Author's Note: Cerita ini terinspirasi dari salah satu scene di drama korea Secret Garden. Hehehe drama lama yang baru aku tonton sekarang dan nggak nyesel telat nonton karena dramanya bagus banget! :D

Warning: Boys Love, OOC, Pendek. Don't like, don't read.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Enjoy!


Busa Susu

Di siang yang cukup terik, terlihat seorang pemuda berambut pirang sedang duduk di dalam sebuah café. Kepalanya menunduk membaca kertas-kertas yang terbuka di atas meja. Tangan kanannya memainkan sebuah pensil yang sesekali Ia pakai untuk menulis sesuatu ke atas kertas-kertas tadi. Rambut pirangnya sedikit berantakan, kedua alisnya bertaut, dan keningnya sedikit berkerut yang menandakan bahwa pemuda ini sedang berpikir.

Ia duduk di bagian pojok café, membelakangi pintu masuk dan kasir. Sofa yang terdapat di dalam café cukup nyaman dan memberi privasi untuk pengunjungnya, sandaran punggungnya tinggi hingga sebatas kepala. Pemuda ini memilih duduk dipojok agar tidak terganggu dan lebih bebas mengerjakan tugas kuliahnya. Walaupun sedang jam makan siang, café itu tidak terlihat terlalu ramai.

Sebenarnya, pemuda ini sedang menunggu seseorang yang berjanji akan mengajarkannya mengerjakan tugas-tugas ini, teman baik sekaligus menyebalkannya semenjak awal masuk kuliah. Namun, yang ditunggu masih belum datang juga. Minuman cappuccino yang Ia pesan masih belum tersentuh karena konsentrasi mengerjakan tugas yang belum terpecahkan.

"Naruto," panggil seseorang dengan suara baritone. Pemuda ini segera duduk di depan pemuda berambut pirang yang dipanggil tadi.

"Sasuke, kenapa kau lama sekali?" tanya Naruto dengan ekspresi wajah sedikit kesal yang tidak Ia sembunyikan.

"Memangnya kau tidak mengecek handphone milikmu?" tanya balik Sasuke yang dibalas pandangan bingung Naruto.

Naruto segera mengecek handphone dan mendapati ada tiga SMS yang belum Ia baca, semuanya dari Sasuke. "Oh, gomen aku baru membacanya," ucap Naruto.

Sasuke tidak berkata apa-apa, hanya beranjak menuju kasir untuk memesan minuman. Sambil menunggu Sasuke kembali, Naruto menyandarkan tubuhnya ke sofa dan kembali mengecek handphone. Tak lama kemudian, Ia meletakan handphone dan mengambil cappuccino pesanannya. Naruto menyesapnya dengan perlahan untuk menikmati rasa cappuccino yang Ia minum. Saat itu Sasuke juga datang menghampiri dengan secangkir kopi di tangannya dan kembali duduk di hadapan Naruto.

"Apa kau kesulitan mengerjakannya?" tanya Sasuke tanpa menatap Naruto, hanya meraih kertas-kertas yang ada di meja.

"Hm mmm," gumam Naruto tidak jelas karena masih menikmati minumannya.

Sasuke meraih pensil yang tergeletak di sana dan mencoret-coret sesuatu di kertas itu, kemudian berkata, "ini mudah, bodoh."

Naruto tersentak dan segera menghentikan kegiatan minumnya. Ia meletakan gelas dan berkata, "menurutku itu sulit, brengsek! Otakku tidak sejenius milikmu!"

Sasuke tidak menghiraukan ucapan Naruto. Ia hanya mengubah posisi kertas ke hadapan Naruto agar bisa terlihat dengan jelas hasil pengerjaannya. Sasuke pun menatap Naruto dan agak terkejut dengan sesuatu yang ada di bibir atas Naruto sekarang.

Naruto mengamati kertas yang diberikan Sasuke, yang sudah berisi coretan jawaban. Ia mengerutkan kening, berusaha memahami tulisan Sasuke. Karena serius mengamati, Ia tidak memperhatikan Sasuke yang saat ini sedang memandangnya dengan ekspresi aneh yang menyunggingkan seulas seringai jahil di bibirnya.

"Kau sedang menggodaku ya?" tanya Sasuke tiba-tiba. Pertanyaan itu membuat Naruto mendongak dari kertas yang sedang Ia pelajari dan menunjukan wajah bingung, tidak mengerti dengan maksud ucapan Sasuke.

"Apa maksudmu?"

"Ada busa susu di bibirmu."

"Oh ya? Biar aku bersihkan," kata Naruto yang kemudian hendak mengambil tisu dari atas meja. Namun, Sasuke segera menahan tangan Naruto. Kejadian berikutnya terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga otak Naruto tidak bisa mencerna apapun.

Sasuke bangkit dari duduknya dan memajukan tubuhnya ke arah Naruto. Detik berikutnya, Ia mendaratkan bibirnya ke bibir ranum milik Naruto. Ia menghisap dan menjilat bibir atas pemuda pirang itu untuk menghilangkan busa susu yang ada di sana. Naruto mengerjapkan matanya merasakan sensasi aneh dari bibir Sasuke yang menjalar di bibirnya. Saat Naruto sudah mulai tersadar dari keterkejutan dan hendak melayangkan protes dengan suara melengking indahnya, Sasuke sudah melepaskan ciumannya.

"Lain kali minumlah yang benar, bodoh. Jangan sampai ada laki-laki lain yang membersihkannya sepertiku," ujar Sasuke kalem saat sudah kembali duduk di hadapan Naruto.

"A-apa-apaan itu tadi?!" suara Naruto menyerukan protes karena tindakan tiba-tiba yang dilakukan Sasuke.

"Berisik, bodoh."

"Brengsek! Kau senang sekali menggodaku!"

"Aku hanya membantu membersihkan sisa minuman."

"Tapi tidak harus dengan cara menciumku kan?!"

Sasuke hanya menampilkan senyum tipis mendengarkan ocehan protes Naruto. Walaupun Naruto protes, tetapi pipinya mulai bersemu merah dan degup jantungnya tidak dapat ditahan menjadi lebih cepat.

'Kalau hal seperti ini terus terulang, aku bisa menjadi menyukainya,' batin Naruto sambil mengacak-acak rambut pirangnya dan kembali mengambil kertas tadi yang sempat Ia lupakan, berusaha tidak menghiraukan tindakan Sasuke itu.

Sasuke hanya diam melihat ekspresi Naruto sambil menyesap espresso pesanannya. Namun, diam-diam Ia juga menyunggingkan senyum tipis yang tertutup oleh cangkir kopi yang Ia minum. 'Aku memang senang menggodamu,' batin Sasuke.

Sebenarnya Sasuke memiliki niat baik saat melakukan ciuman itu. Ia hanya ingin membantu membersihkan busa susu yang ada di mulut Naruto. Namun, tentu saja Ia juga ingin mendapatkan keuntungan saat melakukannya. Itu tidak salah, bukan?

END