah cepat buka pintunya?!"
"..."
"Taehyung?"
"h-hyung s-sakitt~" rintih seseorang dari dalam kamar.
"Taehyung? taehyung buka pintunya! hoseok?!"
oke, seokjin mulai panik sekarang.
Ia tahu ada yang tidak beres di dalam kamar. Ia takut. khawatir. sangat! apalagi taehyung ada di dalamnya! dongsaeng yang -ekhem- paling ia sayangi ada di dalamnya.
"kalau kalian tidak membuka pintunya, aku akan mendorong pintunya secara paksa!"
"..."
"hoseok?! taehyung?! kalian mendengarku?! YA!"
"..."
Hah~ sepertinya ia memang harus segera mendorong pintu dari kamar yang sekarang terdengar sunyi itu.
"baiklah! aku akan melakukannya" gumam seokjin sambil mundur beberapa langkah dari pintu kamar itu.
Ia menatap pintu kamar itu tajam lalu berlari kencang menuju pintu itu sambil mendorongnya.
BRAKK!
Dan sebuah daun pintu putih tanpa dosa pun telah menjadi korban kekerasan sokjin pagi hari ini.
Seokjin membuka matanya dan menetralkan nafasnya yang terengah-engah. ia menatap pintu putih yang sepertinya lepas dari engselnya itu kini berada di hadapannya.
ia menoleh menatap dua sosok lain yang juga sedang menatapnya dengan tatapan.. aneh?
"ada apa hyung?" tanya salah satu sosok itu polos namun datar.
Seokjin yang masih mengatur napasnya menatap sosok itu tak percaya.
Ia sudah berteriak berkali-kali dan -dengan terpaksa mendorong pintu kamarnya hingga pintu bercat putih tanpa dosa itu lepas dari engselnya. Sedangkan yang di khawatirkan hanya bertanya padanya dengan innocent seperti itu?!
'ada apa hyung?'
begitu?!
"Yah! ige mwoya? seokjin hyung, kau ingin menghancurkan kamar kami eoh?" merasa di abaikan, sosok lain di sebelah sosok -yang menatap seokjin dengan innocent tadi angkat bicara.
jin mendelik tidak suka.
'kamar kami?'
Ish, jin jadi menyesali keputusannya untuk bertukar kamar dengan hoseok beberapa minggu lalu karena jungkook -yang merupakan roomate hoseok saat itu demam dan hoseok tidak bisa mengurusnya dengan benar. Jadi mau tak mau, ia harus turun tangan untuk mengurusi maknaenya.
'Cih memangnya sejak kapan kamar ini menjadi milik v dan j-hope? setaunya kamar ini milik kim seokjin dan kim taehyung!' kesalnya dalam hati.
Jin menatap dua sosok di hadapannya dalam. rasa khawatir dan paniknya sudah menguap. Ia sudah tak se-panik dan se-khawatir tadi. "kalian tidak apa-apa kan? apa ada yang terluka?"
Sedangkan dua orang lainnya -taehyung dan hoseok menatap seokjin dengan tatapan 'dia-masih-nomal-kan?'
Hoseok berjalan mendekati seokjin yang masih berdiri di ambang pintu -ah yang kini sudah tidak berpintu lagi sambil menatap taehyung dan hoseok detail.
Dengan sopannya, hoseok meletakan telapak tangan kanannya pada dahi seokjin.
"masih normal~ namun sedikit hangat.." gumamnya.
Seokjin mengerutkan dahi mendengarnya.
'sedikit hangat?' pikirnya.
wait-
loading-
404 server not found-
try again-
please wait-
"MWO?! kau pikir aku sudah gila hah?! aish dongsaeng kurang ajar!" bentak seokjin saat tahu maksud hoseok.
hoseok menghela napas. "hyung, aku kasihan pada otakmu! lemot sekali dia!"
"Ne hyung, otakmu itu lambat sekali! memorimu terlalu penuh ya? apa kau masih memakai memori yang berkapasitas 2GB?" taehyung menimpali. -dengan polos tentu saja.
hoseok menepuk dahinya frustasi. agak susah memang berinteraksi dengan si manis-4D-taehyung.
"baiklah, aku akan kembali saat kalian berdua sudah punya otak" ujar hoseok sadis sambil melangkah keluar taehyung yang kini tanpa pintu itu.
"maksud hoseok kita berdua tidak punya otak, begitu?! Aish bocah sialan!" kesal seokjin.
Yah, siapa yang tidak kesal jika menjadi seokjin? setelah acara mendorong paksa pintu kamar taehyung dan berpanik-ria, ia malah mendapat tanggapan, reaksi, jawaban, atau apapun itu -tidak menyenangkan dari sang pelaku?! tahu begitu, ia tidak mungkin membangunkan taehyung dan hoseok dan membiarkan mereka tetap terpejam hingga siang.
ah ralat!
mungkin ia hanya akan membangunkan taehyung saja dan membawa namja itu jauh dari sosok jung mesum hoseok.
"-mungkin hyung" taehyung mengedikan bahunya acuh.
Seokjin menatap songsaeng manisnya sambil menghela napas pelan. benar kata member lain, berinteraksi dengan taehyung memang susah! namja manis dengan nama panggung 'V' itu seperti memiliki banyak kepribadian. di satu sisi, ia terlihat cool namun disaat yang bersamaan ia juga terlihat manis dan cute. Ia juga terkesan ketus dan seolah bersikap tak acuh namun sewaktu-waktu ia bersikap peduli. Yah, 4D!
Taehyung berjalan menuju meja kecil di sudut kamarnya, dan seokjin tetap memperhatikannya. hingga taehyung duduk di tepi ranjangnya, seokjin baru menyadari bahwa cara taehyung berjalan tadi terlihat sedikit aneh. apa kakinya terluka?
"kakimu kenapa? caramu berjalan terlihat aneh, kau tahu?"
"apa yang kau harapkan dari cara berjalan 'seseorang yang baru saja terjatuh', hyung?" jawab taehyung datar.
"mwo?! kau terjatuh?!"
"ne, bukankah aku sudah mengatakannya tadi?"
"aish ada apa dengan otakmu? kau baru saja terjatuh namun kau bersikap seolah tidak terjadi apa-apa?!"
"memang apa yang terjadi? aku hanya terjatuh kan?"
"Yah! kim taehyung, berhenti bersikap seperti itu!"
"apa yang salah dengan sikapku?!"
"aish ku bilang jangan seperti itu!"
"haah~ arra arra! lalu sekarang aku harus bagaimana? berteriak kesakitan begitu?"
"ck neo jinjja! tunggu sebentar, ku obati lukamu!"
Seokjin berjalan kesudut kamar taehyung -dan dirinya, lalu membuka pintu sebuah lemari kayu disana. Untuk mencari kotak obat, tentu saja. Ia sudah hapal betul dimana taehyung meletakan barang-barangnya, toh lemari itu lemarinya juga. taehyung selalu menyimpan kotak putih berbentuk balok itu di bawah baju-baju santaiya yang biasa ia pakai di dorm. seokjin menyingkirkan tumpukan baju itu satu persatu. Jumlah baju taehyung yang cukup banyak membuatnya sedikit kesulitan untuk memindahkan mereka satu persatu.
"kau mencari apa hyung?" seokjin menolehkan kepalanya. Ia menatap taehyung heran.
"mencari kotak obat milikmu tentu saja! lukamu harus segera ku obati! bukankah aku sudah mengatakannya tadi?"
"oh kotak obat itu, tadi hoseok hyung mengambilnya. tadinya ia akan mengobati kaki-ku, tapi kemudian seseorang mendorong pintu kamarku dengan tiba-tiba!" jelas taehyung datar dengan sedikit sindiran di akhirnya.
Seokjun mendelik. "aish~ apa kau sedang mencoba mengerjaiku eoh? kenapa tidak bilang dari tadi kalau kotak obat itu sudah di keluarkan?! dan satu lagi, terimakasih untuk sindirannya!"
"Yah! aku tidak bermaksud begitu~ lagipula kau tidak bertanya padaku 'dimana kotak obatnya?' hyung!" balas taehyung. "-kotak itu ada di atas meja nakas!"
Seokjin kembali memasukan beberapa baju taehyung yang tadi ia keluarkan. lalu berjalan menuju meja nakas di samping ranjang milik taehyung, mengambil kotak obat tersebut dan mendudukan dirinya di ranjang taehyung. Ia menepuk sisi ranjang yang kosong di sebelahnya, mengisyaratkan taehyung agar duduk di sisinya.
"coba ku lihat lukamu~" ujar seokjin ketika taehyung telah duduk di sampingnya.
Taehyung mengangkat kaki kanannya yang terluka dan menaruhnya di atas paha jin. ia meringis pelan saat seokjin menyentuh pergelangan kakinya yang mengeluarkan sedikit darah itu.
"mengapa bisa seperti ini?"
"aku terpeleset di kamar mandi hyung~"
"lalu?"
"hoseok hyung terbangun dan mendudukan ku di ranjang lalu mencoba mengobatiku. namun kau tahu? hoseok hyung seperti tidak mempunyai perasaan, ia menekan lukaku terlalu keras hingga aku kesakitan!"
"itu sebabnya kau berteriak dan meringis tadi?"
"ne, hyung mendengarnya?"
"tentu saja! kau membuatku khawatir!"
"hehe~ mianhae seokjin hyung~"
"arrasso~"
"..."
"..."
"..."
"jja~ sudah selesai! apaakah masih sakit?"
"umm? ani~"
Taehyung menatap gulungan perban yang melingkari pergelangan kakinya dengan rapi itu. hatinya menghangat. selalu saja seperti ini. setiap hyung tertuanya itu memberi perhatian lebih padanya, setiap seokjin menatapnya lama, taehyung selalu tersenyum seperti idiot setelahnya. entah apa yang dipikirannya saat itu. Yang jelas, v sangat menyukai saat dimana hyung tertuanya itu memperhatikannya. memang ia tidak pernah bersikap seolah ia menyukai perhatian seokjin. namun bukan berarti ia benar-benar tidak menyukainya bukan? dan lagi tidak mungkin jika ia suka pada 'hyung' tertuanya itu dalam arti yang sebenarnya kan?! walaupun mereka bukan hyung-dan-dongsaeng dalam hubungan yang sebenarnya, namun rasanya tetap tidak masuk akal. itu sangat tidak...
mungkin?
"apa yang kau pikirkan?"
SET
DEG
"a-ani!"
taehyung memalingkan mukanya ke arah lain. kemana saja asalkan matanya tidak bertemu dengan mata tajam namja tampan yang juga bermarga kim di hadapannya.
Tuhan, apa karena sibuk memikirkan yang tidak-tidak, taehyung jadi tidak sadar jika wajah seokjin sudah berada 5 cm di depannya? bahkan taehyung bisa merasakan hembusan napas hangat seokjin yang menerpa wajahnya. oh ayolah, berdekatan dengan seokjin dengan jarak yang setipis ini membuat taehyung dapat mencium aroma tubuh manly seokjin dengan jelas.
Taehyung menghembuskan napasnya perlahan. ia menggigit pelan bibir bawahnya sambil memejamkan kedua matanya -gugup. ia juga menggerakan kaki kanannya yang berada di atas paha jin tak nyaman, dan malangnya, perbuatan taehyung tadi membuat lutut kakinya -secara tak sengaja menggesek sesuatu di selangkangan seokjin. taehyung sontak membuka matanya dan menatap seokjin horor, namun seokjin justru memejakan matanya dan melenguh pelan namun terdengar berat.
"mmhhh~"
sial!
mengapa suara seokjin tergengar begitu seksi? taehyung bahkan baru menyadari jika seokjin memiliki suara yang so-damn-sexy seperti itu!
begitu mendengar lenguhan sang hyung tertua, taehyung sontak menahan napasnya dan memejamkan kedua matanya lagi. ia tersiksa disini. lenguhan berat seokjin membuat kepalanya pening, apalagi aroma tubuh manly seokjin yang tercium sangat jelas membuatnya semakin pusing. Ia hanya bisa bungkam sekarang.
taehyung masih belum membuka kedua matanya saat ia merasakan sebuah tangan merengkuh sisi tubuhnya. ah, lebih tepatnya, pinggangnya. namun tak lama, taehyung membuka matanya perlahan sambil menundukan kepalanya, mencoba menyembunyikan wajahnya. hingga kini, bibir seokjin tepat berada di depan keningnya. ia mencoba bersikap tenang, namun gagal. Dan sudah mulai khawatir saat seokjin merengkuh pinggangnya dengan kedua tangannya lalu menariknya seolah ingin merapatkan tubuh keduanya.
"h-hyung~" cicit taehyung.
seokjin tak menghiraukannya. ia malah mendekatkan wajahnya ke sisi wajah taehyung. oke, taehyung mulai takut sekarang. walaupun mereka dekat, namun belum pernah mereka seintim ini.
"h-hyung, apa yang kau lak -nghh~"
taehyung sontak memejamkan matanya rapat sambil melenguh pelan saat sebuah benda kenyal, dingin, dan tebal menyentuh permukaan kulit lehernya.
bibir seokjin.
Ia reflek mengadahkan kepalanya saat benda yang membuat cukup taehyung gila itu mengecupi kulit lehernya.
bibir seokjin bergerak menuju tulang selangka taehyung, memberikan beberapa kecupan ringan disana. merasakan itu taehyung memejamkan matanya semakin rapat, refleks. lalu bibir seokjin bergerak ke atas menuju leher bagian depan taehyung, memberi beberapa kecupan kecil di sana, dan menjilat jakun taehyung. hidungnya juga terus menyusuri kulit leher taehyung, menghirup aroma tubuh namja itu. hidung dan bibirnya bergerak bagaikan ular yang menjalar di kulit leher taehyung. Pelan, namun menggairahkan.
Taehyung menggigit bibir bawahnya -kali ini dengan sedikit lebih keras untuk menahan suara lenguhannya yang mungkin akan lepas.
"aahh~"
oke kim taehyung. kau sukses! kau berhasil menahan lenguhanmu. Namun sayangnya, kau mengeluarkan desahan pertamamu.
mendengar desahan taehyung, terang saja bibir tebal milik seokjin semakin terus bergerak menjelajahi leher putih itu. hati dan otak seokjin seolah tak berfungsi saat mendengar lenguhan -apalagi desahan orang dihadapannya itu. ia menghiraukan jeritan kecil hatinya yang mengatakan bahwa ini salah. selama ia dan taehyung menikmatinya dan tak membuat taehyung terluka, ia tak akan berhenti.
"h-hyungghh~"
bibir seokjin berhenti tepat di belakang telinga kiri taehyung. benda itu mengecup beberapa kali indera bertulang rawan itu lalu menjilatnya, bahkan mengemutnya bagai lolipop.
"aahhh-"
Tok Tok Tok
"kim taehyung! apa kau didalam? kau belum keluar juga eoh?! aish!"
SET
BRUKK
CUP
.
.
Well, coba bayangkan, apa yang akan kalian rasakan saat mengalami insiden seperti di atas? saat seokjin bersikap cukup intim pada taehyung?
malu?
senang?
atau.. bahagia?
tapi sepertinya baik seokjin maupun taehyung tidak ada yang merasakan hal itu.
salahkan namjoon yang tiba-tiba mengetuk pintu taehyung yang sebelumnya telah seokjin pasang asal setelah kejadian seokjin yang mendorong pintu kamar taehyung paksa tadi. Hal itu membuat taehyung sadar dengan apa yang sedang mereka berdua lakukan. Dan sontak, ia mendorong tubuh seokjin yang sedang mendekatkan bibir seksi tebalnya ke arah bibir plum miliknya. dan,
CUP!
bibir seokjin dengan romantisnya mencium permukaan lantai kamar tidur taehyung. manis bukan?
mau ku beritahu sesuatu yang lebih manis lagi?
setelah kejadian seokjin-yang-mencium-lantai itu, bukannya menolong seokjin berdiri dan meminta maaf padanya, taehyung hanya bersikap biasa saja. Bahkan ia langsung keluar kamar dan mengikuti namjoon. cool taehyung is back right? oh, poor seokjin...
.
.
-Di ruang makan-
"mana seokjin hyung? kenapa kau hanya datang dengan taehyung saja, hyung?" tanya jimin saat melihat namjoon dan taehyung baru memasuki ruang makan.
"molla~ mungkin dia akan kemari sebentar lagi. kau lanjutkan saja sarapanmu jimin-ah!"
"ne~"
"uhm ya, kita tidak ada jadwal hari ini kan namjoon ah?" yoongi mengalihkan pembicaraan.
"ne, wae hyung?"
"ah, senangnya~ kita bisa bersantai di dorm sepuasnya!"
"aku tahu! bagaimana kalau setelah ini kita bermain game? ah pasti akan seru sekali~" sahut jungkook bersemangat.
"Ya! ide bagus maknae!" sambung hoseok
"aku tidak ikut bermain, ne?"
mendengar hal yang kurang diharapkan itu, sontak semua orang yang berada di ruangan itu menoleh kan kepalanya ke sumber suara. maksudku, orang yang berbicara tadi.
"wae taehyung ah?" kali ini jimin yang berbicara.
"ku pikir kaki-ku terkilir. mungkin sedikit terluka!"
"ah, pasti karena kejadian tadi pagi! apa kakimu masih terasa sakit taehyung ah?" sahut hoseok.
"apa maksudmu, hyung?" tanya jimin
"tadi pagi taehyung terjatuh saat berada di kamar mandi. tadinya, aku ingin mengobatinya. lalu tiba-tiba seokjin hyung datang. aku pikir dia sudah mengobati kaki taehyung?"
"Ne, seokjin hyung memang sudah mengobati lukaku~" jawab taehyung 'dengan jarak yang sangat dekat tentu saja' sambungnya dalam hati. memikirkan hal itu, sontak membuat pipinya sedikit bersemu. bayangan tentang seokjin yang hampir merengut ke-virginan bibirnya terlintas begitu saja di pikirannya. Taehyung memejamkan matanya rapat sambil menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikiran itu.
"sudahlah hyung, nan gwaenchana!" ujarnya sambil tersenyum lebar yang sedikit di paksakan.
"arraso~ lebih baik kau istirahat saja hari ini!" namjoon menepuk bahu taehyung yang duduk di kursi makan sampingnya.
"umm~" taehyung hanya menganggukkan kepalanya lalu mulai memakan sarapannya.
"ah iya, jangan habiskan seluruh makanannya! sisakan untuk seokjin hyung! aku tidak mau ia bertambah kurus nantinya!" sahut namjoon pada semua member.
"ne hyung/ne.."
.
.
.
Seokjin menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi taehyung. Ia mengusap kasar wajahnya sambil mendesah pelan. membuka kran air dari westafle didepannya lalu membasuh wajahnya perlahan.
'Hampir saja...' pikirnya.
Masih terbayang di pikirannya kejadian beberapa menit lalu. Jika saja saat itu namjoon tidak mengetuk pintu kamar mereka, mungkin bibir plum taehyung sudah tidak peraw -maksudku perjaka lagi. Mereka berdua dan bahkan seluruh member bangtan lainnya memang pernah mencium sesama member sebelumnya. -tapi itu dalam sebuah game. Dan tentunya itu semua tuntutan skenario!
itu tak nyata!
Lagi pula, tak pernah terpikir sebelumnya oleh seokjin bahwa ia akan terjebak oleh pesona taehyung. Memang, semua member mengetahuinya. Perhatiannya, sikapnya, tatapan matanya pada taehyung, sangat kentara sekali jika ia menyukai namja itu. Namun dalam arti yang bagaimana? taehyung sebagai seorang pria atau taehyung sebagai namdongsaengnya? dan pertanyaan-pertanyaan itu yang kini berterbangan di benaknya. Ia terus memikirkannya namun tak pernah menemukan titik terangnya. apakah seksualitasnya sudah menyimpang? apakah ia sudah menjadi seorang gay? Seokjin sendiri juga tidak tahu. Jika memang benar seokjin sudah menjadi seorang gay, mengapa ia tidak merasa tertarik pada namja lainnya? Namja yang feminim dan berwajah cantik sekalipun, ia tidak menyukai mereka. Namun lain halnya dengan taehyung. perasaan menyayangi, mencintai, memiliki dan ingin melindungi namja itu selalu muncul ketika seokjin berhadapan dengannya. Berpikir mengenai hal itu benar-benar membuat seokjin gila. Tapi, biarlah hal-hal seperti itu mengalir begitu saja di pikirannya, toh suatu saat nanti seokjin yakin pasti menemukan jawabannya. Semua itu hanya butuh waktu.
Suara gemircik air yang keluar dari westafle itu membangunkan seokjin dari lamunan panjangnya. ia menatap genangan air yang kini sudah mulai berjatuhan ke lantai itu dengan kesal. Ia menutup kran air itu cepat dan mengambil handuk kecil yang tergantung di sebelah westafle. Ia mengusapkan handuk itu kasar pada wajahnya, mengeringkannya.
Berada sedikit lama di kamar mandi -yang biasa di pakai taehyung itu terasa dingin dan lembab, membuat kepalanya sedikit pusing. mungkin karena ia belum memakan apapun sejak bangun tidur tadi, atau karena aroma tubuh taehyung yang begitu menguar di sana?
-entahlah.
.
.
"Kyaaa! hoseok hyung menjauh dariku!"
"kemari kau maknae! ayo lakukan hukumanmu!"
"Aku tidak mau menciummu! kyaaa~"
Suara-suara teriakan itu langsung terdengar begitu seokjin memasuki ruang tengah. sepertinya dongsaeng-dongsaengnya itu sedang bermain game. Dan seperti bisa, maknae polos itu pasti selalu yang jadi korban. hampir semua member yang ada di sana terlihat menikmati permainan itu. hoseok yang tertawa sambil mengejar jungkook, namjoon yang berusaha membantu hoseok menangkap jungkook, yoongi yang tertawa sambil memukul meja kayu di tengah ruangan -dan menimbulkan bunyi yang sangat berisik, lalu jimin yang terbahak-bahak sambil memukuli namjoon, jungkook dan hoseok dengan bantal kecil, semuanya terlihat bersenang-senang.
Semuanya, kecuali
-taehyung..
namja itu hanya duduk diatas sofa yang terletak di sudut ruangan sambil sesekali menatap member lain yang bermain-main itu dengan tatapan blank tae-nya. tanpa senyum atau tawa sedikitpun.
Melihat itu, seokjin berjalan mendekatinya dan mendudukan dirinya di sebelah taehyung perlahan.
Merasa seseorang menempati tempat kosong di sisi sofanya, taehyung menoleh. "oh, hyung?" katanya.
"kau tidak ikut bermain?"
"um? aniya~" taehyung menggelengkan kepalanya pelan. "kaki-ku masih terasa sakit hyung! namjoon hyung menyuruhku untuk beristirahat" jelas taehyung
"ah, begitu~"
"umm~"
"..."
"..."
"..."
"ah, hyung~ soal kejadian tadi... -umm aku minta maaf!"
"Nde?" seokjin menaikan sebelah alisnya.
"itu.. aku tidak sengaja mendorongmu tadi, itu hanya reflek karena aku... -umm kau.." taehyung tak melanjutkan ucapannya. Ia menundukan wajahnya menyembunyikan rona merah yang kini menghiasi wajah manisnya.
"a-ah soal itu-" seokjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedikit gugup ketika taehyung membahas mengenai hal ini. "-tidak usah dipikirkan lagi taehyung ah!" ujarnya.
"keunde, hyung terjatuh tadi! apakah kau-"
"nan gwaenchana" seokjin memotong ucapan namja manis itu sambil tersenyum tipis. senang rasanya saat taehyung mengkhawatirkanya.
"umm~" taehyung hanya menganggukan kepalanya mengerti.
seokjin menolehkan perhatiannya pada dongsaeng-dongsaeng lainnya disana. mereka terlalu sibuk bermain hingga tak menyadari kehadirannya, sepertinya.
"Yah! jangan berlarian seperti itu!" tegur seokjin. "hoseok ah berhenti mengejar jungkook seperti itu! namjoon ah kau membuat dorm berantakan! aish kalian ini! yoongi ah berhenti memukul meja seperti itu! aish park jimin hentikan!"
"..."
"..."
"..."
"..."
"..."
oh tidak ada yang merespon seokjin sepertinya.
"YAH! KALIAN SEMUA BERHENTI!"
.
.
.
.
TBC
annyeong yeorobun! *krik krik krik* #plak oke, author balik dengan ff baru^0^ beberapa minggu belakangan ini author lagi suka sama pasangan taejin, tiba-tiba kepikiran buat ff ini~ oh iya, ff yang akan author publish disini macam-macam yaa~ author punya banyak couple favorite sih, jadi author akan bikinin ff nya satu-satu~ btw author juga masih cukup baru disini, jadi author masih belajar tentang pemilihan kata, alur sama percakapan yang bagus. jadi kalau readers ada saran atau masukan buat author, author akan nerima itu semua dengan hati ikhlas, suci, dan bersih /lo kira lebaran thor-_-/ oke author tau ff ini masih punya banyaaaaaaaaaaaak kekurangan, jadi author harap readers semua bisa ngasih masukan dan saran buat author dan cerita ini kedepannya.. sekarang mari kita belajar saling menghargai, jangan lupa reviewnya yaa~
and that's all, i just wanna ask,
keep this ff or delete?:(
