Semangka
.
Pada intinya, Yuri on Ice bukan punya saya.
Fanfik ini punya saya, Kiyohari Gouriki punya
Bromance!YuuriViktor
Viktor as Semangka
Yuuri as Melon
.
Viktor benci menjadi semangka. Dia tidak suka dengan kulit keras serta berair miliknya. Kalau berlari selalu hap, hap, hap, berat ... dan lambat. Teman-temannya selalu mengejek dirinya, seperti Yuuko si wortel yang selalu mengejeknya mirip dengan gentong, lalu Christope si terung ungu yang mengejek dirinya seperti pantat, padahal dia tidak mengaca kalau Christope lebih mirip seperti ... anu.
Pada suatu hari temannya Seung-gil si apel menawarkan sesuatu. Sebuah benda, yang bisa membuat dirinya menjadi lebih ramping dan tinggi. Maksudnya menjadi semangka impor, yang lonjong itu loh. Namun Viktor masih bingung, benda itu sudah berada di genggamannya. Bentuknya pas lonjong sekali, terbuat dari besi yang dalamnya tajam. Dan kalau Viktor memakainya ... pasti kulit yang tidak disukainya menjadi hilang, dan ejekan Yuuko akan dirinya hangus sudah dimakan kenyataan yang baru.
Ya. Viktor memutuskan untuk memakainya. Namun tunggu, Vik .. apa kau melupakan Yuuri si melon? Ah, benar. Viktor celingukan sekarang. Wajah bulatnya menengok ke kanan dan ke kiri, sedangkan rambut hijau bergoyang. Si semangka lokal beranjak dari duduknya. Badan gembulnya pergi ke suatu tempat.
Rumah itu bertipe tradisional, pagarnya kayu dengan perkebunan yang sangat luas. Tanpa berpikir lagi, Viktor masuk ke dalam rumah. Si semangka segera mencari temannya.
"YUURI!" panggilnya. Alat pemotong masih ia bawa, larinya tergesa di sepanjang lorong rumah.
Yuuri, kawannya segera menoleh ketika mendapati Viktor berdiri di ambang pintu kamarnya dengan peluh yang menetes. Kedua mata berbalut kacamata minus menyipit. "Viktor? Ada apa?" tanyanya langsung.
Viktor menghampiri Yuuri, kemudian duduk di kasur pemuda itu. Ia menunjukkan alat pemotongnya. "Aku ingin mengubah diriku, Yuuri... aku tidak mau terus-terusan diejek karena badanku bulat dan besar." Si semangka mengeluh.
Yuuri angkat sebelah alis. Kemudian seperti ada lampu menyala di atas kepalanya, ia menyuruh Viktor berhadapan dengannya. "Vik, lihat ... aku adalah seorang melon. Apa aku pernah sekali pun berpikir untuk mengubah diriku sendiri?"
Viktor mengamati Yuuri, kemudian menggeleng. "Kau dipanggil produk tua oleh teman-teman..." lirihnya.
Yuuri mengangguk, "Benar. Tapi apa itu membuatku putus asa dan mencoba untuk menyakiti diriku sendiri?"
Lagi, Viktor menggeleng.
"Dengar, Vik ... alat yang kau pakai itu menyakitkan. Kulitmu akan terlepas, dan dagingmu ... belum tentu ditumbuhi oleh kulit yang baru. Lagipula, Viktor... kita sudah diciptakan seperti ini pada dasarnya. Diubah pun, tak akan mengubah silsilah."
"...Tapi, aku malu."
"Kalau malu, lebih baik kau bunuh diri saja." Uujar Yuuri santai.
Viktor sontak menatap wajahnya, kemudian matanya memerah. Bersiap untuk menangis. Yuuri gelagapan. Pemuda itu langsung mengambil wajah Viktor yang memerah.
"Dengar, Vik ... jangan berubah, okey? Aku akan tetap menjadi kawanmu, meski banyak yang mengejekmu. Aku janji." Dan senyum manis dilontarkan. Viktor mengangguk dalam tangisnya yang pecah.
.
FIN
.
#Day17Watermelon
