"A-akhh eunghhhh" peluh keringat terus mengalir dari pelipisnya

"A-ahhh emhhhh" nafas yang tersenggal senggal seirama dengan hentakan kasar dan brutal penuh hukuman yang menyapa hole sempit dan hangat milik namja berparas manis dengan surai orange yang sudah lepek karna keringatnya.

Plak

Satu tamparan kembali diberikan namja bersurai mint yang masih meng-in out kan junior kebanggaannya didalam hole sempit dan hangat namja imut bersurai orange yang berperan sebagai kekasih sekaligus muridnya ini.

"Hhhh Jiminieehh" sudah kesekian kalinya namja yang berada diatas ini menggeram mengumpat nikmat saat hole berkedut ini seraya memijat lembut junior kebanggaannya. Satu tangannya memegangi pinggang si orange sedangkan satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk meremas dan men-shake junior namja yang berada dibawahnya ini.

"A-ahhh Yoongi hyuunghhh.. F-fasterrhh... A-akhhh moree hyungieehh" Si orange hanya bisa mengerang dan mendesah nikmat yang membuat kekasihnya semakin bersemangat untuk menghentakan miliknya didalam hole sempit dan hangat ini.

"Ouhhh Yoongi hyuunghhh... A-aku.. " Park Jimin, namja imut bersurai orange itu memberi kode kepada kekasihnya bahwa ia akan mencapai puncaknya sebentar lagi.

"Togetherhh baby.. " Yoongi mempercepat gerakannya semakin kasar dan brutal.

"Aahhhh Hyuunghh/Shhh Jiminie"

Tanpa melepas juniornya yang masih berada didalam hole jimin, Yoongi membaringkan tubuhnya disamping Jimin sambil memiringkan tubuh Jimin menghadapnya agar junior Yoongi tidak terlepas dari hole Jimin hingga pagi besok.

Jimin menenggelamkan wajahnya pada dada Yoongi dan Yoongi dengan lembut mengusap surai orange Jimin sesekali mengecup sayang Puncak kepala Jimin agar kekasihnya ini cepat tidur.

"Tidurlah. Besok kau harus sekolah"

"Ne hyungie, aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu Jiminie"

Skip -

Kringgg Kringgg

Jimin menatap malas kearah jendela kelasnya jendela. Bel menunjukan waktu pergantian pelajaran dan Jimin sama sekali tidak peduli tentang hal itu. Perutnya sudah mengadakan konser dadakan sedari tadi. Dan yang ia inginkan hanya pergi kekantin sekarang juga.

"Jimin-ah" Jimin hanya menatap teman sebangkunya sekaligus sahabatnya sejak kecil ini seolah berbicara 'ada apa Taehyung-ah?'' yang hanya dibalas cengiran kotak dari sahabatnya ini membuat Jimin memutar bola matanya malas.

"Aku punya sesuatu untukmu" Mata malas Jimin seketika menjadi berbinar menatap Taehyung yang masih Setia dengan cengiran kotaknya.

"Benarkah?" Ucapan Jimin hanya dibalas anggukan dari Taehyung lalu dia mengeluarkan sebuah benda dari kantong seragamnya.

"Ini" Taehyung memberikan benda yang ia keluarkan dari kantong seragamnya tadi. Dan Jimin hanya menatap datar kearah benda yang diberikan Taehyung padanya. Hilang sudah tatapan berbinar yang sempat ia keluarkan tadi.

"Plester?" Jimin kini menatap datar Taehyung yang kembali menunjukan cengiran bodohnya.

"Ujian fisika yang kemarin akan dibagikan, aku berikan ini untuk memplester luka dihatimu nanti saat melihat hasilnya" Cengiran kotak Taehyung masih terpasang diwajahnya. Jimin yang mendengar alasan Taehyung menitikan air matanya terharu. Taehyung melihat sahabatnya menangis mulai panik. Lalu memeluk Jimin erat sebagai tanda persahabatan yang mereka junjung tinggi sejak kecil. Murid lainnya yang berada dikelas ada yang menatap haru ada juga yang menatap malas melihat 2 Teletubies yang sedang berpelukan dramatis ini.

"Ekhem! Park Jimin-ssi Kim Taehyung-ssi aku sudah cukup tua untuk melihat adegan Teletubies kalian. Jadi hentikan atau keluar dari kelasku sekarang?!" Entah sejak kapan Wanita berkacamata kuda yang berperan sebagai Guru Fisika ini masuk ke kelas.

"Keluar!" Jawaban kompak dari Jimin dan Taehyung membuat Mrs. Jung menggeram.

"Kalian berdua keluar dari-"

"Tidak jadi saem hehe"

"Silahkan dilanjutkan saem mendongengnya"

Ucapan kompak Jimin dan Taehyung berhasil membuat mrs. Jung hanya menghela nafas bersabar menghadapi kedua Teletubies ini.

"Ekhem, Baiklah anak anak. Aku akan membagikan hasil Ujian kalian semua sesuai dengan yang ku bilang kemarin" Ucapan Mrs. Jung berhasil mendebarkan Jantung seluruh murid dikelas 3-2 ini.

Mrs. Jung mendekati satu persatu murid dan memberikan hasil Ujian mereka masing masing. Saat sampai dimeja Jimin dan Taehyung.

brak

Mrs. Jung sedikit menggebrak meja mereka. Lalu berlalu begitu saja meninggalkan kedua murid yang mematung ditempat. Menatap nanar kertas Ujian diatas meja mereka. Jimin dan Taehyung saling menatap dan menelan ludah dengan susah payah.

Perlahan mereka membuka kertas itu dan..

Kim Taehyung

'40'

Park Jimin

'40'

Mereka menghela nafas putus asa dan menenggelamkan wajah ke meja secara bersamaan.

'Eomma pasti marah padaku' - batin Taehyung

'Yoongi hyung pasti marah, yatuhan aku harus apa' - batin Jimin

Lalu dengan cepat Taehyung mengangkat kepalanya dan melakukan sesuatu pada kertas Ujiannya.

"Apa yang kau lakukan Tae?" Jimin menautkan alisnya lucu melihat Taehyung yang sibuk merebut kertas Ujian milik Jimin lalu menempelkan plester di kertas Ujian Jimin pada bagian Kolom nilainya.

"Dengan begini kita tidak akan sakit hati jika melihat hasil Ujian kita" Cengiran Kotak khas Taehyung kembali terpasang. Jimin hanya mengerjapkan matanya melihat kertas Ujiannya dengan plester yang menutupi nilainya.

"Gomawoo Tae.." Jimin segera memeluk sahabatnya erat dan yang dipeluk membalas pelukan Jimin tak kalah erat mengabaikan tatapan malas dari sang Guru yang ternyata masih ada di kelas ini.

Skip -

Ruangan makan yang sunyi hanya ada suara dentingan sendok dan piring menyelimuti kedua pasangan yang sedang makan malam dengan tenang. Tangan mereka bertautan dan sesekali saling memberikan senyum manis. Yoongi terus menatap Jimin dengan intens membuat pipi chubby kekasih imutnya ini merona karna merasa diperhatikan dari tadi.

"Kudengar Mrs. Jung membagikan hasil Ujian Fisika dikelasmu, bisa aku melihatnya?" Suara Yoongi membuat Jimin yang saat itu sedang meneguk airnya jadi tersedak.

Deg

Inilah yang Jimin khawatirkan sejak tadi siang.

"Baby are you okay?" Terlihat raut khawatir Yoongi saat Jimin tersedak.

"Y-ya hyung" Sebisa mungkin Jimin menutupi kegugupannya dan memberikan senyuman termanisnya kepada kekasihnya ini.

"jadi? Bisa aku melihat hasil Ujianmu?" Yoongi tersenyum dan menatap lembut kekasihnya.

"H-hyung kurasa tadi kertas Ujianku tertinggal dikelas, Y-ya tertinggal dikelas. T-tadi aku terlalu terburu jadi tanpa sengaja aku meninggalkannya di kelas" Dengan imutnya Jimin mengusap tengkuknya dan mengeluarkan sedikit lidahnya. Membuat Yoongi bersabar dan menahan untuk tidak menerkam kekasih imutnya ini.

"Baiklah aku akan melihatnya lain waktu" Yoongi memajukan kepalanya lalu mengecup lembut pipi chubby yang saat ini terlihat merona.

Jimin baru saja keluar dari kamar mandi untuk mengganti piyama kesayangannya. Dia melihat Yoongi duduk diranjang mereka bersandar dikepala ranjang dengan wajah serius sedang mengoreksi buku latihan Matematika milik murid muridnya. Yoongi seorang Guru Matematika disekolah Jimin.

Jimin membaringkan tubuhnya disamping Yoongi dengan tangan yang memeluk Yoongi dari samping.

"Jiminie kau tidak mengerjakan pr mu?" Yoongi mengusap lengan Jimin yang melingkari pinggangnya tanpa menolehkan pandangannya dari buku yang sedang ia koreksi.

"Nanti saja hyung, aku mengantuk"

Ucapan manja Jimin membuat Yoongi terkekeh gemas.

"Kau tetap harus mengerjakan pr mu sayang, aku akan memeriksa ransel mu" Yoongi segera bangkit dan memeriksa tas Jimin.

Jimin yang sedari tadi terpejam sedetik kemudian langsung terbangun setelah menyadari sesuatu.

"J-jangan hyung-" Terlambat sudah.

Jimin melihat Yoongi membaca sebuah kertas yang ia temukan di dalam ransel Jimin.

Dengan hati-hati Jimin mendekati Yoongi yang memasang ekspresi sulit diartikan. Matanya bergerak teliti mematai kertas yang ia pegang. Yoongi menautkan alisnya melihat plester yang tertempel dikertas itu seraya menutupi nilainya. Dengan segera Yoongi membuka plester itu yang membuat Jimin sangat panik.

"A-astaga hyung jangan kumohon.. Y-yoongi hyungg.." Jimin berusaha menghentikan jari Yoongi yang bergerak untuk membuka plester yang tertempel dikertas itu.

Setelah terbuka. Yoongi cukup terkejut melihat nilai yang tertulis dikertas itu. Begitu pula dengan Jimin yang membeku karna nilai yang berusaha ia tutupi kini ketahuan oleh kekasihnya ini.

"Kurasa aku sudah mengajarimu. Aku sudah mengajarimu kan Park Jimin?!" Yoongi meremas kertas yang ia pegang. Wajahnya mengeras menahan amarah.

"M-maafkan a-akhh" Yoongi menarik tangan Jimin lalu menghempaskan tubuh kekasihnya ke ranjang mereka.

"H-hyung maaf..." Jimin menundukan kepalanya tak berani menatap sang kekasih yang merangkak mendekati dirinya.

"Kau tau dimana kesalahanmu baby?" Jimin merasakan sesuatu yang basah mengenai telinganya yang sudah mulai memerah. Suara seduktif Yoongi membuat Jimin merinding.

"M-maafkan aku karna hhh m-membohongi dan m-membuat hyunghh kecewa" Ciuman Yoongi kini turun menuju rahang Jimin menggigit lalu menghisap hingga tercipta tanda kemerahan di kulit putih mulus kekasihnya ini.

"Tatap lawan bicaramu ini anak nakal" Jimin memberanikan diri untuk menatap Yoongi tapi sedetik kemudian Jimin kembali menundukan kepalanya dengan wajah yang memerah sempurna.

"Kau tau kan baby setiap anak nakal harus mendapat hukuman hm" Yoongi mengusap lembut pipi chubby Jimin yang merona dan semakin merona. Jimin hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Ini hukuman karna kau membohongi ku baby.." Yoongi mendaratkan bibirnya pada bibir menggoda kekasihnya. Jimin melingkarkan lengannya ke leher Yoongi dan berusaha mengimbangi ciuman Yoongi yang kasar dan terburu-buru. Membuat saliva menetes dan mengalir ke dagu keduanya.

Jimin mencengkram erat pundak Yoongi menandakan bahwa ia butuh waktu untuk bernafas. Tapi Yoongi semakin memperdalam ciuman keduanya. Saat Yoongi merasa cengkraman Jimin mulai melemah barulah Yoongi melepas ciumannya. Hingga terdapat benang saliva yang terulur dari bibir keduanya.

Nafas Jimin terengah engah lalu menatap Yoongi sayu. Membuat Yoongi kembali memanas.

Yoongi menjilat,menggigit lalu menghisap leher putih Jimin hingga tercipta tanda kemerahan yang terlihat Indah dileher kekasihnya.

"Nghh hyunghhh" Desahan Jimin terus menggema diseluruh sudut ruangan ini yang membuat Yoongi semakin memanas.

Sembari terus menandai leher kekasihnya, tangan Yoongi yang bebas melepas kancing piyama Jimin dan membuang piyama tak bersalah ke asal tempat. Yoongi menurunkan ciumannya dari leher ke dada lalu perut hingga berhenti dipinggang Jimin. Mata Yoongi menyala menatap sesuatu milik kekasihnya yang menegang dibawah sana.

"hyunghh" wajah Jimin memerah melihat Yoongi yang memandangi Juniornya dengan intens.

Yoongi segera melepas celana piyama sekaligus cd Kekasihnya dalam satu tarikan kebawah.

Yoongi meletakkan satu kaki kanan Jimin keatas pundaknya dan mulai memberikan kecupan dan kembali meninggalkan tanda di sekitar paha Jimin sampai ke paha dalam Jimin. Hingga Junior Jimin mengenai pipi dingin Yoongi yang membuat si manis itu merinding dan hanya bisa terbaring pasrah tak berani melawan.

Junior Jimin menegak kearah Yoongi seraya menggoda Yoongi untuk segera mengulumnya.

"Duduklah membelakangiku"

"Ugh Ne hyung"

Jimin bangun dari posisi berbaringnya dan segera duduk membelakangi Yoongi.

"Ini adalah hukuman kedua karna kau mengecewakan ku baby" bisikan seduktif Yoongi membuat Jimin merinding.

"Eunghhh hyunghhh" Wajah Jimin kembali memerah saat Yoongi mulai melumat telinganya.

Yoongi mengangkat tubuh Jimin dan mendudukan Jimin dipangkuannya. Karna kedua kaki Jimin berada diantara kaki Yoongi saat Yoongi melebarkan kakinya spontan kedua kaki juga ikut melebar hingga menampilkan indahnya junior Jimin yang menegang dan jangan lupakan hole berkedut itu. Shit.

Tangan kiri Yoongi memijat dan mengocok Junior Jimin sedangkan tangan kanannya juga ikut berkerja. Jari manis dan jari tengahnya ia masukan ke dalam hole sempit dan hangat Jimin yang selalu membuat Yoongi ketagihan. Lalu ibu jari dan jari telunjuknya iya gunakan untuk memainkan twinsball Jimin.

"A-akhhhh... Hyuungghhh eunghhhh.." Jimin menyandarkan punggungnya ke dada Yoongi. Mengerang dan terus mendesahkan nama Yoongi. Jimin tidak bisa menahan semua kenikamatan yang Yoongi berikan. Baginya apapun yang Yoongi lakukan selalu dapat membuatnya melayang.

"Shhh Yoongi H-hyuunghhh.. moreee a-ahhh.. nghhhh..." Seringaian Yoongi semakin terlihat jelas. Yoongi mencintai Jimin yang imut dan menggemaskan tetapi dia menyukai Jimin yang menatapnya sayu mengerang, mendesahkan namanya dan meminta lebih seperti saat ini.

"Emhhh Y-yoongi hyunghh a-aku.. "

Semua gerakan Yoongi terhenti.

Jimin yang sudah terkulai lemas dan akan mencapai puncaknya. Tiba tiba seperti terjatuh begitu saja. Dia gagal klimaks karna Yoongi berhenti bergerak begitu saja. Rasanya ingin berkata kasar.

Yoongi terkekeh saat merasa perubahan aura kekasihnya. Jimin mengalihkan pandangannya menatap wajah Yoongi berada dekat dengan wajahnya. Yoongi membalas tatapan kekasihnya dengan santai mengukir seringaian yang Jimin akui sangat tampan.

"Wae?"

"Bolehkah aku berkata kasar hyung?"

Yoongi tertawa serak mendengar ucapan Jimin. Lalu mengusak surai orange kekasihnya dan mengecup sayang pelipisnya.

"Itu hukumanmu- wow Jiminie" sedetik kemudian Jimin mendorong Yoongi kebelakang lalu menggigit bibir Yoongi.

"Kau bahkan masih berpakaian lengkap hyung sedangkan aku sudah naked sejak tadi. Dan kau dengan tidak berperikemanusiaan menggagalkan klimaks ku hyung. Kau tau itu sakit sekali. Kau benar benar jahat aku membenci mu"

Jimin melepas semua pakaian yang Yoongi kenakan dengan terburu Buru. Yoongi hanya menatap Jimin dengan santai sambil sesekali mengusap butt kenyal milik Jimin.

Setelah Yoongi full naked Jimin mulai mencium dan membuat beberapa tanda kemerahan dileher Yoongi.

Yoongi menangkup wajah Jimin dengan kedua tangannya dan Menatap Jimin seolah menantang seberapa kuat kekasih manisnya ini mendominasi dirinya. Lalu membawa kekasihnya manisnya ini kedalam ciuman mesra dan panas yang memabukkan.

Tanpa melepas ciumannya Jimin meraih junior Yoongi dan menuntunnya untuk masuk kedalam holenya yang sempit dan hangat.

"Wow Jiminie kau sudah tidak sabar eoh? Tidak ingin foreplay dulu hm?" Yoongi melepas ciumannya sepihak menatap wajah manis kekasihnya ini.

"Kita sudah terlalu lama foreplay tadi hyung. Aku sudah tidak tahan" Jimin kembali menautkan bibir keduanya. Melanjutkan ciuman panas yang tadi tertunda.

Yoongi memegangi pinggang Jimin saat Jimin mulai memasukan junior Yoongi kedalam holenya.

"A-akhhh hyunghh"

"Ahhh kau sempit Jiminie"

Tanpa membuang waktu lagi Jimin segera meng- up down kan tubuhnya. Mencari titik kenikmatannya yang akam membuatnya melayang dan mendedahkan nama Yoongi.

"Aahhh... Y-yoongi hyunghh nghhhh.." ujung junior Yoongi berhasil mengenai sweet spot Jimin. Kedutan hole Jimin dan juga gesekan dinding hole Jimin membuat Yoongi menggeram kehilangan akalnya dan semakin menggerakan tubuh Jimin naik turun dengan cepat seiring dengan desahan yang keluar dari bibir keduanya.

Yoongi merubah posisinya menjadi diatas Jimin dan segera meng-in out kan juniornya didalam hole berkedut Jimin. Gerakan Yoongi semakin kasar, brutal dan sadis. Dia menghajar hole sempit Jimin habis habisan. Jimin semakin mengangkat tubuhnya dan semakin melebarkan kakinya memberikan akses lebih kepada Yoongi untuk lebih menghentakan holenya.

"A-aakhhh.. hyuunghhh ouhhh.. F-fasterrhhh aahhh please... Nghhh.. Hhhh siksaa aku kumohon... A-akhh Buat aku... Tidak bisa berjalan pleasehh" Yoongi menatap takjup devil manis yang bersarang didalam diri kekasihnya ini. Ini pertama kalinya Jimin meracau nikmat dengan hebatnya.

"Akhh hyunghh I wanna cum emhhh.." Jimin menggelengkan kepalanya gelisah. Tak tahan menahan cum nya yang akan segera sampai

"Hhhh Together baby.. "

Gerakan Yoongi semakin kasar lebih kasar dari yang sebelumnya menandakan bahwa ia akan segera sampai menyusul kekasihnya. Saat dirasa sebentar lagi dia akan keluar. Yoongi menanamkan juniornya lebih dalam ke dalam hole hangat kekasihnya.

"Aakhhh Y-yoongi hyungghhh"

"Nghh Jiminie"

Tubuh keduanya lemas. Yoongi memposisikan dirinya disamping Jimin, memeluk kekasihnya dari samping. Tanpa melepas kontak tubuh keduanya, Jimin menenggelamkan kepalanya ke dada Yoongi dan memeluknya erat. Yoongi mengusap lembut surai orange Jimin sambil sesekali mengecup Puncak kepala kekasihnya.

"Belajarlah lagi dengan benar baby. Segera ikut remedial untuk memperbaiki nilaimu. Aku akan membantumu"

"Ne hyung"

"Jaljayo"

"..."

End

Maap cuma iseng wkwk

Maap juga klo ada yang typo

See you