Fate

Summary : Dia adalah putra seorang Komisaris, tentu hidupnya akan bahagia, bergelimangan harta dan dipuja – puja, sayangnya ini bukanlah dongeng dimana semua berjalan sesuai yang kita inginkan. Politik, Uang, Kekuasaan, Cinta, siapa sangka semua ini dapat merusak hidup yang bahagia ? Akankah ia berhasil membuat happy ending diakhir kisahnya ataukah semuanya akan hancur oleh kerasnya dunia ? AU. Bad Summary.

Warning : Typo,OOC, Alur Gaje, Mainstream, dll. Don't Like Don't Read !

Author's Note : Konnichiwa minna ! Aku menulis cerita baru semoga yang ini bisa berlanjut ya, ^^, maafkan aku karena menghapus cerita yang sebelum sebelumnya, Fic ini terinspirasi dari drama The Heirs, dan jujur aku nulis ini karena lagi suntuk sama ujian di sekolah dan kedepannya semoga tetap bisa berlanjut, semoga bisa menghibur !

XXX

TOK! TOK! TOK!

Terdengar ketukan pintu di sebuah kamar tidur mewah bergaya khas Eropa, lantai marmer, lampu kristal, dan ornamen khas lainnya tersuguh dengan elegan. Dan tak lupa sang Pangeran yang mendiaminya, ia sedang mengancingkan kemejanya sambil memainkan ponselnya. Kulit tan dan tubuh atletisnya tak diragukan membuat semua wanita yang melihatnya jatuh hati, ditambah lagi rambut pirang dan mata bak sapphire-nya.

"Masuk!" serunya.

Masuklah seorang wanita paruh baya dengan seragam pelayan hitam putih. Ia membungkukan badan pada sang pemuda.

"Sarapan sudah siap, Tuan Muda" ucapnya.

"Hm, bawa kemari saja aku akan makan disini" sahut pemuda itu.

"Maaf Tuan Muda, tapi Tuan Besar mengharapkan kehadiran anda di meja makan" katanya pelan.

"Cih, baiklah aku akan segera kesana, kau boleh pergi" ujarnya dengan nada kesal.

"Saya permisi" membungkukan badan sekali lagi lalu pelayan itu pergi.

Sang tuan muda itupun segera melengkapi kemejanya dengan blazer biru dongker, serta dasi lurik berwarna senada, celana panjang krem muda, sneakers, dan tak lupa sebuah jam Rolex melingkar di tangannya. Setelah selesai ia menyambar tas diatas meja dan langsung keluar ruangan.

Di ruang makan terlihat berbagai macam hidangan sudah tertata rapi di atas meja, seorang pria paruh baya duduk di ujung meja sedang menyesap kopinya, seorang wanita berambut merah yang sedang memotong rotinya, dan juga seorang gadis berambut pirang.

"Ohayou, Otou-sama" ucap sang tuan muda sambil sedikit membungkukan badannya lalu duduk di sebelah gadis berambut pirang.

"Naruto-kun kau tidak menyapa okaa-san tercintamu ini ?" ucap wanita berambut merah itu.

"Cih, okaa-san? Okaa-sanku sudah tidak ada" balas tuan muda bernama Naruto ini dengan sarkatis.

"Jaga mulutmu Naruto, bagaimanapun dia sekarang telah menjadi ibumu" kata pria paruh baya itu.

"Sudahlah Minato, tidak apa apa" Bela wanita itu.

"Tidak Kushina, dia harus belajar sopan santun" ucap Minato tegas.

"Ohayou, minna !" teriak seorang pemuda berambut merah yang sedang berlari menuju meja makan dan duduk di sebelah Kushina.

"Ohayou, menma-kun!" balas Kushina.

"Naruto ini adalah hari pertamamu di Konoha Highschool setelah kepergianmu ke Amerika selama 2 tahun, kuharap kau dapat berlaku baik disana, kau adalah penerus Grup Namikaze, dan tolong jaga Menma dan Mito" kata Minato.

"Hn, baiklah, Mito kau sudah menyelesaikan sarapanmun?" tanyanya kepada gadis pirang di sebelahnya.

"Sudah nii-san" jawab Mito sambil mengelap mulutnya.

"Kalau begitu ayo berangkat, Ittekimasu" ucap Naruto sambil beranjak dari kursinya menuju pintu keluar diikuti oleh Mito.

"Kau tidak sarapan dulu, Naruto-kun ?" tanya Kushina namun tidak dihiraukan oleh sang pemuda yang tetap berjalan.

"Anak itu !" kata Minato dengan nada marah.

"Hei tunggu aku!" teriak Menma sambil menggigit roti dan berlari mengejar Naruto dan Mito.

"Mereka berdua sangat berbeda" ucap Minato.

"Naruto dan Menma ? Kurasa Menma lebih mirip denganku sedangkan sifat Naruto menurun darimu."

"Tidak juga, kurasa sifat Naruto menurun dari ibunya" ucap Minato lalu melanjutkan sarapannya. Kushina yang mendengar hal itu hanya terdiam, ya, walaupun sekarang dia adalah istri sah Minato namun tak diragukan bahwa di dalam hati Minato masih ada Tsunade, ibu kandung Naruto dan Mito, sekaligus istri pertama komisaris kaya itu.

Dulunya dia hanyalah sekedar sekretaris pribadi Minato, yang kemudian berselingkuh dengannya dan memiliki anak yaitu Menma. Ia ingat betul waktu itu, ketika ia menunjukan test pack kepada Minato, bagaimana ekspresi tidak percaya tercetak jelas di wajahnya, dan terduduk lemas di kursinya. Dan akhirnya setelah pemikiran panjang, Minato memutuskan untuk mengirim Kushina ke Hokkaido dan membiayai hidupnya disana tanpa sepengetahuan istrinya, bukannya bermaksud untuk membohongi istrinya namun waktu itu istrinya juga sedang mengandung anak pertamanya, ia tidak mau membuatnya banyak pikiran. Hari berlalu, Minato belum juga mengungkapkan hal tersebut kepada istrinya karena takut ia akan marah, dan juga setelah 2 tahun berlalu istrinya mengandung anak keduanya, sehingga ia memutuskan untuk mengulur lebih lama lagi, namun Kushina yang sudah tidak tahan lagi hidup di Hokkaido hanya dengan putranya yang kini sudah berusia 7 tahun pun akhirnya memberanikan diri mendatangi kediamannya di Tokyo.

Ketika itu Minato sedang perjalanan bisnis ke Osaka, sedangkan di Mansionnya hanya ada istri, kedua anaknya, beberapa pelayan dan penjaga. Betapa terkejutnya ia ketika mendapat telepon dari istrinya bahwa ada wanita dengan seorang anak yang katanya adalah anak Minato, dengan segera ia langsung meninggalkan rapatnya di Osaka dan langsung pulang menuju Tokyo. Sepanjang hidupnya tak pernah terpikir bahwa kejadian di depan matanya dapat terjadi, istrinya, Tsunade, sedang mengangkuti koper – kopernya ke dalam mobil, terlihat air mata masih menetes dari iris Hazel - nya, Naruto memeluk Mito yang menangis dengan berbagai macam emosi yang terpampang jelas di mata Sapphire-nya, juga Kushina yang terdiam di depan rumah dengan seorang anak berambut merah di dekapannya. Dengan segera ia mencegah Tsunade untuk pergi dari rumahnya, namun apa daya ketika Tsunade membentak dan menamparnya lalu membawa pergi kedua anak mereka.

Hal berikutnya yang terjadi adalah persidangan perceraian dimana hak asuh Naruto dan Mito jatuh ke tangan Minato walaupun Tsunade bersikeras bahwa ia yang akan mengasuh mereka, namun sayangnya palu persidangan sudah terlanjur diketuk. Teringat jelas di ingatan Kushina, ketika Naruto dan Mito menangis di pelukan ibu mereka, ketika Tsunade melepaskan mereka berdua, ketika Tsunade mengucapkan selamat tinggal karena ia tidak mau bertemu dengan seorang pengkhianat lagi. Sejak saat itu suasana di Mansion Namikaze itu berubah, Naruto yang berubah dari anak yang ceria menjadi pendiam, dan hanya hangat kepada adiknya, Minato yang begitu terpuruk dan satu perubahan besar yaitu Kushina dan anaknya, Menma, mulai tinggal disana. Setelah beberapa bulan akhirnya Minato pun menikahi Kushina sebagai bentuk tanggung jawab dan berasumsi bahwa Naruto dan Mito butuh sosok seorang Ibu. Namun bukannya membaik justru suasana disana makin memburuk, Naruto yang menjadi semakin pendiam dan tidak pernah menganggap Kushina, bahkan ia membenci Menma, dan juga terjadi masalah saham karena Grup Senju mau menarik investasi dan sahamnya.

Dan untuk semua itu Kushina tidak pernah menyesal sekalipun, semuanya sepadan dengan hidupnya yang sekarang, istri pemilik Grup Namikaze, salah satu komisaris terkaya di Jepang, hidupnya sangat bergelimangan, ia akui bahwa ia melakukan banyak hal agar dapat merayu Minato untuk berselingkuh dan mendapatkan hartanya, oh, jangan salah ia bukanlah wanita polos yang tak sengaja jatuh cinta dengan bossnya dan memiliki anak dengannya, tentu saja semua ini sudah ia rencanakan, ia akan membuat Menma sebagai penerus Grup Namikaze dengan menyingkirkan Naruto. Tetapi, Minato tidak perlu tau semua ini, ia hanya akan menyadar sudah masuk perangkapnya ketika semua saham perusahaan jatuh ketangannya.

XXX

Teras Mansion Namikaze

Sebuah Mercedes Benz sudah terpakir di depan teras rumah mewah itu, juga seorang supir yang sedang menunggu di depannya, dan ketika Naruto dan Mito keluar ia langsung membukakan pintu belakang mobil itu, diikuti Menma yang berlari sambil masih menggigit rotinya duduk di kursi depan. Mobil itupun melaju melewati gerbang Mansion Namikaze dan melesat di jalanan Tokyo. Di dalam mobil terjadi suasana hening yang tidak nyaman diselingi suara Menma yang sedang mengunyah rotinya, sementara Naruto sibuk memainkan ponselnya dan Mito memandang keluar jendela.

"Eh, Mito-chan kau itu seangkatan dengan Hanabi-chan,kan ?" tanya Menma masih sambil memakan rotinya.

"Ehm, iya, memangnya kenapa ?" jawab Mito.

"Nah, apakah kau punya nomornya ?"

"Kalaupun kau punya tak usah berikan" jawab Naruto dengan dingin sambil masih menatap ponselnya.

"Aku tidak bertanya padamu, teme" balas Menma sarkatis.

"Aku tidak menjawab pertanyaanmu, aku hanya memperingatkannya agar tidak memberimu nomornya Hanabi"

"Apa sebenarnya masalahmu sih ?" tanya Menma dengan nada emosi.

"Setahuku putri kedua Hyuuga itu sudah ditunangkan dengan cucu Sarutobi, jadi kuharap kau tidak main-main dengan nya bila tidak ingin terkena masalah" jawab Naruto.

"Cih, aku tidak peduli dengan itu, aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan, kau tahu itu ?"

"Terserah kau saja, yang jelas aku sudah memperingatkanmu" kata Naruto sambil memakai kacamata hitamnya lalu keluar dari mobil yang sudah tiba di Konoha High School.

XXX

Konoha High School

Sebuah Mercedes silver berhenti di depan teras sekolah yang sontak mengundang perhatian para siswa yang sedang berada di halaman sekolah, bukan karena mobil itu merupakan mobil mewah, ya, maklum semua yang bersekolah disana merupakan anak Komisaris, Pejabat, Jenderal, dan orang kaya lainnya, melainkan karena seorang pemuda berambut pirang dengan kacamata hitamnya yang baru saja turun dari mobilnya. Banyak ekspresi tercetak di wajah para siswa ada yang kaget, terpesona (tentunya para siswi ya), penasaran dan banyak lagi. Dan aksi dramatis ini dipecah dengan..

"NARUTO!" sebuah teriakan

To be Continue

Arigatou bagi yang sudah membaca ^-^ aku akan lebih berterimakasih lagi bila kalian mau meninggalkan revi ew, Jaa-minna! Sampai bertemu di chapter berikutnya.