07:15

April tahun xx09

Aku membuka mataku perlahan, sinar matahari pagilah yang memaksaku untuk membuka mataku. Kulihat jam yang berada di meja belajar—saat itulah kesadaranku terkumpul sempurna.

Aku kesiangan.

Tidak lantas mematung begitu saja aku bergegas bersiap-siap dengan secepat kilat.

07 :45

Uh mati sudah aku. Jam sudah menunjukkan angka 7:45 berangkat ke sekolah dari mansion membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Oh habislah aku.

Menghela napas aku berjalan menuju meja makan, tentu saja tak ada orang disana, semua sudah pergi dan mengerjakan pekerjaannya masing-masing, mengambil sebuah roti tawar lalu memakannya begitu saja sembari melesat dari dapur.

Bagaimanapun juga aku tak bisa telat di hari pertama! Atau aku akan mempermalukan nama keluargaku! Ukkhhh sialan!

Oh iya aku belum memperkenalkan diriku ya! Yuuki! Namaku Yuuki, Okumura Yuuki, 15 tahun! Di hari yang penuh dengan kehangatan musim semi kisah hidupku dimulai.

Seharusnya begitu.

"Hah~ hampir saja, untung saja sensei belum datang."

Benar-benar memalukan! Hari pertama sekolah sudah terlambat, habis sudah kehidupan masa SMAku yang penuh dengan petualangan yang menegangkan dibumbui kisah romantis shoujo yang menyentuh. Bahkan aku sampai lupa mengikat rambutku yang panjang—aku laki-laki tulen bukan crossdresser, ada alasan di balik rambut panjang ini—akhirnya aku ikat seadanya saja rambut yang menjuntai hingga lutut ini.

"Yo, Okumura. Baru nyampe ya? Bagaimana tidurmu semalam? terlalu nyenyak kah? Menyedihkan sekali... hari pertama saja sudah begini apalagi hari-hari selanjutnya?" aku melirik ke samping ke arah seorang pemuda berambut pirang nyentrik bersama dengan seorang gadis berambut coklat yang mirip dengannya.

"Ryouhei-chan! jangan begitu ke Yuu-chan." Kata sang gadis menimpali, aku hanya menghela napas.

"Diam kau Ryouhei, bukan urusanmu." Aku mendengus kesal ia hanya tersenyum menyebalkan.

"Dasar." Gumamku.

"Kita sekelas ya Yuu-chan." Aku tersenyum menatap sang gadis, Ryouko.

"Eum! Aku senang kita bisa sekelas... tapi aku malah harus sekelas juga denganmu, Ryouhei. Nasibku buruk" Aku mengubah raut wajahku sembari menatap Ryouhei dengan muka masam dan juga kata-kata "Kau pikir aku juga mau sekelas denganmu ha?!" aku tertawa—tentu saja aku bercanda. Hanya mereka saja yang mau menganggapku teman—

Jujur saja lahir di keluarga besar seperti ini membuatku canggung—banyak orang yang segan kepadaku—atau bahkan memanfaatkan statusku, tak jarang juga ada orang yang mau berteman denganku hanya karena takut dengan statusku.

"Yappari jadi kau juga akan bergabung di Juku?"

Aku terdiam sejenak, mengepalkan tanganku berat.

"Yuuki-sama."

"Kau akan jadi Exorcist tentu saja bukan?"

"Dengan kemampuanmu yang sekarang anda pasti bisa."

"Tuan muda saatnya pelajaran."

"Demi nama keluarga."

"Kau lahir di keluarga Okumura, menjadi Exorcist adalah sebuah kewajiban di keluarga ini."

"Oi, Okumur—"

"Tidak..." aku menundukkan kepalanya

"Aku tidak akan menjadi Exorcist..." aku berjalan menuju tempat dudukku, detik selanjutkan guru sudah memulai pelajaran.

Futsumashi*

Rate: T

Language: Indonesia/Japanese.

Genre: Shounen, Adventure, Friendship, Supernatural.

Disclaimer

Ao no Exorcist punya Katou Kazue kalo punya saya Rin udah ada dipihak Satan/woey

FF ini punya saya! =3= saya tidak mengambil keuntungan berupa uang atau apapun keuntungan yang saya dapat hanyalah kesenangan dan peningkatan kemampuan menulis, serta kepuasan anda semua sebagai pembaca.

Warning: Future Set! OOC kebanyakan OC/? Dan masih banyak lagi warning yang saking banyakknya tak bisa saya sebut satu per satu.

Night 01: Okumura Yuuki: The Original

Note: blablabla plesbek/?

blablablabla mind

Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid sibuk bercanda tawa di kelas, ada yang memutuskan untuk ke kantin ataupun sekedar memakan bekal yang di bawa dari rumah.

"Bekal tertinggal..." Yuuki menghela napasnya pelan, ia memutuskan untuk makan di cafetaria saj—

Lagi-lagi dia terdiam.

"Dompetku tertinggal di rumah."

"Yuu-chan!" Yuuki menoleh ke belakang.

"Ayo kita makan bersama!" ia menatap seorang gadis berambut coklat dan satu lagi seorang pemuda berambut pirang nyentrik Suguro Ryouko dan Suguro Ryouhei yang memegang bekalnya masing-masing.

"Maaf, aku tidak bisa..."

"Heee?" respon sang gadis.

"Bekal yang aku buat tadi malam tertinggal dan aku juga meninggalkan dompetku di rumah..." kedua saudara itu saling berpandangan.

"Tenang saja! Kamu bisa meminta bento kami sebagian! Kita makan bersama."

"Cih kali ini saja ya Okumura."

Wajah Yuuki bersinar ia langsung menerjang mereka berdua.

"Makasih banget ya! Ryouhei! Ryouko!"

"Hahahaha sama-sama Yuu-chan."

"Oi! Okumura! Lepasin! Jijik tau!"

Sungguh menyenangkan bukan? Sesekali mereka bercakap-cakap di koridor menuju tempat yang bagus untuk memakan bekal mereka, meski langit mendung membuat suasana menjadi sangat gelap namun lampu membuatnya menjadi agak terang—mereka tak pernah melihat mendung segelap ini sebelumnya.

"Souka... jadi kalian akan ikut Juku." Yuuki tersenyum kecut mendengar kedua sahabatnya akan bergabung di Juku.

"Kau tidak ya?" pertanyaan keluar dari bibir Ryouhei, Yuuki hanya meresponsnya dengan gelengan semata.

"Aku tidak mau..."

"Kenapa?"

Kali ini dia kembali terdiam, ia tak menjawab pertanyaan Ryouhei. Membuatnya sedikit kesal.

"Oi—"

"Yuu-chan?" Ryouko tampak cemas melihat Yuuki yang berhenti tiba-tiba, masih terdiam ia menatap ke depan.

"Tuan muda."

Ah, ia adalah pengajar Juku—sekaligus Exorcist yang bekerja di mansionnya.

"Kami mengharapkan kehadiran anda di Juku sebentar sepulang sekolah. Anda sudah memiliki kuncinya bukan?"

"Sudah kubuang." Jawab Yuuki ia berjalan melewati pengajar begitu saja.

"Siapa juga yang mau jadi Exorcist." Gumam Yuuki.

"Oi—Okumura teme! Permisi sensei!" Ryouhei dan Ryouko sigap menghampiri Yuuki.

"Oi Okumura! Apa-apaan sikapmu tadi! Dia itu pengajar tahu nggak sih?!" bentak Ryouhei, Yuuki tidak merespon kembali.

"Lagipula dia hanya memintamu untuk datang ke Juku, apa salahnya si—"

"AKU BILANG AKU TAK AKAN DATANG KE JUKU! KAU SENDIRI JUGA SUDAH TAHU BUKAN?!" Teriak Yuuki yang memancing pandangan orang mengarah ke arah mereka.

"Okumura..."

"Kenapa? Nggak kamu, nggak dia, nggak mereka! Semua menyuruhku untuk datang ke Juku... aku tak ingin..." bahu pemuda itu sedikit bergetar, wajahnya memerah seakan menahan sesuatu yang ingin keluar sedari tadi.

Aku tak mau menjadi Exorcist.

"Haah... aku tahu bagaimana perasaanmu Okumura, jika memang kau tidak mau kami tidak memaksa kok."Yuuki menatap Ryouhei, seketika tawa Ryouhei meledak.

"Kau... kayak orang yang lagi nahan bok*r aja pfftt hahahahaha!"

"Jangan ketawa kau Ryouhei!" bukannya berhenti, tawanya malah semakin besar dan itu semakin membuat urat kesabaran Yuuki putus, dia pun menarik pipi milik Ryouhei membuat sang pemiliki pipi mengaduh kesakitan.

"Oihh Ogymura thme lhephashin shakhit!" akhirnya tarikannya terlepas, Ryouhei mengelus kedua pipinya yang memerah akibat di tarik tadi.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka sebelum akhirnya suara alarm menghentikan mereka, diikuti dengan lampu taman yang tiba-tiba mati.

["Peringatan... demon kelas B berhasil menyusup ke lingkungan sekolah, bagi para siswa harap segera berkumpul di lapangan utama, dan bagi exorcist harap menuju tempat kejadian. Sekali lagi demon kelas B berhasil menyusup ke lingkungan sekolah, bagi para siswa harap segera berkumpul di lapangan utama, dan bagi exorcist harap menuju tempat kejadian."]

"Demon kelas B katanya?!"

"Bagaimana bisa?! Bukannya tempat ini adalah yang paling aman?!"

Panik seketika menyelimuti lorong—mereka berlarian berlawanan arah dengan Yuuki dan yang lainnya. Mereka memutuskan untuk melompat ke taman agar tak jadi sasaran siswa yang panik lalu mereka turun dari taman, sebelum ketahuan guru.

"Mendung membuat areal sekitar menjadi gelap, membuat mereka bisa menyerang meski disiang hari."

"Kita ke tempat demon itu."

"Kau gila apa Okumura! Itu kelas B lho! Meskipun kita menggunakan pin kita sekalipun tetap tak akan diizinkan." Protes Ryouhei, pin yang mereka maksud adalah noble pin. Sebuah pin yang terbuat dari emas yang dibuat oleh Markas Besar Seijuuji untuk para bangsawan dimana pemilik pin ini dapat melakukan exorcism untuk demon kelas C kebawah meskipun bukan seorang exorcist sekalipun. Di jepang ada 3 keluarga pemilik Pin ini yakni Okumura, Kamiki, dan Suguro sementara di Vatikan sendiri ada keluarga Angel.

"Cih..." menyadari hal itu Yuuki hanya bisa mendecih namun suara dentuman keras membuat mereka mau tak mau harus mendongak ke atas.

"Demonnya..."

Demon yang menyerang adalah sebuah demon tipe Ghoul. Dengan perasaan takut dan bingung mereka bertiga saling bertatapan satu sama lain.

"Lebih baik kita lari saja! Dengan kekuatan kita yang sekarang! Mustahil bisa mengalahkannya! Dia Naberius! Tipe B lagi!" Yuuki terdiam menatap demon itu dengan sedikit meneguk ludah berat.

Naberius kelas B itu adalah kelasan tertinggi dalam Naberius.

"Meskipun begitu dia hanyalah Ghoul bukan?! Kalau kau tidak bisa melakukannya biar aku saja—"

"Kau sendiri bagaimana ha?! Kau tidak mau menjadi Exorcist bukan? Kenapa kau harus repot-repot menghabisinya?! Kita bisa lari dan mengandalkan exorcist yang asli saja bukan?!"

"Ryouhei..."

"Okumura kau—kau benar-benar menyebalkan! Sejujurnya aku tak terima dengan keputusanmu yang tiba-tiba bilang tidak ingin menjadi Exorcist!"

"Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu! Nggak nyambung sama sekali dengan apa yang aku katakan!"

"Kalian jangan bertengkar! Ini bukan saat yang bagus untuk bertengkar lho." Lerai Ryouko—namun sepertinya kata-katanya hanyalah angin lalu bagi mereka berdua

"Apa kau sudah lupa?! Apa alasan aku selama ini serius menghapal dan mempelajari Ayat Suci?! Ha?! Kau lupa?!" Yuuki hanya terdiam—wajahnya tampak sangat kaget.

"Hee? Rajin sekali kau membaca kitab siang bolong begini, entar jam istirahat selesai lho~ lebih baik kau makan saja makan siangmu dulu." Yuuki kecil menatap Ryouhei kecil yang sedang membaca kitab di atap sekolah.

"Berisik! Aku begini supaya nanti aku bisa menjadi Aria yang hebat! Aku harus menghapal banyak ayat-ayat suci."

"Kalau begitu kau adalah Rivalku donk khahahahaha! Karena yang kau tak akan bisa menjadi Aria yang lebih hebat dariku weeekh." Emosi Ryouhei kecil

"Diam kau Okumura! Lihat saja! Suatu saat nanti aku akan menjadi Aria yang lebih hebat darimu!"

"Coba saja."

"KAU! KAULAH ALASANKU UNTUK TETAP BERUSAHA SELAMA INI! AKU PERCAYA SUATU SAAT NANTI AKU PASTI AKAN BISA MELAMPAUIMU, NAMUN KENYATAANNYA APA?! KAU MALAH... malah..." Ryouhei tak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Ryouhei aku..." kata-kata Yuuki terhenti melihat naberius itu sudah tepat berada di belakangnya, ia menoleh sebentar ke belakang sebelum akhirnya ia terhempas dan menabrak pohon yang berdiri tegak di depan sana.

"OKUMURA!" kini Ryouhei lah yang terdiam ia melirik Yuuki yang terhempas dan menghantam pohon yang masih belum bergerak sedikitpun, ia menggertakan giginya tanda kesal—ia menyesal kalau saja ia tak bertengkar dengan Yuuki dan memilih langsung kabur

"Apa yang harus aku lakukan... demon tipe ghoul itu lemah terhadap ayat mematikan dari Injil tapi aku baru hapal 13 ayat—Okumura seharusnya udah hapal semuanya tapi..." gumam Ryouhei—Yuuki masih belum bergerak juga dari sana.

"Cih! Kuso! Ryouko! Kau panggil bala bantuan! Lapor ke sensei kalau demonnya ada disini!"

'Disaat seperti ini dimana para exorcist?!' batin Ryouhei—ia menatap demon itu—ia meneguk ludahnya pelan ia tak pernah merasa setakut ini sebelumya.

"Kalau begini caranya tak ada pilihan lain." Ia mundur ke belakang—sedari tadi demon memang dalam keadaan diam namun ia tak tahu kapan demon itu akan mendekat—maka dari itu ia memutuskan untuk menjaga jarak.

"Disini memang ada yang sakit..."

Ryouko terus berlarian—sesekali ia menoleh kebelakang, mengkhawatirkan kakak kembarnya yang sedang berada disana bersama Yuuki.

"Ryouhei-chan, Yuu-chan, kuharap kalian baik-baik saja." Doanya sampai ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Ah maaf..." Ryouko langsung memegang tangan sosok itu.

"Anda exorcist bukan?! Tolong bantu kami! Disana ada naberius dan Yuu-chan dan Ryouhei-chan dalam bahaya!"

"Nona Ryouko? Benarkah?—jadi disana juga—baiklah saya akan segera kesana, para exorcist sekarang sedang mencari naberius lainnya yang kemungkinan berada di tempat lain." Sosok itu mengikuti Ryouko menuju tempat Ryouhei dan Yuuki.

"Ukhh..." Yuuki membuka matanya pelan, matanya membulat melihat apa yang ada di depannya.

"Ryouhei..." ia berusaha berdiri, menghampiri tubuh tak berdaya Ryouhei, tidak ada satupun ayat yang dilantunkan oleh Ryouhei, kini ia berdiri di depan Ryouhei menghadap langsung demon tersebut.

'Sekarang bukan saatnya untuk main-main.' Ia mengambil napas dalam lalu menghembuskannya.

"Saya bersaksi bahkan..."

"Sensei disana!" Ryouko datang membawa seorang exorcist yang kini sudah siaga dengan pistolnya.

"Dunia ini—ukhh" ucapanya sedikit terputus saat tangan itu mencengkram tangannya.

DOR.

Namun hanya sebentar saja ia merasa ia jatuh kembali menoleh ke belakang ia melihat ada.

Nice timing.

"Saya bersaksi bahkan dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus dituliskan!" detik selanjutnya adalah sosok demon yang mulai hancur.

Napas pemuda itumenderu, keringat dingin keluar mengalir dari dahi dan jatuh dari dagunya sebelum akhirnya tubuh tersebuh tak mampu menjaga keseimbangan dan hilang bersama dengan kesadarannya.

"Yuu-chan! Ryouhei-chan" tepat bersamaan dengan itu, hujan mulai membasahi.

Futsumashi

Aku membuka mataku, yang kulihat pertama kali adalah putihnya langit-langit ruang kesehatan, disampingku ada Ryouko—adik kembarku.

Ah aku benar-benar tidak berguna, aku...

Benar-benar lemah.

"Ryouhei-chan..." Aku menatap Ryouko lalu menatap pintu, merasa tahu akan arti dari pandangan itu aku pun bangun dari posisiku.

"Ryouhei-chan! Kau belum boleh terlalu banyak bergerak." Ia berusaha menghentikanku namun aku menepisnya.

"Aku harus pergi."

Akhirnya aku sampai di koridor dan menemukan Okumura sedang berbicara dengan seorang exorcist. Aku pun mencari spot bagus untuk menguping.

"Bagaimana caranya agar aku bisa kuat? Kau bertanya seperti itu?" apa yang terjadi dengannya? Ada masalah?

"Jika kau ingin menjadi kuat datanglah ke juku, disana kau akan tahu bagaimana caranya."

Tapi Okumura kan...

"Aku sudah bilang kan—aku tidak ingin—"

"Ya, jika kau tidak ingin kuat, yasudah..." baru saja exorcist tersebut ingin pergi aku kembali mendengar kata-kata Okumura.

"Baiklah! Aku hanya perlu datang ke Juku saja kan?! Aku akan datang!" Okumura berbalik badan dan meninggalkan tempat itu otomatis aku langsung panik.

"Ryouhei, aku tahu kau ada disana." Akhirnya aku pasrah dan keluar dari sana.

TBC

Perkenalkan aku auth baru di fandom ini~ ini ff perdanaku di fandom AoEku rasanya gimana ya—mohon bantuannya ya!