Cake Battle!
DISCLAIMER : NARUTO isn't mine! NARUTO © Masashi Kishimoto
WARNING : OOC, tidak sesuai EYD, typo(s), AU and blablabla
Genre: Comedy & Random!
DON'T LIKE DON'T READ!
This is just one shot story so enjoy it~!
.
.
.
Kalian tahu bukan kalau seorang Uchiha Sasuke itu tidak menyukai makanan yang manis-manis. Tahu kan? Pasti kalian tahu bahwa ia sangat membenci manisan! Jika tidak, kalian bohong!
Tetapi saat ini sang Uchiha Sasuke setelah mengalami depresi berat karena dikelilingi oleh makanan manis yang sengaja disuguhkan untuknya. Ia pun memulai sebuah ritual. Ritual dimana ia harus mandi kembang tujuh rupa setiap harinya, melakukan bungee jumping dari tebing tertinggi dan segala macamnya.
Akhirnya
Akhirnya. . . .
AKHIRNYA. . .
AKHIRNYAAAAA!
Akhirnya sang Uchina bisa menghentikan ketidak sukaannya pada sesuatu yang mengandung unsur 'manis' didalamnya. Ia bahkan menjadi pecinta makanan manis yang rela melakukan apa pun demi sebuah makanan manis yang dapat memikat hatinya. #abaikan
Skip.
.
.
Seorang pemuda berambut emo dengan warna rambut donker sedang berjalanan mengantongi kedua tangannya di dalam jaketnya. Jaket kulit berwarna coklat kesayangannya. Tak lupa sebuah headset yang sedang bertengger dengan bangganya diatas kepalanya.
Mata onyx yang dimilikinya digunakan untuk memperhatikan jalan yang sedang bersalju. Kenapa? Sudah jelas musim dingin pakai acara nanya lagi.
Setiap orang yang berani menatapnya akan dihadiahi tatapan death glare yang tersirat darinya. Menurutnya itu hanya orang yang ingin mengusik ketenangan miliknya dihari yang cerah ini.
Langkah kakinya terhenti pada sebuah toko. Terdapat tulisan 'Namikaze Cake Shop' yang terpampang di dekat balkon pada lantai 2 . Tanpa memperpanjang waktu ia segera memasuki bangunan berwarna kuning-merah itu. Sungguh tidak kontras pikirnya.
"Yo Teme," sapa seseorang yang menyambutnya dibalik meja kasir.
"Yo Naruto," balasnya sambil melepaskan headset dari kepalanya.
"Mau apa kau ke sini Sasuke?" tanya Naruto dengan wajah yang menjengkelkan.
"Mau menghajarmu." Sasuke menatapnya sinis.
"Menghajarku?"
"Mau melihat kue yang kau jual baka." Setelah merasa cukup melihat wajah Naruto yang terasa menjijikkan baginya, ia pun beranjak menuju show case yang berada disamping meja kasir.
Ia mulai melirik satu per satu kue yang terpajang disana. Dengan teliti ia menelaah setiap kue yang lulus spesifikasi miliknya pada hari ini.
Fruit Forest Cake, terlalu banyak menganduh buah-buahan yang asam.
Ice Choco Cake, terlalu dingin.
Choco Cup Cake, terlalu ribet saat memakannya.
Srawberry Cheese Cake, terlalu asin.
Ia menatap bosan setiap kue yang tidak lulus spesifikasi miliknya pada hari ini. Ketika hendak complaint kepada sang pemilik karena kue miliknya membosankan, matanya terpaku pada suatu kue.
Kue berwarna coklat yang menawan dengan krim vanilla sebagai mahkotanya dan dihiasi sebuah stroberi untuk mempercantik bentuknya. Ia segera mengurungkan niatnya untuk complaint.
Dengan mata yang masih terpaku, ia mengisyaratkan sang pemilik toko yang tak lain dan tak bukan adalah temannya untuk menghampirinya.
"Ada apa teme?" tanya sang Naruto.
"Aku mau ini. . ." ucapnya dengan menunjuk kue yang dinginkannya serentak dengan seseorang yang baru saja berada disampingnya.
Empat buah siku-siku muncul secara tiba-tiba pada jidat Sasuke.
'Yang benar saja ada orang yang baru datang ingin merebut kue milikku?' geramnya dalam hati.
Ia membalikkan wajahnya untuk mengetahui siapa yang ingin merebut kue miliknya yang hanya tinggal satu itu. Ya, Choco Shortcake kesukaannya yang hanya tinggal satu.
Sasuke segera membulatkan matanya begitu ia mengetahui wanita berambut pink yang merupakan kekasihnya itu ingin merebut kue miliknya.
Miliknya. .
Kue itu hanya miliknya!
"Oi Sakura, kue itu milikku." Ia memandangi Sakura dengan tatapan death glare miliknya namun Sakura tidak mempedulikannya.
"Maaf Sasuke-kun tapi aku yang lihat itu duluan jadi itu punyaku!" Sakura membalas death glare yang diberikan oleh sang kekasih.
"Tidak, aku tidak akan memberikannya kepada siapa pun termasuk dirimu! Kue itu milikku!" bantah Sasuke yang telah memperjelas empat siku-siku yang sedari tadi menempel di jidat.
"Apa hak mu mengatakan hal itu? Kau seharusnya mengalah pada wanita! Aku tidak mau tau pokoknya itu milikku!" Sakura yang tak mau kalah juga memperlihatnya empat siku-siku pada keningnya.
"Kau itu sekarang mulai gemuk Sakura. Kemarin kau terus menerus mengeluh karena berat badanmu yang naik 1 kilo. Sudahlah, relakan saja kue itu masuk ke dalam mulutku," ucap Sasuke sambil menyeringai.
"A-Apa katamu!? Memangnya salah jika aku hanya memakan sepotong kue? Itu tidak akan berpengaruh besar terhadap berat badanku. Dan mana ada pria yang tidak mau mengalah pada kekasihnya hanya demi sebuh kue!?" timpal Sakura yang mulai terpancing emosinya.
"Memangnya salah jika aku lebih mementingkan kue hah?" tanya Sasuke jengkel.
"Sangat Salah!"
Mereka saling menatap satu sama lain dengan death glare miliknya. Aura diantara mereka mulai menguat. Persaingan dalam memperebutkan kue mulai memanas. Tampak jelas sebuah kilatan terdapat diantara mata mereka.
"Aku tidak mau tau. Walaupun kau kekasihku, aku tetap tidak akan menyerahkannya!" sahut mereka serentak yang kini telah berapi-api.
"Chidoriii," ucap Sasuke yang sudah pada posisinya.
"Shanaroooo" timpat Sakura tidak mau kalah.
"HENTIKAAAAAAAAANNNN!" teriak Naruto sekencang-kencangnya yang cukup membuat gedang telinga mereka hampir pecah.
"Apa maumu!? Jangan ikut campur!" protes Sasuke dan Sakura serentak sambil menatap Naruto horor.
"Jangan menghancurkan toko ku! Kalian pikir ini medan perang yang bisa seenak jidat kalian hancurkan hah!? Kenapa tidak dibagi dua saja kuenya!?" balas Naruto tanpa mempedulikan tatapan horor mereka.
"TIDAK AKAN PERNAH!" jawab mereka serentak.
"Kalau begitu, kalian lihat kue yang ada di etalase itu?" tanya Naruto sambil menunjuk etalase berwarna silver yang letaknya di tengah ruangan.
"Terus?" tanya Sakura.
"Bagaimana jika kalian mengumpulkan kue yang ada di sana. Kebetulan aku ingin menukar kuenya dengan kue baru yang sebentar lagi matang. Siapa yang paling banyak akan mendapatkan kue ini" jawab Naruto dengan senyuman liciknya.
'Bukan hanya kue ku saja yang akan mereka beli tapi mereka juga membereskan kue-kue itu untukku, hehe' batin Naruto.
"Siapa takut?" balas mereka serentak.
Naruto segera menyerahkan nampan kepada mereka berdua. Ia mengeluarkan sebuah bendera putih.
"Ready? GO!" sahut Naruto sasmbil mengayunkan bendera putih yang ia pegang.
Tanpa banyak basa-basi yang membuang waktu, Sakura dan Sasuke segera berlari secepat kilat menuju etalase yang dimaksud. Satu per satu kue lenyap dari tempatnya. Terjadi banyak pertumpahan darah –selai stoberi maksudnya- yang merupakan akhibat dari perebutan kue.
'Ya Tuhan. . Tolong lindungi toko gue supaya ga hancur gara-gara itu monster. .' ringis Naruto dalam hati ketika melihat pemandangan menyeramkan di depannya.
1 detik berlalu . . .
30 detik berlalu . . .
3 menit berlalu . . .
5 menit berlalu . . .
Akhirnya langkah mereka berdua terhenti pada sepotong kue yang tersisa. Hanya tinggal sebuah kue yang menjadi penentu kemenangan mereka karena kue yang telah mereka kumpulkan berjumlah seimbang.
Mereka saling menatap satu sama lain, saling menatap horor. Dan. . .
Wuuussshh. .
Dengan tangan yang bergerak layaknya tangan maling sang Uchiha berhasil menyambar kue terakhir yang ada di depan matanya. Ia pun menyeringai bangga ke arah Sakura.
Sakura hanya membatu dan berkedip tak percaya. Bagaimana tidak, ketika ia baru saja mengedipkan mata kuenya telah berpindah ke atas nampan yang dipegang sang Uchiha.
Sasuke berjalan dengan senyuman kemenangannya ke meja kasir.
"Oi baka sekarang serahkan kue milikku" tukas Sasuke yang kini telah kembali ke wajah stoic miliknya sambil meletakkan nampan berisi kue ke meja kasir.
"Ha? Kue yang mana teme?" tanya Naruto bingung.
"Kue yang mana! Kue yang mana! Choco Shortcake yang ada di sana tadi baka!" Sasuke menatap Naruto garang sambil menunjuk ke arah Show Case.
Naturo mengikuti arah tangan Sasuke yang menunjuk ke arah Show Case kebanggaannya.
"Oh, kue yang di sana barusan dibeli oleh Hinata-chan, hehe," jawab Naruto dengan wajah polos yang menurut Sasuke sangat menjijikkan.
Telah dibeli oleh Hinata. .
Kue itu telah dibeli oleh Hinata. .
Choco Shortcake milikku. .
Diambil. .
Hinata. .
Sebuah pedang ilusi dengan sukses menancap tepat di jantung Sasuke. Ia hanya membatu mengetahui kue miliknya telah dibeli oleh orang lain. Aura suram mencuat keluar dari sekitar tubuhnya.
Kini yang terbayang olehnya adalah sebuah Chocho Shortcake yang memiliki mata, tangan, kaki, mulut, dan oran tubuh lainnya tanpa terkecuali sayap tersenyum ke arahnya. Sang kue dengan tulus melambaikan tangan pada Sasuke, mengatakan 'Sayonara~' dan terbang meninggalkannya.
"M-My lovely cakeeeeeeeeeeeeeeeee" ringis Uchiha yang telah tersungkur di lantai.
~The End~
...
Note from Author:
Ini hanya cerita iseng yang terbesit di otak saya karena bingung melanjutkan fic saya yang lain dan membicarakan masalah kecintaan Sasuke terhadap sebuah tomat dengan seorang teman.
Tak dapat dipercaya fic ini dapat terselesaikan dalam kurun waktu beberapa jam #menangisterharu ;_;
Terimakasih untuk yang sudah meluangkan waktunya membaca fic aneh ini~ :3
