Kehidupan Daehyun sangat normal.

Ia bangun pagi, mandi, mengucapkan selamat pagi pada kedua orangtuanya, sarapan, dan pergi sekolah.

Daehyun kecil saat itu tidak suka diikuti.

Namun ia sedang diikuti seekor anak ayam lucu berwarna kuning terang.

Saat Daehyun berlari, anak ayam tersebut ikut berlari, dan saat Daehyun terjatuh, anak ayam tersebut mendekati wajah Daehyun dan mematuk wajah Daehyun.

Tidak sakit, tapi kan bikin kaget.

Jadi ia berlari kerumahnya sambil berkata

"Ayam jeyek! Daehnie cidak cuka..! Huwee~ daehnie mau ayamnya mati cajaaa..!"

Tak lama kemudian, anak ayam tersebut mati terlindas ban sepeda tetangganya.

Namun Daehyun tidak menyadarinya.

.

.

.

.

.

"Yah, Jung dower! Berikan aku permenmu!" Seorang anak memukul bahu Daehyun yang sedang memakan permennya.

"Tidak mau, untuk apa aku memberikan permenku? Kau anak yang nakal, aku tidak suka" jawab Daehyun.

"Berikan saja!" Anak itu memukul punggung Daehyun hingga Daehyun tersedak permennya dan dibawa ke UKS.

"Awas saja, huh.. aku sangat ingin anak itu hilang dari kehidupanku.. aku sangat berharap dia mati.. hufft" Daehyun menatap langit UKS dan jatuh tertidur.

Sore harinya, ia mendapat kabar bahwa anak yang tadi memukulinya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat

Daehyun bingung, kenapa anak itu mati.

Padahal Daehyun cuma mengutarakan perasaannya dan ia sangat yakin tidak ada yang mendengarnya.

Tapi kenapa temannya itu bisa langsung mati saat Daehyun. Memikirkannya?

"Aku tidak mengerti.."

.

.

.

.

.

.

.

.

"Daehyun-ah, kau dipanggil guru kesiswaan" seorang teman memberi tahu Daehyun yang sedang memainkan game di ponselnya.

"Oh terima kasih, Mina-ya.. aku akan segera kesana" Daehyun langsung bangun dan menuju guru kesiswaan.

Begitu sampai disana, Daehyun sudah disambut wajah tidak suka dari sang guru.

Padahal ia tidak merasa melakukan kesalahan.

"Apa ini ulahmu?" Sang guru menunjukkan foto tembok sekolah yang terdapat corat-coret pilox.

Daehyun menggeleng. "Tidak, aku tidak melakukannya"

"Apa yang kau lakukan pada jam 19.40-20.15?" Tanya guru itu.

"Jam 19.40 aku sedang bermain game di komputerku, aku bermain game PC sampai jam 21.00" jawab Daehyun.

Guru itu terdiam, mencari kesalahan Daehyun yang sebenarnya tidak ada.

"Tapi kau ketahuan mencoret tembok sekolah pada pukul tersebut!" Guru itu menunjukkan gambar seorang murid sekolah.

"Ya! Itu bukan aku! Itu Oh Sehun!" Kata Daehyun.

"Sehun tidak mungkin melakukan ini karena dia anak kepala sekolah.. jadi kami pastikan kalau ini adalah dirimu" kata guru itu ngotot.

Akhirnya Daehyun pasrah saat dia dihukum atas perbuatan yang tidak ia lakukan.

Dan ia pulang kerumahnya dengan keadaan babak belur.

"Ya Tuhan, anakku, Daehyun.. kau kenapa?" Tanya ibu Daehyun.

Daehyun yakin ibunya tidak akan percaya kalau ia menceritakan yang sebenarnya ke ibunya.

"Itu.. temanku menuduhku menggoda pacarnya, jadi aku dihajar. Padahal kenal pacarnya saja enggak" kata Daehyun.

"Ya ampun.. lain kali hati-hati ya sayang" ibu Daehyun lalu menyembuhkan luka di wajah Daehyun.

Diam-diam ia berpikir

'kalau selama ini aku bisa membunuh dengan pikiranku, kenapa tidak kulakukan pada guru sialan itu?' Daehyun menyeringai.

Begitu sampai kamar dan bersiap untuk tidur, ia menatap langit-langit kamarnya.

"Aku ingin guru tersebut mati dalam perampokan dan pembunuhan, dan mayatnya di mutilasi" katanya sebelum tidur.

Dan besok pagi, ia mendapat pengumuman di sekolah kalau guru kesiswaannya tewas secara tragis di rumahnya karena perampokan sekaligus pembunuhan, dan mayatnya ditemukan sudah di mutilasi.

Daehyun tersenyum bebas.

Ia bisa membunuh siapapun yang tidak ia inginkan di dunia ini.

.

.

.

.

.

.

TBC

uraa bawa ff baru, selingan sambil nyari ide buat HOB :'D

bolelah mampir di work uraa yg lain :)

rnr juseyo *