Disclaimer

Bungou Stray Dogs punya Asagiri Kafka dan Harukawa Sango

Ringkasan

Usai pertikaian dengan para gerilyawan Mimic, Port Mafia mengukuhkan ketua baru. Seluruh pihak dalam tripartit tahu berita mengejutkan ini, yang menjadi topik hangat selama beberapa tahun ke belakang, sebelum akhirnya tenggelam oleh berita-berita tentang kehebatan sang ketua baru yang masih muda dan cemerlang. Akan tetapi, waktu berhenti bagi Fukuzawa Yukichi.

Ini adalah fanfiksi yang berdasar kepada BEAST! AU. Selamat membaca!

MONSTER

yang terlihat

di bawah mentari senja,

mencari lega dari sesak sang kota,

menangisi kejam dunia kepada dirimu.


Fukuzawa Yukichi membubuhkan tanda tangannya pada selembar kartu pos tahun baru. Setelah mengecek alamat penerimanya telah ada di sisi lain kartu pos, ia menumpuknya bersama kartu-kartu pos lain yang siap kirim. Barulah ia mencoret nama terakhir dari daftar orang-orang yang menurutnya layak dikirimkan kartu pos.

Natsume-sensei, sudah pasti. Klien-klien agensi detektifnya, tentu saja. Taneda-san, boleh juga. Kini, seluruh nama pada daftar itu sudah dicoretnya. Syukurlah, betapa tangannya sangat ingin beristirahat, tetapi ia menyadari pentingnya mempertahankan hubungan baik dengan orang-orang itu.

Rasanya, ia ingin jalan-jalan sebentar. Sore-sore begini, sepertinya melihat kucing di taman terdekat tidak buruk juga.

Jadi, ia mengeluarkan ponselnya, dan langsung membuka menu pesan. Fukuzawa tahu siapa yang pasti mau diajak bersantai di sore hari bersamanya.

.

Terima kasih untuk segalanya, Fukuzawa-dono.

.

Pesan itu diterimanya sudah lama sekali, beberapa tahun yang lalu, pada tanggal yang sama seperti hari ini. Pesan itu adalah pesan terakhir dari pria yang telah ia kenal dengan baik ini. Sejak saat itu, Fukuzawa tak pernah menerima pesan baru lagi darinya.

Ah, benar juga.

Benar juga.

Ponsel clamshell menutup keras. Fukuzawa menarik napas dalam, menatap keluar jendela dengan kosong. Keinginan untuk jalan-jalan lenyap seketika, meski hangat mentari sore Yokohama siap menyambutnya di luar.

Sayang sekali, pria itu tidak akan menemaninya menyambut senja kembali.

Pada akhirnya, Fukuzawa kembali terhenyak pada kursinya, memunggungi meja kerja. Tidak ada energi pada sepasang mata biru metaliknya. Ia memejamkan mata, kembali menarik udara. Hari ini terasa sangat panjang baginya, berbeda dengan hari-hari lain.

Mungkin karena surat-surat klien yang harus dibalasnya kali ini tidak sebanyak hari-hari lain. Teringat akan hal itu, ia memutar kursinya dan menarik laci berisi surat-surat yang telah dibuka. Ia ingin mengecek kembali, jangan sampai ada surat yang belum dibalas.

Akan tetapi, ia mengambil terlalu banyak surat.

Bukan hanya surat baru saja, tetapi beberapa surat lama pun ikut terambil, termasuk beberapa kartu pos tahun baru.

Seluruh kartu pos tahun baru yang terambil olehnya berasal dari pria dengan inisial M. O.

Mori Ougai, disingkat jadi M. O. sebagai ciri khasnya berkorespondensi dengan Fukuzawa. Padahal, tanpa menggunakan inisial pun Fukuzawa bisa langsung tahu kalau Mori adalah orang yang menuliskan surat itu, bahkan kalau ada yang berani memalsukannya, Fukuzawa akan tetap tahu.

Tarikan garis pada huruf-hurufnya sangatlah familier baginya, karena telah membekas di dalam ingatannya selama bertahun-tahun.

Terlalu membekas, malah.

Tentu saja, ia menyimpan semua benda pos yang dikirimkan oleh Mori entah sejak kapan. Pada awalnya, Fukuzawa hanya melakukan itu karena gambar pada kartu pos dari Mori bagus-bagus dan sesuai seleranya. Berikutnya, ia menjadi terbiasa.

Tidak, Mori sendiri tidak tahu soal itu. Fukuzawa sangat tidak ingin dia tahu.

Kartu dan surat Mori disimpan dengan baik olehnya, begitu dijaga agar tintanya tidak pudar. Membaca ulang tulisan-tulisan Mori untuknya, entah kenapa membuatnya lebih tenang. Kartu pos itu juga ada yang tertanggal kurang lebih sepuluh tahun yang lalu, ketika Fukuzawa masih berprofesi sebagai bodyguard.

Ini dia kartu posnya, batin Fukuzawa ketika menemukan benda bersejarah itu.

.

Selamat tahun baru, Fukuzawa-dono! Saya mendoakan 3K mendatangi Anda selalu, yaitu:
Keberuntungan, Kebahagiaan, dan Kucing.

dari dokter pribadimu,
M. O.

.

Sampai sekarang, ia masih bisa mengingat bagaimana sang dokter muda merengek kepadanya. Ada-ada saja. Ia masih bisa mendengar Mori memanggilnya seperti itu, Fukuzawa-dono. Bayang-bayang memori itu membuat sudut bibirnya tersenyum pahit.

Mengingat-ingat sosok Mori di dalam benaknya mulai menimbulkan rasa sakit.

Oh iya, jangan salah sangka dulu. Ia menyimpan kartu itu karena ada gambar kucingnya. Itu gara-gara Mori mendapatinya tengah berbicara dengan kucing di depan klinik. Sampai beberapa tahun lalu, hal itu masih saja dijadikan ledekan untuk Fukuzawa, selain gaya-rambutnya-yang-seperti-penyanyi-rock-lawas.

Kemudian, waktu melewati mereka berdua seperti ombak menyapu pesisir.

Dari sekadar klien dan bodyguard yang menjaganya, mereka berdua membina hubungan yang lebih kompleks lagi. Sebagai dua pria yang memangku Yokohama pada bahu mereka, hubungan mereka berdua tidak dapat ditafsirkan sebagai teman semata. Ada kalanya mereka berseteru, ada kalanya mereka bahu-membahu.

Begitu terus sampai Mori digantikan oleh kepala Port Mafia yang baru.

Semua berakhir sampai di situ.

Fukuzawa meletakkan kartu pos itu di atas meja bersama kartu dan surat lainnya. Betapa ia ingin mengutuk sisi lemah jauh di dalam hatinya yang dingin. Seandainya ia bisa memilih untuk membakar habis semua surat itu, tentu saja ia ingin melakukannya, sangat ingin. Semua kartu pos dari Mori, kalau bisa, beserta foto dan hadiah ulang tahun yang pernah dikirimkannya, dan semua benda lain yang mengingatkan Fukuzawa kepadanya.

Karena memang percuma saja menyimpan kenangan tentang Mori, bukan?

Sayangnya, tidak semudah itu melakukannya kepada seseorang yang ia kenal terlalu baik, apalagi seseorang yang selalu ada di sisinya selama lebih dari belasan tahun. Selain Mori Ougai, siapa lagi? Oke, ada Edogawa Ranpo, tetapi dia bukan Mori.

Dia tidak bisa menggantikan Mori, tentu saja. Sama seperti ketua Port Mafia yang baru itu, dan Fukuzawa enggan mencari pengganti. Tahu begini, ia akan memilih untuk terus hidup sendiri.

"Shachou, aku boleh masuk?"

Edogawa Ranpo, tentunya adalah pemuda yang kini mengetuk pintu itu. Fukuzawa menyetujui permintaannya. Pintu berayun terbuka bersama senyum lebar detektif terhebat Yokohama di belakangnya.

"Odasaku mau ke kantor pos," katanya ceria, "bareng aku juga, soalnya kita mau lewat toko permen. Barangkali Shachou mau nitip surat buat kukirimin?"

Di dalam hati, Fukuzawa mengakui kematangan diri pada Ranpo seiring waktu berganti. Berbeda dengan dulu, sekarang ia lebih tak sungkan untuk menolong. Syukurlah, ia pun cocok dengan Oda dan Akutagawa yang baru bergabung dengan agensi.

Fukuzawa memberikan setumpuk kartu pos kepada Ranpo sembari berterima kasih.

Pintu mengayun tertutup. Fukuzawa kembali duduk di kursi, memutarnya sampai membelakangi meja kembali. Pandangannya terarah kepada apa pun itu yang ada di depannya, tetapi pikirannya tak berada di sana sama sekali.

Ingin rasanya ia bermain dengan kucing di taman, tetapi sekarang, hari sudah mulai gelap. Langit oranye menjadi ungu. Sebentar lagi, kantor pun tutup.

Di luar ruangan, Edogawa Ranpo menghampiri Oda Sakunosuke dengan wajah masam.

"Nih kartu posnya Shachou," ujarnya setengah memerintah, "aku jadi nggak mood beli permen. Nitip aja deh, sama Ramune tiga botol. Nih uangnya."

"Ada apa, Ranpo-san? Shachou marah ke kamu?"

"Aku nggak suka Shachou yang sekarang. Sejak ketua Port Mafia sebelumnya dilaporkan tewas, Shachou selalu begitu... bacain surat-surat lamanya lah, ngeliatin kartu pos dari dia lah, bengong ngeliatin foto juga... terus ini kamu liat deh kartu posnya. Dia nulis kartu pos buat Mori Ougai juga, buat apa?! Orangnya udah nggak ada, kita pun nggak tau kuburannya di mana! Kalau kartu pos ini kubalikin lagi tadi, Shachou pasti makin sedih!"

Oda menahan kata-katanya sebentar. Beberapa kali ia berkedip kepada kartu pos untuk M. O. di tangannya. Ah, Fukuzawa menuliskan harapannya untuk kesehatan dan kemurahan rezeki bagi M. O.

"Mungkin beliau masih syok, karena Mori-san adalah temannya yang paling dekat."

"Kamu jangan pura-pura gak tau deh. Dia itu meninggalnya udah lama, bahkan Port Mafia udah punya ketua baru. Sekarang kamu buruan pergi, jangan lupa permen dan Ramune-ku."