Naruto Fanfiction by Momoi Reiko.

Real stories/Disclaimer by Masashi kisimoto.

Present

~*Time travelling experience*~

Genre: Supernatural/Friendship/Tragedy.

Pair: no pair/All character.

Rating: Semua umur.

####

Di sebuah desa bernama konoha, tempat tinggal bagi para sekumpulan individu yang disebut komunitas, dan menempati sebuah wilayah yang

disebut penduduk. dan salah satu penduduk tersebut ada seorang yang bernama Uzumaki naruto, remaja aneh dan bodoh yang tinggal diantara

remaja yang lain.

remaja yang memulai harinya dengan bersekolah di sekolah ternama konoha highschool ini terbilang cukup bodoh, suka menjaili teman, melawan

guru, membolos dan banyak lagi keburukan yang diperbuatnya.

saat ini naruto sedang mempersiapkan dirinya untuk pergi kesekolah. setelah bangun dari singgasana kesayangannya, tempat yang digunakannya

untuk melepas lelah dan kantuk.

dengan sedikit menguap, dia bangun tanpa membereskan tempat tidurnya yang berantakan. tumpukan sampah berserakan dimana-mana, lantai,

dapur dan meja.

dia menuju sebuah ruangan dengan papan nama 'kamar mandi', entah kenapa dia menulis itu.

setelah 30 menit mempersiapkan diri, naruto keluar dari rumahnya dan bergegas kesekolah, meskipun dia sudah terlambat.

dia berjalan dengan santainya menyusuri jalan konoha yang sempit, karna dia berjalan di gang gang rumah menuju gang lainnya, dan akhirnya

sampai dijalan raya besar.

sambil bersenandung ria, dengan sadar atau tanpa sadar, dia melihat jam tangannya.

sebuah durian raksasa tiba-tiba jatuh diatas kepalanya setelah melihat jarum jam ditangannya menunjuk angka tujuh.

"huwaaah.. kenapa aku tidak menyadarinya!". naruto berteriak.

dia berlari seperti orang dikejar anjing, sambil mengumpat, dia melewati halau rintangan dengan sangat sempurna. seperti melompati pagar dengan

gaya parkour, atau menerobos lewat celah orang-orang yang sedang berjalan, memanjat dan melompat, menerobos dan berlari. tujuannya agar

sampai disekolah dengan selamat.

5 menit waktu yang dibutuhkan naruto untuk sampai disekolah, dengan tambahan waktu 3 menit waktu santai naruto. total menjadi delapan menit

dengan jarum jam menunjuk angka tujuh lebih delapan menit.

gerbang sekolah sudah tertutup, dia tidak akan dipanggil naruto si pembuat onar jika hanya diam dan bersimpuh meratapi dirinya yang terkunci

diluar sekolah. dengan sedikit berlari dia melompati, atau memanjat gerbang tersebut.

"jika para guru itu pintar, seharusnya mereka memasang tanda 'awas tegangan tinggi' atau semacamnya di gerbang itu". gumam naruto setelah

berhasil melewati gerbang, "atau bila perlu anjing penjaga".

saat dia berbalik, tiba tiba seorang guru sudah ada di depannya, "Iruka-sensei". kata naruto sambil tertawa canggung.

guru yang dipanggil iruka tadi berdehem,"jam berapa sekarang, naruto ?". tanyanya, seperti biasa seorang guru jika melihat seorang murid

terlambat. naruto mulai memasang sikap bodohnya, dan melihat jam tangannya, "jam setengah delapan". kalimat yang diakhiri dengan cengiran

khas uzumaki naruto mendapat respon halus dari sang guru, "ouwh, kau tahu apa artinya ?".

"eh-ehm aku bisa makan bekalku lebih awal ?".

"KAU TERLAMBAT!".

naruto memiringkan wajahnya sedikit karna bentakan gurunya, "kau terlambat lagi, Uzumaki naruto. biar kutegaskan satu hal lagi padamu,

pelajaran dimuai waktu pukul tujuh, kau mengerti apa artinya ?".

"aku harus duduk di meja belajarku ?".

"jangan menjawab sebelum aku selesai bicara!".

"tapi kau bertanya sensei".

"sudah kubilang jangan bicara sebelum aku selesai bicara!".

"oke, aku diam".

iruka melanjutkan kalimatnya, "dan ini sudah yang ke sepuluh kalinya kau terlambat, kau tahu apa artinya ?, jangan menjawab".

naruto hendak bicara dan membuka mulutnya, tapi intruksi iruka menghentikannya.

"kau harus dihukum".

"oooouwh, ayolah iruka-sensei, kenapa harus hukuman ?". naruto mencoba mencari jalan keluar terbaik dari masalah ini, seperti hari kemarin dia

mentraktir semua guru makan ramen.

"apa tidak ada yang lain ?".

iruka menggeleng-gelengkan kepalanya, "tidak untuk saat ini, naruto".

naruto sedikit terkejut karna iruka mendekatkan wajahnya dan menunjuk hidung naruto dengan jari telunjuk.

"kau akan mendapat hukuman". iruka mengakhirinya dengan tangan mendekap dada.

"ikut aku". perintah iruka, dan naruto hanya pasrah menerima hukuman yang akan segera diterimanya.

setelah mengikuti kemana iruka pergi, naruto melihat sebuah ruangan didepan iruka.

iruka berbalik dan melihat wajah aneh naruto, "bersihkan tempat ini". kata iruka.

"Toilet ?". tanya naruto. iruka hanya menjawab dengan mengangguk.

"Tidaaaaaaaakkk!". naruto berteriak dengan begitu histeris, hingga suaranya bisa didengar oleh murid yang lain. ini sebuah tragedi yang paling

buruk yang pernah di alami naruto, dengan berlutut dan meratapi nasibnya naruto berkata, "kenapa ?, kenapa iruka-sensei ?, kenapa kau

melakukan ini padaku". naruto memasang wajah memelas, "aku-".

"ini bukan kelas drama". iruka memotong kalimat naruto, "cepat bersihkan!".

"oh, ayolah aku hanya mencoba aktingku". dengan lemas naruto bangkit dan segera membersihkan toilet.

Jam istirahat, naruto pergi kekantin setelah menyelesaikan tugasnya, entah apa yang membuatnya begitu berada di toilet.

disana dia bertemu dengan kiba, teman sekelasnya. "yo naruto". sapa kiba, "dari mana saja kau, aku tidak melihatmu ?".

naruto duduk disamping kiba, "aku mendapat musibah".

"musibah ?". kata kiba, dia bingung dengan sifat naruto saat ini, "musibah apa maksudmu ?".

naruto mengambil minuman kaleng yang sudah disediakan dimeja, meminumnya sedikit lalu meletakkannya kembali, "iruka-sensei

menghukumku". kata naruto lemas, "aku terlambat lagi".

kiba tertawa kecil mendengar jawaban naruto.

"kurasa itu pantas untukmu, naruto".

"pantas ?".

"ya".

"aku harus mengatkan ini padamu, kiba. aku terlambat karna aku tidak memperhatikan jam saat aku berangkat kesini, kau tahu kenapa. itu karna

aku orang yang santai dan itu sudah menjadi kebiasaanku.

dan saat aku tiba disini aku lupa memberi iruka-sensei alasan sebenarnya kenapa aku terlmabat, dan kau tahu kenapa aku terlambat ?. karna aku

tidak memperhatikan jam sejak awal".

"kurasa kau sudah mengatakannya di awal". kiba mengambil roti di meja dan memakannya, lalu melihat naruto yang terlihat lesu.

"ada perlombaan lari minggu depan". kata kiba menarik perhatian naruto, "kau bisa ikut".

naruto memandang kiba tak percaya.

"untuk apa kau mengatakan itu padaku ?".

kiba mendesah pelan, lalu berkata dengan malas. "jam berapa kira-kira kau berangkat dari rumah ?".

"tujuh".

"dan jam berapa tepatnya kau sampai disini ?".

"tujuh lebih delapan menit. sebenarnya hanya membutuhkan waktu lima menit".

"tepat sekali!". seru kiba, "untuk batas waktu normal, kau membutuhkan waktu lima belas menit dengan jalan kaki untuk sampai kesini. dan

sepuluh menit dengan berlari. tapi kau hanya membutuhkan waktu lima menit, bukankah itu rekor baru".

"lalu, siapa pemegang rekor sebelumnya ?".

"oh, itu. sabaku no gara dari kelas B".

naruto hanya merespon dengan membuka mulut membentuk huruf 'O'.

"dia hanya membutuhkan tujuh menit dengan berlari sampai disini, selisih dua menit denganmu".

"jadi, apa artinya ?".

"astaga. kau memang benar-benar bodoh, aku ingin kau mengikuti lomba lari tersebut karna rekor barumu tadi.

hanya membutuhkan waktu lima menit, lima menit kawan, kau tahu. bukankah itu menunjukkn kalau kau pelari yang handal".

naruto membuka mulutnya dengan expresi sumringah. dan kiba yang juga termotivasi dengan sikap naruto, mengikuti dengan menirukan expresi

naruto. "aaahh.. apa maksudnya ?".

kiba langsung sweetdrop ditempat, "aaaaaaaahh.. kau benar-benar bodoh!, naruto". teriakan kiba menggema diseluruh ruangan. dan tingkah

lakunya itu memancing perhatian semua pengunjung yang datang di kantin tersebut. kiba segera menutup mulutnya setelah sadar dengan apa yang

diperbuatnya, semua sisiwa memandang mereka berdua. wajah naruto memerah karna kesal, kiba yang merasa bersalah segera memasang wajah

tanpa dosa miliknya.

seteleh insiden itu, naruto menyadari bahwa niat kiba sebenarnya baik, tapi ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. tentang yang di bicarakan kiba

tadi, "lima menit, pelari yang handal". gumamnya dalam perjalanan pulang. tiba-tiba saja bola lampu kecil menyembul dari kepalanya,"aku tahu. aku

harus mengikuti lomba itu".

dia bernyanyi ria sendirian dijalan, tak peduli dengan tatapan aneh dari orang-orang yang lewat dijalan itu.

Naruto merasa kesepian dirumahnya, dengan perasaan gelisah dan pikiran yang kacau, naruto mencoba menghilangkan perasaan itu dengan

berjalan-jalan sendirian di hutan. entah apa yang membuatnya terpikir untuk pergi ke hutan.

suasana malam itu begitu tenang, hutan lebat yang kini dilalui naruto terlihat biasa-biasa saja, meskipun banyak orang beranggapan pergi kehutan

malam-malam sangatlah berbahaya.

tapi bagi naruto hutan adalah tempat yang pas untuk merenung. mencari arti sebenarnya dari sebuah kehidupan, mengambil sebuah cahaya yang

tersimpan di selosong jiwa, dan meraihnya meskipun sukar untuk dicapai.

batin naruto berkecamuk dramatis memikirkan hal itu. dia berhenti di sebuah pohon yang ada tangganya. dan ternyata itu sebuah rumah pohon

buatan naruto sendiri. saat kakinya menginjak tangga pertama, dia mendengar suara aneh di balik semak yang ada dibelakangnya. dengan perasaan

was-was naruto menghampiri sumber suara yang membuatnya bergidik tersebut. suara dari gesekan dahan semak tersebut terdengar aneh karna

semak itu juga bergerak. naruto melangkah dengan pelan, menghampiri semak tersebut meskipu dalam keadaan gelap.

saat dia membuka semak yang cukup rindang itu, ternyata tak ada apa-apa. "huh.. membuat kaget saja!". gumam naruto, "aaaaahh..". naruto

berteriak karna melihat seekor tupai yang sedang berdiri di depan kakinya. "sial!". umpat naruto, tupai itu segera lari meninggalkannya. "dasar

tupai, apa orang tuamu tidak pernah mengajarimu sopan santun. berdiri seperti di depanku, membuat kaget saja".

saat dia hendak berbalik, tiba-tiba matanya menangkap sesuatu. seperti kilatan cahaya yang jatuh dari langit dan jatuh tak jauh dari posisinya

berada. sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri, naruto memandang jauh kearah jatuhnya benda bercahaya tadi, dibalik deretan pohon-pohon

yang membentuk seperti pagar. dia berjalan kearah tempat benda tadi jatuh, saat sampai disana dia dibuat kaget dengan bentuk benda tersebut.

"kunai!". kata naruto. sebuah benda berbentuk seperti belati dangan ujung lancip dan sebuah pegangan untuk memudahkan siapapun

memegangnya.

"kenapa benda seperti ini bisa jatuh dari langit ?". naruto mengulurkan tangannya untuk mengambil benda tersebut, saat dia memegangnya tiba-

tiba sebuah cahaya lain muncul dan berjatuhan dari langit.

"apa itu ?".

dan kunai yang naruto pegang juga bercahaya, "ada apa ini, apa yang terjadi ?".

tiba-tiba sebuah ledakan berskala kecil meledak disamping naruto, meskipun begitu naruto terpental karna tekanan angin dari ledakan itu.

naruto memekik kesakitan saat tubuhnya mendarat di tanah."apa yang-". kalimatnya terpotong saat sebuah ledakan hampir mengenainya lagi.

"uwaaaaahh..". naruto terpental lagi ke samping.

kunai yang naruto pegang tadi masih menyala, dan samar-samar dari kejauhan naruto melihat sosok makhluk misterius yang sedang berjalan

kearahnya. naruto tidak bisa begitu jelas meyakini kalau itu adalah manusia, tapi dari bentuknya memang seprti manusia. makhluk itu datang

bergerombol kearah naruto, "siapa disana, dan mau apa kalian ?".

tak ada jawaban dari mereka, naruto semakin takut. saat dia melihat sebuah tongkat diacungkan kearahnya, benda itu bercahaya dan naruto sadar,

kalau benda itulah yang membuat ledakan tadi. segera dia bangkit dan berlari menjauh saat tongkat itu melepaskan cahaya berwarna merah

kearahnya. dan, 'booom'. ledakan dengan skala sedikit lebih besar meledak sebelum mengenai naruto.

naruto selamat dan segera berlari keluar dari hutan, dengan tangan masih menggenggam kunai yang bercahaya tadi.

stelah naruto pergi, makhluk misterius itu sedikit terlihat bentuknya oleh cahaya bulan yang menerpa mereka. dan salah satu dari mereka berkata

kepada yang lain, "apa kita harus mengejarnya ?".

"biarkan saja, kita akan segera menangkap anak itu. tapi tidak di jaman ini". kata seorang yang memegang tongkat."ayo pergi!". dan sebuah ledakan cahaya menutupi mereka, lalu saat cahaya itu memudar mereka sudah menghilang.

Keesokan harinya, itu adalah pertama kalinya naruto tidak terlambat kesekolah. bahkan dia sengaja untuk berangkat lebih awal.
dia menunggu dikelas dengan perasaan cemas, sesekali matanya melirik benda yang ada didalam tasnya. benda yang sudah membuat nyawanyahampir melayang itu dibawa naruto kesekolah untuk menunjukkannya pada teman-temannya.
kelas dimulai, semua sisiwa segera masuk kedalam kelasnya masing-masing, dan ada satu kejadian dimana semua murid tercengang dengankehadiran sosok pemuda berambut pirang yang sedang duduk sendirian didalam kelas.
"Na-na-naruto!". kata shikamaru terbata, "tumben kau datang lebih awal".
"i-iya". sahut seluruh siswa.
naruto mencoba bersikap biasa dan menyembunyikan perasaan cemasnya. "ahh.. apa ini pertama kalinya kalian melihatku datang lebih awal ?".

tanya naruto dengan tersenyum lebar.
"eh-ehm.. sebenarnya ini memang pertama kalinya kau datang lebih awal". shikamaru menginterupsi.
semua murid mengangguk setuju, tiba-tiba saja guru yang akan mengajar mereka sudah datang dan menyaksikan krumunan siswa yang ada dikelas

C, kelas yang ditempati naruto dan kawan-kawan.
"ada apa ini ?". kata guru itu yang diketahui bernama iruka. semua murid menoleh, "iruka-sensei". seru hampir semua murid.
"kenapa kalian-". kalimat iruka terpotong karna dia melihat sosok naruto yang ada dikelas. mata iruka sedikit melebar dan mengucapkan sebuah

kata yang semua murid tahu apa artinya, "ini sebuah keajaiban. naruto, kau berangkat lebih awal ?".
"ya. apa ini sebuah keberuntungan bagimu ?".
"tidak. ini bahkan lebih dari sekedar keberuntungan, ini adalah kepuasan".
naruto yang tidak mengerti apa artinya mencoba memberi isyarat agar segera memulai pelajarannya.
"baiklah, kita mulai pelajaran hari ini!".
semua murid segera duduk ditempatnya masing-masing. kiba duduk disamping naruto, dia melihat naruto dengan pandangan tak percaya yang

terkesan dipaksakan, "hei naruto, bagaimana kau bisa berangkat lebih awal ?". kiba berbisik ditelinga naruto. naruto menoleh kearah kiba dan

berkata dengan berbisik juga, "kiba". kata naruto, "kau tidak akan percaya dengan apa yang kutemukan".
"apa ?".
"aku akan memberi tahumu nanti. setelah pelajaran ini selesai".
pelajaran selesai dua jam kemudian.
seperti yang dikatakan naruto tadi, dia mengajak kiba kesuatu tempat. "kenapa kau membawaku kesini, naruto ?". kiba memprotes karna dirinya

ditari keperpustakaan. naruto menatap kiba lekat-lekat setelah sebelumnya dia memperhatikan seluruh ruangan itu terkendali dan aman.
"seperti yang kukatakan tadi". kata naruto, "aku akan menunjukkan sesuatu padamu".
"baiklah".
naruto mengeluarkan kunai yang dibawanya tadi dan diperlihatkannya pada kiba.
"kunai". gumam kiba.
"ya". kata naruto, "kau tahu apa yang lebih hebat dari ini ?".
"katana milik samurai ?".
"bukan". kata naruto, "ini. kau tahu, benda yang kau sebut kunai ini, hampir saja merenggut nyawaku. dan aku beruntung masih bisa selamat".
"apa maksudmu ?".
"semalam, waktu aku pergi kehutan. aku menemukan benda ini jatuh dari langit, dan benda ini bercahaya. dan kau tahu apa yang terjadi setelah

aku mengabilnya ?". naruto memberi jeda dan melanjutkan,"sebuah kengerian".
"kengerian ?". kiba mengulangi kalimat naruto.
"ya. tiba-tiba saja sesosok makhluk misterius tiba-tiba berdatangan dan menyerangku, mereka membawa sebuah tongkat yang mengeluarkan

cahaya. dan melemparkannya padaku, dan terjadilah ledakan. aku terpental beberapa kali". naruto memperlihatkan luka dikakinya, "ini. lihatlah

luka itu masih membekas".
kiba melihat kaki naruto, "apa kau sedang mengada-ada naruto ?".
"tidak". kata naruto, "oh. ayolah percaya lah padaku, kiba. ini benar-benar terjadi. dan bahkan- bahkan kunai ini juga bercahaya waktu kepegang".
"apa karna ini kau datang lebih awal pagi ini ?".
naruto mengangguk, "sebaiknya kau beristirahat kawan, mungkin kondisimu sedang buruk".
"apa ?". kata naruto, "kau kira aku sakit".
"yah. begitulah". kata kiba meyakinkan. "ouuuwh.. kiba!. ini pertama kalinya kau meragukanku. aku benar-benar berkata jujur, inilah

kebenarannya".
"apa kau sedang mabuk, atau semacamnya ?". kiba berhenti, dan melanjautkan. "memakai pil".
naruto terkejut dengan pernyataan kiba tadi. "aku bukan orang seperti itu, kiba. kau tahu sendiri kan".
"ya".
"apa ada yang bisa membuatmu percaya ?". tanya naruto antusias.
kiba menatap wajah naruto yang terlihat serius sejak tadi.
"sebenarnya, naruto. aku selalu percaya padamu. tapi". kiba berhenti, lalu menambahkan, "jika memang ada bukti yang membuktikan kebenaran

tentang yang kau katakan itu, aku akan percaya jika kau menunjukkannya padaku".
wajah naruto langsung berubah, dia memberikan senyum dan berkata, "nanti. sepulang sekolah ikutlah denganku".
kiba mendesah lalu menepuk lengan naruto, "baiklah, kawan. mungkin kau akan mengatakan ini akan menjadi rahasia kita berdua, iya kan ?".
"kau selalu pintar dalam menebak setiap apa yang ingin kukatakan kiba".
"dan sebaiknya aku benar-benar pintar dalam menebak apa yang terjadi padamu kemarin malam".
"hmm.. percayalah kau akan mengetahuinya sendiri nanti".

.

.

to be continued...

.

.

jika kalian sudah membaca fict ini, please review yaaaa !, atau beri saran dan kritik untuk membangun sebuah cerita yang berkelas dan bagus.

jadi mohon bantuannya minna-san !.