Disclaimer: Magi Ootaka Shinobu

Seseorang berambut pirang berdiri diam. Tak mengubah posisi walau beberapa menit telah berlalu. Sorot matanya lurus memandang ke depan. Fokus pada balok berundak yang sejak tadi menemaninya. Mulutnya membisu. Berbeda dengan apa yang dilakukannya selama beberapa bulan lalu. Sadar bahwa berapa kali dan sebanyak apapun dia bicara, benda di hadapannya tidak akan memberi respon.

Bulir-bulir air yang mengalir di pipinya tidak diacuhkan. Dibiarkan meluncur bebas membasahi kemejanya. Meninggalkan jejak berupa titik gelap yang semakin melebar. Bibirny ayng semula mengatup rapat mulai bergerak. Digigitnya bibir bawahnya. Tak mampu lagi membendung isakan yang ditahan. Tiga bulan masih belum cukup membuat remaja bertanda lahir di bawah mata ini tegar.

Kehilangan seseorang yang sangat berharga menjadi pukulan yang berat baginya. Dia mampu bersikap biasa di hadapan orang lain. Tapi di sini, ketika tak seorang pun melihatnya. Ketika dia berhadapan dengan peninggalan orang tersebut, pertahanannya runtuh.

Sosok bijak yang dan penyayang yang menjadi panutannya. Orang yang selalu bersamamanya sejak ia ada. Orang yang dekat dengannya bahkan sebelum ia menghirup langsung udara dunia. Ibu yang melahirkan danmerawatnya.

Masih jelas segala ajarannya mengenai berbagai hal. Bahasa, nama, tata krama dan sebagainya. Diajarkan dengan kelembutan dan kesabaran.

"Titus..."

Sebuah sentuhan di bahu. Remaja yang dipanggil namanya menghapus air mata menggunakan ujung lengan baju. Menoleh ke arah seseorang yang sejak tadi menunggu.

"Pulang?" ajak orang tersebut.

Digenggamnya tangan orang yang menyentuh bahunya. Orang yang sedarah dengannya walau nampak berbeda. Sang kakak, Mu Alexius, lebih mirip dengan sang ayah. Tinggi, tampan dan yang paling mirip adalah rambut merah. Sedangkan Titus Alexius, sang remaja, lebih mirip dengan sang ibu. Rambut pirang, tanda lahir di bawah mata, dan tampak cantik untuk ukuran laki-laki.

Tanpa banyak berkata mereka meninggalkan tempat itu. Tempat perisitirahatan terakhir keluarga Alexius. Tangan masih bertaut. Memberi kekuatan bagi si remaja tanggung.

Setelah ini, dia tidak akan menangis lagi.

Janji Titus dalam hati.