2 in 1

.

.

.

Di siang hari yang super panas, pas banget ama bel jam pulang sekolah yang dinanti-nanti berbunyi.

Hampir semua murid langsung berhamburan keluar, seolah mereka tahanan yang baru saja dibebaskan oleh para pejuang yang membawa bamboo runcing dengan bendera berwarna merah putih yang berkibar indah.

Para pedagang es yang sudah nongkrong di depan pager sekolah langsung menjadi mangsa murid-murid yang kehausan, sang abang penjual es berasa menjadi salah satu member boyband asal korea selatan yang diperbutkan banyak fans tapi bedanya si abang lebih keren daripada para member-member tampan dari negeri ginseng tersebut karena para fans si abang es menyawerinya pekai uang ribuan yang lecek-lecek.

Beberapa siswa lainnya tak ikut bagian dalam kegiatan fansmeeting dengan abang es, lebih memilih pulang ke rumah untuk bertemu dengan kipas angin ataupun ac yang seakan menggoda mereka di siang hari yang super panas ini.

Kibum merebahkan badannya ke ranjang empuk miliknya, ingin memejamkan mata segera dan terlelap dengan nyeyaknya kalau saja ia tak ingat ada makhluk lain dalam kamarnya yang saat itu tengah membongkar isi kamarnya buat nyari makanan sisa. kibum sih udah biasa ama kelakuan sahabatnya yang sering ga ada malunya itu.

"dimana sisa kripik gue kemaren?" teriak Shindong sambil menguncang-guncangkan tubuh Kibum, cowok yang udah ampir nyampe ke alam mimpi itu terpaksa puter balik naek bus dan kembali ke kehidupan nyata, batal bertemu bidadari cantik diganti dengan bertemu gorilla buntet.

"udah dibuang kali? udah sana ke dapur minta buatin makanan." ucap Kibum antara sadar ama ngga soalnya cowo berkulit putih itu udah ngantuk berat karena sejak di sekolah tadi ia mesti bolak-balik ke ruang guru buat ngurusin surat kepindahan dia ke sekolah yang sama ama si gempel yang lagi meraung-raung minta di kasih makan.

tokk..tok..

nah tu suara pintu kamar Kibum yang diketuk,

"mas ini saya bawakan makanan." ucap suara dari luar yang bagai lirik nyanyian biddari dari langit menurut Shindong karena ada kata makanan. dengan semangat 45 cowok tambun itu membuka pintu dan dengan tangan terbuka lebar diiringi terpaan angin sepoi-sepoi ia menyambut nampan yang diberikan mba Ina dengan mata berkaca-kaca. isi nampannya lumayan banyak mengingat mba Ina udah di kasih tau sama emaknya si mbok Ijah yang udah tau tabiat sahabatnya Kibum yang suka geragasan kalau makan.

sepiring tahu isi plus cabe rawit ama es teh dua gelas ukuran kuli sudah di tangan Shindong.

" terima kasih atas makanannya."

"maaf mas, nama saya Ina bukan Dewi." jawab Ina malu-malu. Shindong cuma ngangga gak percaya, ga nyangka kalau pembokat barunya Kibum bakal sepolos itu sementara itu Kibum lagi ketawa sambil guling-guling lihat tampang bloon sahabatnya itu.

.

.

.

Disinilah akhirnya seorang Kim KIbum terdampar, dihari yang sama meski matahari sudah tak berada tepat di atas ubun-ubun lagi.

Kemana cowok ganteng itu? ia lagi menemani sang sahabat tercinta di semak-semak

Apa yang mereka lakukan di semak-semak?

Katakanlah Kibum sedang berperan menjadi salah satu agen mata-mata ala james bond 007 atau spy kids? Entahlah—yang mana saja boleh karena kini ia tengah menjadi asisten seorang stalker.

"kayaknya tu anak ga masuk deh?" ucap Kibum sambil mulai garuk-garuk badanya yang gatel-gatel kena rumpur alang-alang yang tumbuh dengan subur di tempat mereka bersembunyi. Beberapa luka gores di dapatnya karena daun tanaman yang emang tajem. Kibum bisa terima badannya lecet-lecet karena rerumputan yang akarnya bisa untuk obat panas dalam ini, menurut salah satu iklan yang sering dilihatnya di tv.

Badanya lecet dan gatel ga ada masalah hanya saja jika wajah tampan putih mulusnya yang tergores ia tak akan memaafkan sahabatnya ini, wajah itu aset masa depannya.

Jika sampai wajahnya lecet dan berbekas ia bakalan memaksa Shindong menikahinya.

Kibum mengeleng-gelengkan kepalanya mengingat apa yang baru saja dipikirkannya, terlalu gatal dan panas sepertinya mempengaruhi kinerja otaknya yang jenius.

"sejam lagi deh? Kalau dia ga muncul kita cabut."

Shindong mohon-mohon dengan tampang super melasnya yang mau tak mau Kibum nurut juga meski dengan syarat setelah ini cowok tampun itu mesti ngobatin lecet-lecet di badan Kibum pake mantra ajian nyi blorong.

Beberapa siswa udah pada keluar dari pintu gerbang sekolah yang emang udah jam pulang dari tadi, kayaknya tinggal beberapa siswa yang ikut eskul yang pulangnya rada telat.

Misi dua makhluk tuhan paling sexy itu siang menjelang sore itu adalah mengamati seorang cewek super cantik—menurut Shindong karena Kibum sendiri belum pernah liat wujudnya.

Sudah beberapa minggu ini Shindong galau karena tu cewek yang ga jelas asal-usulnya, masalahnya Kibum tak terlalu pusing mikirin sahabatnya yang uring-uringan kaya panda bengong tapi kalau sedang begitu selera makan sahabatnya itu selalu meningkat pesat, pelampiasan emosi katanya dan imbasnya Kibum hampir menyatakan dirinya bangkrut karena mesti mentraktir sang sahabat buntet tercinta hampir 3x sehari.

Makanya demi menyembuhkan penyakit galau ga jelas Shindong yang tentunya turut mengancam uang jajan Kibum maka cowok ganteng keturunan Sumatera-California itu mau ikut membantu Shindong menyatakan cinta ama tu cewek.

Kibum nguap-nguap sambil ngunyah akar alang-alang saking keselnya sampai Shindong menganggu kegiatan kambing dadakannya dengan menguncang-guncang badannya sambil nunjuk-nunjuk heboh.

"itu..itu ceweknya yang pake baju olahraga."

Kibum memicingkan matanya, menatap pada gerombolan siswa yang masih betah berdiri di depan pager sekolahan.

"mereka semua pake baju olahraga bego."

Shindong nyengir dapet jitakan penuh cinta dari Kibum, sambil ngusap-usap kepalanya yang rada nyut-nyutan aduhai ia kembali menatap sang pujaan hati.

"tu yang rambutnya di kuncir separo."

"oohh yang itu?"

"iya. Gimana cantik kan? Gue emang ga salah pilih."

"kayaknya gue ga asing ama muka tu cewek? Dimana ya gue ketemu?"

"eh masa? Dimana lo ketemu?" Shindong hampir nyekek Kibum gara-gara cowok ganteng itu Cuma masang tampang sok polos yang diyakini Shindong Cuma topeng buat nutupin kebejatannya.

"gue ga inget banget tapi dia rada mirip Kim Heechul ya?"

"loh kok lo tau namanya?"

"apa? Dia beneran Heechul?" syok Kibum dengan gaya yang menurut Shindong lebay banget untuk ukuran cowo sok cool kaya sahabatnya itu.

"emang kenapa? lo kenal?"

"dia sepupu gue dan dia itu cowok, dasar bego!"

Shindong diam, mencoba mencerna ucapak Kibum sebelum akhirnya cowok gembul itu menatap dengan puppy eye andalannya pada Kibum.

"gue ga ada duit lagi, ampun deh bener-bener!"

.

.

.

End.?

Ini cerita ringan sembari menunggu Author dapet inspirasi ngelanjutin FF yang lain ya? hha

Mungkin juga ni cerita bakal ada lanjutannya? Mungkin aja ? tergantung review readers ^^

Review?

5