Setelah berbulan-bulan nggak nulis, saya kembali! *nggak ada yang nungguin kok*
Publish pas lagi libur kakak kelas Ujian ;3
AN EYESHIELD 21 FANFICTION
EyeShield 21© Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
No Reason © Just 'Monta –YukiYovi
Story by : Yovi
Idea © forgot
Warning : Drabble, possible OoC, typo[s], HirumaXMamori, etc.
Let's start!
Ruang klub Saikyoudai Wizard tampak sepi. Itu karena semua anggota Saikyoudai Wizard sudah pulang, kecuali Sang Kapten dan Sang Manajer. Ya—Yōichi Hiruma dan Mamori Anezaki.
Saat itu, Hiruma dan Mamori sudah menginjak semester delapan, dan—well—mereka sudah menjadi sepasang kekasih sejak semester tujuh. Fakultas yang berbeda tentu bukan masalah bagi mereka—mereka masih bisa bertemu saat Saikyoudai Wizard latihan.
Dan—apalagi—mereka merupakan kapten dan manajer. Bisa menangkap maksudnya? Ya—mereka akan sering bersama. Baik mengatur strategi, latihan, atau pertandingan.
Tapi kelihatannya, sekarang ada hal yang sedang mengganggu pikiran manajer kita ini. Hal ini tampak dari adanya suatu kerutan di dahi Mamori.
"Hiruma-kun ... ." Suara Mamori terdengar, mengalahkan suara ketikan keyboard dari Hiruma—dan memecahkan keheningan.
Ctik.
Suara ketikan itu berhenti.
"... . Apa?" Sang Kapten menyahut sembari menolehkan kepalanya pada gadis yang dicintainya.
"Kenapa ... kamu mencintaiku?" ujar Mamori to the point sambil menundukkan kepalanya. Malu, mungkin?
Deg
Hiruma membisu. Otaknya buru-buru mencari jawaban.
Beberapa detik berlalu. Otak Hiruma terus berputar.
Tapi—sialan—tidak bisa! Tidak ketemu!
Untuk pertama kalinya Hiruma tidak tahu apa yang harus dikatakannya.
Untuk pertama kalinya Hiruma tidak tahu apa jawaban pertanyaan itu.
Untuk pertama kalinya tubuh Hiruma seperti membeku—otaknya bingung mencari jawaban dari problema ini.
Ke mana perginya Menara Kotrol yang selalu siap mengelak?
Ke mana perginya otak jenius Hiruma yang selalu menyusun strategi yang unusual?
'Cih.'
Akhirnya, Hiruma memutuskan untuk menjawab dengan perlahan, "Aku ... tidak tahu. Aku tidak tahu kenapa aku mencintaimu."
Di luar dugaan Hiruma yang biasanya tepat, Mamori malah tersenyum. Tersenyum bahagia.
Hiruma hanya bisa memerhatikan tindakan Mamori yang di luar prediksinya.
Mamori berjalan mendekati Hiruma, lalu dengan cepat mencium pipi kanan Hiruma. Senyum masih terlukis di wajah Mamori.
"Terima kasih," ujar Mamori.
Hiruma terdiam—tidak menjawab.
"Kenapa?" tanyanya beberapa detik kemudian.
"Eh?"
"Kenapa kamu malah senang?"
'Apa maksud orang ini?' batin Hiruma, 'kenapa dia malah senang? Brengsek, kenapa dari tadi tingkah lakunya tidak bisa aku mengerti?'
Kali ini Mamori yang terdiam. Lima detik kemudian ia malah memeluk Hiruma erat.
"Karena—cinta sejati tidak butuh alasan."
Hm.
Begitukah? Cinta sejati tidak butuh alasan ... .
Hiruma tersenyum kecil, lalu membalas pelukan Mamori.
.
.
THE END
.
.
Halo! Jadi juga drabble yang diketik dalam waktu kurang dari sejam. Kalo aneh maap ya.
Kembali bersama Yovi yang masih dalam pengerjaan chapter dua dari Investigate: Police Number! yang sudah ditelantarkan lebih dari 6 bulan. Udah beres sih sebenernya ...
Saya lagi puyeng dengan tugas bulan ini yang numpuk sih. Padahal keinginan tidur berkobar-kobar di hati #halah.
Tadinya judulnya malah mau dikasih 'AGAPE'—kasih yang tulus dan tidak mengharapkan balasan. Tapi gak nyambung XD
Makasih udah baca ya :D
RnR please? Concrit dan flame diterima dengan lapangan basket—eh—lapang dada.
.
.
.
"Lalu?"
"Apa?"
"Kamu sendiri; kenapa kamu mencintaiku?"
"Karena kamu sering membelikanku cream puff."
" ... ."
"Bercanda, kok. Aku sendiri ... tidak tahu kenapa aku mencintaimu."
"Hmm ... . Kita impas."
.
.
.
