4in1 – Pt. 1
Pairing? Secret.
OOC | T+ | BxB
.
.
.
If you don't like, step back please.
.
.
.
Hoseok mengamati dorm yang sunyi senyap tidak seperti biasanya -aktivitas yang padat, membuat para member bangtan benar-benar memanfaatkan waktu istirahat mereka sebaik mungkin. Kaki telanjangnya melangkah menyusuri dorm baru yang terlihat berantakan, harap maklum karena dorm ini diisi oleh para lelaki yang tidak bujangan, terkecuali dirinya. Hoseok membenci fakta kecil yang satu ini, namun mau dikata apa lagi. Realita lebih menyakitkan guys.
Dengan gontai, Hoseok berjalan sempoyongan kearah dapur. Salah satu tempat terbersih yang bisa di jamahnya, Seokjin hyung sangat apik merawat tempat kesayangannya.
'Benar-benar idaman.'
Hoseok tersenyum miris, mendudukkan dirinya setelah mengambil satu kaleng soda. Tidak berniat memanaskan makanan atau membuat ramen untuk dimakan. Hoseok tengah merenungkan sesuatu yang tiba-tiba saja terlintas dikepalanya.
'Bagaimana rasanya memiliki kekasih ya?'
Sedaritadi dirinya bermonolog sendiri, mencoba beromunikasi dengan hatiya yang meronta menginginkan kehangatan. Di bangtan hanya dirinya yang tidak memiliki kekasih, Seokjin sudh bersama Namjoon, lalu Yoongi sudah dengan Jimin bantet disusul Taehyung dan Jungkook. Hoseok tentu bisa melakukan skinship –berbatas wajar- dengan siapa saja tanpa perlu mendapat tatapan cemburu dari member lain. Tapi rasanya hampa, ketika kau hanya dekat sebatas skinship tanpa ada perasaan didalamnya.
"Kenapa masih terjaga Hoski?"
Hoseok tersentak saat merasakan dua tangan mengalung di lehernya, ia tahu betul suara lembut ini milik Seokjin. Tapi kenapa sikapnya agak berbeda, ini terlalu dekat dan intim. Hoseok tidak bisa membayangkan murkanya Namjoon melihat Seokjin ada dibelakangnya tengah mengalungkan tangan –manja- dilehernya sambil menaruh kepala dibahu tegap Hoseok.
"H-hyung, tolong lepaskan tanganmu. Ini tampak tidak wajar, bagai-"
"Wajar? Ini sudah biasakan Hoski." Seokjin menyela cepat, nadanya merajuk karena mendengar ponalakan dari Hoseok. Ia semakin mengeratkan kalungan tangan di leher Hoseok dengan kepala yang bersandar nyaman di bahu Hoseok.
Hoseok merasakan jantungnya seakan copot, di satu sisi dia merasa senang ada yang mau berbagi kehangatan dan itu adalah Seokjin, orang yang ia kagumi. Namun disatu sisi ia merasa takut, takut mengecewakan Namjoon. Karena iya tahu betul sebesar apa Namjoon mencintai sosok manis dengan surai hitam dibelakang tubuhnya ini.
Tangannya yang memeluk badan kaleng soda mengerat, kepalanya berpikir keras mencari jalan keluar agar Seokjin melepaskan pelukannya dan tidak terjadi kesalah pahaman apalagi pertumpahan darah antar dirinya dan Namjoon
"Ini tidak wajar hyung. Ayo lepaskan." Hoseok berujar lebih lembut, menggenggam kedua tangan Seokjin untuk ia lepaskan dari lehernya. Hoseok merasakan Seokjin menggeliat untuk melepaskan pelukannya dan tidak bertumpu lagi ditubuhnya.
Seokjin menekuk bibirnya tidak mengerti mendapat penolakan dari Hoseok. Hosoek bangun dari duduknya dan menatap Seokjin yang tengah merajuk, ia gugup bukan main. Merasa canggung karena Seokjin berlaku manja, ia senang tapi bayangan Namjoon membuatnya hampir gila.
"Hyung, jangan cemberut begitu. Ayo kembali ke kamar, aku an-"
"Gendong!"
Hoseok mengaga kaget, apa-apaan sikap Seokjin ini. Benar-benar membuat jantungan. Hoseok menggeleng, tersenyum kikuk. Apa ia harus memanggil Namjoon sekarang ini, tapi kesempatannya meraba-raba tubuh Seokjin menjadi gagal.
Hoseok dilema.
Mata Hoseok tidak lepas dari Seokjin yang masih merajuk, sesekali ia menelan ludah karena Seokjin hanya memakai boxer dan kaos tipis kebesaran. Dengan segenap keberanian dan jiwa mesumnya, Hoseok memilih maju menerjang tantangan dan siap dengan segala konsekuensinya.
Hoseok memutari kursi, mendekat kearah Seokjin. Mengusap pipinya yang terasa begitu lembut, dalam hati Hoseok berseru bahagia bisa meraba-raba kekasih Namjoon. Seokjin mendekatkan tubuhnya, kembali mengalungkan tangannya dengan manja. Bergumam 'gendong' dengan lirih di telinga Hoseok.
"Baik hyung, aku gendong." Hoseok tersenyum puas, menggendong Seokjin koala hug. Bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum senang, mengesampingkan pertumpahan darah yang akan terjadi bila Namjoon melihat ini semua.
Tangan Hoseok sesekali mengelus punggung Seokjin, membuat Seokjin semakin mengantuk. Seokjin terlihat nyaman dengan dirinya yang menempel begitu erat pada Hoseok, belum lagi usapannya pada punggung Seokjin.
Tinggal beberapa langkah lagi mereka sampai di kamar yang ditempati Seokjin dan Yoongi, sebelum pintu kamar yang Hoseok hafal betul ditempati Namjoon dan Jungkook terbuka. Hoseok menegang, ia mencengkram paha dalam Seokjin membuat empunyanya melenguh. Hosoek kelabakan, ia berniat menjatuhkan Seokjin namun tidak tega. Ingin lari, tapi tidak mungkin. Jalan keluarnya ya menghadapi Namjoon.
Hoseok benar-benar sudah siap dengan semuanya. Sudah siap dengan pandangan Namjoon yang setengah mengantuk menatap datar padanya. Bahkan terlihat tidak peduli dengan Hoseok yang menggendong kekasih tercintanya.
'apa-apaan si brengsek ini.'
Belum sempat Hoseok menjelaskan kesalah pahamaan ini, Namjoon terlebih dulu melangkah pergi tanpa mengatakan sepatah katapun makian. Membuat Hoseok semakin terbengong di tempatnya. Ia terburu berbalik, melihat Namjoon yang bahkan terlihat tidak tertarik sama sekali.
"Namjoon-ah.."
Namjoon menoleh malas ketika Hoseok memanggilnya. Ia sudah tidak kuat ingin ke toilet, dan Hoseok mengagalkan acara ayo-ke-toilet-lalu-mendengkur-lagi nya. "Kenapa Hoseok?" Namjoon menggaruk perutnya yang agak gatal, menatap malas pada Hoseok.
"K-kau tidak marah?"
Sebelah alis Namjoon terangkat meminta penjelasan. Hoseok gugup, ia pikir Namjoon sudah sadar sekarang. Tadi ia hanya setengah mengantuk dan belum menyadari keadaan, berbeda dengan sekarang.
"Aku menggendong Seokjin Hyung."
Hoseok terus merapalkan doa dalam hati. Bersiap mendapat bogem mentah dari Namjoon yang bahkan tidak bergerak sama sekali dari posisinya berdiri. Ia hanya mendengus kesal dan membalikkan badan memunggungi Hoseok dan Seokjin.
"Apaan-apaan kau ini, Seokjin Hyung kekasihmu wajar saja. Dan Hoseok, aku marah karena kau menyita waktuku untuk ke toilet."
Namjoon bergegas melanjutkan jalannya menuju tolet sebelum melayangkan tatapan mengintimidasi pada Hoseok yang terbengong ditempat. Hoseok tidak merasakan tubuhnya tengah menapak dilantai, setelah mendengar perkataan mengejutkan Namjoon barusan.
"Hoski, ayo ke kamar. Aku mengantuk."
Dan perkataan Seokjin barusan, menyadarkan Hoseok bahwa dirinya sedang tidak bermimpi malam ini.
.
Hoseok mengerang, tubuhnya kepanasan. Ia mencoba bergerak namun ruang lingkupnya terbatasi, dengan rasa kantuk yang sangat untuk bangun dari tidurnya. Tangannya sedang aktif menggaruk bagian tubuhnya yang tidak gatal, hanya semacam kebiasaan bangun pagi saja.
Hoseok mengerjap beberapa kali, menyesuaikan pandangannya dengan suasana kamar. Kepalanya bergerak kesana-kemari, mencari jam dinding yang masih menunjukkan pukul enam pagi. Matanya bergulir kearah bawah, mendapati dua orang lainnya yang tidur satu ranjang dengannya.
Satu detik, Hoseok mengangguk.
Dua detik, Hoseok kembali memilih tidur.
Tiga detik, Hoseok ber-
"WAAAA! APA-APAAN INI!?"
-berteriak, ketika mendapati Jungkook dan Yoongi tidur disisi kanan dan kirinya. Hoseok bisa saja melanjutkan tidurnya dengan nyaman jika saja Jungkook tidak beringsut mendekat untuk memeluk dirinya.
Dengan spontan ia melepas pelukan Jungkook, bergerak cepat turun dari kasur. kedua teman tidurnya menggeliat tidak nyaman. Hoseok benar-benar bisa gila sekarang. Bagaimana jika Taehyung dan Jimin memergoki mereka tidur bersama, meski dalam konten yang berbeda.
Hoseok masih menganga tidak percaya dipinggiran kasur, melihat Yoongi yang menggeliat bangun sedangkan Jungkook seakan tidak terganggu dengan suara teriakan Hoseok juga gerakannya ketika turun dari kasur.
Yoongi mengerjap beberapa kali, menengok kekanan dan kekiri sebelum akhirnya mendapati sosok Hoseok yang tengah terkejut dengan pandangan yang sulit diartikan. Yoongi merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku, kakinya ia julurkan kebawah menapaki lantai yang terasa dingin.
"Hobi, selamat pagi."
Hoseok menelan ludahnya susah payah, ia melihat Yoongi tengah mendekat kepadanya seolah akan memeluknya dan mungkin saja memberikannya sebuah morning kiss.
Dengan kecepatan kilat, Hoseok berlari keluar dari kamar tanpa mempedulikan kesempatan besar yang bisa ia dapatkan dengan mencicipi bibir Yoongi. Namun tetap saja rasanya berbeda, apalagi bibir tipis itu sudah ada yang memiliki.
Dengan terburu Hoseok melangkah kearah dapur, melewati Namjoon yang tengah menonton tv. Sayup-sayup ia mendengar dapur cukup ramai, pastilah Jimin dan Taehyung sudah bangun.
Hoseok belum sempat menyapa mereka semua ketika Seokjin sudah mendaratkan bibirnya di pipi Hoseok. Bergumam selamat pagi dengan manis, membuat Hoseok kembali bengong dengan reaksi Jimin dan Taehyung yang malah menggoda mereka berdua.
'Aku mulai gila'
.
Setelah satu hari full Hoseok melewati harinya di dorm dengan bersantai tanpa ada jadwal, ia mengerti tentang keadaan ganjil ini. Keadaan dimana dirinya memiliki tiga kekasih sekaligus, yang artinya Seokjin, Yoongi dan Jungkook merupakan miliknya.
Milik Jung Hoseok.
Suara tawa Hoseok menggema disepenjuru ruangan latihan bangtan, memberlain tidak ada yang latihan karena dirinya memang sengaja mengendap datang kemari untuk merenungkan semua hal yang terjadi. Mimpi apa Hoseok semalam sampai diberikan anugrah seperti ini. Memiliki tiga kekasih sekaligus, paket kombo lengkap.
Hoseok mendapatkan apa yang selama ini ia inginkan, namun rasanya berbeda ketika mengetahui kekasihmu adalah kekasih dari sahaabtmu. Hoseok tidak tahu dirinya senang berada di dunia mana, karena ini semua terlalu tiba-tiba dan tidak wajar. Hoseok menjadi ketakutan.
Yoongi masih tetap Yoongi yang biasanya, manis dalam waktu tertentu dan galak disetiap waktu. Apalagi sikapnya begitu kentara pada Jimin yang sering menggodanya, membuat si gula sering badmood.
Tidak ada yang salah dengan Jungkook, masih manis dan bongsor. Ia juga sering berdekatan dengan Taehyung, bercanda dan bermain game. Mengabaikan Hoseok yang katanya kekasih dari Jungkook.
Si manis Seokjin, memang pada dasarnya dekat dengan dirinya ditambah sekarang berstatus sebagai kekasihnya membuat mereka bertambah dekat. Seokjin memang perhatian, begitupun pada member lain termasuk Namjoon. Katakanlah Hoseok cemburu, namun ia merasa senang ketika ketiga pasangan yang harusnya bersatu saling berdekatan satu sama lain.
Hoseok akui dirinya menginginkan seorang kekasih, namun bukan kekasih dari para sahabatnya. Ia ingin merasakan jatuh cita pada seseorang yang membuatnya berdebar senang, bukan berbedar ketakutan ketika berada bersama Seokjin, Yoongi dan Jungkook. Setelah memikirkan segala hal dengan matang, Hoseok memilih membereskan barangnya untuk kembali ke dorm dan mengatakan hal yang sejujurnya. Meminta putus pada tiga mahluk-mahluk manis yang menunggunya di dorm.
.
Tubuh Hoseok mematung didepan pintu masuk dorm bangtan. Masih belum siap melepas mahluk manis yang baru seharian ini menjadi kekasihnya, terkecuali Seokjin yang sudah sejak malam kemarin sempat Hoseok pegang-pegang.
Maafkan Hoseok dengan segala tingkah mesumnya.
Setelah menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, Hoseok dengan gagah berani menekan digit pin hingga pintu dorm terbuka sempurna. Hoseok melepas sepatunya tanpa menaruhnya dirak. Suasana dorm sesepi kemarin meskipun jam masih menunjukkan pukul sembilan malam. Hoseok tidak ambil pusing dengan semua itu, ia memilih meluncur menuju kamarnya tanpa perasaan curiga.
Setiap Hoseok melangkah, semakin terpacu juga jantungnya.
Perasaan Hoseok enak tidak enak, beberapa bulir keringat bahkan sudah membasahi wajahnya. Ia sempat ragu untuk membuka pintu kamarnya sendiri, namun ia kesampingkan segala kemungkinan jeleknya untuk kemudian membuka pintu dengan perlahan-lahan.
Kamarnya tidak gelap, ia pikir Jimin atau Taehyung tengah bermain didalamnya. Namun semua pemikiran positifnya luntur bergitu saja ketika melihat tida mahluk manis yang seharian ini –terkecuali Seokjin- menjadi kekasihnya.
Hoseok panas dingin, mulutnya menganga melihat penampilan tidak senonoh dari tiga mahluk manis didepannya. Kaki Hoseok bahkan bergetar, tangannya yang masih memegang knop pintu enggan ia lepaskan. Bisa-bisa dirinya terhuyung jatuh ke lantai dengan tidak manly nya.
"Selamat datang Hoski/Hobi/Hoseok hyung!"
Ketiganya serempak menyambut kedatangan Hoseok yang masih mematung. Bahkan Hoseok tidak punya tenaga untuk sekedar menjawab sambutan mereka. Terlalu lemas.
Yang termuda menyadari ada yang aneh dari Hoseok bergegas turun dari ranjang untuk menghampiri Hoseok yang semakin gemetar. Hoseok ingin menyuruh Jungkook untuk berhenti dan kembali ke ranjang, karena dibawah sana sudah ada yang bangun.
"Hyung? Kau baik-baik saja?"
Hoseok hanya mengangguk, tangannya terulur kedepan memberikan kode agar Jungkook berhenti ditempatnya sekarang. Jungkook menurut untuk berhenti, memiringkan kepalanya tidak mengerti dengan tingkah Hoseok. Seokjin hanya terkekeh karena menyadari sesuatu dibawah sana, sedangkan Yoongi merotasikan matanya malas.
Hoseok membasahi tenggorokannya yang kering sebelum memberanikan diri berbicara. "K-kalian sedang apa di kamarku?" Ketiga mahluk manis yang ada dihadapan Hoseok saling bertatapan, memberikan kode agar salah satu diantara mereka menjawab pertanyaan Hoseok.
"Tentu saja melakukan ritual malam jumat kita hyung."
Jawaban Jungkook barusan meruntuhkan segala pertahanan Hoseok yang ia bangun susah payah, hingga akhirnya yang ia ingat hanya teriakan kaget dari arah depannya sebelum lantai kayu dingin menghantam tubuhnya.
.
.
.
Hoseok merasakan rasa sakit dibagian depan tubuhnya, sayup-sayup ia mendengar suara teriakan seseorang yang memanggilnya hyung. Suara terbsebut tidak asing, terdengar seperti suara berat Taehyung.
Taehyung.
Taehyung.
"HYUNG! BANGUN!"
Dengan gerak refleks Hoseok bangun dari tidurnya, matanya membulat sempurna ketika melihat Taehyung tengah berdiri disamping tubuhnya. Taehyung menggeleng melihat kelakuaan Hoseok yang terlihat linglung, apalagi hyungnya terjatuh dari kasur setelah mengigau aneh.
"Cepat berbenah hyung, masih ada jadwal yang menunggu untuk diselesaikan."
Taehyung hendak masuk ke dalam kamar mandi sebelum kakinya ditahan oleh Hoseok. Taehyung menundukkan kepala untuk melihat ekspresi horor Hoseok, sebelah alisnya terangkat tidak mengerti.
"A-apa kau masih berkencan dengan Jungkook?"
Taehyung semakin bingung dengan pertanyaan bodoh Hoseok, tentu saja dirinya masih bersama dengan kelinci bongsor itu. Taehyung hanya menganggung menjawab pertanyaan Hoseok, yang tidak disangkanya adalah reaksi Hoseok yang terlihat begitu bahagia sampai-sampai memeluknya erat. Taehyung hanya menggelengkan kepalanya tidak mengrti, kedua alisnya menyatu ketika meraskaan ada yang berbeda dari Hoseok. Namun belum sempat ia mengatakan sesutau, Hoseok dengan terburu keluar kamar dengan wajah bahagia. Meninggalkan Taehyung yang hanya menggeleng sebelum melanjutkan langkahnya pergi ke kamar mandi.
Hoseok memutari dorm dengan perasaan bahagia, memeluk satu-persatu membernya yang kembali seperti semula. Yoongi dengan Jimin, Seokjin dengan Namjoon dan Taehyung dengan Jungkook. Tidak ada yang lebih membahagikan dari ini semua, sampai-sampai Hoseok tidak menyadari wajah mengernyit para member setelah dipeluk olehnya.
Yoongi adalah orang terakhir yang belum dipeluknya, dengan perasaan senang ia berjalan kearah ruang tv untuk kemudian memeluk Yoongi. Yoongi hanya memasang wajah masam, mencoba melepaskan pelukan Hoseok yang terasa mengganjal. Seperti ada sebuah bongkahan yang menusuk perutnya. Dengan paksa Yoongi melepas pelukan Hoseok.
"BODOH! Urus adikmu itu Kuda! Di bahkan masih menegang dibawah sana!"
Member bangtan hanya terkikik geli, Yoongi sudah mengatakan apa yang hendak mereka katakan sebelumnya. Hoseok hanya menunduk malu, menyembunyikan gundukan di selangkangannya dengan tangan sebelum dengan cepat berlari menuju kamar mandi yang kosong untuk menuntaskan adik kecilnya yang bangun setelah mimpinya semalam.
Hanya mimpi. Mimpi yang menyiksa.
.
.
.
e.n.d
Hellaawww!
Aku bawa epep abal lagi ini, maaf kalau kalian gak suka karena ini demi apapun cuman epep iseng liat Hoseok yang selalu jomblo. Ku gak tega, sesekali dikasih ena ya itu abang kuda biar betah selalu di BTS xD menerima kritik dan keluh kesah xD
