Title : First Person
Cast :
Do Kyungsoo, Kim Jongin, Kim Hanbin, Oh Sehun, Xi Luhan, Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Zhang Yixing and other.
MAIN PAIRING :
KAISOO slight HanSoo
and EXO official COUPLE
Genre : Romance, School Life, AU.
Rating : Teens
Length & Type : Chaptered
.
.
.
WARNING! GENDERSWITCH FOR UKE! TYPO!
DON'T BASH!
DON'T PLAGIAT!
DON'T FLAME!
.
.
.
SUMMARY :
Kesenangannya dalam belajar dan bekerja membuat seorang Kim Jong In tak memikirkan tentang pendamping hidup. Hal itu membuat kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya cemas dan berakhir dengan menjodohkan lelaki 25 tahun itu bersama seorang gadis SHS yang baru menginjak usia 18 tahun. Bagaimanakah tanggapan Jongin tentang ide gila keluarganya? Lalu bagaimana dengan mantan kekasih Kyungsoo yang masih terus mengejarnya?
.
.
.
Chapter 1
So-So!
.
.
.
11.14 KST, Heenan Senior High School.
"Kyungsoo, aku tak habis fikir denganmu! Kenapa kau menerima Hanbin lagi?"
Seorang yeoja berambut pirang berkacak pinggang di hadapan yeoja yang baru saja ia panggil Kyungsoo itu.
"Itu bagus, aku suka" sahut yeoja berambut coklat yang duduk di sebelah Kyungsoo.
"Apa? Kau suka? Kau gila? Hanbin itu tidak baik untuk Kyungsoo! Dia itu playboy! Lihat sendiri kan sudah berapa kali dia mengkhianati Kyungsoo" cecar yeoja berdarah China bernama Xi Luhan itu.
"Hey, Hanbin itu tampan, okay?" Balas yeoja ber-name tag Zhang Yixing itu santai membuat Luhan kesal dan ingin menjambak rambutnya sendiri jika saja di sekitarnya tidak banyak orang.
"Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang pacaran dengan Hanbin" semprot Luhan dengan mata menyalang.
"Tck, Hanbin kan sukanya pada Kyungsoo, lagipula aku sudah punya Suho" jawab Yixing kalem.
"Kau itu memang tidak waras. Sudah berpacaran dengan hoobae, sekarang malah mendukung Kyungsoo untuk bersama Hanbin kembali! Kau mau mengumpankan sahabat kita pada buaya itu, huh?!" Omel Luhan yang sudah berapi-api sementara orang yang menjadi bahan perdebatan hanya menatap kedua temannya itu malas.
"Hentikan. Kalian itu kekanakkan" lerai Kyungsoo sambil menarik tangan Luhan untuk duduk di sebelahnya.
"Tapi aku tidak suka kau berpacaran lagi dengan Hanbin, Kyungsoo. Kau tidak bosan terus di sakiti olehnya?" Tanya Luhan tak habis fikir. Jika ia jadi Kyungsoo, ia sudah pasti akan menghabisi Kim Hanbin itu. Sayangnya Kyungsoo terlalu sabar.
"Aku hanya malas saja jika dia terus mengganggu ku, Luhan. Demi apapun, aku sudah tidak punya perasaan apapun untuknya."
"Jadi kau hanya mempermainkan nya?" Tanya Yixing shock.
"Tidak, aku tak punya niat sejahat itu padanya. Hanya saja, aku tidak suka ketika dia terus mengganggu ku sebelum aku menerima dia kembali. Itu konyol" jawab Kyungsoo sambil menutup novel yang tadi tengah ia baca.
"Itu sama saja" balas Yixing sambil menghela nafas panjang.
"Baguslah kalau begitu. Tapi si bitch itu pasti akan mengganggumu lagi, Kyungsoo sayang" ujar Luhan melembut.
"Siapa bitch itu?" Tanya Yixing innocent.
"Selingkuhannya Kim Hanbin" jawab Luhan penuh dengan penekanan.
"Ya ampun" desah Kyungsoo lelah. Pasti beberapa saat kemudian Luhan dan Yixing akan kembali meributkan tentang masalah Hanbin.
"Maksudmu Choi Sulli?"
"Siapa lagi" sinis Luhan.
"Jangan begitu, Luhan-ah. Dia bukan bitch, dia hanya terkena kebohongan Hanbin saja" ujar Kyungsoo lembut dan Luhan langsung menatapnya tak suka.
"Kenapa kau membelanya? Dia itu bukan sekedar korban keadaan, Kyung. Jika dia memang begitu pasti dia tak akan terus mengganggumu agar tak betah dengan Hanbin, jika dia memang wanita baik-baik dan hanya korban atas kebohongan Hanbin pasti dia akan merelakan Hanbin untukmu yang sudah mengenal Hanbin lebih awal dan lebih lama darinya" omel Luhan panjang lebar.
"Kyungsoo-ya.." ketiga yeoja cantik itu langsung menoleh ke arah sumber suara dan ternyata disana ada Hanbin dengan penampilan urakannya, ala siswa berandal.
"Kenapa sudah bawa tas, Han?" Tanya Kyungsoo sambil mengerutkan keningnya. Ini masih jam 11 dan waktu pulang masih 4 jam lagi tapi Hanbin sudah ribut mau pulang.
"Kau tak dapat pengumuman ya? Hari ini sekolah setengah hari saja karena guru nya sedang mengadakan persiapan untuk seminar" jawab Hanbin mengangkat bahunya acuh.
"Eo" gumam Kyungsoo pelan.
"Ayo kita pulang bersama, aku akan mengantarmu" ajak Hanbin dengan nada memaksa.
"Aku ambil tasku dulu" Kyungsoo beranjak dari kursi taman diikuti oleh Luhan dan Yixing di belakangnya.
Sebelumnya barusan Luhan memberikan death glare pada Hanbin sementara Yixing memberikan senyum tipisnya untuk namja yang berstatus sebagai pacar Kyungsoo itu.
"Yeoboseyo, eomma" Kyungsoo menempelkan ponselnya di telinga.
"Ya, sekolah memang setengah hari untuk sekarang"
"Sekarang ya? Tapi aku kan tidak bawa mobil"
"Emm, ya aku akan tanyakan dulu"
"Ya, annyeong"
Kyungsoo kembali menyimpan ponselnya di saku jas sekolahnya.
"Ada apa?"
"Tunggu dulu sebentar, aku akan bicara dulu pada Hanbin"
"Memangnya kenapa?"
"Aku disuruh menjemput Sehun oppa di bandara" jawab Kyungsoo sambil mengangkat bahunya.
"Kyaaa! Benarkah?" Tanya Luhan berbinar.
"Hmm"
"Ayo pergi bersamaku saja, Kyung. Naik mobilku" tawar Luhan dengan puppy eyes nya. Dan dengan senang hati Kyungsoo pun mengiyakan tawaran Luhan sementara Yixing hanya memutar bola matanya malas.
Sudah menjadi rahasia umum memang jika Luhan itu menyukai kakak sepupu Kyungsoo yakni Oh Sehun.
.
.
.
Seorang namja berparas tampan dengan kulit coklat seksi nya terlihat menghela nafas berkali-kali sambil menyandarkan punggungnya di kursi pesawat kelas bisnis yang ia naiki.
"Kai pulanglah ke Korea"
"Tapi aku masih betah disini, appa. Lagipula aku baru saja di wisuda beberapa hari yang lalu."
"Kai, 1 tahun yang lalu kau janji akan menemukan pendampingmu tapi buktinya sampai saat ini kau masih asik dengan dunia mu"
"Tapi appa-"
"Kai, kau sudah berumur 25 tahun. Mau sampai kapan terus begitu? Pulanglah ke Korea, kau bisa bekerja membantuku di perusahaan"
"Baiklah, appa"
Namja bernama lengkap Kim Jongin atau akrab di panggil Kai itu kini memijat batang hidungnya dengan cukup keras meninggalkan bekas kemerahan di hidungnya.
Tak lama kemudian terdengar pengumuman di dalam kabin pesawat bahwa pesawat yang kini di naikinya itu akan melandas di Incheon Airport dan para penumpang di minta mengeratkan sabuk pengaman mereka.
'Selamat datang Korea'
.
.
.
"Aduh Sehun oppa mana ya"
Kyungsoo memutar bola matanya malas ketika melihat tingkah Luhan yang bagaikan cacing kepanasan sejak 15 menit yang lalu mereka tiba di Incheon Airport.
"Luhan, pesawatnya baru saja mendarat beberapa saat lalu dan Sehun oppa pasti sedang bersiap-siap dulu" gerutu Kyungsoo jengah. Terkadang Luhan itu memang berlebihan jika menyangkut tentang kakak sepupunya.
Maskapai Korean Air Lines rute penerbangan Inggris-Korea sudah melandas dengan aman di Incheon Airport 5 menit lalu dan semua penumpangnya sudah turun termasuk seorang namja berkulit putih yang baru saja keluar dari pintu bandara sambil menyeret koper besarnya.
Tak sengaja ia menyenggol bahu seorang namja lain yang berjalan di depannya dan langsung saja ia membungkuk minta maaf.
"Jwoesonghamnida" ujarnya dan hanya dibalas anggukan serta senyum tipis dari namja berkulit tan yang barusan ia tabrak.
Setelah meminta maaf dengan sopan, ia pun kembali menyeret koper besarnya untuk mencari keberadaan adik sepupunya yang menjemputnya disini.
"Sehun oppa!"
Seorang yeoja berambut hitam legam melambaikan tangannya tinggi-tinggi sambil tersenyum lebar ke arahnya dan dibelakangnya ada seorang yeoja berambut pirang yang juga ikut melambai padanya.
'Kyungsoo bersama Luhan, dia masih belum berubah' batin namja bernama Sehun itu sambil berjalan menghampiri dua gadis SHS yang menunggu nya itu.
"Sehun oppa!" Kyungsoo langsung berhambur ke pelukan Sehun begitu namja berkulit seputih susu itu berdiri di hadapannya.
"Hai, Kyung. Kau masih tetap sama, tidak bertambah tinggi" Sehun menjawil hidung Kyungsoo dan tersenyum ke arah gadis itu membuat Kyungsoo tertawa dan mencubit lengan sepupunya.
"Hai Sehun oppa" sapa Luhan dengan mata berbinar seperti anak anjing, benar-benar menggemaskan.
"Hai, Luhan." Balas Sehun sambil mengelus puncak kepala Luhan, sama seperti yang sering ia lakukan pada Kyungsoo.
Luhan yang di perlakukan seperti itu pun langsung merona dan menunduk malu.
"Berterimakasih lah pada Luhan karena dia yang mengantarku kemari, oppa" ujar Kyungsoo untuk mengalihkan perhatian Sehun karena ia melihat Luhan salah tingkah, ia hanya tidak mau Luhan pingsan saja karena terus di pandangi oleh Sehun.
"Begitukah? Terimakasih Luhan-ah, merepotkan sekali ya" ringis Sehun sambil tersenyum kikuk.
"Tidak apa-apa, ayo kita pulang"
.
.
.
Kediaman keluarga Kim yang terletak di Cheongdam-dong, Gangnam- terlihat ramai dengan para maid yang mondar-mandir untuk menyambut kedatangan putra bungsu keluarga Kim yang sudah sekitar 3 tahun tidak pulang ke Korea.
"Hai brother, lama tak berjumpa" Kai mengutuk hyung satu-satunya ini karena ia selalu saja seenaknya menepuk bahunya dengan keras, dia pikir bahunya itu terbuat dari batu.
"Hyung, aishh.. sakit" Kai membalas menggeplak tangan hyungnya dengan keras tapi namja yang beberapa tahun lebih tua darinya itu hanya tersenyum konyol.
"Ayo masuk" namja bertelinga lebar itu merangkul bahu Kai dan mengajaknya masuk kedalam rumah yang bisa dikategorikan kedalam Mansion itu.
"Annyeonghaseyo Appa, Eomma" Kai membungkuk dalam ketika dihadapkan dengan kedua orang tuanya yang sangat ia hormati melebihi apapun itu.
"3 tahun benar-benar mengubahmu, Kai" tuan Kim berdiri dan menepuk bahu putra bungsu nya dengan bangga kemudian mengajaknya duduk.
"Dimana Baekhyun noona?" Tanya Kai celingukan melihat ke segala arah tapi tetap tak menemukan makhluk yang menurutnya paling berbahaya dan paling cerewet di muka bumi ini, dialah Byun Baekhyun, kakak ipar nya sejak 5 tahun yang lalu.
"Dia sedang sibuk dengan acara fashion show nya di Busan" jawab namja yang berstatus sebagai hyungnya, Park Chanyeol.
"Dan kau tidak menemaninya?" Tanya Kai tak percaya. Biasanya Chanyeol dan Baekhyun itu akan selalu menempel, jika salah satunya pergi ke luar kota pasti yang satunya lagi harus ikut. Benar-benar pasangan kompak, tapi kali ini sepertinya kelihatannya tidak begitu.
"Aku sudah meminta ijin padanya karena aku ingin menyambutmu setelah 3 tahun tak bertemu" jawab Chanyeol sambil meninju pelan lengan Kai dan sukses mendapat tatapan tajam dari namja berperangai tampan itu.
"Kai, kita harus bicara serius" ujar nyonya Kim yang menatap putra bungsu nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Ada apa, eomma?"
"Apa kau sudah punya kekasih?" Tanya tuan Kim begitu to the point.
Kai terhenyak ketika mendengar pertanyaan ayahnya, kenapa tiba-tiba membahas itu padahal rasanya hal itu tak perlu di pertanyaan lagi karena seumur hidup ia memang tidak pernah pacaran.
"Kai pasti belum punya pacar, appa. Benarkan Kai?" Tanya Chanyeol dengan senyum 25 watt nya.
"Kai, usiamu sudah 25 dan kau sudah harus memiliki pendamping" ujar nyonya Kim lembut.
Sebenarnya bukan Kai tidak laku, hanya saja dia itu seperti orang yang tidak peka. Ah tidak, maksudnya Kai itu lebih mengutamakan belajar di atas segalanya. Baginya ilmu pengetahuan beribu kali lebih penting dari wanita. Dan terbukti hingga detik ini Kai belum pernah berpacaran ataupun berkencan dengan seseorang.
Padahal diluar sana banyak sekali yeoja yang tertarik dengannya akibat wajah tampannya, kecerdasannya serta harta kekayaannya tapi Kai tak pernah melirik satu pun di antara sekian banyak wanita yang berminat menjadi kekasihnya.
"Appa jengah denganmu, Jongin. Kau itu tidak dapat di percaya dalam urusan mencari pasangan. Maka appa sudah memilihkanmu seorang gadis" ucap tuan Kim tegas.
"Apa? Appa menjodohkan ku?" Tanya Kai tak percaya. Tak pernah terlintas dalam fikirannya bahwa ayahnya akan menjodohkannya. Jangan lupakan bahwa ayahnya adalah seorang yang pemaksa dan keputusannya adalah absolut, maka Kai harus berlapang dada menerimanya.
"Yap! Kau di jodohkan dengan putri tunggal dari keluarga Do, kau dijodohkan dengan seorang remaja SHS berusia 18 tahun" sahut Chanyeol.
"Oh" jawab Kai sambil mengangguk mengerti. Beberapa saat keheningan terjadi sampai Kai akhirnya tersadar dan memekik keras seakan ia berteriak lewat toa.
"Berisik" umpat Chanyeol yang langsung menoyor kepala adik lelaki nya itu.
"Eomma, Appa, yang benar saja. Aku sudah dewasa dan kalian mau menjodohkan aku dengan gadis usia 18 tahun? Yang benar saja! Aku bukan pedofil!" Protes Kai dengan wajah merah padam.
Sebenarnya Chanyeol sudah ingin tertawa sejak tadi namun ia tahan. Ia sudah mengetahui perihal ini jauh sebelum hari ini dan saat pertama mendengar usulan sang ayah pun Chanyeol tertawa terbahak-bahak sampai perutnya terasa nyeri. Berlebihan memang tapi baginya itu memang lucu.
"Tidak apa, Kai. Dia putri sahabat eomma, eomma lebih suka kau dengannya dari pada dengan yang lain"
"Tapi kan selisih umur kami 7 tahun! Yang benar saja!"
"Itu namanya bukan pedofil Kai, kurasa wajar saja selisih 7 tahun. Lagipula berkencan dengan gadis berusia 18 tahun tidak termasuk dalam kategori pedofil. 18 tahun sudah bukan anak kecil lagi"
.
.
.
Hari ini adalah hari tersial bagi Kyungsoo, pasalnya ia dipaksa untuk mendatangi acara makan malam yang akan mempertemukan dirinya dengan pria yang di jodohkan dengan dirinya.
Awalnya ia tercengang bukan main. Ia benar-benar merasa tercengang dengan kedua orang tuanya yang bilang jika ia sudah di jodohkan dengan seorang namja anak dari teman appa nya yang berusia 25 tahun. Astaga, bagi Kyungsoo usia itu adalah usia om-om! ㅡpadahal sebenarnya tidakㅡ Dan hal lain yang membuatnya kesal bukan kepalang adalah Sehun yang berwajah datar saat ia menatapnya minta pertolongan tadi malam.
Kyungsoo benar-benar mengutuk wajah datar kakak sepupunya yang sama sekali tidak membantu itu. Menyebalkan.
Ditambah lagi Hanbin yang terus menelponnya dan mengirim pesan singkat yang menurut Kyungsoo tak penting membuat Kyungsoo uring-uringan sendiri.
Bicara soal Hanbin, keluarga Kyungsoo memang sempat mengetahui jika mereka berpacaran namun mereka juga tahu bahwa 1 bulan yang lalu Kyungsoo dan Hanbin sudah berakhir, sayangnya mereka juga tidak mengetahui jika saat ini mereka kembali menjalin hubungan. Jika keluarga Kyungsoo tahu, mungkin saja perjodohannya tak akan terjadi. Yeah, 'MUNGKIN'.
"Sudah siap?" Sehun dengan wajah tanpa dosa nya melongok di pintu kamar Kyungsoo dan menemukan yeoja imut itu tengah berdiri di depan cermin dengan tatapan kosong.
"Kyungsoo.." Sehun melangkah lebih jauh kedalam kamar Kyungsoo ketika sang pemilik kamar tak menyahut ucapannya dan masih tetap berdiri seperti patung.
"Kyung.." Sehun menepuk pundak Kyungsoo dan ketika itu Kyungsoo langsung terlonjak dan menatap Sehun dengan pandangan penuh tanya.
"Tck. Kau melamun, ayo berangkat. Eomma dan appa mu sudah menunggu di mobil" Kyungsoo memberengut tak suka ketika mendengar ajakan Sehun.
"Oppa, bagaimana jika pria itu adalah sosok tua dengan wajah buram? Bagaimana jika wajah pria itu tidak lebih baik dari pantatmu?" Kyungsoo berucap konyol dan Sehun terkekeh mendengar kalimat terakhir dari yeoja yang lahir di Swiss itu.
"Orang tuamu tak mungkin menyerahkanmu pada ahjeossi mesum, Kyungsoo. Percayalah. Ayo pergi" Sehun merangkul pundak Kyungsoo yang tak tertutupi apapun karena long dress yang dipakai Kyungsoo merupakan dress tanpa lengan.
Mereka akhirnya berangkat menuju Jungsik Restaurant menggunakan limousine hitam yang sering dipakai kedua orang tuanya untuk acara resmi dan Kyungsoo merasa bahwa orang tuanya benar-benar menganggap acara ini begitu penting.
15 menit berlalu dan kini mereka sudah sampai di Jungsik Restaurant.
Restaurant ini masih tetap ramai seperti biasanya dan mereka nyatanya sudah menyewa ruang VIP agar privasi mereka lebih terjaga.
Begitu masuk kedalam ruangan khusus yang sudah dipesan itu, ternyata keluarga Kim belum datang dan mereka harus menunggu untuk itu.
"Mereka belum datang rupanya. Ayo kita tunggu saja" nyonya Do mendahului duduk di salah satu kursi makan yang ada disana.
"Oppa, siapa nama namja yang dijodohkan denganku itu?" Tanya Kyungsoo dengan mata bulat yang berkedip lucu.
"Itu rahasia" jawab Sehun dengan nada yang menyebalkan sedangkan tuan dan nyonya Do hanya menatap Kyungsoo dengan tatapan penuh arti.
"Aish! Lagi pula kan sebentar lagi dia akan berada di hadapanku. Aku hanya ingin tahu namanya" rajuk Kyungsoo dengan wajah merengut bak anak sekolah dasar.
Ckrek
Seorang pelayan pria membuka pintu masuk kedalam ruang VIP. Mereka fikir pelayan itu akan mencatat pesanan mereka ternyata pelayan tersebut membukakan pintu untuk keluarga Kim yang baru saja datang.
Ketika mendengar sapaan hangat dari orang tuanya untuk keluarga Kim sontak membuat jantung Kyungsoo berdetak cepat dan malah menunduk membuat ia tak dapat melihat pria yang kini sudah duduk di hadapannya.
"Kyung, mendongaklah. Sapa keluarga Kim." Bisik Sehun di telinga Kyungsoo dan dengan perlahan tapi pasti Kyungsoo mendongakkan wajahnya dan mata bulatnya langsung bertabrakan dengan onyx memabukkan milik pria di seberangnya.
Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan seakan dunia milik mereka berdua namun deheman jahil dari nyonya Do membuat mereka saling berpaling dan merona karena malu.
"Nah Kyungsoo, dia adalah namja pilihan eomma dan appa. Namanya Kim Jong In. Dia baru saja menyelesaikan study S2 nya di Oxford University"
Kyungsoo yang mendengar penjelasan sang eomma langsung saja melongok tidak percaya. Ia tak pernah diberitahu jika namja 25 tahun yang di jodohkan dengannya itu sudah menyelesaikan S2 nya.
Astaga, itu artinya Jongin mengambil pintasan belajar, mungkin ia pernah masuk kelas akselerasi saat jenjang High School nya.
"Dan itu adalah Do Kyungsoo, Kai-ya. Dia manis kan? Dia murid kelas 3 di Heenan" ujar nyonya Kim dengan senyum menawannya sementara Kyungsoo hanya mengangguk kaku.
"Annyeonghaseyo, nona Do Kyungsoo" sapa Kai dengan senyum yang menawan membuat kedua pipi Kyungsoo merona.
'Omo! Dia tampan sekali' batin Kyungsoo sambil meremas jari-jarinya.
Ia kini menarik ucapannya pada Sehun tentang kemungkinan bahwa wajah lelaki yang di jodohkan dengannya buram. Astaga! Namja bernama Kim Jong In itu lebih dari jernih! Apalagi dengan kulit tan seksi nya yang membuat Kyungsoo meneguk ludahnya gugup. Ya Ampun!
Suara namja itu juga sangat seksi dan dewasa. Kyungsoo melihat Jongin seperti seorang anak lelaki yang baru saja lulus SMA. Wajahnya benar-benar tidak menggambarkan bahwa namja itu sudah berumur 25 tahun namun tetap saja rahangnya yang tegas itu kembali menegaskan bahwa dia sudah dewasa.
Kyungsoo benar-benar merasa kecil jika disandingkan dengan namja yang sudah lulus S2 di Oxford itu. Bahkan dirinya tak menjamin ia sendiri dapat masuk ke Oxford. Hal itu menegaskan bahwa namja pilihan orang tuanya itu memang cerdas. Ditambah lagi tubuh Kyungsoo yang pendek dan kecil sedangkan Kim Jongin tinggi dan benar-benar macho.
"Dia tidak buram kan?" Bisik Sehun dengan nada jahil yang menjengkelkan membuat Kyungsoo sedikit mendelik pada kakak sepupunya itu.
"Kemana si sulung?" Tanya tuan Do ketika ia menyadari bahwa keluarga Kim hanya datang bersama putra bungsu mereka.
"Oh, Chanyeol menyusul Baekhyun ke Busan dalam rangka fashion show karya Baekhyun dan tadi siang Chanyeol dapat kabar jika Baekhyun pingsan saat fashion show hari pertamanya berlangsung dan itu membuat Chanyeol khawatir sehingga ia menyusul Baekhyun." Jelas nyonya Kim dengan gurat sedih di wajahnya mengingat jika menantu nya itu pingsan, mungkin Baekhyun kelelahan karena setahunya Baekhyun bukan orang yang gampang tumbang.
Kyungsoo yang mendengar penjelasan nyonya Kim pun mengernyit karena ia benar-benar asing dengan nama yang barusan beliau sebutkan. Ia juga menyimpulkan jika sosok bernama 'Baekhyun' itu seorang designer.
"Maafkan karena dia tidak bisa hadir" sesal tuan Kim.
"Tidak apa-apa, kami mengerti jika Chanyeol punya kepentingan lain."
.
.
.
Keesokan harinya Kyungsoo ke sekolah dengan diantar oleh Sehun, awalnya Kai menawarkan itu namun Kyungsoo menolaknya dengan halus. Lagipula bisa gawat urusannya jika Hanbin melihat ia ke sekolah di antar oleh seorang namja asing.
"Terimakasih oppa" Kyungsoo memberikan kecupan ringan pada kakaknya itu kemudian keluar dari mobil lalu berjalan riang memasuki gerbang Heenan yang merupakan salah satu aset milik keluarganya.
"Kyungsoo" gadis bermata bulat itu menghentikan langkahnya ketika Yixing memanggilnya dari arah belakang.
"Tumben tidak bersama pacar brondongmu" ledek Kyungsoo dan Yixing menanggapinya dengan cengiran khas. Untung Yixing bukan orang yang terlalu serius dan mudah tersinggung.
"Kau tadi diantar Sehun oppa?" Tanya Yixing menebak dan Kyungsoo langsung mengangguk.
"Kyungsoo" gadis itu kembali menoleh ke arah belakang ketika kini Hanbin berlari kecil ke arahnya.
'Aduh, merusak mood saja' batin Kyungsoo dengan wajah malas namun tetap memaksakan senyumnya untuk Hanbin.
Sebenarnya sekarang Kyungsoo sudah agak ilfeel dengan Hanbin. Entahlah, mungkin karena rasa cintanya sudah hilang sehingga membuat perasaan itu berubah jadi ilfeel.
"Kyung kenapa semalam panggilan dariku tidak kau jawab?" Tanya Hanbin dengan nada tidak suka, Kyungsoo benar-benar jengah dengan Hanbin sekarang. Kenapa namja itu berubah jadi menyebalkan?
"Hanbin, aku kan sudah bilang sejak awal kini aku sudah berubah. Semuanya telah berbeda! Aku tidak suka hubungan kekanakan seperti itu. Untuk apa terus menelpon hanya untuk menanyakan apa yang sedang aku lakukan? Dewasalah Hanbin! Semuanya telah berubah!" Tutur Kyungsoo dengan nada tegas kemudian pergi meninggalkan Hanbin dan Yixing yang masih diam di tempat mereka.
Mereka benar-benar tertegun akan perkataan Kyungsoo. Kyungsoo telah berubah dan itulah yang mereka simpulkan.
'Ada yang tidak beres dengan Kyungsoo' batin Yixing.
.
.
.
Hari ini perpustakaan sekolah Heenan nampak sepi, ya mungkin tidak hari ini saja tapi hari-hari sebelumnya pun sama. Siswa siswi Heenan lebih suka berada di cafetaria atau taman sekolah daripada didalam perpustakaan yang menurut mereka begitu membosankan. Hanya seorang nerd yang menghabiskan waktunya di perpustakaan padahal tidak seperti itu.
Buktinya seorang Xi Luhan yang cantik, pintar dan cukup populer di Heenan mau berlama-lama di perpustakaan seperti saat ini.
Luhan sebenarnya kemari hanya ingin mencari buku matematika untuk quiz nya namun ketika ia melihat sebuah buku astronomi ia jadi ingin membaca buku itu dan sampai sekarang pun dia masih terdiam di pojok ruangan yang tertutupi rak buku sambil membaca buku astronomi itu.
"Lalu kenapa kau kembali menjalin hubungan dengannya?"
Samar-samar Luhan dapat mendengar obrolan 2 namja yang baru memasuki perpustakaan sepi ini dan dari celah buku yang berjejer di rak ia dapat melihat jika 2 namja itu adalah Hanbin dan teman dekatnya, Bobby.
"Tapi aku masih mencintainya" jawab Hanbin sambil duduk secara asal di kursi yang tak jauh dari tempat Luhan bersembunyi.
"Omong kosong, Hanbin! Kau hanya belum mendapatkan kesucian yeoja itu makanya kau lebih nemilih dia yang fresh daripada Sulli yang sudah bekas, 'kan?" Ucap Bobby asal dan Luhan menajamkan pendengarannya untuk dapat mendengar ucapan Bobby yang terdengar seperti omelan itu. Setidaknya Luhan mengerti jika mereka tengah membicarakan sahabatnya, Kyungsoo.
"Dia tidak seperti itu, Bobby! Kyungsoo itu anak baik-baik, bahkan menciumnya pun aku belum pernah" bantah Hanbin yang mengundang kekehan meremehkan dari Bobby.
"Jangan bohongi dirimu sendiri, Hanbin-ah. Kau mempertahankannya karena kau belum mendapat apapun darinya kan? Hey, aku sudah mengenalmu sejak lama, bukan sebulan dua bulan" dan Hanbin terdiam mendengar ucapan Bobby yang memang benar telak itu.
Luhan yang mendengar perdebatan kecil itu pun mengernyit tidak suka.
'Cihh, ternyata dia hanya ingin mengambil apa yang paling berharga bagi Kyungsoo. Kau tak akan pernah mendapatkannya, brengsek' batin Luhan sambil mengepalkan tangannya marah.
"Kurasa Kyungsoo itu terlalu naif untuk melakukan hal itu, dia terlalu kekanakan. Kau juga sadar kan? Perilakunya bahkan seperti anak kecil. Lebih baik kau kembali lagi pada Sulli. Dia akan memberikan apapun yang kau mau dan hasrat lelakimu akan terpuaskan"
'Brengsek..' batin Luhan yang benar-benar sudah geram.
Ia pun menutup buku astronomi yang tengah ia baca dan menyimpannya secara asal di rak buku didepannya kemudian ia keluar dari persembunyiannya dan lewat di depan Hanbin serta Bobby begitu saja tanpa menghiraukan tatapan kaget dari Hanbin dan Bobby.
Tentu saja mereka kaget karena mereka mengira didalam perpustakaan hanya ada mereka berdua saja tapi ternyata ada Luhan sejak tadi di pojok ruangan. Hanbin juga merasa cemas takut jika Luhan membicarakan lagi semua yang telah mereka bicarakan barusan pada Kyungsoo karena notabene nya Luhan adalah sahabat dekat Kyungsoo
Dan Luhan juga tidak mungkin bertindak bodoh dengan melabrak kedua namja brengsek itu ketika mereka tertangkap basah membicarakan sahabatnya, tetapi ia akan bicarakan ini langsung pada Kyungsoo dan membuat Kyungsoo menjauhi Hanbin karena menurutnya Hanbin sangat berbahaya.
Setelah keluar dari perpustakaan Luhan pun bergegas mencari Kyungsoo di kelasnya karena kelasnya, Kyungsoo serta Yixing berbeda.
"Kyungsoo" Luhan segera menghampiri Kyungsoo yang tengah duduk sambil mengenakan headphone di bangkunya dan Luhan langsung melepas secara tiba-tiba alat yang menyumpal telinga Kyungsoo itu sehingga Kyungsoo kaget dan menatapnya horror.
"Kita harus bicara" ucap Luhan serius dan Kyungsoo yakin jika kali ini apa yang akan dibicarakan Luhan pasti tentang Hanbin lagi.
"Bicara apa? Tentang Hanbin? Aku sedang malas mendengarnya" jawab Kyungsoo malas sambil merebut kembali headphone nya namun tak memakainya dan malah memasukkannya kedalam tas.
"Kyung, dengarkan dulu. Ini penting" ujar Luhan tak sabaran dan mau tak mau Kyungsoo pun mendengarkan celotehan Luhan tentang apa yang ia dengar di perpustakaan tadi tapi nyatanya Kyungsoo tak bereaksi apapun, ia hanya memasang wajah datar saat itu seakan ia sudah biasa dengan hal yang di sampaikan Luhan.
"Kau tidak kaget ataupun merasa marah dan tersinggung?" Tanya Luhan dengan ekspresi tak percaya.
"Aku sudah tahu, Luhan." Jawab Kyungsoo santai tanpa beban.
"Lalu kenapa kau masih bersamanya jika kau sudah tahu?" Luhan melotot tak suka pada Kyungsoo namun anak itu malah menggedikan bahunya tak peduli.
"Sudah kubilang alasannya padamu" tutur Kyungsoo.
"Aku tidak habis fikir saja, Kyung. Kau ini aneh" desah Luhan dengan raut wajah kecewa. Sepertinya Kyungsoo memang tak berniat mengakhiri hubungannya yang tak jelas dengan Hanbin.
"Aku tak tahu ini benar atau tidak tapi aku harus mengatakannya pada seseorang. Aku butuh solusi" ucap Kyungsoo dengan pandangan kosong yang mengarah keluar jendela kelas tepat ke arah lapangan outdoor di luar sana dimana anak-anak kelas 2 sedang bermain basket di jam istirahat.
"Apa? Kenapa? Apanya yang salah?" Tanya Luhan tak mengerti.
"Lu, hanya kau yang ku percaya. Bukannya aku tidak percaya pada Yixing tapi kau tahu sendiri dia suka aku dengan Hanbin jadi kurasa dia tak akan memberikan solusi apapun padaku jika aku membicarakan ini dengannya" Kyungsoo menatap Luhan penuh harap, Luhan yang melihat tatapan memelas Kyungsoo pun jadi heran sebenarnya apa yang diucapkan oleh yeoja yang lahir di Swiss itu.
"Baiklah, katakan. Ada apa?" Nada bicara Luhan kini melembut dan ia menatap bola mata coklat milik Kyungsoo dengan lekat, Luhan yang notabene nya paling dewasa antara ia dan Yixing memang selalu berhasil menenangkannya meski terkadang rusa centil itu begitu cerewet dan sering mengoceh.
"Aku sudah dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuaku"
Luhan membeku di tempatnya seakan sebuah Gong besar di pukul kencang-kencang di sebelah telinganya ketika mendengar penuturan singkat Kyungsoo yang begitu mengejutkan.
"Dijodohkan?" Gumam Luhan dengan wajah melongok tak percaya.
"Ya, dan pilihan mereka adalah putra bungsu teman eomma yang sudah berumur 25 tahun dan baru saja melaksanakan wisuda S2-nya di Oxford" lanjutnya dengan wajah sendu.
Entahlah, dia merasa tidak sedih maupun senang. Perasaannya terasa hambar. Entah apa yang membebani fikirannya namun yang pasti bukan tentang perjodohan itu. Ia lebih memikirkan bagaimana caranya menjauh dari Hanbin tanpa membuat Hanbin tahu jika dia dijodohkan. Jika disuruh memilih mungkin saja Kyungsoo akan memilih namja yang di jodohkan dengannya daripada Hanbin tapi ia belum tahu bagaimana sikap namja tan itu jadi ia tak berani mengambil keputusan.
"Apa orang tuamu serius? Kau yang masih berumur 18 tahun dan duduk di kelas 3 SHS akan di jodohkan dengan namja berumur 25 tahun dengan gelar S2 nya?" Tanya Luhan tak percaya dan Kyungsoo sudah menebak jika Luhan pasti akan sangat kaget.
"Aku dan dia akan bertunangan setelah aku lulus SHS dan kami akan menikah mungkin setelah aku sarjana" jawab Kyungsoo asal.
Tidak sepenuhnya asal sebenarnya karena Kyungsoo memang akan bertunangan dengan Kim Jong In setelah ia lulus SHS.
"Yasudah, kalau begitu putuskan Hanbin" ujar Luhan seenaknya dan Kyungsoo langsung memelototi anak rusa centil itu.
"Kau fikir semudah membalikan telapak tangan? Jangan gila Luhan" balas Kyungsoo dengan nada tidak suka.
"Kufikir iya, ini kesempatanmu untuk lepas darinya, 'kan?" Kyungsoo terdiam meresapi perkataan Luhan "memangnya seperti apa sih namja pilihan orang tuamu? Tampankah?" Lanjutnya ketika Kyungsoo tak kunjung bicara.
"Dia tampan dan dewasa, kulitnya agak tan tapi seksi. Namanya Kim Jong In" ujarnya, Luhan mengangguk-angguk paham lalu berucap dengan riang.
"Aku ingin melihat wajahnya!"
"Aku tidak punya fotonya, Lu"
"Kapan kau akan bersamanya? Apa dia menjemputmu sepulang sekolah nanti?"
"Sepertinya tidak karena Sehun oppa janji akan menjemputku"
.
.
.
Ternyata perkataan Kyungsoo tadi meleset. Dan janji Sehun sekarang terdengar bagaikan debu yang tak berarti karena nyatanya yang menjemputnya saat pulang sekolah adalah Kim Jong In bukan Oh Se Hun. Catat, KIM JONG IN.
"Sedang apa kau disini?"
Itu pertanyaan konyol Do Kyungsoo! Tentu saja dia menjemputmu! Lalu apa lagi?
"Eomma menyuruhku menjemputmu"
"Dan kau mau-mau saja?" Tanya Kyungsoo refleks. Sepertinya dia harus menghilangkan refleksi bibirnya ketika mendengar ucapan orang lain agar tak mudah menyahut seperti itu.
"Tentu saja, kenapa tidak? Tidak ada salahnya bukan?" Jongin mengangkat bahunya acuh dengan senyum tipis yang menghiasi bibir seksi nya.
"Ayo pulang" Jongin membukakan pintu mobil untuk Kyungsoo dan Kyungsoo pun masuk kesana tanpa banyak bicara.
Sepertinya Kim Jongin ini tipe orang sederhana yang tak suka menonjolkan silsilah keluarganya. Terbukti sekarang Jongin hanya mengenakan mobil biasa berwarna silver yang terlihat begitu umum padahal Kyungsoo lebih dari tahu seberapa kaya keluarga Kim itu. Setidaknya Kyungsoo mulai menyukai pribadi Jongin yang sederhana.
"Apa kau lapar?" Tanya Jongin setelah 10 menit perjalanan pulang menuju rumah Kyungsoo yang terasa 10 jam bagi Kyungsoo karena keadaan begitu canggung dan kaku.
"Tidak"
Kruyuk~
Astaga! Kyungsoo benar-benar ingin terjun dari lantai 30 gedung perusahaan ayahnya daripada harus menanggung malu di hadapan 'calon tunangannya'.
"Kau lapar, Kyungie" ucap Jongin dengan nada lembut. Ia menahan tawanya ketika melihat Kyungsoo hanya menunduk malu akibat suara perutnya dan bagi Jongin itu menggemaskan.
Selain itu, Kyungsoo merona juga karena Jongin memanggilnya 'Kyungie'. Ya Ampun! It's sound sweet.
"Kita mampir dulu untuk makan siang. Sebutkanlah tempat yang ingin kau kunjungi untuk makan siang kali ini"
"Aku ingin kesana saja" Kyungsoo tiba-tiba saja menunjuk sebuah restoran kecil di pinggir jalan yang bersebelahan dengan kedai ice cream.
"Baiklah, kita kesana" Jongin pun menepikan mobilnya di pinggir jalan tepat di depan restoran sederhana itu.
Jongin dan Kyungsoo memakan makanan mereka sambil bercakap ringan. Jongin baru tahu jika Kyungsoo itu banyak bicara dan darisana Jongin menyimpulkan jika Kyungsoo itu orang yang supel.
Setelah selesai makan, Kyungsoo menarik Jongin menuju kedai ice cream di sebelah restaurant barusan dan Jongin mengulum senyumnya ketika Kyungsoo refleks menarik tangannya.
Merekapun duduk di salah satu kursi yang ada di pojok kedai sambil memakan ice cream strawberry milk, sebenarnya hanya Kyungsoo yang memakan ice cream karena Jongin tidak.
Tiba-tiba saja ponsel Kyungsoo berdering nyaring membuat pemiliknya menggerutu pelan karena acara makan ice cream nya jadi terganggu.
Ia pun mengambil ponselnya dan begitu terkejut ketika melihat nama penelpon yang ternyata adalah Hanbin.
'Bagaimana bisa aku melupakannya..' teriak Kyungsoo dalam hati.
Dengan ragu ia pun mengangkat panggilan itu dan suara Hanbin langsung menyapa pendengarannya.
"Kau dimana?"
"Aku? Emm.. memangnya kenapa?" Tanya Kyungsoo gugup dan ia nyaris lupa jika ia sedang bersama calon tunangannya.
"Jawab saja"
"Aku sedang diluar"
"Diluar dimana?"
"Sudahlah, aku sibuk. Nanti saja teleponnya" dengan kasar Kyungsoo pun mematikan sambunganya bahkan sampai menonaktifkan ponselnya, ia benar-benar illfeel pada Hanbin yang terus saja mengganggu nya. Mungkin sebaiknya ia memang memutuskan hubungannya dengan Hanbin karena perasaannya pada Hanbin sudah lama hilang sejak Hanbin benar-benar menyakitinya 1 bulan yang lalu.
"Kau kenapa? Sepertinya sangat kesal" tanya Jongin yang sedari tadi memperhatikan perubahan raut wajah Kyungsoo yang begitu kentara.
"Tidak apa-apa" jawab Kyungsoo pelan lalu kembali memakan ice creamnya tanpa menoleh pada Jongin. Ia hanya enggan Jongin menanyakan lebih lanjut.
Beberapa menit kemudian Kyungsoo menyelesaikan ritual makan ice creamnya dan mengeluarkan uangnya untuk membayar ice cream itu namun Jongin menahannya dan bersikeras bahwa ia yang akan membayarnya membuat Kyungsoo merasa sangat canggung dan tak enak karena pada saat makan tadi pun Jongin yang membayarnya.
"Terimakasih" cicit Kyungsoo saat mereka sudah dalam perjalanan pulang.
"Tidak masalah, Kyungsoo. Jangan sungkan" jawab Jongin masih tetap fokus mengemudi.
Keheningan pun kembali melanda dua manusia beda jenis itu setelah Jongin berkata demikian dan Kyungsoo benci hal seperti ini.
"Besok biar aku yang mengantarmu ke sekolah" ucap Kai memecah keheningan dan Kyungsoo refleks salah tingkah ketika mendengar pernyataan Jongin barusan.
"Tidak usah, aku pasti di antar Sehun oppa" tolak Kyungsoo dengan halus.
"Tidak apa, Kyungsoo. Besok pagi aku akan mulai bekerja di perusahaan Appa jadi bisa sekalian mengantar mu"
"Eo, baiklah" jawab Kyungsoo pelan.
Ia benar-benar merasa kecil sekarang ketika berada di dekat Jongin. Kalau difikir lagi perjodohan ini benar-benar aneh karena ia baru duduk di bangku kelas 3 Senior High School sedangkan Jongin sudah berumur 25 tahun dengan gelar S2 nya.
.
.
.
Makan malam keluarga Do berlangsung dengan cukup tenang dan khidmat sejauh ini. Ya sejauh ini, sampai Sehun membuka suaranya dan berucap dengan tenang.
"Aku baru menyadari jika Kim Jong In itu adalah pria yang tak sengaja kusenggol bahunya di bandara saat itu, Kyung" ucap Sehun membuat ketiga manusia lainnya menoleh padanya.
"Benarkah?" Itu bukan suara Kyungsoo, itu suara tuan Do.
"Ya, paman. Aku yakin" jawab Sehun dengan penuh keyakinan.
"Eum, Kyung. Bagaimana Jongin menurutmu?" Tanya nyonya Do mengalihkan pembicaraan.
"Dia dewasa" jawab Kyungsoo asal membuat ketiganya mengerutkan kening.
"Hanya itu?" Tanya tuan Do heran. Kyungsoo benar-benar aneh.
"Dia baik"
"Lalu?"
"Dan tampan" ucap Kyungsoo keceplosan dan langsung membuat ketiga anggota keluarganya terbahak sedangkan Kyungsoo sudah menunduk malu "ma-maksudku bu-bukan begitu.." lanjutnya dengan wajah merah padam.
Kyungsoo benar-benar malu dengan ucapannya sendiri barusan yang meluncur begitu saja. Astaga! Ini benar-benar memalukan.
"Sudah eomma duga kalian memang cocok" ujar nyonya Do sumringah.
"Appa sangat suka melihat kalian. Sangat sweet" tambah tuan Do setelah menyelesaikan tawanya.
"Kalian ini apa-apaan sih" gumam Kyungsoo dengan malu sedangkan Sehun masih terkikik geli dengan ucapan frontal adik sepupunya tadi.
"Tidak apa Kyung, Kim Jong In itu sepertinya namja yang baik" sahut Sehun yang malah semakin membuat wajah Kyungsoo memerah malu.
.
.
.
"Kai.." Chanyeol yang sudah pulang dari Busan dan tengah berkunjung ke rumah orang tuanya bersama Baekhyun pun kini menghampiri Kai yang tengah duduk di pinggiran kolam berenang sendirian.
Kai tidak menjawab, namun ia hanya melirik Chanyeol sekilas lalu kembali menatap ke depan karena posisinya yang membelakangi Chanyeol.
"Kai" panggil Chanyeol -lagi- sambil duduk di sebelah Kai "memikirkan apa?" Tanya Chanyeol, ia menatap Kai di sebelahnya dengan tatapan penuh keingintahuan.
"Perjodohanku" jawabnya singkat, padat dan jelas.
"Bagaimana yeoja itu? Cantik kah?" Tanya Chanyeol antusias.
"Tentu saja, matanya bulat dan berbinar seperti puppy. Dan dia orang yang supel juga kekanak-kanakan. Seperti gadis SHS pada umumnya" jawab Kai dengan senyum tipis di bibirnya.
"Kalau begitu dia cocok dengan kau yang dewasa" jawab Chanyeol sambil memukul pelan bahu Kai dan tersenyum lebar ke arah dongsaengnya itu. "Lalu kenapa kau seperti merasa terbebani? Kau tidak menyukainya?" Lanjut Chanyeol ketika melihat wajah murung Kai.
"Tidak hyung, hanya saja aku berfikir mungkin kami tidak cocok. Kyungsoo itu masih remaja sedangkan aku sudah dewasa. Mungkin saja ia tak bisa menerimaku" jawab Kai sambil menatap air kolam yang tenang.
"Jadi namanya Kyungsoo ya? Kurasa tidak begitu, lagi pula umur kalian cuma berbeda 7 tahun. Tidak masalah asal kau tidak kolot, Kai. Kau harus bisa menyesuaikan diri seperti gaya remaja."
"Apa maksud hyung dengan 'tidak kolot' itu?"
"Yeah maksudku kau jangan terlalu bersikap seperti orang dewasa. Kau juga tahu kan bagaimana remaja, mereka suka bersenang-senang dan bermain-main, tidak seperti orang dewasa yang kebanyakan lebih suka berdiam diri, istirahat atau sibuk dengan pekerjaan."
"Tapi aku belum punya pengalaman pacaran"
"Kau hanya perlu ikuti nalurimu saja, Kai. Kebanyakan remaja itu emosinya masih labil, apalagi tadi kau bilang Kyungsoo seperti anak-anak. Kau hanya perlu mengikuti apa yang dia mau tanpa banyak mengaturnya karena biasanya remaja tidak suka di kekang. Mungkin Kyungsoo tipikal yang suka di manja di rumahnya dan selalu mendapat kasih sayang. Bersikap lembut lah pada yeoja maka aku yakin selanjutnya kau tak akan bingung harus melakukan apa."
Kai tertegun mendengar wejangan-wejangan dari Chanyeol barusan. Mendengarkan nasehat dari orang yang sudah berpengalaman dan enjoy di ajak bicara memang hal yang saat ini sangat Kai butuhkan. Dan Chanyeol adalah orang yang tepat untuk itu.
"Yeol.." Kai dan Chanyeol menoleh ke belakang dan mendapati Baekhyun tengah berjalan menghampiri mereka dengan wajah bersinarnya. Ada apa dengan anak itu?
"Mau pulang sekarang?" Tanya Chanyeol dengan senyum 5 jarinya.
"Hmm, aku harus mengerjakan desainku yang baru. Lagipula kau juga sedang membuat desain baru untuk perusahaan Abeonim kan?" Tanya Baekhyun.
"Ya, aku sedang mengerjakannya" jawab Chanyeol.
"Hei Kai, selamat ya untuk perjodohannya" cengir Baekhyun dengan dua jempol teracung.
"Terimakasih noona" jawab Kai balas tersenyum. Jika boleh jujur, ia menyukai sosok Kyungsoo sejak pertama kali bertemu jadi ia tak keberatan dengan perjodohan ini. Namun yang Kai khawatirkan adalah apakah Kyungsoo juga menerima dirinya?
"Namanya Do Kyungsoo kan? Aku pernah satu kali bertemu dengannya saat ia datang bersama ibunya ke butik ku dan ibunya menyuruhku memilihkan baju yang pas untuk pesta ulang tahun perusahaan Heenan saat itu. Aku tahu dia tapi dia tak mengetahui namaku dan sepertinya dia sudah lupa padaku. Dia gadis yang baik dan anggun, aku menyukainya." celoteh Baekhyun tanpa henti sementara Kai hanya menggaruk kepalanya bingung entah akan menyahut seperti apa. Baekhyun itu memang hiperaktif dan cerewet jadi wajar saja dia banyak bicara.
.
.
.
Pagi harinya Jongin benar-benar menjemput Kyungsoo bahkan ketika Kyungsoo masih mandi pun Kai sudah datang ke rumahnya dan mengobrol dengan ibunya sedangkan ayahnya dan Sehun sudah pergi ke Jepang mendadak sejak pagi buta untuk urusan bisnis dan Kyungsoo agaknya heran juga karena ayahnya membawa Sehun untuk ikut serta.
Kyungsoo juga sempat terpesona beberapa saat ketika melihat penampilan Kai dengan balutan jas mahal yang kelihatan sangat pas di tubuh tinggi nya. Mungkin berhubung mulai hari ini Kai mengambil alih Diamond Group maka dari itu ia berpakaian formal.
"Aku berangkat dulu ya eomma" ujar Kyungsoo sambil membungkuk pada ibunya.
"Kami pergi dulu, ahjumma" lanjut Kai kemudian mereka berdua pun berlalu pergi setelah pamit kepada nyonya Do yang sepertinya sangat bahagia melihat Kyungsoo dan Kai lebih dekat.
"Barusan kalian membicarakan apa?" Tanya Kyungsoo sambil memasang seat belt nya.
"Hanya seputar bagaimana pendapatku tentangmu" jawab Kai sambil tersenyum kecil lalu mulai menjalankan mobilnya menuju sekolah Kyungsoo.
"Lalu kau menjawab apa?" Tanya Kyungsoo yang tiba-tiba saja penasaran. Sepertinya Kyungsoo benar-benar ingin tahu tentang pendapat namja itu mengenai dirinya.
"Itu rahasia" Kai tersenyum jahil dan Kyungsoo langsung mencebikan bibirnya membuat Kai gemas. Ya ampun anak itu.
13 minutes later..
Kyungsoo turun dari mobil Kai setelah pamit dan berterimakasih pada namja tan itu kemudian masuk kedalam sekolahnya dengan langkah ceria. Pagi yang cukup indah menurutnya.
Ya setidaknya begitu hingga Hanbin datang dan tiba-tiba saja merangkulnya dengan seenak jidat.
"Yak! Kau itu seenaknya saja" Kyungsoo melepas tangan Hanbin yang melingkar nista di bahunya dengan kasar dan sedikit menjauh dari namja yang berstatus sebagai namjachingu nya.
"Kau kenapa sih Kyungsoo? Aku kan pacarmu" ucap Hanbin dengan ekspresi tidak suka.
"Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya begitu. Aku ini yeoja jadi hargailah batasan antara kita!" Ucap Kyungsoo tegas dan sinis. Sepertinya ia sudah benar-benar illfeel dengan sosok Hanbin.
"Tck. Kau berubah dan kau jadi aneh! Kau kenapa sih? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?" Tanya Hanbin dengan nada serius dan entah kenapa Kyungsoo enggan menjawab itu, ia hanya terdiam dan berusaha untuk tidak menatap mata Hanbin yang 'kata' orang lain mirip dengannya "jawab aku Do Kyungsoo!" Desak Hanbin yang menatap Kyungsoo dengan tajam.
"Sudahlah! Aku malas berdebat denganmu!" Kyungsoo berucap jutek kemudian berlari kecil memasuki gedung sekolahnya berusaha untuk menghindari Hanbin dan ditempatnya Hanbin menggerutu tidak jelas sambil mengepalkan tangannya erat.
Pelajaran Kimia adalah pelajaran paling memusingkan menurut Kyungsoo. Ditambah lagi ia suka kena semprot dari Park seosaengnim saat pelajaran Kimia berlangsung.
'Kenapa sih diantara banyaknya murid di kelas selalu aku yang kena semprot' batin Kyungsoo sebal.
Masalahnya, tuan Park itu selalu menjatuhkan martabat Kyungsoo di depan teman-teman nya dengan cara memarahi Kyungsoo padahal ia tak salah apa-apa. Ditambah lagi ia anak pemilik sekolah ini dan dengan menyebalkannya tuan Park selalu memarahinya.
Kyungsoo menatap keluar jendela karena ia duduk di bangku sisi dan ia melihat di lapangan outdoor di bawah kelasnya terdapat Hanbin CS tengah bermain basket dengan seragam tim mereka. Mereka lah tim basket sekolah.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan fisik Hanbin. Dia tampan, manly, dan menggemaskan namun entah kenapa sekarang hati Kyungsoo tak bergetar lagi ketika melihat sosok Hanbin, ini sudah tak sama lagi seperti dahulu.
Bel tanda pulang pun berbunyi nyaring di ujung kelas membuat seisi kelas -kecuali Kyungsoo- bersorak ria dan pelajaran Kimia yang membuat perut mual pun berakhir.
"Baby!" Teriak Luhan dan Yixing yang masuk kedalam kelas Kyungsoo ketika tuan Park sudah keluar dari kelas.
Dua yeoja keturunan China itu pun menghampiri Kyungsoo dan tersenyum lebar ke arah Kyungsoo membuat Kyungsoo silau.
"Ada apa, hm?" Tanya Kyungsoo curiga. Tidak biasanya dua manusia berisik itu bersikap demikian.
"Ayo kita hangout!" Ajak Luhan dengan semangat yang menggebu-gebu diikuti anggukan dari Yixing.
"Aku tidak bisa" gumam Kyungsoo menyesal.
"Kenapa?" Tanya Yixing berubah murung.
"Aku harus belajar tentang 'cara berinvestasi' dengan tuan Frank, appa memperbanyak jam belajarku" jawab Kyungsoo sedih. Ia frustasi karena jam mainnya bersama teman-teman nya terkuras habis setelah ayahnya dengan teganya memperbanyak jadwal private nya.
"Terus sekarang kau pulang bersama siapa? Sehun oppa ya?" Tanya Luhan dengan mata berbinar.
"Entahlah, Sehun oppa pagi tadi pergi ke Jepang bersama appaku. Mungkin aku akan menelpon pak Kang" jawab Kyungsoo yang tiba-tiba saja terpikir pada sebuah ide jahil.
"Mmm.. mau apa mereka pergi ke Jepang?" Tuh kan benar Luhan penasaran. Ini saatnya beraksi Do Kyungsoo.
"Sehun oppa itu menyebalkan. Ternyata selama ini ia sudah punya pacar orang Jepang. Katanya sih yeoja itu seangkatannya dan ia merupakan pertukaran pelajar dari Jepang ke Oxford. Katanya juga Sehun oppa sudah berpacaran dengannya sejak tahun kedua masuk kuliah di Oxford. Dan sekarang appa ku menemaninya ke Jepang sebagai wali untuk melamarnya karena Sehun oppa sudah tak punya keluarga, katanya mereka akan menikah saat musim panas beberapa bulan lagi" jelas Kyungsoo panjang lebar dengan wajah serius yang meyakinkan.
'Ahaha! Aktingmu bagus nona Do!' Jerit Kyungsoo dalam hati.
Kyungsoo semakin ingin tertawa saja ketika melihat wajah Luhan sudah memerah dan matanya sudah berkaca-kaca.
Luhan benar-benar merasa sakit hati dan ingin menangis meraung-raung ketika mendengar penjelasan Kyungsoo tentang lelaki pujaannya.
'Jadi Sehun oppa selama ini membohongiku?' Batin Luhan kecewa.
Jika Sehun sudah berpacaran dengannya dari tahun kedua saat kuliah itu artinya sudah hampir 3 tahun sampai sekarang.
Luhan ingat 2 tahun lalu saat ia pertama kali mengenal sosok Kyungsoo dan juga mengenal Sehun sebagai sepupu teman barunya itu, Sehun sangat baik padanya dan kata Kyungsoo, Sehun tidak biasanya gampang dekat dengan yeoja yang membuat Luhan berfikir bahwa mungkin Sehun tertarik padanya.
Lalu satu tahun lalu ia ingat bahwa ia bertukar kado natal dengan Sehun dan Sehun suka mengusap puncak kepalanya dengan lembut. Dan isi kado natal dari Sehun adalah sebuah kalung emas putih berliontin diamond yang sangat cantik.
Kemudian saat musim panas tahun lalu ia dan Sehun pernah pergi ke Lotte World, yeah meski itu dengan Kyungsoo dan Hanbin juga.
Jika diingat-ingat lagi banyak kenangan ia dan Sehun sejak pertama kali mengenal yang menunjukan bahwa Sehun itu seorang yang single tanpa pendamping tapi sekarang Kyungsoo mengatakan jika Sehun sudah punya pacar sejak tahun keduanya di Oxford. Pantas saja Sehun tak pernah menembaknya meski Luhan yakin pria itu sudah mengetahui perasaan yang ia simpan pada pria itu sejak lama.
Luhan menangis tersedu-sedu dan Kyungsoo langsung meledakkan tawanya sampai matanya berair membuat Yixing menatapnya aneh sambil menenangkan Luhan.
"Aish kau lucu sekali Luhanie! Aku hanya bercanda" ucap Kyungsoo dengan sisa-sisa tawanya membuat Luhan berhenti menangis dan menatapnya dengan mata yang masih basah oleh sisa air mata.
"Apa maksudmu?" Tanya Yixing dan Luhan bersamaan.
"Aku hanya bercanda chinguya. Sehun oppa dan Appa ku ke Jepang karena urusan bisnis" jawab Kyungsoo dengan wajah tanpa dosa.
"Benarkah?" Itu suara Yixing.
"YAK! Kau ini keterlaluan!" Maki Luhan sambil menghapus air matanya kasar.
"Hehe.. hanya mengetes saja" Kyungsoo mencubit pipi Luhan dengan gemas membuat Luhan mendengus sebal. Bisa-bisanya anak itu bertampang biasa saja setelah mengerjainya. "Kaja pulang" Kyungsoo kemudian menggandeng lengan Yixing dan Luhan yang masih merajuk.
"Lu, kau pulang dengan siapa?" Tanya Kyungsoo sambil mengerjap lucu ke arah Luhan membuat Luhan terkikik gemas.
"Mungkin naik taxi" jawab Luhan dengan senyum lebarnya.
"Memangnya kemana mobilmu?" Tanya Yixing innocent.
"Appa tak memperbolehkan ku dulu untuk bawa mobil, entah apa alasannya" jawab Luhan yang mendadak kesal ketika mengingat ayahnya yang seenak jidat melarangnya untuk bawa mobil ke sekolah.
"Hey, aku duluan ya. Suho sudah menjemputku" ucap Yixing dengan cengiran tanpa dosa dan ternyata Suho memang baru datang dengan motor gede nya sambil tersenyum ke arah mereka bertiga. Biasa.. formalitas hoobae pada sunbae.
"Hati-hati dijalan. Langsung pulang kerumah" ucap Kyungsoo sambil menepuk pelan bahu Yixing.
"Okay" jawabnya sambil membentuk O-sign dengan jarinya.
Setelah Yixing pergi dengan Suho, tak lama kemudian sebuah mobil SUV datang dan menepi di hadapan mereka.
Kyungsoo cukup tercengang juga melihat mobil itu karena ia ingat itu adalah mobil yang dipakai Kai untuk menjemputnya tadi pagi.
Yang jadi pertanyaan nya adalah, kenapa namja itu menjemputnya? Tadi pagi ia tak bilang akan menjemputnya.
"Mobil siapa ini?"
Pertanyaan si rusa cantik pun terjawab ketika seorang namja tampan dengan setelan jas formalnya keluar dari kursi kemudi dan menghampiri mereka berdua.
'Dia tampan..' batin Luhan melongok 'tapi lebih tampan Sehun oppa sih' lanjutnya lagi.
"K-Kai ahjusi" cicit Kyungsoo yang menguatkan pegangan tangannya pada Luhan.
"Kau mengenalnya?" Tanya Luhan tambah kaget.
"Annyeonghaseyo" sapa Kai pada Luhan dengan senyum menawannya membuat Kyungsoo terpesona dalam beberapa saat. Aneh, padahal Luhan yang disapa tapi Kyungsoo yang terpesonanya.
"Ayo pulang, Kyungsoo-ya" ajak Kai lembut tanpa unsur paksaan.
"A-aku.. aku tidak bisa" jawab Kyungsoo terbata, tiba-tiba saja ia gugup.
"Kenapa? Kau ada acara dengan temanmu?" Tanya Kai kaget.
"T-tidak. B-bukan begitu, ahjusi. Aku tidak bisa meninggalkan Luhan disini sendirian sampai ia pulang" jawab Kyungsoo memberanikan diri menatap langsung mata teduh Kai yang membuat jantungnya berdetak aneh. Kai menatap Kyungsoo horror ketika ia memanggilnya dengan sebutan 'ahjusi'. Ini pertama kalinya Kyungsoo memanggilnya dengan kata ganti seperti itu, biasanya Kyungsoo memanggilnya dengan 'kau' saja.
'Apa aku se-tua itu?' Batin Kai miris. Tapi wajar saja sebenarnya mengingat Kyungsoo yang masih SHS sedangkan dirinya sudah lulus S2. Jadi Kai membiarkan saja Kyungsoo memanggilnya seperti itu.
"Aish! Kau pulang saja, Kyung. Aku tidak apa-apa. Sebentar lagi taxi nya datang" ujar Luhan dengan nada mengomel. Padahal ia tidak apa-apa meski menunggu sendiri juga. Pasti Kyungsoo hanya mencari alasan. Tapi..
'Siapa sih dia? Apa jangan-jangan dia namja yang dijodohkan dengan Kyungsoo itu?' Fikir Luhan yang kini menilai Kai dari ujung sepatu hingga ujung rambut dan kesimpulannya adalah namja di depannya itu 'perfect'.
"Kalau begitu biar dia ikut saja. Aku akan mengantarkannya" ucap Kai yang membuat Kyungsoo berfikir sejenak lalu mengangguk antusias.
"Itu ide bagus. Ayo Luhan" ajak Kyungsoo namun Luhan menarik tangannya.
"Tidak usah. Itu akan merepotkan" tolak Luhan tidak enak.
"Tidak sama sekali" sangkal Kai dengan senyumannya yang menandakan bahwa ia sama sekali tidak keberatan harus mengantar Luhan.
"Tidak apa, Lu. Lagipula apartemenmu di Cheongdam-dong kan? Satu kawasan dengan rumahku, okay? Jadi ayo"
"Bukannya kau mulai bekerja hari ini?" Tanya Kyungsoo memecah keheningan di dalam mobil.
"Ya, betul" jawab Kai santai.
"Lalu kenapa bisa menjemputku?" Kyungsoo menatap Kai di sebelahnya dengan tatapan aneh.
"Ini jam istirahatku, Kyungsoo-ya. Setelah ini aku ada meeting bersama Appa di perusahaan tentang proyek pembangunan hotel baru Diamond Group" jelas Kai secara rinci membuat Kyungsoo mengangguk-angguk.
Tak berapa lama mobil pun berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit yang merupakan apartemen Luhan.
"Terimakasih telah mengantarku" ujar Luhan yang sudah turun dari mobil kemudian membungkuk pada Kai yang masih berada di dalam mobil.
"Tidak masalah" jawab Kai dilengkapi senyum tampannya.
Kemudian mobil Kai pun berlalu meninggalkan Luhan di depan gedung apartemennya.
"Tadi itu teman dekatmu?" Tanya Kai sambil menoleh sekilas pada Kyungsoo yang duduk tenang di sampingnya.
"Iya, dia sahabatku" jawab Kyungsoo seadanya.
"Dia cantik" puji Kai yang tak sadar jika wajah Kyungsoo berubah tidak suka ketika dia memuji yeoja lain. Mungkinkah dia cemburu?
"Yasudah pacari saja dia" jawab Kyungsoo ketus membuat Kai mengerutkan keningnya lalu teringat kembali pada ucapan Chanyeol.
'Chanyeol hyung benar, remaja memang labil' fikir Kai yang membiarkan Kyungsoo marah dan memalingkan wajahnya ke luar jendela.
"Kyung kau marah?" Tanya Kai lembut setelah cukup lama Kyungsoo diam.
"Untuk apa aku marah? Tidak penting" jawabnya kembali ketus membuat Kai terkekeh.
Sedikit-sedikit Kai mengerti jika Kyungsoo sepertinya cemburu. Meskipun ia tidak pernah punya pengalaman pacaran, tapi setidaknya ia sering melihat adegan seperti ini di film yang ketika si pemain pria memuji wanita lain maka si pemain wanita akan marah karena cemburu.
'Dia cemburu ya..' batin Kai sambil terkekeh geli. Padahal ia tidak ada maksud lain dalam pujiannya untuk Luhan tadi.
Inginnya sih ia bilang bahwa Kyungsoo jauh lebih cantik dari Luhan namun itu pasti akan terasa gombal dan menjijikan. Kai lebih suka jika Kyungsoo mengerti sendiri daripada harus dirayu-rayu. Yeah, begitulah pemikiran orang dewasa.
Kyungsoo benar-benar serius marah pada Kai buktinya saat sampai di kediamannya pun ia mendiamkan Kai hingga membuat Kai gemas sendiri.
"Kyung, tunggu." Kai menahan lengan Kyungsoo yang hendak membuka pintu mobil.
"Ada apa?" Tanya Kyungsoo datar.
"Jangan marah" ujar Kai dengan tatapan lurus kedalam mata Kyungsoo.
"Aku tidak marah" jawab Kyungsoo datar kemudian melepas tangan Kai yang memegang tangannya. "Aku hanya lelah" lanjutnya sambil memalingkan pandangan dari Kai.
"Tapi.." Kai menggantung ucapannya sambil menatap Kyungsoo ragu namun Kyungsoo sama sekali tak peduli, kekanakkan.
"Terimakasih telah mengantarku" ucap Kyungsoo yang kemudian keluar dari mobil Kai dan masuk kedalam pekarangan mansionnya tanpa menoleh lagi ke belakang dimana mobil Kai masih belum melaju dari sana. Ia tak enak hati pada Kyungsoo.
Rasanya memang serba salah. Kai tidak tahu harus melakukan apa ketika Kyungsoo marah padanya karena salah paham. Kai benar-benar tidak tahu ia harus bersikap bagaimana ketika seorang yeoja seperti itu.
"Maafkan aku Kyungsoo.."
.
.
.
Keesokan harinya Kai tidak masuk kerja karena hari ini adalah weekend dimana ia bisa bersantai dirumah, untungnya pekerjaan di perusahaan belum terlalu menumpuk karena ia masih CEO baru jadi ia tak perlu khawatir weekend nya akan terganggu karena pekerjaan dari perusahaan.
Hari ini pun Kai memutuskan untuk pergi ke rumah Kyungsoo dan minta maaf secara langsung padanya.
Kemarin setelah pulang dari kantor, Kai menyempatkan diri mampir ke apartemen Chanyeol dan untungnya Chanyeol sedang ada di apartemen dan sedang tidak sibuk dengan pekerjaannya sebagai arsitek yang tengah merancang bangunan untuk hotel baru Diamond Group.
Dan Chanyeol mengomel padanya begitupun dengan Baekhyun -yang ada disana malam tadi- ketika ia menceritakan tentang kejadian kemarin siang. Mereka bilang jika tidak seharusnya dia memuji wanita lain di depan Kyungsoo meskipun itu adalah teman Kyungsoo sendiri.
Mereka juga bilang jika yeoja salah paham maka ia harus berusaha untuk menjelaskannya bukan malah mendiamkannya. Kyungsoo itu masih remaja dan emosinya belum terkontrol betul jadi Kyungsoo pasti tidak akan memaklumi ketika Kai malah mendiamkannya, begitu kata Baekhyun.
Saat ini Jongin juga membawa sebuah bunga mawar merah untuk Kyungsoo. Itu memang sebuah hal sederhana tapi menurut Baekhyun -yang setidaknya pernah bertemu langsung dengan Kyungsoo sebelumnya- Kyungsoo adalah orang yang tidak suka dengan kemewahan meski ia sendiri terlahir di keluarga kaya tapi ia justru orang yang sederhana dan ide sederhana ini mungkin saja dapat meluluhkan hati Kyungsoo.
Tapi sisi baiknya menurut Chanyeol, setidaknya Kyungsoo telah menunjukkan kecemburuan yang itu artinya Kyungsoo mulai tertarik pada Kai dan tak mau Kai berpaling dari dirinya.
Kai sendiri belum tahu bagaimana perasaannya pada Kyungsoo. Ia tak bisa menyimpulkan dengan cepat bagaimana perasaannya pada Kyungsoo. Ia bukan orang yang mudah jatuh cinta namun entah kenapa Kyungsoo begitu menarik perhatiannya sejak pertama kali bertemu.
Kai turun dari mobilnya dan menghampiri beberapa pengawal yang bertugas menjaga di depan pintu masuk. Kali ini Kai membawa mobil sport Ferrari nya.
"Anda siapa? Ada perlu apa tuan?" Tanya salah satu pengawal disana yang sigap di depan Kai seakan Kai itu orang berbahaya.
"Aku ingin menemui Kyungsoo. Aku Kim Jong In" jawab Kai.
Para pengawal itu langsung saling bertatapan lalu mengangguk bersamaan dan segera membuka pintu gerbang otomatis itu selebar-lebarnya
Mobil Kai pun akhirnya memasuki pekarangan mansion Do yang luas luar biasa kemudian terparkir apik di beranda depan.
Kai turun dari mobilnya sambil membawa sebuah bunga dan boneka Pororo lalu segera membunyikan bel di depan pintu.
Tak lama kemudian seseorang membukakan pintu untuk Kai dan menyuruhnya untuk masuk dan menunggu sebentar setelah Kai menyebutkan namanya. Sepertinya nama Kai masuk kedalam list orang-orang yang diperbolehkan memasuki mansion Do.
Beberapa saat kemudian terdengar sebuah ketukan heels dari arah belakangnya dan ternyata itu adalah nyonya Do.
"Ah, Kai. Senang melihatmu disini" ucap nyonya Do dengan senyum lebarnya.
"Annyeonghaseyo ahjumma" sapa Kai sambil berdiri dari sofa dan membungkuk pada 'calon mertua'nya itu.
"Kau ingin menemui Kyungsoo?" Tanya nyonya Do yang sedikit terkekeh ketika melihat boneka dan setangkai bunga yang dibawa Kai.
Kai menggaruk tengkuknya malu kemudian mengangguk ragu.
"Temuilah dia dikamarnya, sejak pulang sekolah kemarin dia pengurung diri dikamar bahkan melewatkan makan malamnya" ujar nyonya Do berubah sedih. Kai jadi semakin merasa bersalah saja pada Kyungsoo.
"Kalau begitu biar aku saja yang membujuknya makan, ahjumma. Mungkin Kyungsoo kemarin kesal padaku makanya dia marah" sesal Kai yang membuat nyonya Do tersenyum memaklumi. Ia tahu Kyungsoo manja dan kekanak-kanakan dan dia sangat bersyukur bahwa Kai adalah orang yang dewasa dan sabar. Setidaknya ia akan bisa menghadapi sikap kekanakkan Kyungsoo.
"naiklah ke lantai 3, lalu berbelok ke lorong sebelah kiri dan kau tinggal mencari sebuah pintu berwarna putih dengan bercak biru, itulah kamar Kyungsoo. Nanti makanan untuk Kyungsoo akan di antar oleh maid" ucap nyonya Do dengan senyum keibuannya.
"Apa tidak apa-apa?" Tanya Kai ragu.
Hey bagaimanapun ia adalah namja dan Kyungsoo adalah yeoja. Lagipula menurut nya kurang sopan memasuki kamar seorang gadis.
"Aku percaya padamu, Kai-ya" jawab nyonya Do yakin "temuilah dia"
Kai pun akhirnya mengangguk dan membungkuk pada nyonya Do sebelum akhirnya naik ke lantai 3 dan berbelok ke lorong kiri seperti apa yang di katakan nyonya Do tadi.
Ternyata mansion Do sangat-sangat luas, bahkan tadi untuk menemukan tangga menuju lantai 3 saja Kai merasa pusing.
Pada akhirnya Kai pun menemukan pintu bercat putih dengan bercak biru yang digambar abstrak membuat kesan bahwa cat biru itu tidak sengaja di jatuhkan pada pintu putih bersih itu.
Kai mengetuk pintu kamar Kyungsoo beberapa kali tanpa mengeluarkan suaranya bermaksud agar Kyungsoo tak tahu jika yang mengetuk pintu adalah dia.
"Masuk" seru Kyungsoo dari dalam membuat Kai tersenyum dengan sendirinya.
Kai pun membuka secara perlahan pintu kamar Kyungsoo yang sangat tinggi dan berdaun pintu dua kemudian matanya langsung menangkap dinding kamar berwarna putih-pink-biru yang sangat cantik dengan gaya yang abstrak. Sepertinya Kyungsoo menyukai lukisan abstrak sehingga pintu dan dinding kamarnya bergaya abstrak.
Kai membuka lebih lebar pintu kamar Kyungsoo yang ternyata sangat luas lalu menutupnya kembali setelah ia masuk kedalam.
Ternyata Kyungsoo tengah tengkurap di atas tempat tidurnya dengan posisi membelakangi dirinya sambil membaca sebuah buku. Mungkin Kyungsoo menganggap jika yang masuk adalah maid nya makanya ia tak peduli.
Sebelumnya Kai sengaja telah memasukkan bunga mawar yang ia bawa kedalam saku dalam mantelnya agar Kyungsoo tak dapat melihatnya dan ia hanya menyisakan boneka pororo saja di tangannya. Kai berjalan dengan tenang ke arah ranjang Queen Size Kyungsoo lalu duduk di tepi ranjang tepat di sebelah kaki Kyungsoo.
Kyungsoo yang merasakan seseorang duduk di ranjangnya pun menghentikan kegiatan membacanya namun belum juga menoleh ke belakang.
Jika maidnya, tidak mungkin berani duduk di ranjang Kyungsoo tapi jika itu eomma nya maka pasti akan memanggil namanya saat masuk tadi.
Secara perlahan, Kyungsoo menoleh ke belakang dan langsung terlonjak kaget hingga buku yang ia pegang tak sengaja ia lemparkan ke sembarang arah.
"YAK!" Teriak Kyungsoo yang langsung bengkit dan beringsut mendekati kepala ranjang. Ia menatap sosok Kai dengan horror seakan berkata -bagaimana-kau-bisa-disini?-
"Maaf mengagetkanmu" ujar Kai sambil tersenyum begitu manis ke arah Kyungsoo membuat jantung yeoja bermata bulat itu berdetak tak karuan.
"Sedang apa kau dikamarku?" Tanya Kyungsoo ketus sambil memegangi guling yang akan ia pakai untuk memukul Kai jika saja Kai berani macam-macam padanya.
"Aku ingin minta maaf" ujar Kai lembut membuat Kyungsoo melemah dan menatap namja tampan berusia 25 tahun itu dengan nanar.
Rasa kesal Kyungsoo meluap begitu saja ketika melihat wajah Kai yang begitu tulus padanya. Apa dia terlalu kekanak-kanakan hingga marah pada Kai sampai tak mau makan hanya karena Kai memuji temannya?
"Untuk apa minta maaf jika kau merasa tak bersalah" jawab Kyungsoo lirih sambil memalingkan wajahnya dari Kai. Ia masih tak menyadari jika Kai membawa sebuah boneka tokoh kartun kesukaannya.
"Karena aku merasa bersalah," Jawab Kai lalu memutari ranjang Kyungsoo dan duduk tepat di depan yeoja itu hingga mata keduanya kini saling bertatapan "maaf sudah membuatmu kesal" lanjut Kai sambil menatap pada mata coklat Kyungsoo dengan intens sementara Kyungsoo sendiri merasa jika onyx kelam Kai membuat dirinya terhanyut dan terperangkap begitu dalam.
'Cihh.. Tidak romantis sekali sih' batin Kyungsoo.
"Aku tidak marah. Kenapa aku harus marah" balas Kyungsoo setelah berhasil menghindari tatapan mata Kai yang begitu memabukkan. Padahal sebenarnya dalam hatinya ia memang marah pada Kai. Dasar Kyungsoo.
"Maukah kau memaafkanku?" Tanya Kai yang tidak menghiraukan ucapan Kyungsoo barusan.
Kyungsoo terdiam sejenak lalu setelah lama berfikir ia pun mengangguk perlahan pada Kai membuat si pria tan itu tersenyum lebar.
"Terimakasih," ujar Kai senang. Setidaknya sekarang ia lega jika Kyungsoo sudah memaafkannya.
Kai merogoh saku dalam mantelnya kemudian mengambil bunga mawar yang ia bawa tadi dan menyerahkannya pada Kyungsoo.
"Apa ini?" Tanya Kyungsoo yang masih belum mau mengambil setangkai bunga itu.
"Biasanya perempuan menyukai bunga" ujar Kai sambil mengangkat bahunya.
"Jangan samakan aku dengan wanita lain ya" balas Kyungsoo sambil bersedekap dada dan memalingkan wajahnya dari Kai.
"Jadi kau tidak mau ya?" Kai bertanya dengan nada usil dan berhasil membuat Kyungsoo mendelik padanya.
"Yasudah sini! Ini hanya karena aku menghargaimu, okay? Bukan karena aku suka bunga" Kyungsoo merebut bunga mawar yang Kai bawa dengan wajah ketus namun bukannya tersinggung, Kai justru terkekeh geli melihat bagaimana raut kesal Kyungsoo.
"Baiklah, dan ini hadiah untukmu" Kai memberikan boneka pororo yang ia bawa tadi dan itu sukses mendapat perhatian penuh dari Kyungsoo yang matanya sudah dipenuhi binar lucu.
"Darimana kau tahu bahwa aku menyukai pororo?" Tanya Kyungsoo polos.
Kai tertawa kecil kemudian menunjuk ponsel Kyungsoo yang berada di atas nakas dengan dagunya, "aku tak sengaja melihatnya di wallpaper ponselmu"
Kyungsoo tak berkomentar lagi dan segera mengambil boneka yang masih berada di genggaman Kai lalu memeluknya dengan gemas membuat Kai kembali tersenyum dibuatnya.
'Kau memang unik, Do Kyungsoo'
"Ayo kita berkencan sore ini, Kyungsoo-ya"
.
.
.
To Be Continued
.
.
.
Ahaaa! Hai chingudeul!
Author balik lagi nih.
Maaf ne untuk yang minta sequel Something Wrong sama Calendula belum bisa bikin. Soalnya belum ada inspirasi nantinya mau gimana kalo bikin sequel. Tapi author akan usahakan bikin sequel tapi gak janji yaaaa..
Nahh.. gimana tanggapan kalian tentang ff ini? Kasih pendapat kalian di kolom review yaaaa..
See You Next Chapter chingu..
