Naruto © Kishimoto Masashi
Lovely Girl © Haruno Aoi
Setting: AU
Warning: crack, OC, OOC, tema pasaran
Tidak suka? Terserah Anda ^^v
.
.
.
* Lovely Girl *
.
.
.
Sasuke adalah seorang direktur muda pada perusahaan fashion milik keluarganya, Uchiha. Ia terkenal dengan kecerdasan, kemapanan, dan ketampanannya yang memikat. Selama dua tahun terakhir, lelaki berusia duapuluh tiga tahun itu menjadi bujangan yang paling diincar oleh para perempuan dari segala usia.
Wajah rupawannya sering meramaikan majalah-majalah—kebanyakan majalah bisnis untuk satu tahun belakangan—bahkan majalah wanita dewasa walau tidak sampai berpose berani. Sebelum diangkat sebagai direktur utama pada salah satu perusahaan Uchiha group, ia memang sempat bergelut di bidang modeling, tepatnya ketika ia masih menjadi seorang mahasiswa.
Menurut survey yang diadakan oleh suatu majalah, ia adalah orang yang sering bertahan di urutan pertama lelaki paling diinginkan perempuan untuk menjadi teman sepayung di kala hujan, trendsetter gaya berpakaian atau panutan mode bagi para lelaki, suami idaman bagi kaum perempuan yang tak luput dari adanya persaingan ketat dengan seorang pria keturunan Hyuuga serta kakak laki-lakinya sebelum ia memiliki saudari ipar, dan masih banyak nominasi lainnya.
Saat ini, Sasuke sedang memimpin rapat dewan direksi sebelum peluncuran rangkaian produk baru perusahaannya. Sebelum rapat dimulai, beberapa saat yang lalu ia memperkenalkan seorang anggota dewan direksi yang baru, Yamanaka Ino. Perempuan berambut pirang itu tidak harus bekerja setiap hari di perusahaan Uchiha, ia hanya hadir saat diadakan rapat dewan direksi.
Selentingan kabar menyebutkan bahwa Ino ditunjuk menjadi salah satu dewan direksi sebagai syarat transaksi pembelian perusahaan Yamanaka oleh perusahaan Uchiha. Dari dulu, perusahaan Uchiha memang mengincar tanah milik perusahaan Yamanaka, jadi tidak heran bila mereka menyetujui semua persyaratan yang diajukan. Meskipun perusahaan elektronik itu sudah gulung tikar, dengan bergabungnya Ino di perusahaan Uchiha diharapkan dapat menjaga nama baik keluarga Yamanaka.
Namun, beberapa hari yang lalu keluarga Uchiha telah mengklarifikasi gosip yang beredar. Mereka mengatakan bahwa Ino adalah calon menantu keluarga Uchiha dan pertunangan akan segera diselenggarakan. Belum ada keterangan pasti dari lelaki yang bersangkutan, membuat kaum hawa merasa was-was akan kebenaran berita yang sedang hangat diperbincangkan.
Kini tiba saatnya bagi purchasing director mempresentasikan sampel produk untuk fashion show di depan para dewan direksi untuk final approval. Tak makan banyak waktu, beberapa item mendapatkan persetujuan untuk diproduksi secara partai besar untuk disebar di seluruh outlet milik perusahaan Uchiha.
Untuk menghindari pembajakan, biasanya fashion show diadakan secara tertutup di café Sharingan milik keluarga Uchiha, disambung dengan dinner bersama para staff yang diundang. Sudah beberapa kali Ino berpartisipasi sebagai peragawati karena ia adalah model yang menjadi ikon perusahaan Uchiha, yang langsung tenar setelah digosipkan menjalin hubungan istimewa dengan sang direktur utama.
~ooo~
Ternyata pertunangan antara Uchiha Sasuke dengan Yamanaka Ino bukan hanya kabar burung belaka. Buktinya malam ini pestanya digelar secara meriah di mansion utama klan Uchiha. Tidak seperti biasanya karena selama ini keluarga bermartabat itu lebih sering mengadakan suatu perayaan di salah satu hotel bintang lima milik Uchiha group. Acara yang merupakan awal penyatuan dua keluarga tersebut diselenggarakan di hall yang berada tak jauh dari pintu masuk mansion.
Kelihatannya para anggota keluarga tampak antusias dan menikmati pestanya karena semua tahu bahwa sejak lama Uchiha memiliki hubungan baik dengan Yamanaka. Dengan adanya pertunangan—yang mungkin berlanjut hingga pernikahan—antara Sasuke dan Ino, diharapkan semakin memperkukuh hubungan dua klan besar tersebut.
Acara tukar cincin belum dilaksanakan ketika ballroom dipenuhi oleh pasangan yang sedang berdansa mengikuti iringan musik light jazz yang dibawakan secara live dari satu kelompok pemusik langganan keluarga Uchiha. Karena ada penghangat ruangan, udara di musim dingin tidak menghalangi para perempuan untuk mengenakan gaun yang sedikit terbuka.
Di antara pasangan yang hanyut dalam lantunan melodi, tampak Sasuke yang lebih memilih berdansa dengan ibundanya, Uchiha Mikoto, dibandingkan dengan calon tunangannya yang duduk dekat perempuan berambut indigo di kejauhan. Sebagai ibu dan anak, tidak ada pemandangan kepala Mikoto disandarkan di dada bidang Sasuke. Tubuh keduanya tidak bersentuhan, hanya berpegangan tangan. Sebelah tangan wanita berambut biru gelap itu menumpang di bahu Sasuke, dan putra keduanya tersebut memegang pinggangnya dengan sopan.
Mikoto memandang Sasuke dengan penuh kasih sayang sekaligus rasa bangga. Ia mengagumi ketampanan serta kharisma yang terpancar dari putra bungsunya. Ekspresi datar Sasuke memang tak lepas dari pengaruh suaminya, Uchiha Fugaku, tapi wajah rupawan adalah warisan darinya. Dulu Sasuke hanya seorang bayi yang ditimang serta didekap di dadanya, kini telah tumbuh dewasa dan akan segera memiliki kehidupannya sendiri, membangun mahligai pernikahan terlepas dari kedua orang tua.
Keasyikan Mikoto dan Sasuke diusik oleh pria gagah bertuxedo hitam, Uchiha Itachi, yang menagih gilirannya untuk berdansa dengan sang ibu. Sasuke mengalah dan melenggang ke tempat duduk Ino setelah memberikan tatapan tajam andalannya untuk Itachi yang tersenyum tipis.
"Kenapa aku hanya diperebutkan oleh dua putraku?" celetuk Mikoto sembari mengerling jahil ke arah Fugaku yang sedang berbincang ringan dengan besan dan calon besannya, Hyuuga Hiashi dan Yamanaka Inoichi.
Di salah satu sudut ruangan, Sasuke menduduki sofa panjang berbahan beludru yang juga diduduki oleh Ino. Kakak ipar Sasuke yang berdarah Hyuuga, Uchiha Hinata, sejak tadi menduduki sofa single di sebelah Ino sambil memperhatikan suaminya yang berdansa dengan ibu mertuanya.
Pada sofa panjang yang tak jauh dari Sasuke, duduk pasangan berambut hitam dan pirang yang terlihat mesra. Yang berambut hitam dan berkulit putih pucat adalah saudara sepupu Sasuke, Uchiha Sai. Mata Sai yang beriris hitam sibuk berkelana setiap kali ada kaum hawa yang menarik perhatiannya. Sai seolah tak memedulikan kekasihnya, Shion, yang bermuka masam dalam rangkulannya.
"Kamu lebih cantik kok, Honey," bisik Sai di telinga Shion.
Sasuke mual mendengar rayuan gombal saudara sepupunya. Dari dulu ia sudah tahu kalau Sai adalah seorang playboy, tapi ia tidak mengira kalau penyakit tuan muda berkulit pucat itu sudah akut setelah kembalinya dari luar negeri. Terkadang ia heran karena Shion betah menjadi kekasih Sai, bahkan keduanya dikabarkan akan segera membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Hinata yang merasa sedikit canggung berada di antara dua pasangan, mendadak bangkit dan mohon diri untuk mencari udara segar setelah meletakkan gelas minumannya di meja terdekat. Perempuan berambut panjang sepinggang yang mengenakan purple silk satin dress itu melangkahkan kakinya meninggalkan hall yang terkadang menguarkan aroma wine berbaur parfum para tamu undangan.
~ooo~
Tak jauh dari kemeriahan pesta pertunangan di dalam mansion, di luar gerbang yang tinggi menjulang terlihat seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahun dengan boneka brown teddy bear dalam pelukannya. Ia mendongak menantang butiran salju dari langit untuk melihat perempuan yang berdiri di sebelahnya. Matanya yang beriris hitam terlihat sedikit berbinar tatkala ia mulai membuka mulutnya, "Benarkah Yume akan bertemu Papa di dalam sana?"
Entah sudah berapa kali bocah berambut merah kehitaman itu menanyakan hal yang sama dalam beberapa menit terakhir. Melihat anggukan kepala dari pemilik mata emerald, Yume kembali memantapkan hatinya yang semula dihampiri keraguan.
Sebenarnya bukan hanya Yume yang ragu-ragu, perempuan muda yang membawa bocah itu ke sana lebih merasa tak yakin dengan perbuatannya. Namun, ia sudah bertekad untuk mempertemukan Yume dengan ayahnya, dengan sedikit mengabaikan akibat yang akan menyertainya.
"Yume ingin masuk," gumam bocah berpakaian hangat itu dengan mata menerawang keadaan di balik gerbang hitam melalui celah yang tak lebar.
Perempuan berambut soft pink itu menarik Yume agar menepi ketika pintu gerbang dibukakan oleh security untuk mobil sedan mewah milik tamu yang baru datang. Menemukan kesempatan yang tak boleh disia-siakan, ia berbisik di telinga Yume demi berjalannya rencana. Tak lama kemudian, Yume berlari menerjang dua security yang hampir menutup gerbang mansion Uchiha. Tanpa memedulikan teriakan dari satuan pengamanan keluarga Uchiha, ia memacu langkah lebar kaki pendeknya dan masuk ke mansion bersamaan dengan sepasang tamu undangan.
"Ganbarou, Yume-chan," lirih perempuan di luar gerbang sambil mengepalkan tangan.
~ooo~
Yume yang belum sampai memasuki hall, hampir digelandang oleh para security bila balita itu tidak menabrak Hinata. Ia baru merasa aman setelah bibi yang ditabraknya memerintahkan kedua pria berbadan kekar tersebut agar kembali pada pekerjaan mereka di luar mansion.
"Siapa namamu?" Hinata bertanya sembari berlutut untuk menyejajarkan tingginya dengan bocah di depannya.
"Yume," jawabnya tegas tanpa rasa takut.
"Orang tuamu berada di dalam?" tanya Hinata lembut sambil menunjuk pintu berdaun dua yang menghubungkan dengan hall.
Yume mengangguk mantap dengan mata berkilat bahagia. "Papa pasti ada di dalam," ujarnya ceria disertai senyum.
"Siapa nama papamu? Mungkin bibi kenal." Hinata tersenyum, membuat Yume merasa semakin nyaman berada di dekatnya yang sebenarnya masih asing bagi bocah berambut merah kehitaman tersebut.
"Uchiha—"
Jawaban Yume terpotong oleh Itachi yang berjalan mendekat, "Kau bersama siapa, Hinata?"
Hinata menengok ke belakang sebelum berdiri dan merapikan gaunnya yang sedikit kusut. "Ano…," ia sedikit bingung untuk memulai penjelasannya, "namanya Yume. Katanya, papanya berada di dalam." Seperti sebelumnya, ia menunjuk pintu menuju hall untuk menguatkan ucapannya.
Setelahnya Itachi memberikan pandangan menyelidik kepada bocah yang baru dilihatnya. Karena tidak terbiasa dengan tatapan khas keluarga Uchiha, Yume sedikit memundurkan langkahnya dan berdiri di balik tubuh Hinata.
"Kalau aku tidak salah dengar, tadi Yume-chan bilang papanya adalah seorang Uchiha," lanjut Hinata.
Kening Itachi mengernyit, menandakan kalau ia sedang mengingat sesuatu. "Setahuku, saat ini tidak ada anggota keluarga Uchiha yang memiliki anak seumuran dengannya," timpalnya.
"Baru saja, aku juga berpikir begitu," gumam Hinata sambil mengangguk kecil. Sejurus kemudian ia memandang Itachi lekat-lekat dengan alis hampir bertautan, seolah menyiratkan pertanyaan yang tak sanggup diungkapkannya dengan rangkaian kata.
"Kau mencurigaiku?" Sebelah alis Itachi sedikit naik saat menanyakannya.
"Anata merasa tersinggung?" balasnya dengan raut sedih. "Jangan-jangan…."
Itachi hanya menghela napas lelah.
"Mana janji manismu setia sampai aku mati…," Hinata malah secara acak melantunkan lirik lagu suatu grup band dari negara tetangga dengan suara lirih, "mana janji manismu mencintaiku sampai mati…."
Itachi kembali menghela napas yang lebih panjang.
"Itachi, katanya kau akan memanggil Hinata?" Mikoto berjalan menghampiri mereka bertiga yang hanya bungkam, "Kenapa malah berlama-lama di sini? Acara tukar cincin akan segera dimulai." Ia terlihat mulai kehilangan kesabaran karena anak dan menantunya masih menutup mulut. Saat berdiri di dekat Hinata, ia melongokkan kepalanya ke arah balita yang mengintip dengan takut-takut.
"Siapa itu yang imut-imut?" tanya Mikoto dengan mata berbinar gemas.
"Mungkin putri Itachi-san," gumam Hinata dengan bibir hampir mengerucut, namun wajahnya tampak sendu.
Kali ini Itachi memijit salah satu pelipis kepalanya.
Sedangkan Mikoto terbelalak tidak percaya. "Benarkah, Itachi?"
"Tentu saja tidak benar," jawab Itachi yang kemudian mengalihkan pandangan ke Hinata. "Kenapa kau menyimpulkan sesuka hati?"
"Karena…," Hinata menundukkan pandangannya karena merasa bersalah telah menyimpulkan tanpa bukti, "aku berpikir, mana mungkin Sasuke-kun memiliki putri yang sudah balita jika ia seumuran denganku?"
"Sasuke?" sahut Yume yang mulai menampakkan dirinya dan mendongak untuk meminta penjelasan lebih dari Hinata, "Uchiha Sasuke?"
Seketika tiga pasang mata memusatkan perhatian ke Yume.
"Kata Mama, papa Yume bernama Uchiha Sasuke."
"Eh?" Mikoto yang terlihat paling terkejut dengan pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh Yume.
Mungkinkah Yume yang berumur sekitar lima tahun merupakan putri dari Sasuke, bila lelaki itu masih berusia duapuluh tiga tahun?
Tanpa banyak kata, Mikoto kembali memasuki hall. Sementara itu Itachi dan Hinata hanya saling berpandangan, lalu sama-sama menggeleng pelan. Menit berikutnya, Mikoto membawa Sasuke bersamanya untuk bergabung dengan tiga manusia lainnya. Ia tidak mau mengambil resiko dengan membawa Yume memasuki hall dan membuat para tamu undangan mendengar berita yang menurutnya sangat menggemparkan.
"Sasuke, dia bilang kau adalah ayahnya," kata Mikoto dengan berbisik. Kini ia sangat takut bila calon besan dan menantunya mendengar pembicaraan di luar hall, padahal baginya pertunangan belum resmi jika belum ada penyematan cincin yang dilakukan pasangan. Ia juga tidak ingin menerima risiko yang lebih fatal seperti pembatalan pertunangan.
Sasuke menarik satu sudut bibirnya dengan angkuh saat memandang Yume dari atas ke bawah, kemudian sebaliknya.
"Sasuke-kun?" panggil Yume dengan ragu.
Dahi Sasuke terlihat berkernyit. "Hn?"
Entah mengapa Yume tampak sumringah setelah mendengar gumaman Sasuke yang tak jelas maknanya. Senyumnya mengembang sebelum ia berseru riang, "Akhirnya Yume menemukanmu, Sasuke-kun."
~ooo~
"Sakura, mana Yume?"
Perempuan berambut merah muda itu segera berbalik setelah menutup pintu apartemennya dengan menimbulkan debaman akibat terkejut.
"Sakura?" suara bariton itu menuntut jawaban.
Sakura belum berani memandang mata lawan bicaranya. "Aku sudah mengantarkannya ke tempat ayahnya," jawabnya dengan gugup.
Bosan dengan keheningan yang sempat merajai, tiba-tiba Sakura menegakkan kepalanya dan memberanikan diri untuk membalas tatapan pria berambut perak di hadapannya. "Apa salah bila Yume menemui ayahnya?" tambahnya sebelum pria di depannya kembali menyumbangkan suara, "Anggap saja sebagai hadiah ulang tahunnya."
Sakura tidak memedulikan ekspresi macam apa yang selanjutnya ditunjukkan oleh pemilik iris mata berbeda warna tersebut. Ia segera melenggang memasuki kamar tidurnya agar tidak menimbulkan keributan.
.
.
.
Yume = dream, hope, vision
Saya sangat membutuhkan komentar atau kritik. Silakan meninggalkan jejak berupa review atau concrit. Maaf atas segala kesalahan dan terima kasih banyak semuanya. Sampai jumpa.
Sumber inspirasi: Narimiya Hiroki *muach*
Sign,
coret/Narimiya Aoi/coret Haruno Aoi
