FLASHBACK LETTERS

[1 of 2]

.

author:

taraxacum

.

disclaimer:

All casts belong to themselves and The Almighty God

.

pair:

Wonkyu (and only)

.

warninginside this fanfiction:

Possibly typo(s), OOC, AU, contain of Shonen-ai, failed romance

.

Enjoy reading~

.

.

Blam.

Bunyi daun pintu yang beradu dengan kusennya terdengar di sepanjang lorong, sekaligus memblokir pandangan untuk melihat isi dari ruang kerja salah satu dosen yang terkenal paling killer di universitas tersebut. Choi Siwon—namja tampan yang tadi menutup pintu—mengacak rambutnya sebentar lalu mulai melangkah menyusuri koridor menuju pintu keluar. Pertemuan dengan dosennya tadi bisa dibilang tidak menyenangkan—ralat, lebih tepatnya horror. Ayolah, bagaimana mungkin kau bisa masuk ke ruangan dosen paling killer sejagat perkampusan dengan ekspresi dan suasana hati yang biasa-biasa saja, apalagi jika alasanmu datang ke ruangan itu adalah karena tidak dapat mengumpulkan tugas tepat waktu saat deadline. Siwon masih ingat benar bagaimana ekspresi Donghae saat ia mengatakan akan menemui profesor Han untuk menyampaikan ketidaksanggupannya mengumpulkan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan. Mimik muka Donghae tadi seolah-olah Siwon baru saja mencegat bapak-bapak paruh baya di tengah jalan lalu berkata, "Permisi pak, boleh saya memperkosa anak anda?".

Sebenarnya Siwon sudah menyelesaikan tugas itu kemarin malam. Dengan metode kebut semalam, tentu saja. Tapi salahkan saja kopi berengsek yang memilih tempat pendaratan yang sungguh tidak elit; tepat di atas paper-nya. Membuatnya mengeluarkan berbagai sumpah serapah mulai dari isi margasatwa hingga isi museum hewan purba. Ah, dirinya benar-benar rindu saat di mana paper masih berarti selembar kertas dan bukannya malah esai ribuan kata. Tulis tangan pula.

Menghela napas panjang untuk sedikit meredakan kekesalan, ia memutuskan untuk mendatangi apartment kekasihnya. Memikirkan bahwa ia akan melihat sosok manis sang kekasih, mendekapnya, mencium aroma apel yang memabukkan namun menenangkan perlahan membuat senyuman terhias di wajah tampan seorang Choi Siwon. Ia percepat langkahnya agar lekas sampai di apartment Cho Kyuhyun—kekasihnya.

.

.:oOo:.

.

Siwon masih berdiri di pintu masuk, bahkan tangannya masih berada di kenop pintu. Tubuhnya mematung, pandangan matanya tajam terfokus ke ruang tamu apartment Kyuhyun. Sofa hitam yang biasanya terletak di depan televisi, kini dipindah hingga rapat ke dinding. Namun bukan masalah sofa itu yang membuat Siwon enggan masuk, tapi karena pemandangan dua orang yang tengah berpelukan. Atau, well, setidaknya begitulah menurut pemikiran Siwon. Tubuh Kyuhyun tengah berada dalam jarak yang sangat dekat dengan sosok seorang namja tinggi yang Siwon kenali sebagai Changmin, teman dekat Kyuhyun. Tangan Kyuhyun memegang pundak Changmin sedangkan tangan Changmin bertengger manis di pinggang Kyuhyun.

Kyuhyun dan Changmin—sama seperti reaksi Siwon—hanya dapat berdiri tertegun. Menyadari bahwa posisinya salah, sangat salah, Kyuhyun segera menjauhkan dirinya dari Changmin. Ia lalu menatap Siwon dengan pandangan meminta maaf.

"Hyung…", panggilnya, namun hanya direspon dengan tatapan tajam dari Siwon. Dan tak perlu menunggu dua detik, bunyi pintu yang ditutup dengan kasar menyapa pendengaran.

.

.:oOo:.

.

Jam yang tertempel di dinding dapur baru saja menunjukkan pukul 07.41 waktu Korea, namun seorang namja tampan telah siap dengan tas dan diklat kuliahnya hari ini. Kaos V-neck putih polos yang dirangkap dengan jas sewarna prussian blue melekat sempurna di tubuh atletisnya. Sungguh ia terlihat tampan hari ini. Hampir sempurna, andai saja tak ada kantong mata yang menghiasi.

Siwon tahu begadang itu tidak baik untuk kesehatan dan wajah, namun mau tak mau ia harus melakukannya bukan? Ia tak mau uji nyali untuk yang kedua kalinya di kantor profesor Han. Untung saja ia hanya perlu menyalin dan menyempurnakan paper-nya. Tapi meskipun begitu, kejadian kemarin di apartment kekasihnya tak ayal membuatnya sulit berkonsentrasi. Menulis, melamun, menulis lagi, melamun lagi, kembali menulis, kembali melamun. Membuat pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan sebelum pukul 11 malam melebar hingga pukul 2 dini hari.

Setelah menyelesaikan sarapannya yang berupa dua tangkup roti bakar dipadu telur mata sapi dan secangkir Americano coffe, Siwon melangkah menuju pintu apartment-nya untuk bergegas berangkat kuliah. Ia sempatkan diri untuk mengecek smartphone-nya, siapa tahu ada pesan masuk dari Kyuhyun. Tapi nihil. No messages, no missed calls. Heck! Apa kekasihnya tidak merasa bersalah, atau berusaha menjelaskan tentang kejadian kemarin? Mendengus sebal, ia berjalan menuju lift dengan muka tertekuk.

Sesampainya di depan lift, ia pencet tombol untuk menuju ke lantai dasar. Saat lift yang ditunggunya datang, ia langsung masuk. Di dalam lift, Siwon tak henti-hentinya merutuk sebal. Hari ini pasti akan sangat menyebalkan. Dan, oh ya, ia lupa jika ini malam minggu, yang biasanya dijadikan malam keramat untuk kencan dengan pacar. Okay, hari ini pasti akan double sangat menyebalkan.

Bunyi 'ting' kecil menandakan bahwa lift telah sampai di lantai dasar. Saat melangkah keluar lift, Siwon berpapasan dengan seorang perempuan berumur sekitar 50 tahunan yang ia kenali sebagai penghuni kamar sebelah.

"Ah, Siwon-ah, kebetulan aku bertemu denganmu di sini. Ada yang ingin kuberikan kepadamu". Siwon mengernyit heran saat wanita tersebut mengaduk-aduk isi tas jinjingnya, mencari sesuatu. Ia lebih heran lagi saat tetangganya itu menyodorkan sebuah amplop berwarna baby blue kepadanya.

"Ini, ada seseorang yang menitipkannya padaku. Dia meminta tolong untuk memberikannya padamu". Mengangguk sekilas dan mengucapkan terima kasih, Siwon pun mengambil amplop tersebut. Dahinya kembali mengernyit heran saat tak didapatinya nama pengirim di permukaan amplop. Anonymous.

Perlahan Siwon keluarkan kertas yang terlipat rapi di dalam amplop. Sebuah surat. Tahu bahwa ia tak akan mengerti isi surat tersebut hanya dengan memandanginya, Siwon pun mulai membuka lipatannya, merentangkan kertas itu, lalu bersiap membaca deretan kalimat yang ditulis dengan tulisan tangan yang rapi.

Hi Siwonnie hyung

Apakah kau sedang berada di dekat lift? Jika ya, maukah kau sejenak mengingat masa lalu, hyung? Di lift itu, pertama kalinya kita bertemu. Saat itu aku akan menuju lantai 3 untuk mengunjungi temanku yang baru pindah ke apartment ini. Saat itu pula kau baru turun ke lobby. Waktu pintu terbuka, itulah pertama kalinya aku melihatmu. Dan entah karena kebetulan atau memang kuasa takdir, kau juga tengah melihatku. Kau tahu bagaimana perasaanku saat pandangan mata kita bertemu, hyung? Aku merasa waktu seolah-olah berhenti. Fokusku hanya tertuju padamu. Yah, mungkin kedengarannya seperti roman picisan, tapi itulah kenyataannya.

Aku tahu kau masih marah padaku, hyung. Soal kejadian kemarin, aku berjanji akan menjelaskannya. Tapi bisakah aku meminta satu hal padamu, hyung? Ayo bermain game ^^. Kau harus menemukan amplop yang berisi surat dariku ya. Aku telah meletakkannya di berbagai tempat dari apartment hingga kampusmu. Kau harus menemukannya, hyung. Ah, sebagai petunjuk, aku menaruhnya di tempat-tempat yang bersejarah bagi kita. Good luck, hyung.

Senyuman tersungging di bibir Siwon saat ia selesai membaca isi surat itu. Mau tak mau pikirannya menerawang mengingat kejadian 2 tahun lalu, saat dirinya pertama kali bertatap muka dengan Kyuhyun. Tak bisa dipungkiri, Siwon memang merasa tertarik pada Kyuhyun sejak pertemuan tak sengaja itu. Ia memang masih sedikit marah pada Kyuhyun, namun kadarnya tak sebanyak kemarin malam atau tadi pagi. Membaca surat dari Kyuhyun ternyata mampu menguapkan rasa kesalnya. Ia kembalikan surat itu ke dalam amplop, memasukkannya ke dalam tas, lalu melangkah pergi. Ia bertekad untuk menemukan semua surat yang Kyuhyun sembunyikan. Lagipula, ia penasaran dengan penjelasan Kyuhyun tentang insiden kemarin.

Kakinya melangkah menyusuri jalan yang biasa ia lewati untuk menuju ke universitasnya. Bedanya, ia kini berjalan kaki dan bukannya naik mobil seperti biasanya. Alasannya adalah mobilnya masih menginap di 'hotel' sejak lusa kemarin. Tapi ia tak keberatan. Bukankah dengan berjalan kaki ia bisa mencari surat dari Kyuhyun dengan lebih teliti?

Sembari berjalan, Siwon mengingat-ingat tempat mana saja yang spesial baginya dan Kyuhyun. Sesekali kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mengecek kalau-kalau saja ia melewatkan suatu tempat penting. Saat hendak menyeberang jalan, matanya menangkap sebuah bangunan florist yang terletak di seberang jalan. Siwon memandangi toko bunga itu cukup lama, hingga sebuah kenangan muncul di benaknya. Ketika lampu lalu lintas berganti warna menjadi hijau untuk para pejalan kaki, ia segera menyeberang untuk menghampiri toko tersebut.

Kling

Bunyi lonceng terdengar saat Siwon membuka pintu kaca toko bunga itu; L'Histoiré florist. Matanya mencari sesosok namja cantik yang merupakan pemilik toko. Ah di sana, sedang sibuk melayani beberapa anak SD. Daripada diam menunggu, ia memutuskan untuk berkeliling melihat-lihat isi toko. Siapa tahu ia bisa menemukan surat dari kekasihnya.

"Ah, selamat datang tuan. Maaf membuat anda menunggu". Siwon berbalik badan saat indera pendengarnya menangkap suara yang berasal dari arah belakangnya.

"Eh, Siwon?". Pertanyaan konfirmasi dari sang pemilik toko hanya dijawabnya dengan seulas senyuman.

"Kau ke sini untuk membeli bunga?", tanya pemilik toko itu lagi.

"Tidak Jae hyung, aku ke sini untuk membeli majalah Playboy terbitan terbaru. Apa kau masih mempunyai stok?", jawab Siwon, bermaksud bergurau.

"Ne, ne. aku tahu pertanyaanku tadi terdengar konyol. Jadi, yang seperti biasa, Siwon-ah?", Jaejoong—si pemilik toko—kembali bertanya pada Siwon.

"Ne, yang seperti biasa", ujar Siwon yang direspon dengan tawa kecil dari Jaejoong.

"Ne. tunggu sebentar, aku akan menyiapkannya untukmu", sahut Jaejoong sembari melangkah pergi dari hadapan Siwon.

Setelah Jaejoong pergi, Siwon memutuskan untuk duduk di bangku tinggi yang terdapat di depan meja penjaga toko. Saat itulah retina matanya menangkap sebuah amplop biru tergeletak di samping vas yang berisi bunga lili putih. Merasa yakin bahwa amplop itu dari Kyuhyun, Siwon segera mengambilnya. Dengan sedikit tak sabar ia keluarkan kertas yang ada di dalam amplop tersebut.

Kau berhasil menemukan amplop kedua, Siwon hyung ^^

Kau ingat kenangan apa yang ada di toko bunga milik Jaejoong hyung ini, kan, hyung? Dulu, saat aku mengambil pesanan buket bunga untuk pernikahan Ahra noona, dengan bodohnya aku lupa membawa dompet dan ponsel. Alhasil aku tak bisa membayarnya. Saat itu aku panik, malu, dan, yah, hampir rmenangis. Tapi untunglah kau datang hyung. Kau menawarkan diri untuk membayar buket bunga itu. Aku sangat, sangat berterima kasih padamu hyung. Terima kasih untuk saat itu, dan saat-saat selanjutnya.

Sama seperti surat pertama, Siwon kembali tersenyum setelah selesai membaca surat kedua dari Kyuhyun. Dimasukkannya surat itu beserta amplopnya ke dalam tas, berhati-hati agar tidak lecek ataupun terlipat. Ia ingat, dulu saat sedang berjalan melewati toko bunga ini, ia melihat Kyuhyun yang terlihat hampir menangis. Ia juga ingat, tanpa berpikir panjang ia masuk ke dalam toko ini, menanyai apa masalahnya, lalu mengambil dompet dan membayar buket bunga pesanan keluarga Kyuhyun. Saat itulah ia berkesempatan untuk berkenalan secara resmi dengan Kyuhyun dan mendapat bonus nomor telepon namja manis tesebut.

"Siwon, ini bunga pesananmu. Setangkai mawar putih, seperti biasa". Suara Jaejoong membuyarkan lamunan Siwon. Jaejoong tersenyum sembari menyerahkan bunga yang ada dalam genggaman tangannya.

"Ah, ne. Terima kasih, Jae hyung."

Sebenarnya saat ini Siwon ingin langsung menemui Kyuhyun untuk menyerahkan bunga yang dibawanya, namun ia urungkan niatan itu karena ia harus tetap menuju ke kampusnya guna menemukan semua surat yang disembunyikan Kyuhyun.

Siwon berbelok ke kiri saat menemui perempatan. Berjalan menyisir deretan pertokoan dan beberapa apartment bergaya Stalin. Otaknya memikirkan spekulasi tentang tempat-tempat yang mungkin dipilih Kyuhyun untuk menyembunyikan suratnya. Ia sering berjalan berdua dengan Kyuhyun di jalanan ini. Terlalu banyak kenangan, tapi yang mana?

.

TBC

.

a/n:

Draft kasar untuk fic ini dibuat waktu lagi ngerjain TO. Kertas yang seharusnya digunain buat coret-coretan malah buat nulis ini fic #pelajargakbener #janganditiru. Well, tapi masih termasuk coret-coretan kan? Jadi saya gak sepenuhnya salah #keraskepala. Sebenernya mau dibuat oneshoot, cuma kok kayaknya kepanjangan jadi ya saya potong jadi dua aja #duagh.

Oh ya, saya mau ngucapin special thanks buat yang udah review di fic 'debut' saya:

kkyu32 | iqbalkyunnie | YukimaruNara | siwon cute | Ifa Cho-i | vitakyu | Okta1004 | lilinkecil | MyDecember | shin min hyo | Kayla WonKyu | Choihyun93 | anin arlunerz | WonKyuBi | amanda wu

.

Okay lah. Review?