HUJAN

.

Diamond Crystal White fanfiction

.

Genre: Romance

.

Nijimura Shuuzo x Haizaki Shougo

.

Kuroko No Basuke © Fujimaki Tadatoshi

.
sampul © Ryosuke_s01

.

Warning : Yaoi, OOC , bahasa mungkin tidak sesuai EYD,typo atau apapun

.

.


Terkadang hal yang kau benci bisa menjadi sesuatu hal yang menyenangkan ...

.
Seperti saat ini..

.

Aku dan kau didekatkan dengan sesuatu hal yang ku benci ...
.

Hujan...

.
Aku memiliki banyak kenangan buruk disana ..

.

Tapi tidak tahu kenapa aku menyukainya sekarang...
Karenamu..

.

Wahai pelangi cintaku ...

.


.

Tik ..Tik..Tik..

.

" Brengsek! Kenapa aku lupa membawa payung! "

.

Gerutu Haizaki melihat langit mendung dan rintik hujan besar turun dari langit mengenai tubuhnya. Haizaki menendang sebuah kaleng Cocalola hingga kaleng itu terlempar ke jalanan. Haizaki kesal karena baru sampai gerbang sekolah hujan turun dengan derasnya.
Dengan terpaksa dia berlari menuju warung Kang Daiki di ujung jalan untuk berteduh. Sesampai diwarung Haizaki misuh misuh mendapati warung Bang Daiki tutup. Terpaksa Haizaki berlari ke toko Bang Yaji penjual nanas sebelah warung kang Daiki. Kebetulan warung Bang Yaji juga tutup tetapi teras tokonya cukup lebar untuk digunakan Haizaki berteduh.

.

" Hujan tidak tahu aturan , kalau mau turun bilang dulu kalau gini aku tidak bisa pulang, Bakadomo!"

.

Haizaki memaki kearah hujan, mungkin kalau ada orang lewat mengira Haizaki sudah gila berbicara dengan air hujan. Haizaki menyandarkan tubuhnya pada tembok sambil mengeluarkan handphone dalam sakunya. Berusaha menghubungi nomor kakaknya untuk menjemputnya sekarang. Haizaki menekan nomor kakaknya lalu mendekatkan handphone ke telinganya.

.

( Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif cobalah beberapa saat lagi.)

.

menekan nomor kakaknya yang lain dan-

.

" ... "

.

( Nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan.)

.

" Operator sialan! kemana Nii-sanku! "

.

Haizaki hampir saja membanting Bulukbearynya ke lantai tapi diurungkan mengingat cicilan handphonenya belum lunas.
Bahu seragam Haizaki basah terkena percikan air hujan, udara dingin membuatnya sedikit menggigil.

Haizaki memeluk ranselnya kuat untuk membuat tubuhnya sedikit hangat namun tetap saja hawa dingin menusuk kulitnya.
Ketika dia ingin mengambil almamaternya di tas, sialnya dia ingat meninggalkannya di laci kelasnya. Kalaupun dia berlari ke sekolah sekarang kelasnya juga pasti sudah dikunci.

.

" Arg! sial sekali hari ini! " teriaknya dengan keras seraya mengacak – acak rambutnya sendiri.

.


.

Nijimura selesei mengerjakan tugas kelompok bersama Toru dan Masaya. Mereka bertiga keluar kelas, mendapati langit mendung dan hujan turun dengan derasnya.

.

" Untung saja aku memperingatkanmu untuk membawa payung, Shuuzo " kata Toru sambil melingkarkan tangan dibahu Nijimura.

" Tch! Tadi pagi kau cerewet sekali mengalahkan ibuku,Toru " Nijimura memanyunkan bibirnya sesenti.

Bagaimana tidak sudah dari pagi Toru sahabatnya itu memperingatkannya hanya untuk membawa payung. Kalau boleh jujur NIjimura sebenarnya malas untuk membawa payung , alasannya karena rumahnya cukup dekat dan kalaupun lupa dia hanya perlu menebeng Masaya atau Toru.

.

" Tapi kenyataannya hujan kan Shuuzo , itu karena kami peduli padamu " kata Toru membela diri.

.

" Tidak biasanya prediksi kalian tepat, ah kalian jadi mirip pawang hujan sekarang. "

.

Toru dan Masaya tertawa ringan, manik mata kehitaman Masaya terhenti menangkap sosok di ujung jalan.

.

" Shuuzo bukannya itu kouhai tersayangmu " kata Masaya. Nijimura dan Toru langsung melihat kearah yang dituju Masaya.

.

" Bukankah itu Haizaki " kata Toru

.

" Apa yang dilakukan Bocah sialan itu " Nijimura menautkan kedua alisnya.

.

" Seperti anak kucing yang tersesat "

.

Toru terkekeh pelan sambil memperhatikan sahabatnya itu tampak mulai khawatir. Masaya menyenggol bahu Nijimura,

" Cepat tolong dia Kapten " terdengar nada godaan Masaya untuk Nijimura.

.

" Apa maksud kalian " Nijimura memasang pokerfacenya.

.

Toru dan Masaya tahu walaupun Nijimura keras terhadap kouhainya satu ini, namun dibalik itu semuanya Nijimura peduli pada Haizaki. Menurut Toru dan Masaya sahabatnya itu belum mengerti tentang perasaannya.

.

" Ayolah Shuuzo, kami tahu perasaanmu" Toru menyeringai

" kesempatan untukmu lo " timpalnya lagi.

.

Nijimura rasanya ingin menjitak kepala dua orang sahabatnya itu.

.

" Jangan kalian fikir aku menyukainya. " ucap Nijimura dengan tenang.

.

" Tidak menyukai tapi Mencintainya kan. " sahut Masaya dengan seringaian terpampang disudut bibirnya, Nijimura yang melihat itu menjadi semakin kesal.

.

" Aku tidak mencintainya Bodoh, ada apa dengan kalian berdua." Nijimura berkeringat dingin mendengar ucapan kedua sahabatnya itu.

.

Bagaimana mereka bisa bicara seperti itu padaku, sejak kapan aku menyukai tukang pembuat masalah itu.

.

" Kalau bukan Haizaki siapa? atau kau menyukai Akashi? " kata Toru curiga.

.

" Jadi yang benar yang mana nih, Haizaki atau Akashi ? " sahut Masaya penasaran.

.

" Hah! tidak ada yang ku sukai , berhenti mengintrogasiku! "

Nijimura menjitak kepala kedua sahabatnya itu namun keduanya menghindar. Nijimura memanyunkan bibirnya 5 centi , keduanya hanya terkekeh.

.

" Shuuzo cepat bantu dia, kau tidak ingin kouhai tersayangmu uhuk calon pendampingmu mati kedinginan disana " goda Toru lagi.

.

" Terserah kalian saja aku mau pulang. " kata Nijimura cuek , membuka payungnya dan berjalan kearah rumahnya.

.

Toru dan Masaya saling pandang " dia serius! " teriak mereka bersamaan.

.

Toru dan Masaya tidak menyangka kalau Nijimura akan berlalu pulang tanpa membantu Haizaki.

.

" Apa kita terlalu berlebihan padanya." Kata Toru.

.

" Itu salahmu " balas Masaya.

.

" Kau juga ikutan tadi" balas Toru lagi.

.

Namun baru beberapa saat kemudian kedua orang itu bernafas lega. Nijimura berbalik dan berjalan kearah tempat Haizaki.

.

" Dasar Tsundere! "

.

keduanya tertawa ngakak dan berjalan pulang meninggalkannya. Dari jauh Nijimura bisa mendengar dua sahabatnya menertawakannya namun dia tidak peduli.

" I don't care." ucapnya sambil terus melangkahkan kaki nya.

.

.


.

Sudah hampir setengah jam Haizaki menunggu hujan namun tidak reda bahkan bertambah deras. Kaki Haizaki rasanya sudah sangat pegal dan dia sangat kedinginan sekarang.

.

" Brengsek! Kapan ini selesei , dingin " kata Haizaki sambil mempererat pelukan pada ranselnya.

.

Kini Haizaki tengah duduk jongkok menghadap kearah pematang sawah. Hari ini entah dia kurang doa atau apa yang jelas dia merasa harinya buruk. Tadi saat menerima pelajaran Sejarah dia ketiduran dan mendapat ceramah dari gurunya yang menurutnya sangat membosankan. Belum lagi pelajaran Matematika dia lupa mengerjakan PR dan terpaksa dia dihukum berdiri di depan ruangan kelasnya dengan mengangkat dua ember air. Dan sialnya saat dihukum senior kelas 2 tengah pelajaran olahraga. Jadi mereka melihatnya, orang yang paling malas untuk ditemui Haizaki saat seperti ini pun juga muncul.

Nijimura Shuuzo

Nijimura melewati kelas Haizaki dengan tertawa ngakak dan mengejeknya habis -habisan. Haizaki rasanya ingin sekali menabok bibir monyongnya yang mengajak ribut itu.

.

" Cih Memalukan."

.

Tiba-tiba Haizaki merasakan tetesan air hujan mengenai tangannya. Mau tidak mau dia mendongak mencari sumbernya. Ketika melihat keatas Haizaki terkejut melihat Nijimura sudah berdiri didekatnya.

.

" Kyaa! "

jantung Haizaki rasanya mencelos keluar saking kagetnya melihat sosok pelangi itu muncul tanpa dijemput pulang tanpa diantar. (anjir dia bukan jelangkung Jaki #abaikan)

.

" Dari tadi aku memanggilmu bodoh, sedang apa kau disini? " tanya Nijimura lalu menyingkirkan payungnya sejenak dan menatap Haizaki dari atas ke bawah.

.

" Menunggu hujan " jawab Haizaki malas.

.

" Hanya orang gila yang menunggu hujan." Balas Nijimura santai diiringi helaan nafas.

.

Di tepuknya pelan lengan bajunya yang sedikit basah.

.

" Aku tidak gila dan bukan urusanmu." Balas Haizaki pura-pura jutek.

.

" Bilang saja kau lupa membawa payung dan sekarang kau berharap hujan reda dan doamu sama sekali tidak dengarkan tuhan sayangnya kau bukan anak teraniaya Haizaki dan hanya doa orang teraniaya saja yang didengarkan tuhan."

.

Nijimura ceramah panjang lebar kemudian tertawa mengejek Haizaki.

.

JLEP!

.

Ucapan Nijimura berhasil mengena dihati Haizaki.

ok aku memang bukan anak teraniaya tapi si monyong ini bego apa, dia juga tukang penganiaya anak orang, setiap hari malah. sadar diri!ngaca woi! berapa kali tangan kurang ajar loe nyentuh anu(?) gue. wajah gue sering bonyok gara-gara loe .

.

" Tapi kau sering menganiayaku kan " sindir Haizaki tanpa dosa.

.

" kapan? aku tidak ingat." balas Nijimura pura-pura amnesia.

" Saat latihan. hari senin selasa rabu kamis jum'at sabtu bahkan hari minggu juga. "

.

" Itu berbeda bodoh, kau sering membuat masalah jadi aku hanya mendisplinkanmu. " Nijimura mengangkat bahunya cuek.

.

" Terserah kalau ke sini hanya untuk menceramahiku lebih baik pergi sana " kata Haizaki berusaha mengusir Nijimura.

.

Cih sudah kehujanan, dingin. ku kira bertemu malaikat ,ternyata ketemu iblis pelangi menyebalkan.

.

Bibirnya sedikit memucat karena udara dingin yang menjalar ditubuhnya. Nijimura terdiam menatapnya.

.

" Ayo jalan "

.

Haizaki terkejut dan menoleh kearah Nijimura. " Kemana?" tanyanya singkat.

.

" Rumahku didekat sini kau mau mati disitu atau ikut aku sekarang bodoh. " nada ancaman keluar dari bibir Nijimura.

.

Nijimura meraih payungnya berdiri menunggu Haizaki yang masih diam mematung ditempatnya, dan baru saja Haizaki ingin berdiri menghampiri Nijimura, sebuah mobil lewat dan mengenai genangan air.

.

BYUR!

.

Haizaki shock tubuhnya basah terkena cipratan genangan air. " Mobil sialan! " teriak Haizaki emosi.

.

Nijimura tertawa terpingkal pingkal melihatnya. Haizaki beralih menatap Nijimura dengan kesal. Muncul perempatan didahi bahkan pipinya, Haizaki terdiam.

.

Bukannya membantuku dia malah tertawa, Brengsek kau Monyong!.

.

Haizaki meremas bajunya frustasi, kenapa hari ini Haizaki merasa sangat sial.
Nijimura menatap wajah Haizaki yang terlihat seperti menahan tangis menjadi sedikit merasa bersalah telah menertawakannya.
Nijimura berjalan menghampiri Haizaki,berdiri saling berhadapan dan mata hitam Nijimura menatap Haizaki dengan penuh arti .

.

" Apa!" Haizaki masih sangat kesal kesal dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Namun tiba-tiba Haizaki merasakan bahunya berat tapi terasa cukup hangat, Haizaki mengalihkan pandangan ke Nijimura. Ternyata Nijimura melepas Almamaternya dan meletakkannya dibahu Haizaki.

.

" Kau lambat bodoh, ayo pergi "

.

kata Nijimura lalu mendapat balasan anggukan dari kouhai abu itu. Nijimura menarik tangan Haizaki agar berjalan mengikutinya. Mau tidak mau Haizaki menurut dan berjalan disebelah Nijimura berbagi payung bersama.
Demi apapun Haizaki tidak pernah membayangkan seorang seperti Nijimura bersikap baik dan peduli padanya.
Selama ini Nijimura sering memukulnya dan memberi hukuman padanya. kali ini berbeda, Haizaki bisa merasakan betapa hangat tangan besar Nijimura menggenggam jemarinya.
Haizaki berharap waktu berhenti atau setidaknya berjalanlah dengan lambat. Jantung Haizaki kini berdetak cepat.

DAG..

.

DIG..

.

DUG..

.

Stop please!

.

.

( To Be Continued )

.

.


Sebenarnya ini oneshoot tapi ya sudahlah... Jangan lupa bantu Vote dan Review ya.

Arigatou untuk Shuu-chan dan kalian semua yang sudah membaca. ◕‿◕

#DiamondCrystalWhite#