Kuroko no Basuke ©Fujimaki Tadatoshi
[Based on Chapter 226]
Eleven
"OOHHH!" penonton bersorak
"Mengejutkan sekali! Apa yang dilakukan Murasakibara disaat-saat terakhir benar-benar tak terduga!"
"Lihat! Lihat papan nilainya!"
"111-11 !"
"Angka yang sangat langka, kawan-kawan!"
Eh? Apa..? rasanya ada yang janggal..
"Tuh kan.. makanya kubilang, defense-nya jangan terlalu kuat, kita jadi harus agak berkorban, deh" Aomine-kun tiba-tiba bilang.
Apa..? ini.. direncanakan..? aku melihat ke arah Ogiwara-kun. Dia itu optimis, pasti dia masih bisa memberikan senyum cerah, setidaknya dengan melihat senyumnya yang biasa itu aku bisa lega.
"Ogiwara-kun..!"
Ekspresi Ogiwara-kun yang hancur.. tak kusangka, aku menangis juga. Sementara starter Teiko—generation of miracles hanya dengan malasnya menyambut kemenangan. Kalau begitu.. apa itu artinya 'Menang'?
"Oi! Kagami! Kuroko!" Pelatih berteriak dia dengan semangatnya lari kedalam kelas. Sungguh, pelatih benar-benar energetik setiap hari.
"Ini, seragam kalian! Mulai sekarang, aku minta bantuan dari kalian, ya.. freshmen SMU Seirin" katanya sembari memberikan bungkusan kepadaku dan Kagami-kun
"ou.. terima kasih!" Kagami-kun terlihat senang dengan seragam barunya. Yah, aku juga senang.. tapi,
Seirin.
11.
11. nomor 11 entah kenapa ada yang tidak enak dihati saat melihat dua angka itu. Ya, itu karna sesuatu di masa lalu. Tanpa kusadari, aku menatap seragam itu lekat-lekat, sampai bengong. Akhirnya Kagami-kun menyadarkan ku dengan memukul punggungku.
"Itu sakit, Kagami-kun"
"Oi.. jangan bengong aja, kayak nggak pernah ngeliat seragam aja, sih. Pelatih udah pergi lagi, tuh"
"Bukan.. hanya saja, nomor punggungnya.."
"11? Kenapa dengan 11?" dia tanya dengan tidak elitnya.
Aku tidak berniat menjawabnya. Lagipula itu bukan hal yang begitu penting.
"..Lagipula, 11 itu angka yang bagus, kok. Tentang kejujuran, atau sesuatu.. aku pernah baca" Jawabnya
"Hm.. begitu" hanya itu komentarku. Aku tidak berniat meneruskan topik ini lebih jauh. "Tukeran, yuk" lanjutku
"Haa? Apa kau sudah gila, Kuroko?! tinggi badan kita aja beda jauh!" dia kemudian memukul lenganku pelan.
"Aku hanya bercanda, Kagami-kun.. jangan angap semuanya serius" sebenarnya pukulannya lumayan sakit. Aku menggosok-gosok bagian yang dipukul. "dan jangan menggunakan kekerasan setiap saat"
"Tsk!" dia kemudian kembali ke tempat duduknya.
Aku kembali melihat seragam baru itu. Nomor 11, kah? Kejujuran? Kejujuran apanya..
A.N:
TTTTATTTT saya.. saya ga bisa.. habis baca chapter 226, saya langsung kebanjiran feels. Dan, ini idenya bukan orisinil sih.. saya cuma ngembangin (sangat)dikit dan. *nangis gegulingan* kenapa pas banget ya? 11.. 11.. 11111... aaahh QAQ
Wait—pen name saya juga! Apa ini ditakdirkan?! #geplaked#
Feel free to review, ya..
Buat yg Well this is awkward itu—apdetnya sekitar tgl 30, orz..
