Wanita itu muncul. Wanita yang mungkin sudah setahun ini Ia cari dan ia rindukan. Akhirnya, wanita itu muncul, benar-benar muncul. Mata hijau jernihnya, rambut pirang sebahunya, kulit putih susunya, semuanya terlihat begitu nyata di hadapan pemuda yang sedang berdiri tegak mematung ditengah jalan.

Dengan gerakan sadar sepenuhnya, ia bergerak. Ia melangkahkan kakinya menuju wanita yang kini berjalan lurus diujung jalan sana. Senyum yang setahun terakhir ini menjadi suatu kelangkaan, kini mengembang dengan lebarnya. Mata yang setahun ini terus menatap nelangsa, kini mulai terlihat sinarnya.

Namun,

Sebuah rengkuhan tangan menarik dirinya menjauh.

"apa-apaan?!" bentaknya.

Pemuda lainnya hanya menggeleng perlahan.

"tidak, aku harus menemuinya!"

Lagi, tangan itu menariknya lagi. Kali ini jauh lebih keras dan menyeretnya menjauh.

"oi! Apa-apaan ini!" matanya liar mencari wanita itu, ia takut. Sangat takut kehilangan sosoknya lagi, untuk kedua kalinya.

"shikamaru-"

"lepaskan!" ia memberontak, lepas dari rengkuhan sahabatnya ia berlari keluar dari kelokan.

Lagi, matanya liar mencari wanita itu.

"tuhan, tolong! Tolong!" batinnya ketika ia sadar wanita itu sudah hilang ditelan kerumunan orang.

Kakinya ia gerakan cepat-berlari. Matanya lurus ketepat ia melihat wanita itu berdiri dan berjalan. Tidak ia perhatikan sekelilingnya. Derap langkah nya semakin cepat, namun…

Lagi, sebuah tangan menahan langkahnya-lagi. Tangan itu lebih kecil dari sebelumnya, kulitnya putih hampir mirip seperti wanita itu, tapi kulit ini sedikit lebih pucat. Tangan itu menariknya menjauh.

"kalian apa-apaan, hah?!" bentaknya

Sahabat wanitanya kini menatapnya nanar, terlihat air mengembang di ujung matanya dan menggeleng.

"tidak!! Masa bodoh dengan kalian! Aku harus menemuinya!"

Sepeninggal dirinya, wanita yang mempuyai surai pirang panjang itu meringkuk menangis. Mata aquamarinenya memerah, memeluk erat kekasih pucatnya yang kini sudah berdiri disampingnya. "aku tidak kuat melihat ini, lagi"

"untuk apa dia datang?" tanya sang pemuda

"untuk ini" sang wanita membalas pertanyaannya dengan memberikan amplop bewarna putih polos.

Sang pria membuka amplopnya perlahan, membaca tulisan yang ada didalamnya dengan teliti. mata hitam kelamnya kini membulat sepenuhnya, dengan kikuk ia menengok kearah wanitanya yang kini sudah tak mampu menahan air matanya lagi.

"ini…"

Enggan ia mengangguk, dan tumpahlah tangis yang sedari tadi ia tahan.

TBC

.

.

.

Hai minna-san! Setelah melewati fase pkl-buat laporan-ngejar dospem-dan menangis merangkak untuk bisa checklist laporan, akhirnya ada waktu luang untuk sekedar menulis delusi yang sudah lama aku rindukan.

Penasaran gak shikamaru kenapa? WKWK

Let me know if you guys interested! Leave me some review and a few comment.

With love,

mithey