BOOTAE
.

361 [ Roommate ]

.

JUNGKOOKxTAEHYUNGxJIMIN

.

Jungkook—si murid pindahan yang kurang beruntung karena mendapat roommate yang bernama Taehyung—yang menurut asumsinya sekarang, adalah preman.

.

BOYS LOVE, YAOI, AU

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

Chapter 1

Jungkook memasuki pekarangan besar, Ia menahan napasnya saat melihat gedung-gedung besar terbangun rapi di pekarangan sekolah barunya. Dan kemungkinan ada tiga gedung asrama yang berjejer di sana. Jungkook senang karena ini sekolah asrama, dia tidak perlu selalu merasa kesal karena kakaknya yang setiap hari menganggu kegiatannya di rumah.

Jungkook berjalan kebingungan sambil menarik koper hitam besarnya, dan ransel yang digantung sebelah. Sambil memperhatikan keadaan sekolah yang baru Ia masuki kali ini, Ia mengamati dengan serius nama-nama ruangan yang terpasang di atas pintu-pintu yang Ia lewati di koridor.

Selang beberapa lama, Jungkook akhirnya menemukan sebuah ruangan yang sedari tadi dia cari dengan susah payah—kantor guru. Jungkook berjalan masuk ke dalam dan segera membungkukkan badan dengan salah satu guru yang baru saja berpapasan olehnya, guru itu tersenyum dan mengangguk lalu bertanya, "Kau murid pindahan itu, 'kan?"

Sambil mengepalkan tangannya karena gugup, Jungkook menjawab, "Ya, sonsaengnim. Namaku Jeon Jungkook." Dengan cepat Jungkook langsung membungkukkan tubuhnya, guru itu tersenyum.

"Segera saja masuk, nanti seseorang akan mengurus dokumenmu disana, tanyakan saja. Dan seragammu ada di ruang ganti." Sambil tersenyum, guru itu menepuk bahu Jungkook beberapa kali, seolah memberikannya semangat—dia tahu Jungkook itu agak pemalu—lalu pergi keluar dari kantor guru.

.

.

"Wah," Jungkook terkesiap, sambil mengamati seragam sekolah yang sudah dipakainya dengan terkagum-kagum. Jungkook mengamati dirinya sendiri di kaca—sambil beberapa kali memutar tubuhnya untuk melihat bagian belakang seragam yang dikenakannya. Masih dengan senyuman riang yang mengembang di wajahnya imutnya, Jungkook segera beranjak dari ruang ganti dan pergi menuju kelasnya.

Jungkook berjalan dengan semangat—walau sebenarnya dia agak gugup. Keadaan koridor saat itu sedang sepi, karena seluruh siswa sudah masuk dan bel sudah berbunyi sedari tadi. Jungkook segera menyadari kesalahannya yang tadi terlalu lama mengamati diri di cermin sehingga telat untuk masuk kelas. Selang beberapa lama, Jungkook mulai melihat kelas yang sedari tadi Ia cari, sambil menggumamkan kata fighting pada diri sendiri, Jungkook mengetuk pintu kelas beberapa kali. "Masuk." Terdengar suara dari dalam, Jungkook segera memutar knop pintu dan masuk ke dalam, dan membungkuk.

"Maaf, sonsaengnim. Saya telat masuk." Jungkook menatap guru perempuan yang berdiri di depan kelas itu dengan cemas, dan sesekali ekor matanya melihat ke arah murid-murid yang duduk sambil memperhatikan dirinya dan Jungkook bisa mendengar beberapa dari mereka berbisik-bisik. Jungkook tidak terlalu suka diperhatikan dengan banyak orang seperti itu kalau mau tahu. Guru itu mengangguk dan tersenyum, "Tak apa-apa, kau murid baru 'kan? Perkenalkan dirimu di depan kelas sekarang."

Pria imut itu—Jungkook menelan ludah dengan gugup, lalu perhalan mengalihkan pandangannya untuk menatap ke seluruh murid yang ada di dalam kelas.

"Hai, namaku Jeon Jungkook. Aku harap kalian bisa menerimaku dengan baik disini." Dengan segera Jungkook menunduk lagi. Setelah perkenalan diri itu, Jungkook mendapatkan tempatnya untuk duduk.

Dan sudah ada seseorang yang agak menarik perhatiannya.

.

.

Jungkook bersyukur dia bisa mendapatkan teman baru dengan cepat di sini, sehingga dia tidak perlu menjalani makan siang kali ini sendirian. Jungkook dan teman barunya itu berjalan beriringan menuju kantin dengan semangat. Setelah sampai, teman barunya itu langsung berlari masuk dan mengambil nampan dengan cepat.

"Kook, aku akan mengambilkan makanan untukmu jadi tidak usah kemari. Kau tunggu saja dan cepat cari meja untuk kita!" Jimin—teman baru Jungkook menyahut dari kejauhan sambil melambaikan dua nampan makanan yang Ia pegang, Jungkook tersenyum dan balas melambai. Segera Jungkook mengedarkan pandangannya untuk mencari-cari meja agar dia dan si Jimin bisa makan. Tidak perlu waktu lama bagi Jungkook untuk mencari meja, dia sudah menemukan meja yang muat untuk dua orang di ujung kantin.

Jungkook sudah duduk di kursi itu dan memainkan ponselnya supaya menghilangkan rasa bosannya karena Jimin cukup lama mengambil makanan.

Akhirnya Jungkook dapat melihat Jimin dari kejauhan sambil membawa sebuah nampan, dan diikuti dengan seseorang yang membawa nampan juga—Jungkook bertaruh dia datang untuk menolong Jimin yang kesusahan membawa dua nampan.

Jimin sudah sampai di hadapan Jungkook dan meletakkan satu nampan, dan seseorang tadi juga menaruh nampan yang Ia bawa di atas meja dan berlalu. Kemudian Jimin duduk di hadapan Jungkook dan segera meraih sumpit besinya dan mengambil bulgogi lalu segera melahapnya, Jungkook yang melihat itu terkekeh pelan dan melakukan hal yang sama. Selama beberapa saat mereka dilanda keheningan, yang terdengar hanyalah suara kunyahan dan sumpit yang beradu dengan mangkok dan piring.

"Apa ada alasan kau pindah ke sekolah ini, Jungkook?" kata Jimin, Jungkook mengalihkan pandangannya dari bulgogi yang ada di piringnya dan menatap Jimin. Dan segera mengangguk. Jimin memberikan tatapan apa-alasan-itu.

Jungkook meletakkan sumpitnya dan memberikan perhatian penuh kepada Jimin, "Aku tidak nyaman dengan sekolah lama ku, jadi aku meminta kepada ayah dan ibu untuk memindahkan ku ke sekolah yang lain di Seoul." jawab Jungkook dan diakhiri dengan cengiran kelincinya, Jimin yang mendengar itu mengangguk mengerti.

Jungkook menahan dagunya dengan tangannya lalu menerawang, "Kira-kira siapa nanti yang akan menjadi roommate ku? Aku penasaran sekali." Jungkook bertanya sambil menatap ke tembok kantin yang kelihatannya lebih menarik daripada menatap Jimin yang duduk di hadapannya.

"Pergi saja nanti ke kamar mu, di pintu 'kan di tuliskan nama roommatemu nanti." kata Jimin yang dibalas dengan anggukan oleh Jungkook.

"Ngomong-ngomong, siapa sih orang yang duduk di belakangku? Kelihatannya dia tidak punya sopan santun sama sekali." tanya Jungkook dengan ketus sambil membayangkan wajah pria yang duduk di bangku belakang Jungkook saat di kelas tadi. Mendengar itu Jimin segera membulatkan mulutnya seolah mengingat sesuatu yang dia lupakan beberapa saat yang lalu. "Pria itu, namanya—"

"Kim Taehyung." suara yang tidak terlalu asing bagi Jungkook itu terdengar bersamaan dengan tangan seseorang yang memukul meja dengan kuat.

Jungkook terkesiap, ini membuatnya terkejut sampai-sampai Ia harus mengelus dadanya dan mengambil nafas dengan cepat beberapa kali. Jungkook memberanikan diri menatap orang yang baru saja menggebrak meja yang Ia pakai untuk makan siang, dan tepat seperti dugaannya. Pria itu adalah pria yang Ia bicarakan dengan Jimin beberapa detik yang lalu.

Lagipula, memang benar apa yang Jungkook katakan; tidak punya sopan santun, seorang Kim Taehyung ini memang tidak punya sopan santun dikarenakan dengan seenaknya saja dia menggebrak meja orang. Jungkook mengamati wajah Taehyung, wajah itu terlihat seperti preman. Dengan tindik di kedua telinganya, dan tataan rambut yang berantakan, itu sudah dicap kata preman—tolong, ini bagi Jungkook saja.

Tanpa mengatakan apapun—setelah namanya tadi, Taehyung beranjak dari tempat mereka dan pergi meninggalkan kantin dengan tangan yang diselipkan di dalam kedua saku celananya.

Jungkook mendengus sebal, Kim Taehyung itu sudah membuat moodnya agak turun hari ini. Dan segera saja Jimin menenangkannya supaya tidak mengamuk dan menghancurkan kantin ini dengan kekuatannya—imajinasi seorang Jimin memang terkadang terlalu besar sampai-sampai orang sebal melihatnya.

Namun, hati kecil Jungkook berkata Taehyung itu tampan—dan baik juga.

TBC

.

Review please?

-bootae-