MENGEJAR CINTA MURID PINDAHAN.
A Naruto Fanfiction.
By Keris Empu Gandring.
•••••
Rate :: T (mungkin bisa naik tingkat jadi T+).
•••••
Jangan merasa sungkan untuk memberikan Review (^,~)
•••••
Warning :: AU, OOC, Typo, Miss Typo, dan kekurangan lainnya.
•••••
A/N ::
Yap, jujur saya belum dapet ide dalam pengembangan dua plot Fiksi saya, dan malah dapet ide ini. Jadi ya gitu, dari pada gak ada kerjaan diwaktu senggang ngantor saya, saya tulis aja dulu ide ini. Hah~ okelah, selamat menikmati (^~^)/
MENGEJAR CINTA MURID PINDAHAN.
A Naruto Fanfiction.
By Keris Empu Gandring.
•••••
Seorang Gamer macam Namikaze Naruto terbentur cinta, pada murid pindahan di Sekolahnya. Namanya Hyuuga Hinata, seorang gadis lemah lembut yang sangat cantik, yang mampu menyentuh cinta sang Namikaze, hanya dalam satu kali lihat.
"Cieee~ Cinta Pandangan Pertama nih!"
Kesempatan memang terbuka, bantuan pun sudah didapat. Namun kurangnya pengalaman si Namikaze Naruto ini tentang perasaan wanita, membuat Naruto selalu gagal menjalankan Petuah Cinta dari sang sohib.
Jadi ... Mampukah Namikaze Naruto ini bisa mendapatkan hati Hyuuga Hinata?. Simak kisahnya disini!.
•••••
Naruto terlihat resah di Kasurnya. Badanya sudah bulak-balik tak jelas, akibat keresahanya. Seprai pun sudah tak tentu bentuknya, membuat Kasur si Namikaze Naruto ini, tak ubahnya Kapal Pecah. Ditambah lagi, Guling dan Bantal yang berserakan dimana-mana, membuat Kasur besar itu semakin terlihat berantakan.
Dan penyebabnya hanya satu. Seorang gadis cantik bersurai Indigo yang satu Minggu ini selalu menghiasi fikiranya, bagaikan Benalu, dan itu sangat, sangat-sangat mengganggu, juga meresahkan bagi pemuda bersurai pirang itu. Bagaimana tidak, gadis bernama Hyuuga Hinata ini, terlihat begitu sempurnadi Matanya.
Senyum lembutnya ...
Wajah cantiknya ...
Matanya yang errr~ Katarak (?) mungkin, karena tidak ada bagian hitamnya sedikit itu tidak mengganggu Naruto, pemuda pirang ini malah berfikir itu adalah sebuah keunikan dan keajaiban Tuhan. Karena meski seperti itu, Hinata tetap bisa melihat dengan normal, tanpa alat bantu penglihatan.
Dan hal yang paling-paling meresahkan diantara hal meresahkan lainya adalah, sejak munculnya Hinata, Naruto sama sekali tidak bisa fokus dalam bermain Game. Berulang kali Naruto kalah dalam permainan Game Online yang sejatinya, sangat dikuasai Naruto. Berulang kali pemuda bersurai pirang itu kalah, meski harusnya menang dengan mudah.
"Haaahhh~" Naruto menghela nafasnya dengan Wajah frustasi dengan keadaanya saat ini. Minatnya untuk bermain Game pun lenyap entah kemana.
"Arrrggghhhhhh!. Kenapa bisa seperti ini sih!" tiba-tiba pemuda bersurai pirang itu berteriak nyaring, layaknya orang gila. Beruntunglah sang Namikaze muda ini, karena orang tuanya sedang tidak ada di Rumah, andai saja ada dan mendengar teriakan frustasi itu ... Entahlah. Mungkin sesuatu yang menggemparkan akan terjadi disana, mengingat Naruto sangat dimanjakan.
Sambil mengacak-acak surai pirangnya sendiri, Naruto terlihat mencak-mencak. Kesal dengan suasana hatinya sendiri.
Kelas.
"Buahahahahaha~" tawa menghina dari trio sahabatnya, membuat Telinga Naruto panas. Bukanya memberikan jawaban atau solusi atas kegalauanya, mereka malah menertawakan pemuda pirang itu sedemikian rupa, saat Naruto menceritakan keluh kesahnya.
"Berhenti mentertawaiku, kamfreeettt!" desis si pirang dengan kesalnya. Jitakan pun sudah tentu dihadiahkan pada sobat-sobatnya itu, diahiri oleh tatapan bengis nan kejam dari sang Namikaze.
"Hah!. Iya, iya ... kau ini, selera humormu buruk ah!" keluh seorang pemuda dengan lambang segitiga terbalik di kedua Pipinya, Inazuka Kiba. Mahluk dijuluki Naruto dengan nama Siluman Anjing, mengingat kecintaanya terhadap Anjing sangat tidak normal.
"Siapa yang tidak marah dihina seperti itu hah!" Naruto kembali mendesis tak suka dengan keluhan sohibnya. Pemuda tampan, murah senyum lalu menepuk Pundak Naruto dengan santainya. Pemuda bersama Sai itu, terlihat mencoba menenangkan si pirang.
"Santailah kawan, tidak perlu emosi" ucap Sai.
"Hoaaammm~ wajar Sai, orang yang sedang jatuh cinta memang seperti itu. Sensitif!" komentar pemuda bernama Nara Shikamaru. Orang yang satu ini adalah salah satu sahabat Naruto yang paling aneh. Dia memiliki Otak yang cerdas meski Hari-Harinya diisi oleh kegiatan Tidur dan bermalas-malasan.
"Humh!. Humh!" Kiba mangut-mangut setuju dengan ucapan Shikamaru. Namun pemuda cerdas itu tak ambil pusing, dan memilih untuk tidur. Terlihat dari gesturnya yang kini menjadikan kedua Tanganya sebagai bantalan Kepala Nanasnya.
"Jangan tidur setelah menertawaiku, Nanas sial!" Naruto benar-benar kesal saat ini. Tanpa sadar, sebuah bogem mentah kembali mendarat dengan sempurna di Kepala Shikamaru. Rasa kantuknya hilang seketika, berganti dengan persaan pening akibat jitakan Naruto.
"Apaan sih!" Shikamaru mendesis kesal pada Naruto. Namun saat melihat tampang begis si pirang, Shikamaru tidak jadi meneruskan umpatanya. Yap, dalam mode ini, Naruto tak ubahnya pembunuh berdarah dingin yang siap mengirimnya ke Neraka.
"Haaahhh~ iya, iya ... Jadi apa yang bisa kami bantu?" tanya Shikamaru pada ahirnya. Dan tatapan bak pembunuh kejam pun hilang seketika dari Wajah Naruto. Berganti dengan senyum cerah penuh kebahagiaan.
"Nah harusnya seperti itu dari tadi!. Jadi ... Apa yang harus kulakukan untuk membuat Hinata suka padaku?"
"Menurutku sih ..."
Jam Istirahat.
Setelah melalui saat-saat membosankan itu, ahirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun datang. Jam dimana seluruh pelajar bisa sedikit bernafas lega dan melepas rasa penat mereka, setelah begulat dengan pelajaran-pelajaran membosankan itu. Dan saat ini, Naruto bersiap untuk melancarkan aksinya.
"Ino dan mantan-mantanku menyukai pria romantis dan pintar memuji, meski pujian itu berisi kebohongan belaka. Ya ... Kurasa ini adalah sifat dasar wanita, jadi kau harus pintar-pintar memujinya"
Petuah Sai kembali terngian dalam fikirannya. Dan itu menjadi dasar landasan Naruto untuk menarik hati Hinata. Pemuda bersurai pirang itu percaya jika apa yang dikatakan Sai benar. Toh rekornya soal wanita di Sekolah ini sangat bagus. Sebelum jadian dengan Ino, Sai adalah seorang pemain!.
'Yosh!. Yang perlu kulakukan hanyalah bersikap romantis dan memujinya, meski harus berhohong!' batin pemuda bersurai pirang itu. Naruto mulai melangkahkan Kakinya mendekati Tempat Duduk Hinata, namun tepat saat berjarak satu meter dibalakang gadis cantik itu, Naruto berhenti dan kembali menatap ketiga sahabatnya.
Sebuah acungan Jempol diberikan Sai dan Kiba, minus Shikamaru. Karena pemuda malas ini malah tidur, tanpa perduli keresahan sohib pirangnya saat akan mendekati gadis yang saat ini mengalihkan hidupnya dari Game Online. Ada kekesalan tersendiri saat melihat Mahluk Nanas itu tidur, namun ini bukan waktunya untuk mengeluh. Ada hal besar yang harus dilakukan pemuda bersurai pirang itu dalam hidupnya.
"Hai Hinata ..." sapa Naruto seraya duduk tepat di Bangku yang ada didepan gadis Hyuuga itu. Untuk sekilas pandangan Naruto kembali menatap dua sobatnya yang masih setia dengan Jempolnya.
"Oh Na-Naruto, ada apa?" balas gadis itu dengan sedikit kikuk. Ya ... Faktanya, Hinata adalah gadis yang pemalu. Dia selalu berbicara kaku seperti itu dengan teman-teman sekelas lainya, apa lagi seorang pria. Jadi ini bukan sebuah pertanda suka atau apa pun pada pemuda bersurai pirang itu.
Ya ... Ini hanya efek dari kedaan Matanya yang sedikit berbeda dari orang-orang lainya.
"Sibuk?" Naruto bertanya, karena melihat gadis itu sedang membaca sebuah Buku tebal.
"Tidak juga ... Ada a-apa?"
Hinata kembali bertanya, Namun Naruto malah terlihat bingung. Jujur saja, pemuda bersurai pirang itu tidak punya kemampuan untuk berbasa-basi. Dan kini Naruto benar-benar bingung tentang awalan apa yang harus dikatakanya sebelum memulai bersikap romantis dan memuji-muji gadis Hyuuga ini.
"Eummhhh ... Aaahhhhhh ... Se-sebenarnya begini loh Hinata—" Naruto mulai merangkai kalimatnya, tapi sebuah interupsi dari teman sekelas si pirang mengacaukan rangkaian kalimat yang akan diucapkan pemuda pirang itu.
"Minggir Naruto, aku mau duduk!" ucap teman sekelasnya, sang pemilik Bangku yang saat ini diduduki Naruto. Ya ... Gadis pinky bernama Haruno Sakura ini adalah tersangka utama perusak momen spesial Naruto.
"Geezzzz ..." geram Naruto menatap sengit Sakura. Namun si pinky ini tak ambil pusing dengan Wajah geram si pirang. Dan dengan tampang santainya, Sakura tetap meminta Naruto untuk menyingkir dari Bangkunya. Itu terlihat jelas dari pandangan Mata Haruno Sakura yang santai namun mengintimidasi.
"Haahhhh~" setelah menghela nafas beratnya, Naruto pada ahirnya mengalah. Pemuda bersurai pirang itu bangkit dari tempat Sakura, memberikan daerah kekuasaanya pada sang empunya. Tapi harapan Naruto belum sirna, karena suara Hinata kembali memberikan asa pada harapanya.
"Eumh ... Na-Naruto, kalau ada hal yang ingin di-dibicarakan—" ucapan gugup gadis itu tidak selesai, tapi tepukan Tangan Hinata di Bangku sampingnya yang masih kosong ditinggal sang pemilik ke Kantin, cukup membuat Naruto tanggap dengan kelanjutan kalimat sang Hyuuga yang terhenti.
Tanpa membuang waktu, Naruto pun duduk disana. Namun lima menit berlalu, pemuda bersurai pirang itu tidak jua berucap, sehingga Hinata pada ahirnya memilih untuk kembali sibuk dengan Buku tebalnya. Menyadari situasi yang semakin canggung, Naruto mulai mencari bahan untuk memulai pembicaraan dengan Hinata.
Matanya bergerak liar, mencari segala sesuatu yang mungkin bisa dijadikan bahan perbincangan mereka. Namun sialnya, Naruto terlalu bodoh untuk ini, yang tertangkap pandangan si pirang justru Belahan Dada yang mengintip disela-sela Kancing Seragam Hinata.
'Sial, sial, Siiaaallll!. Kenapa malah itu yang terlihat sih?!' batin si pirang seraya mencoba mengalihkan pandangannya dari benda sensitif Hinata. Namun tanpa sadar Naruto terus saja melihat kesana meski sudah berulang kali mencoba mengalihkan pandanganya.
"Kenapa?"
"Heeeeeee!" Naruto malah berteriak seperti itu, saat pertanyaan Hinata mengagetkanya. Naruto benar-benar gugup, apalagi Hinata terus menatapnya pasca pertanyaan dadakan itu. Membuat Naruto semakin takut dan salah tingkah saja.
'Haduhhh ... Gawat!. Semoga Hinata tidak tahu ...' harap pemuda bersurai pirang itu dalam batinya.
"Ke-kenapa Naruto?. Bukanya ada yang mau dibicarakan de-denganku?" Hinata kembali bertanya. Dan percaya atau tidak, pertanyaan Hinata kali ini membuat Naruto bisa bernafas lega.
"Syukurlah ..." gumam Naruto, karena kejahatan Matanya tidak disadari Hinata.
"Kok syukurlah sih?"
"Eh, bukan apa-apa kok. Mungkin nanti saja, sepertinya kau sedang sibuk membaca Buku Biologi sekarang" ucap Naruto cepat. Ya ... Situasinya semakin memburuk, setelah kejadian ini Otaknya malah buntu dan tidak bisa berfikir normal. Dan dari pada menimbulkan kesan buruk di Mata gadis yang disukainya, Naruto memilih untuk menunda acara pendekatanya.
Tapi tawa manis Hinata sedikit menahan gerakan Naruto.
"Hihihi~ kau ini lucu ya ... Ini Buku Fisika, Naruto" ucap Hinata seraya memperlihatkan Sampul Bukunya. Tawa manisnya semakin menjadi, saat Wajah malu dari si pirang menghiasi pandangan Hinata.
"Euuhhh~ euuuhhhhh~" Naruto merasa serba salah. Saat ini pemuda bersurai pirang itu sedang mencoba untuk mengembalikan wibawanya. Mana bisa kan Naruto mengatakan dia sedang gugup karena melihat Belahan Dada gadis itu, sehingga membuat Naruto seperti orang bodoh sampai-sampai salah menyebutkan nama materi Buku itu.
"Ha ... Ha ... Ha ... A-aku sengaja l-loh. Aku berpura-pura salah menyebutkan nama Buku itu ... S-supaya kau tersenyum" tawa hambar menghiasi alibi yang Naruto buat. Yap, meski sedikit gagap, Naruto ahirnya mendapatkan alasan yang bagus.
"Kan jadinya ... Kau jadi ter-terlihat manis kalau tersenyum" ucap Naruto lagi. Dan tawa Hinata pecah seketika, entah kenapa pujian Naruto terdengar lucu dipendengaranya, tidak terlihat tersipu sedikit pun. Mungkin karena nada bicara pemuda pirang itu yang aneh, sehingga Hinata tidak menangkap makna dari pujian Naruto.
Dan Sakura pun yang tak sengaja mendengar ucapan pemuda bersurai pirang itu juga ikut tertawa seraya meledek sang Namikaze.
"Hahahaha!. Cieee~ Naruto ciieeeehhhh~ kalau mau memuji itu, nadanya bukan seperti itu"
"Masa ... Kau jadi ter-terlihat manis kalau tersenyum" ledek Sakura dengan suara nyaringnya, seraya meniru ucapan Naruto. Yang tentu saja, terasa mengganggu sekali dipendengaran Naruto.
"Apaan sih!" desis Naruto.
"Hati-hati loh Hinata, Naruto itu penjahat!" ucap Sakura tanpa memperdulikan tatapan bengis dari pemuda bersurai pirang itu. Ya ... Apa yang dilakukan gadis pinky ini adalah hal yang wajar, meledek seseorang yang sedang memulai PeDeKaTe, adalah hal yang lumrah kan?.
Dan acara PeDeKaTe Naruto pun berhenti sampai disitu. Tentu saja dengan status kegagalan!.
Tiga Hari Kemudian.
Naruto mulai mendekati Hinata lagi. Yap, sejak ledekan Sakura padanya, pemuda bersurai pirang itu merasa malu untuk mendekati Hinata. Agaknya ucapan gadis pinky itu berdampak sangat besar pada Naruto. Tapi tentu saja Pejuang Cinta ini belum menyerah, karena selama tiga Hari ini si Namikaze Naruto ini terus berlatih untuk memuji Hinata dengan baik dan benar.
Tentu saja dengan bantuan Kiba dan Sai. Dibawah arahan dua Sohibnya yang cukup populer dikalangan Siswi SMA Konoha, Naruto terus melatih diri didepan cermin. Menganggap pantulan dirinya adalah si gadis Hyuuga. Dan Hari ini, dengan segala perjuangan kerasnya, Naruto mendapatkan kelulusan dalam hal memuji wanita dari Kiba dan Sai.
"Yosh!. Hari ini akan kubuktikan kalau aku mampu!" gumamnya menyemangati dirinya sendiri, saat akan mendekati Hinata yang baru saja masuk ke Kelas. Ya ... Hari ini Naruto sengaja datang pagi-pagi sekali untuk menyapa sang pujaan hati. Naruto dengan sengaja datang lebih awal untuk melakukan rencananya.
"Halo Hinata ... Cuaca pagi ini cerah ya, secerah Wajahmu" ucap Naruto dengan penuh percaya dirinya. Yap, ini adalah hasil dari latihan keras si pirang. Dengan lancarnya, Naruto mengeluarkan pujian maut itu, tanpa kendala apa pun.
Namun lagi-lagi pemuda pirang ini melakukan kesalahan. Bukan karena nadanya yang kembali terdengar aneh, tapi karena apa yang diucapkan Naruto tidak sesuai dengan kenyataanya. Ya ... Hari ini tidaklah cerah seperti apa yang diucapkan si Namikaze. Cuaca saat ini mendung, bahkan gerimis pun sudah mulai turun.
"Pagi ini mendung loh" ucap Hinata dengan Wajah bingungnya. Dan lagi-lagi gadis Hyuuga itu tidak menangkap maksud dari pujian Naruto. Alih-alih melihat gadis yang dicintainya tersipu malu akibat pujian maut Naruto, yang ada malah sebaliknya. Narutolah yang merasa malu saat ini.
'Njirrr!' umpat Naruto dalam batinya. Dan disaat yang sama Sakura masuk ke Kelas. Dan dengan Wajah jailnya, gadis bersurai pinky itu mendekati mereka berdua tak lupa dengan sebuah ledekan yang disiapkan Sakura untuk Naruto.
"Halooo~ Naruto, Hinata ... Pagi ini cerah ya, secerah Wajahmu~" ledek Sakura. Dan Hinata langsung tertawa terbahak-bahak saat itu juga. Beda dengan Naruto yang semakin terlihat malu. Apa lagi ledekan Sakura kali ini benar-benar tepat sasaran. Kalian pasti mengerti apa yang dirasakan pemuda pirang ini kan?!.
"Hidup ini perih ya ..." gumam si Namikaze Naruto.
MENGEJAR CINTA MURID PINDAHAN.
A Naruto Fanfiction.
By Keris Empu Gandring.
•••••
Untungnya, waktu terus berjalan, tanpa berhenti di kejadian memalukan itu. Dan hasilnya, jam pelajaran pun sudah usai sedari tadi. Kini, Sai, Shikamaru, Kiba, dan Naruto sedang ada di Kantin untuk mengisi Perut mereka. Yap, meski Sekolah telah bubar sedari tadi, mereka sudah terbiasa untuk bersantai sejenak di Kantin, dan tidak langsung pulang ke Rumah mereka masing-masing.
"Kau mau menjahiliku ya?!. Saat aku memujinya, Hinata malah tertawa, kamfret!" desis Naruto seraya menunjuk-nunjuk muka Sai dan Kiba, yang malah terlihat santai meneguk minuman mereka masing-masing.
"Ya wajarlah. Cuaca mendung kau bilang cerah" balas Sai setelah selesai dengan acara minumnya. Sebuah tatapan mengasihani diarahkan pada Naruto, seolah-olah tatapan itu bisa menjadi penutup yang bagus untuk ucapanya.
"Yap. Seperti yang dikatakan Sai, kau itu bodoh sekali sampa-sampai tidak bisa membedakan cerah dan mendung" timpal Kiba santai. Naruto hanya bisa menghela nafas pasrah. Apa yang dikatakan dua mahluk menyebalkan itu memang benar. Tapi, kalimat itu adalah arahan mereka.
Ya ... Naruto mengatakan itu, kerena Kiba dan Sai dengan kompaknya mengatakan cuaca cerah secerah Wajahmu adalah pembuka yang tokcer untuk mendekati Wanita. Jadi kenapa hanya dia yang disalahkan?. Bukankah harusnya dua sobatnya juga disalahkan dalam hal ini. Setidaknya itulah yang difikirkan Naruto.
"Ta-tapi kan ... Kalian bilang kalimat itu adalah kalimat hebat dalam hal PeDeKaTe!" Naruto masih belum menyerah. Dia masih mencari sebuah pembelaan untuk dirinya sendiri dan tentu saja untuk membuat Sai dan Kiba terlihat bersalah.
Tapi yang didapat Naruto adalah ... Tatapan penuh kasihan dari ketiga sahabatnya. Termasuk Shikamaru yang terbangun dari tidurnya dalam momen ini.
"Ahhhh!. Dodol ..."
"Tidak seperti itu juga, Narutooo"
"Dengar wahai Mahluk Jones, hal yang disukai kebanyakan wanita memang hal berbau romantis. Tapi ada juga poin lain yang tak kalah hebat untuk membuat wanita menyukaimu ... Kenyamanan. Hal ini juga memiliki daya magis tersendiri untuk membuat wanita suka padamu" Shikamaru memulai Petuah Cintanya.
"Kau terlalu bodoh untuk berperan sebagai pria romantis, yang ada difikiranmu hanyalah Game dan segala hal yang berkaitan dengan itu. Sedangkan soal wanita ... Parah. Parah sekali—"
"Hey!" Naruto terlihat tidak terima dengan keterus-terangan Shikamaru. Yap, meski apa yang dikatakan sohib Nanasnya itu benar, setidaknya katakanlah dengan bahasa yang lebih manusiawi lagi. Bukankah kalimat Shikamaru terlalu jujur dan menyakitkan.
Namun pemuda berkuncir itu tidak perduli. Dan kembali melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong.
"Beda dengan dua Mahluk itu. Mereka sangat pintar memainkan Imej pria romantis. Kemampuan Melukis Sai dan kehebatan Kiba dalam bermain kata-kata, sudah cukup untuk membuat wanita menyukai mereka" ucapan Shikamaru terhenti karena melihat senyum penuh kebanggan Sai, juga aksi Kiba yang membenarkan Kerah Seragamnya.
"Menjijikan!" gumam Shikamaru saat menyadari aksi penuh bangga dari dua sahahatnya itu.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" pertanyaan Naruto kembali menyadarikan pemuda pintar itu tentang Petuah Cintanya. Ya ... Wejangan Shikamaru belum selesai.
"Jadilah dirimu sendiri. Aku selalu yakin setiap orang memiliki kelebihanya masing-masing. Lihat aku, buktinya Temari mau menjadi pacarku dan menerima keadaanku apa adanya"
"Jadi diri sendiri?" gumam Naruto.
Jujur saja pemuda pirang itu tidak mengerti bagaimana melakukanya. Shikamaru sih pantas-pantas saja mendapatkan pacar dengan keterus-teranganya. Bukankah Otak yang cerdas juga merupakan poin plus?. Nah kalau si Namikaze Naruto ini apa?.
Kehebatanya hanyalah Game Online. Dan faktanya jarang ada wanita yang benar-benar menyukai Game Online. Gendre wanita memang banyak dalam Game yang sering dimainkanya. Tapi kebanyakan atau mungkin mereka semua adalah wanita jadi-jadian. Ya ... Faktanya Virus Hode memang sudah sangat-sangat menjamur.
Perpustakaan.
Hari pun berganti dengan cepat. Dan kini, di Perpustakaan SMA Konoha, Naruto sedang mencoba untuk menenangkan dirinya. Kelas yang biasanya merupakan tempat favoritnya, kini berganti ke Perpus. Alasanya hanya satu, di Kelas ada Mahluk menyebalkan bernama Haruno Sakura yang selalu meledeknya.
Tempat hening itu memang tempat yang pas untuk menghindari ledekan Sakura. Dan untuk terhindar dari masalah dengan Penjaga Perpustakaan, sebuah Buku Fisika sudah ada didepanya. Namun meski Lembar demi Lembar terus berganti, Naruto sama sekali tidak membacanya, hal itu hanya dilakukan untuk mengusir rasa bosanya. Mungkin saja ada Gambar yang menarik kan?.
"Hahhh~ aku jadi semakin yakin sekarang. Fisika adalah pelajaran rumit dan kurang kerjaan ... Untuk apa juga menghitung Gravitasi dari Benda yang jatuh. Jatuh ya jatuh aja, siapa yang perduli dengan itu!. Dari pada menghitungnya, lebih baik menghindar agar tidak tertimpa" komentar si pirang saat selesai membaca keterangan sebuah Gambar yang menampilkan mekanisme perhitungan Gravitasi pada Benda.
Dan suara cekikikan dibelakang Naruto, cukup mengagetkanya. Bukan karena Naruto menyangka ada Hantu atau semacamnya, tapi karena suara yang terdengar tepat ada dibelakangnya itu, muncul secara tiba-tiba. Hampir saja Namikaze Naruto terjatuh dari Kursinya, akibat rasa kaget itu.
Dan tak lama berselang, Hinata duduk disampingnya dengan sebuah Buku tebal yang sama dengan yang ada dihadapan Naruto, Fisika. Dan dengan tawa renyah yang masih menghiasi wajah cantiknya, gadis Hyuuga itu menatap Naruto, seolah ada yang lucu dari Wajah pemuda bersurai pirang itu.
"Kau itu lucu ya, Naruto ..." ucap Hinata dengan senyum yang masih mengembang indah. Naruto terlihat mengerucutkan Mulutnya, sepertinya pemuda pirang ini sama sekali tidak suka dengan kata lucu yang diucapkan gadis Hyuuga itu.
"Haaahhh~ sudah sering mengatakanya loh, sebenarnya itu pujian apa ledekan sih?" ucap Naruto masih dengan Bibirnya yang manyun. Dan itu membuat Hinata tertawa, jujur saja Wajah Naruto saat seperti itu membuatnya terlihat menggemaskan. Bahkan gadis cantik dari Clan Hyuuga itu tidak sadar jika di Perpustakaan tidak boleh berisik.
"Hey, jangan ribut di Perpus!" teguran Penjaga Perpustakaan membuat tawa Hinata terhenti seketika. Permohonan maaf pun segera terlontar dari gadis Hyuuga ini karena kecerobohanya.
"Kamu sih ..." bisik Hinata seraya menyikut Tangan Naruto, setelah selesai dengan permohonan maafnya.
"Kok aku?!"
"Kamu lucu sih"
"Lucu lagi, lucu lagi. Itu pujian apa ledekan sih, Hinata?" Naruto semakin gusar. Kata lucu itu benar-benar mengganggunya. Dengan Bibir yang masih setia bermanyun ria, Naruto meminta jawaban sang Hyuuga.
"Hmmm~ kalau soal itu ... Yaaaaa~ anggap saja itu pujian" ucap Hinata seraya tersenyum manis.
"Soalnya aku suka dengan pria lucu dan humoris seperti kamu" ucap Hinata. Dan tanpa sadar Wajah cantiknya merona. Begitu pun dengan Naruto. Wajah sebalnya kini berganti dengan Wajah bahagia. Bagaimana tidak, orang yang kau taksir, mengatakan suka padamu?!.
Dengan Wajah yang masih berseri-seri, Naruto segera mengambil gestur seperti sedang menelepon seseorang dengan Jempol dan Kelingking yang mengacung.
"Mamah!. Jodoh Naruto sudah ditemukan!"
"Eh?" Hinata semakin tersipu disela senyumnya, saat tiba-tiba mengatakan jodoh kepadanya. Bukan bermaksud kepedean atau apa, tapi pandangan yang tertuju padanya, senyum cerah Naruto untuknya, bukankah sudah jelas jika kalimat si pirang tadi ditunjukan pada Hinata.
"A-apaan sih Naruto" Hinata mengatakan itu untuk menekan rasa malunya saat ini. Kini giliran Naruto yang terus tersenyum. Ini adalah rekor!. Mengingat kali pertama Naruto berhasil membuat Hinata tersipu malu seperti itu.
"Ya siapa tahu kan kau mau jadi pacarku. Aku sih jelas mau kalau itu terjadi, hahahaha~" Naruto mengatakan hal itu dengan penuh ketulusan. Menjadi pacar, atau mungkin lebih, adalah harapan Naruto. Tapi, karena takut respon Hinata tidak sesuai dengan harapanya, ketulusan itu ditutup dengan tawa agar terkesan bercanda.
"Woooyyyy!" suara Penjaga Perpus itu kembali terdengar. Tapi baik Naruto atau pun Hinata tidak terlalu memperdulikanya. Mereka lebih berfokus pada kecanggungan yang saat ini terasa. Tapi Naruto segera mengambil sikap untuk mencairkan suasana diantara mereka.
"Cuaca Pagi ini cerah ya?" tanya Naruto tiba-tiba. Dan itu cukup sukses untuk membuat memereka tertawa bersama.
BERSAMBUNG.
Note ::
Halooo~ temen-temen. Saya hadir kembali dengan sebuah Fiksi baru. Tadinya sih mau bikin One Shoot. Tapi setelah ide ini ditulis, saya berfikir akan lebih bagus dijadikan Multi-Chap. Tapi mungkin ini akan pendek. Palingan 3-4 Chap aja, karena fokusnya cuma di perjuangan Naruto untuk jadian sama Hinata.
Oh iya, maaf soal Bahasa dan percakapan. Saya menggunakan Bahasa yang santai. Tapi tetap kok EYD dan Kata Baku tetap saya coba terapkan. Semoga itu tidak mengganggu.
