Naruto©Masashi Kishimoto
Sasuke Uchiha and Hinata Hyuuga.
Your Wife by Momechi Rukika.
T
Beberapa kali hapus-posting-hapus lagi dan akhirnya posting lagi. maaf untuk ketidaknyamannya mina-san
Happy Reading
Hinata menuangkan sup ke dalam mangkok berukuran cukup besar lalu meletakannya di atas meja makan yang bersebelahan dengan ruang tamu. Ia tersenyum kecil, merasa puas dengan hasil masakan yang ia siapkan untuk seseorang. 'semoga dia menyukai ini,' harapnya dalam hati sembari melepas celemek, lalu berjalan menuju kamar mereka. Ah, bukan mereka tapi hanya Sasuke. Laki-laki itu yang menempati kamar yang seharusnya menjadi kamar mereka berdua. Hinata meraih gagang sisir berwarna biru yang tergeletak di atas meja rias. Perlahan mulai menyisir rambut biru kehitaman miliknya
Hinata menatap prihatin pada bayangan dirinya di dalam cermin.
"Sejak kita menikah sampai detik ini, aku telah berusaha menjadi istri yang baik untukmu. Aku tidak pernah menyesal menikah denganmu karena ini adalah pilihanku." Hinata tersenyum kecut sembari meletakkan kembali sisirnya di atas meja rias.
"Lucu sekali, aku selalu sembunyi-sembunyi menggunakan benda yang sama denganmu, menggunakan sisir sama, memakai kemejamu diam-diam. Bukankah aku sudah mirip seperti seorang penguntit? Tapi sekarang aku tak akan melakukan hal konyol itu lagi.''
Hinata membuka pintu kamar suaminya, langkahnya terhenti di depan pintu saat sosok laki-laki yang sejak tadi ia tunggu ternyata sudah pulang. Hinata tersenyum kecil pada Sasuke.
"Kau baru pulang?" tanya Hinata menatap sosok laki-laki yang hampir satu setengah tahun menjadi suaminya itu.
"Ya."
Jawaban singkat Sasuke tak ayal memberi efek kebal untuk Hinata agar tak merasa terluka atau sakit dengan jawaban Sasuke yang sering kali terdengar kasar.
"U-uchiha-san aku sudah menyiapkan makan malam, bisakah kau meluangkan waktu untuk makan bersama denganku?" tanya Hinata hati-hati.
"Aku sibuk," jawab Sasuke menatap malas Hinata.
"Hanya malam ini saja, ada yang ingin kubicarakan," jelas Hinata memohon. Langkah Sasuke terhenti sesaat hendak membuka pintu kamar lalu membalikan tubuh.
"Bicaralah." ucap Sasuke tak berminat. Hinata mencoba menghiraukan tatapan tak suka suaminya itu.
"Aku ingin membicarakan masalah ini dengan baik-baik. Aku harap kau mau meluangkan waktumu sebentar Uchiha-san," jelas Hinata penuh harap. Dengan sisa keberaniannya, Hinata mencoba menatap mata laki-laki yang selalu membuatnya menangis, tertawa hanya dengan mengingat nama suaminya itu. Tak pernah selama menikah ia berdiri begitu dekat dengan Sasuke kecuali saat pemberkatan pernikahannya. Melihat wajah Sasuke sedekat ini membuat Hinata gugup tak karuan. Pria itu semakin terlihat tampan. Mata hitamnya yang selalu memperlihatkan kebencian pada Hinata tapi sekarang matanya terlihat sangat teduh di mata Hinata. Bulu matanya yang tipis, tulang pipi sedikit menonjol, bibir merah serta kulit wajah seputih susu. Semakin memperjelas wajah tampannya. Bisakah aku menyentuh wajahmu Sasuke ? pertanyaan dan keinginan yang selama ini selalu terlintas di kepala Hinata.
Sasuke membuang pandangannya sembari tersenyum sinis lalu berjalan menuju dapur sekaligus sebagai ruang makan. Hinata mengakat wajah mencoba membendung air mata yang hampir keluar. Siapa lagi wanita yang kau kencani malam ini, Sasuke? tanyanya dalam hati.
Tak sengaja saat Hinata memperhatikan Sasuke. Ia melihat kiss mark di leher suaminya itu. Sesekali ia mencoba mengatur emosinya, lalu berjalan mengikuti jejak Sasuke menuju dapur. Sasuke meraih gelas lalu menuangkan air mineral ke dalam gelas putih yang ia pegang. Meneguknya perlahan.
"A-apa keadaan kantormu baik-baik saja?" tanya Hinata, menarik kursi berhadapan dengan Sasuke.
"Hn." Hanya suara gumanan kecil yang keluar dari mulut laki-laki ini. Tangan Hinata meraih beberapa lembar tisu lalu memberikan pada Sasuke.
"Bersihkan dulu lehermu ini Uchiha-san," kata Hinata membuat laki-laki tampan ini terpaku. 'dia melihatnya? Tapi kenapa Hinata tidak marah? Persetan!' ujar Sasuke dalam hati, meraih tisu dari tangan. Sasuke membersihkan lipstick berwarna merah di leher. Perhatiannya tertuju pada Hinata.
"Ini daging sapi panggang kesukaanmu, kau harus menyicipinya," ujar Hinata menaruh beberapa potong daging sapi di piring Sasuke. Ia sadar Sasuke sedang memperhatikannya sejak tadi. Rasa gugup tentu saja menderap tubuh Hinata.
"Cepat katakan," tolak Sasuke, malas.
"Cicipilah sedikit, kau…"
"Aku tidak punya banyak waktu untuk basa-basi seperti ini, Hyuuga. Jadi cepat katakan apa yang ingin kau sampaikan!" paksa Sasuke memotong kalimat Hinata. Seolah-olah tak mendengarkan ucapan Sasuke, Hinata mulai memakan daging panggang sendiri.
"Aku lapar tunggulah sebentar," pinta Hinata disela-sela kunyahan. Ia tahu Sasuke sekarang sedang menatapnya tak suka.
"Menbuang-buang waktuku saja!" Sasuke bangkit dari posisi duduk. Melihat itu Hinata meletakkan sendok keras, terlihat membanting.
"Selesai," Hinata mencoba sebisa mungkin tidak menunjukan rasa sedihnya.
"Duduklah," pinta Hinata menahan tangan suaminya, tapi dengan sangat kasar Sasuke menghempaskan tangan Hinata.
"Kau ingin mempermainkanku? memohon meminta sedikit waktuku lalu menyuruhku menunggumu makan? Kau, Hyuuga Hinata, sudah berapa kali kukatakan aku tidak menyukaimu dan sekeras apapun usahamu untuk membuatku mengakui kau istriku itu akan sia-sia. Kau adalah orang yang kubenci!" Kedua tangan Hinata meremas ujung baju yang ia kenakan, mencoba untuk tak menangis di hadapan Sasuke. Sasuke menatap tajam wanita yang sekarang benar-benar ia benci.
"Ya aku tahu," kata Hinata lirih.
"Aku benar-benar bosan hidup dengan wanita bodoh dan naif sepertimu!" bentak Sasuke. Kedua kelopak mata Hinata terpejam saat kalimat-kalimat kasar itu keluar dari bibir suaminya. Ada perasaan kecewa ketika mendengar Sasuke mengucapkan kalimat itu. Seburuk itukan dia di mata Sasuke?
"Mulai saat ini kau tidak akan hidup dengan wanita naif dan bodoh sepertiku. Kau boleh menceraikan aku."
Terlihat jelas Sasuke mencoba Mengatur emosinya agar tak mengatakan sesuatu yang lebih kasar dari kata-katanya tadi. Seulas senyum kesedihan, kekecewaan, kelegaan terukir di wajah Hinata. Matanya mulai memanas saat mencoba menatap mata laki-laki yang sangat ia cintai. Tak ada yang berubah dari ekspresi Sasuke saat mendengar kalimat Hinata. Hanya saja ada rasa tak suka saat Hinata mengatakan itu. laki-laki jangkung ini hanya terdiam terpaku melihat Hinata dengan berani menatapnya. Ia benci di di tatap seperti ini, dengan tatapan sok tegar. 'kau pikir aku akan luluh dengan tatapanmu itu?'kesalnya dalam hati.
"Hyuga Hinata," ucap Sasuke sinis lalu berjalan pergi meninggalkan ruang makan.
"Maaf." Sasuke bias mendengar ucapan maaf Hinata. Seperti ada perasan kehilangan yang merasuk ke dalam hati Sasuke. Ia membanting pintu kamar kasar hingga terdengar bunyi memekakkan telinga.
"Ini bukan sikapmu Sasuke. Jangan membuatku merasa menyesal dengan keputusan yang kubuat. Bukankah ini yang kau inginkan? dengan begitu kau bisa mencari gadis itu. Maaf telah membuatmu menunggu lama."
Begitu banyak yang ingin Hinata katakan pada Sasuke. Bagaimana perasaan sebenarnya selama menjadi seorang istri Uchiha Sasuke, keinginannya untuk mendapatkan senyum manis suaminya yang selalu Sasuke berikan pada orang lain, bagaimana perasaannya begitu hancur saat mengetahui Sasuke berselingkuh. Mencium wanita lain di depannya dengan sengaja, sedangkan ia sama sekali tak pernah disentuh oleh Sasuke bukan? Hinata seperti bukan seorang istri.
"Aku tak akan membencimu walaupun aku berusaha membencimu, dan aku akan berhenti membuatmu mengakuiku sebagai seorang istri." Suara parau Hinata sejak tadi ia tekan tak dapat dihindari, karna tanpa sadar wanita itu mulai menangis. Kakinya lemas, berdiripun rasanya tak sanggup. Dengan sisa-sisa tenaga yang Hinata punya, ia mulai merapihkan meja. Kegiatannya terhenti ketika berdiri tepat di samping kursi yang tadi di tempati Sasuke lalu mendudukinya.
Tangannya perlahan meraih sumpit yang tergeletak di samping piring Sasuke. Hinata mengambil daging sapi panggang yang ia berikan pada Sasuke tadi lalu memakannya, mengunyah secara perlahan. Buliran-buliran bening semakin deras keluar dari mata kecinya itu.
"Enak, kau benar-benar pintar memasak Hinata. Aku tak menyesal memiliki istri sepertimu, Uchiha Hinata." ucap Hinata seolah-olah menjadi Sasuke.
To Be Continued
Your Wife sengaja saya hapus untuk diperbaiki lagi. Terimakasih buat teman-teman yang sebelumnya udah memberi review. Mau itu kritik atau dukungan, saya mengucapkan banyak terimakasih. Maaf jika fanfiction saya masih jelek atau EYD yang masih ancur. Jadi saya mesti banyak berlajar tentang EYD, mohon bimbingannya teman-teman.
Via Cho.
