A SpongeBob SquarePants Fanfiction

"Baik – Baik Kawan"

Genre: Drama, komedi(mungkin)

a/n Fanfict ini gak sengaja kebikin gara-gara dikasih tugas Biologi suruh bikin awetan bintang laut*apa coba*. Nyoba bikin alur yang gak terduga di sini, semoga gak jadi OOC.

XD

Ada tokoh-tokoh nyata yang saya masukin*data Facebook-nya saya cantumin di akhir*, untuk mendukung alur cerita yang ini.

Enjoy!

Review again, and again!

XDD

Bikini Bottom

Pagi ini suasana lingkungan di rumah SpongeBob sangat hening, tanpa ada suara protes Squidward yang merasa terganggu mendengar bunyi waker SpongeBob, atau malah Patrick yang pagi-pagi subuh sudah mengetuk pintu rumah SpongeBob untuk sekedar nonton acara Mamah dan Aa bareng(lebih gak jelas lagi). Kali ini, mungkin akan jadi hari tersunyi bagi SpongeBob.

Seperti biasa, setelah waker-nya berbunyi merdu, ia langsung mandi, lalu sarapan dan berangkat ke tempatnya bekerja, Krusty Crab. Ia lewat rumah Patrick, tapi… Ia tidak menemukan adanya tanda-tanda kehidupan. Akhirnya SpongeBob memilih untuk cepat bergegas ke tempat kerjanya.

"Pagi Tuan Crab!" ujar SpongeBob seperti biasa, ceria, penuh keluguan.

"Oh, pagi, nak. Bagaimana harimu?" Tanya Tuan Crab.

"Aku belum memulai hariku, Tuan Crab, karena aku belum bekerja hari ini. Jadi aku belum tahu bagaimana hariku." Jawab SpongeBob lugu.

"Ah iya… Aku lupa…", Tuan Crab menggaruk-garuk kepalanya, "Yasudah! Tunggu apalagi? Cepat bekerja, atau kau tak kugaji!"

"Aiai Tuan Crab!"

SpongeBob langsung berlari secepat kilat, meninggalkan Tuan Crab, dan masuk ke dalam dapur tercintanya. Tapi, anehnya selama ia bekerja, ia merasa kurang bersemangat. Ia masih terheran-heran dengan sepinya suasana hari ini. Bahkan, ketika jam siang-pun dia tetap merasa kurang 'sreg'. Ditambah dengan tidak munculnya Patrick pada siang itu.

Ahh… Tapi di tengah keheningan itu, tiba-tiba saja seorang loper koran mendobrak pintu Krusty Crab dan dengan rusuhnya meneriakkan nama SPONGEBOB SQUAREPANTS berulang-ulang.

"SPONGEBOB SQUAREPANTS!"

"Hei.. Hei… Kau merusak pintuku. BAYAR!" Tuan Crab nampaknya tidak senang kalau pintu restorannya dirusak tanpa alasan oleh seorang loper koran.

"Ini penting, Bung! Masalah ganti rugi-nya besok besok saja! Ini masalah hidup atau mati, Bung!" celetuk si loper Koran.

"Apa? Hidup atau mati?" Sandy yang sedang makan siang di situ akhirnya ikutan shock.

"Yang benar kau, Bung?" pelanggan yang lain ikut-ikutan shock.

"Yakinlah sumpah, daku!" ujar si loper Koran sambil ngacungin kedua jarinya ke langit-langit.

"Halahmakjan!" ,Tuan Crab terhempas ke lantai saking ngerinya, "Yasudah, berita apa yang ingin kau beritai?"

"Err… Maaf, Tuan Crab… Sebenarnya 'beritahu' bukan 'beritai'…" protes Sandy, yang merasa bahasa Indonesianya udah lancar luar biasa.

"Lantas bedanya apa?" Tanya Tuan Crab.

"Sudah…. Sudah… Aku tak mau dengar debat antara kalian… Sekarang, aku menginginkan SPONGEBOB SQUAREPANTS!"

Semuanya hening, dan langsung memasang tampang ngeri setengah mati. Mungkinkah orang ini homoseks? Astaga bunda…

"M… Maksudku, panggilkan SpongeBob Squarepants itu…" si loper meralat omongannya tadi, setelah ia menyadari makna dari kalimat itu.

"Aaa…. Baik-baik!" Tuan Crab sekarang ikutan panik, "Squidward! Panggilkan SpongeBob!"

"Tuan Crab, sekarang waktunya aku mengganti statusku di Facebook. Bisakah kau meminta tolong lain kali saja?" jawab Squidward dengan santainya.

"Hei, cepatlah kau! Kalau tidak, kau kusuruh turun 10 seri. MAU?" gertak Tuan Crab dengan ajib-nya, sampai-sampai para pelanggan ngumpet di balik ketek si loper koran.

"Baik! Baik! Baik!" dengan reflek Squidward langsung melempar BlackBerry Gemini-nya, dan bergegas ke dapur menemui SpongeBob di sana.

"Haah… Haagh… Haagh…", Squidward bernapas tersenggal-senggal, "SpongeBob, kau sungguh menyiksa batinku!"

"Squidward? Memangnya aku pernah melakukan apa sehingga kau berkata seperti itu?" Tanya SpongeBob dengan polos-nya.*halah yaoi lagi*

"Ups…", Squidward menutup mulutnya, "Ada yang ingin bertemu denganmu."

"Siapa?"

"Lihat saja sendiri, lah. Aku mau melanjutkan meng-update status Facebook-ku." Ujar Squidward sambil berjalan meninggalkan SpongeBob.

SpongeBob hanya mengikuti Squidward dari belakang, keluar dari dapur, menuju ruang utama restoran tempat ia bekerja. Tapi apa yang ia lihat? Yang ia lihat hanya sesosok Tuan Crab sedang memegang pecut listrik, sementara pelanggan-pelanggan yang lain, ngumpet di ketek si loper koran yang heboh nyari-nyari SpongeBob dari tadi.

"Tuan Crab? Ada apa ini?" Tanya SpongeBob.

"Ahh… Aw, bukan apa-apa, SpongeBob! Ada orang yang mencarimu."

SpongeBob melihat ke arah para pelanggan, dan wajah mereka menampakkan sebuah ketakutan yang luar biasa dahsyat. Pasti ada apa-apa yang gak beres, nih.

"Err… Ibu-ibu, bapak-bapak,.. Ada apa ini?"Tanya SpongeBob dengan suara semi-gemetar.

"Err… Err…"para pelanggan gak sanggup berkata-kata, saking ngeri-nya*lebayy*.

"M… Maaf… Apa aku melakukan kesalahan?"Tanya SpongeBob mengiba.

Aww… Padahal bukan itu maksudku anak muda…

"A… Anda Tuan SpongeBob Squarepants?"Tanya si loper koran yang tadi 'heboh', kini dengan suara yang tercekat.

"Iya… Benar…", jawabnya, "Ada apa, Pak?"

"A… Anda kenal anak ini?"

Si loper Koran menunjukkan sebuah foto kepada SpongeBob dengan lantangnya. Tapi selang beberapa menit kemudian, terdengar gelak tawa yang ricuh dari khalayak ramai yang sedang bersekongkol di Krusty Crab itu.

"Hei… Hei…", Pak loper Koran mulai gerah, "Apa yang lucu, coba?"

"Pak, gimana kagak lucu?", Sandy menimpali, "Coba situ liat itu poto pean!"

Pak loper menuruti begitu saja omongan Sandy. Dan dalam hitungan tak lebih dari 0,1 detik beliau malah ikut-ikutan ketawa ngakak akhirnya. Bagemana kagak? Lha wong itu fotonya Alfian Nurachman yang lagi asyik mancing ikan di samping kelas X.1!

(siapa pula Alfian Nurachman1? Tak kasih tau bocorannya).

"Ups… Koreksi…", si loper ngerogoh-rogoh kantong celana-nya, "Yang bener tuh yang ini!"

Sebuah foto terpampang lagi besar-besar. Tapi foto yang ini familiar di mata SpongeBob. Orang itu…

"Patrick?"

Semua orang yang ada di ruangan itu Cuma bisa diam terpaku melihat foto itu. Setelah sadar, mereka kemudian saling berpandangan, penuh rasa curiga dan penasaran.

"Ya. Aku kenal anak ini.", jawab SpongeBob tegas, "Ada apa dengan dia, Pak?"

Lagi-lagi semua orang sweatdrop gak karuan.

"Aku tadi melihat seseorang mengirimkan artikel ke penerbit koran tempatku bekerja.", lagi-lagi dia merogoh-rogoh kantong celananya. Emang ada apa, sih dengan kantongnya?

"Lalu?"

"Aku meng-copy ini darinya."

Diberinya kertas itu kepada SpongeBob. Tanpa rasa bersalah SpongeBob membaca kertas itu dengan penuh penghayatan. Tapi selang beberapa detik kemudian penghayatan itu berubah menjadi sebuah malapetaka bagi semua orang yang ada di situ.

"A… Apa?"Sandy mengernyitkan alisnya.

"Mustahal…"Tuan Crab ikut-ikutan ngeri.

"Im – pos – se – bel…"

SpongeBob Cuma bisa diam, terpaku, hening, terperangah, apapun bahasa-nya pada saat itu. Kertas yang di-copy loper koran itu bener-bener bikin dia shock abis-abisan.

"Siapa yang menulis artikel ini?"Tanya SpongeBob di-dramatisir.

"Aku juga tidak jelas melihatnya. Tapi yang aku tahu dari atasan-ku, dia tinggal di ujung perbatasan Bikini Bottom."jawab si loper.

SpongeBob tertunduk lemas, ditambah para pelanggan yang lain yang juga ikut-ikutan prihatin, yang juga nge-leseh di lantai. Lama kelamaan sedikit terdengar suara isak tangis –yang diketahui berasal dari SpongeBob.

"Kau menangis, nak?"Tanya Tuan Crab yang juga ketularan nangis.

"Bagaimana aku gak nangis Tuan Crab…", SpongeBob mengelap airmata-nya dengan topo yang ia pegang daritadi, "Patrick temanku yang paling berharga…"

Tuan Crab kali ini memasang wajah ter-dewasa yang pernah ia pasang sebelumnya. Ia menatap anak buah-nya itu dengan perasaan iba. Dipeluk-nya erat-erat SpongeBob. Begitu juga dengan pelanggan lain, juga ikut bersimpati untuk SpongeBob.

"Aku mengerti, SpongeBob.", Tuan Crab berusaha menenangkan, "Kadangkala manusia punya titik terlemah dalam hidup-nya."

"Aku juga sering seperti itu, Sponge."tambah Sandy..

"Sekarang begini. Tidak akan ada perubahan, kalau bukan kita yang memulai.", Squidward juga ikut-ikutan nimbrung, "Kau paham maksudku, kan?"

SpongeBob mengangguk lemas. Ia tahu sekarang orang-orang terdekatnya sedang berusaha memberi dorongan secara mental. Tapi… Ia bagai dikuasai oleh airmata-nya sendiri.

"Tidak akan ada yang berubah…"bisik Sandy.

"Kalau kita tidak berusaha."sambung SpongeBob.

Semuanya tersenyum ke arah SpongeBob. Ia bangkit dari tempatnya terpuruk, disusul oleh yang lainnya. Dengan lantang SpongeBob menghampiri si loper yang sudah berjasa menyampaikan kisah-sedih-di-hari-ini yang sedang duduk di salah satu bangku pelanggan.

"Apa kau yakin tentang copy-an tadi?"Tanya SpongeBob tegas.

"Aku bersumpah demi keturunan ke-1000 anak anjingku. Aku tidak bohong."jawabnya –meskipun sedikit konyol.

"Kau tahu alamat penulis-nya secara rinci?"

"Aku akan mencari koneksi keluar untuk melacak keberadaan-nya. Kebetulan aku punya kenalan di luar Bikini Bottom. Siapa tahu mereka mengenal penulis artikel tersebut."

"Baiklah kalau begitu. Kalau kau kutangkap berbohong, kau akan kuhukum selama tahun cahaya!"

"Iya.. Iya…", si loper jengkel, "Apa katamu saja, lah!"

"Antarkan aku ke sana!"

"Err…", si loper mulai meragu, "Dengan anak-anak ini?"

SpongeBob menoleh ke belakang. Dilihatnya Sandy, Tuan Crab, Squidward, Nyonya Puff, dan semua orang yang terkait dengan SpongeBob sedang berdiri memasang badan untuknya. Tentunya dalam mencari Patrick, BFF-tersayang-nya SpongeBob.

"Euhm..", SpongeBob tersenyum, "Kurasa iya."

1 Iiand Bucrut Peeyeebee, kalo gak nemu, salahin yang punya Facebook. OK !