MY MEMORIES WITH YOU

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuSaku


CHAPTER 1

- Sakura POV -

Hai, namaku Haruno Sakura. Aku berasal dari klan Haruno. Aku sekarang bersekolah di Konoha High School. Pagi ini, adalah hari pertamaku usai liburan musim panas.

"Aku pergi dulu ya Tou-san, Kaa-san!"

"Ya, sakura, hati-hati di jalan" kata Kaa-san ku dari ruang dapur.

Aku pun segera bergegas pergi ke sekolah karena hari ini aku bangun terlambat. Memang, kebiasaanku dari dulu adalah suka terlambat bangun. Saking kesalnya, kadang Kaa-san ku menyiramku dengan air seember karena aku tak mau bangun.

Kriing.. Kriing.. bel sekolahku pun berbunyi menandakan waktu sekolah telah tiba. Aku yang baru berada di gerbang sekolah, segera saja aku berlari sekencang-kencangnya ke kelasku. Saat berlari di koridor sekolah, tanpa sengaja aku menabrak seseorang.

Brukk..

"Ah, gomenn-nasai, lain kali aku pasti akan lebih berhati-hati lagi." Kataku sambil terengah-engah dan membungkukkan badan.

"Hn." Jawab orang yang kutabrak dengan sekenanya.

"Eh... Sasuke-senpai!" pekikku karena ternyata orang yang kutabrak adalah Ketua OSIS di sekolahku.

"Maafkan aku, lain kali aku pasti akan lebih berhati-hati lagi."

Belum sempat aku mendengarkan jawaban dari Sasuke-senpai, aku pun segera berlari lagi, sebab aku telah melihat Kakashi-sensei tengah berjalan di koridor menuju arah kelasku.

"Hn. Dasar cewek aneh." Kata Sasuke yang melihat Sakura segera berlari saat melihat Kakashi-sensei yang akan menuju ke kelasnya.

"Fiuhhh.. untunglah aku sampai di kelas tepat waktu. Kalau tidak, bisa saja Kakashi-sensei akan menyuruhku mengerjakan 50 soal matematika."

"Eh, Sakura, kau kok baru datang sih, pelajaran kan hampir dimulai." Kata Ino, teman sekelasku yang sangat cerewet. Walaupun begitu, ia merupakan anak yang enak diajak curhat.

"Hehehe.. Maaf, aku terlambat bangun lagi. Jadinya, aku terlambat lagi deh."

"Huh.. itu makanya jangan suka baca komik sampai tengah malam dong, kan jadinya kamu bangun terlambat."

"Iya deh.. lain kali, aku bakalan ikuti nasehat kamu."


Kriekkk...

Rupanya itu suara pintu kelas yang digeser oleh Kakashi-sensei. Kakashi-sensei pun segera memberikan pelajaran Matematika yang sangat tidak menyenangkan bagi murid bodoh sepertiku. Sedangkan bagi temanku Ino dan Hinata, pelajaran Matematika merupakan pelajaran favorit mereka.

Saat aku sedang bosan, aku pun menatap ke arah luar jendela, aku pun melihat Sasuke-senpai dan teman-temannya sedang asik bermain bola.

"Tendang bola itu ke arahku Dobe!"

Anak laki-laki yang dipanggil "dobe" oleh Sasuke-senpai itupun segera menendang bola yang tengah ada padanya. Saat Sasuke-senpai telah mendapatkan bola itu, ia pun segera menendangnya ke gawang, dan akhirnya golll...

Sasuke-senpai pun terlihat agak tersenyum saat itu.

Degg..

Tiba-tiba saja, jantungku berdegup kencang saat melihat senyuman Sasuke-senpai. Namun, tiba-tiba saja Ino mengejutkanku.

"Heh, jangan melamun saja. Perhatikan juga dong pelajaran dari Kakashi-sensei"

"Iya cerewet, aku sedang bosan, jadi jangan kau ganggu. Lagian, aku sangat bodoh dalam pelajaran ini."

"Semua orang itu pintar, Sakura. Yang membedakan hanya orang yang mau berusaha dan yang tidak."

"Baiklah, nona Ino, aku akan memperhatikan pelajaran ini."

Aku tak mau memperpanjang pembicaraan karena bisa saja, Ino akan berceramah panjang lebar.

Kriinggg.. Kriingg..

Akhirnya pelajaran Kakashi-sensei berakhir juga oleh bel tanda istirahat. Saat aku melihat lokerku, aku agak terkejut saat aku melihat secarik surat berada di dalamnya.

Sakura, senyumanmu yang menawan itu menghiasi hariku

Suaramu yang mempesona itu selalu mengalun indah di telingaku

Dan matamu yang indah itu selalu kuperhatikan tiap saat

Sakura, mungkin aku bukanlah orang yang kau sukai

Namun, aku berharap kau akan memberi kesempatan bagiku

Bagiku yang telah lama menyukaimu..

Dari, orang yang menyukaimu..

Aku segera saja tercengang. Dalam surat itu tak terdapat nama si pengirim namun ia meninggalkan nomor teleponnya. Tanpa pengirim menyebutkan namanya itu, aku sudah tahu siapa pengirimnya.

Yap, pengirimnya adalah kawan akrab Sasuke-senpai, yaitu Naruto-senpai. Ia telah menyukaiku sejak MOS berlangsung. Saat itu, dia adalah senior yang memberiku ospek. Tanpa sadar, saat ospek, kami malah jadi bersahabat dan mulai bercerita tentang masing-masing. Bahkan, karena jarak rumah kami yang tak terlalu jauh, aku dan dia pun sering jalan-jalan berdua. Namun, aku hanya menganggap nya sebagai kakak.

"Hftt.. Bagaimana ini, aku menganggap Naruto-kun sebagai kakakku sendiri. Apakah aku harus menolaknya saja. Lagian, aku sekarang hanya menyukai seseorang... Sasuke-senpai." Gumamku

Ino yang melihatku sedang melamun, lalu langsung mengejutkanku.

"Hei, jidat, kenapa kau bermenung? Bisa kesambet lho!" katanya.

"Eh, pig, kau mengejutkanku! Aku bukan sedang bermenung, aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Lagian aku bisa jantungan nih, kalau kau setiap hari kerjanya hanya mengejutkanku saja" kataku dengan kesal pada Ino.

"Maaf jidat, aku hanya sedang bingung saja, tumben-tumbennya kamu melamun seperti orang kesambet. Lagian hal apa yang dapat membuatmu sampai melamun seperti itu." Tanya Ino.

"Ah, aku sedang bingung. Naruto-Senpai baru saja mengirimkan surat ini padaku. Aku sangat bingung untuk menjawabnya. Lagian, aku tidak menyukai Naruto-Senpai. Aku menyukai Sasuke-Senpai." Kataku pada Ino.

Aku pun memberikan surat yang diberikan oleh Naruto-Senpai padaku kepada Ino dan membirakan Ino membacanya sampai habis. Setelah Ino selesai membaca, Ino pun berkata, "Hah?! Surat ini?! Isinya puitis banget, aku gak nyangka Naruto-Senpai yang berisiknya minta ampun itu bisa mebuat surat yang kata-katanya puitis begini. Tapi, apapun yang terjadi, jika kau tak ada perasaan padanya, langsung saja katakan padanya."

"Aku juga berpikir begitu, dia juga sudah memberikan nomor teleponnya di surat ini, nanti aku akan mencoba menghubunginya."

"Eh, jidat, aku mau tau nih, kenapa kamu malah menyukai Sasuke-Senpai yang jelas-jelas sangat dingin dan irit bicara itu? Menurutku sih, kamu lebih baik sama Naruto-Senpai, kudengar dia orang yang sangat perhatian, dia juga sangat ceria."

"Dengar ya Ino, aku sih sebenernya juga menyukai perhatian yang selama ini diberikan oleh Naruto-Senpai, namun harus kuakui, aku tak memiliki perasaan apapun padanya."

"Hftt.. ya sudahlah jidat, aku tak mau berurusan dengan perasaanmu itu, aku mau ke kantin dulu. Jaa ne."

Saat ino telah ke kantin, aku pun pergi ke taman belakang sekolah, karena biasanya saat aku memikirkan sesuatu, aku akan memikirkannya sambil melihat bunga-bunga indah yang tumbuh disana.

Saat aku sampai disana, kulihat seseorang sedang tertidur di salah satu bangku taman dan mukanya tertutup oleh sebuah buku. karena penasaran, iseng saja aku mengambil buku yang menutupi wajahnya dan aku pun terkejut melihat sosok yang sedang tertidur itu..


-Sasuke POV-

" Eh, kok sepertinya gadis pink itu muncul di dalam mimpiku? Padahal tadi kan sebelum tidur, aku hanya bergumam karena rambutnya yang super mencolok itu... " gumamku dalam hati.

Rupanya aku telah terbangun karena seseorang baru saja mengangkat buku yang aku jadikan sebagai penutup mata. Dan lagi lagi pengganggu itu adalah gadis rambut pink super mencolok itu.

"Gomen.. aku tak tau kalau kau sedang tertidur, maafkan aku Sasuke-Senpai!" kata gadis pink itu lalu ia membungkukkan badan berkali-kali di depanku.

"Hn. Dasar pengganggu." Kataku dengan nada dingin.

"Maafkan aku Sasuke-senpai, aku tak bermaksud untuk mengganggu, aku hanya tak sengaja mengangkat bukumu." Kata gadis itu sambil menunduk karena ketakutan.

"Hn. Jangan seperti itu. Aku terlihat sangat kejam, jika kau meminta maaf seperti itu gadis pink." Kataku.

Tiba-tiba saja, gadis pink yang semula kelihatannya ketakutan, langsung berubah marah dan mencercaku.

"Eh, senpai, jangan menghinaku seperti itu, rambut pink ini ciptaan TUHAN bukan panggilan ejekan. Jadi jangan sekali-sekali memanggilku dengan sebutan itu!" katanya dengan muka marah.

Aku pun tersenyum sinis saat mendengarnya marah-marah seperti itu. Karena aku sedang bosan, segera muncul ide untuk mengejeknya habis-habisan.

"Eh, rambutmu yang pink mencolok itu seperti gulali yang dimakan anak-anak itu kan? Wah, pasti kamu mengambil dagangan gulali seseorang dan menempelkannya di rambutmu." Kataku dengan nada mengejek.

Dari tatapannya saja, sudah tertebak kalau dia sangat marah padaku. Tapi itulah bagian kesenangannya, karena semakin dia marah, ia akan semakin manis..

"Heh?! Apa yang kupikirkan? Apa aku baru saja memikirkan kalau dia manis? Sasuke, otakmu mungkin sudah terlalu lelah dan akhirnya korslet begini." Gumamku dalam hati.

"Jangan karena kau Ketua OSIS dan pangeran sekolah, kau bisa semena-mena ya. Kalau kau tadi tidak menyebutku gadis pink, mungkin rasa hormatku padamu masih ada. Tapi setelah kau menghinaku, tak ada lagi rasa hormat untukmu! Dasar pantat ayam!" kata si gadis pink itu padaku.

"Hah?! Apa katamu?! Kau menyebut senpai mu dengan sebutan pantat ayam?!" kataku karena bisa-bisanya ada orang yang menghinaku.

Gadis pink itu pun menjulurkan lidahnya dan menatapku dengan tatapan mengejek sembari menjauh dari taman.

Aku pun melihatnya dari jauh dengan tatapan kesal, namun tiba-tiba saja, aku sedikit tersenyum ketika teringat dengan ejekannya itu.

"Gadis pink, kau telah menarik perhatianku. Aku akan membuatmu mengingatku karena kau telah berani mengejekku." Gumamku dalam hati sambil menyeringai.


Akhirnya aku ngeluarin fict juga :D

Maaf untuk typo, gaje, aneh, gak nyambung dan sebagainya, saya masih newbie

Thanks buat yang baca dan semoga kalian kasih review...