LIBRATION
.
Kekkai Sensen © Nightow Yasuhiro
LIBRATION only Aozora Yui's
.
Summary:
Sebuah kasus dimana remaja di Hellsalem's Lot menghilang tanpa jejak, menuntut LIBRA untuk segera beraksi. Bagaimana jadinya jika ketiga orang yang tidak pernah akur di dalam LIBRA terlibat dalam satu misi yang sama?
.
Warning:
sedikit OOC, EYD seperti biasa, typo yg luput dari pengamatan
.
Rate: T semi M for language and crime
.
Enjoy~
.
.
Chapter 1: New Case
Hellsalem's Lot—sebuah kota yang dimana dunia ini dan dunia lain saling berhubungan. Kami adalah LIBRA, sebuah organisasi rahasia yang berisi orang-orang dengan kemampuan khusus, yang bekerja dalam bayangan untuk menjaga keseimbangan dunia. Berikut adalah salah satu dari aktivitas rahasia kami.
.
Gubrak!
Pintu markas LIBRA terbuka secara paksa oleh sesosok makhluk berwarna putih yang dengan gesitnya menerobos masuk dan menerjang pria bertubuh besar yang sedang asyik bergelut di depan komputernya. Bermain Prosfair favoritnya, tentu saja. Bahkan karena terlalu asyiknya, siluet putih yang mendekatinya pun tak di hiraukannya—atau memang sengaja tak dihiraukannya.
"Kali ini aku akan mengalahkanmu, Chief!" Makhluk putih itu semakin mendekat dengan tubuh pria besar—yang merupakan ketua organisasi penyelamat /?/ Hellsalem's Lot—lengkap dengan tendangan terdahsyatnya.
Brugh!
Suatu kepalan keras mendarat di wajah manusia jadi-jadian berwarna putih itu—yang tentu saja langsung membuatnya tidak sadarkan diri di tempat. Pria besar yang mendaratkan pukulan keras ke wajah makhluk putih itu kembali memainkan Prosfair di komputernya.
Ya, pemandangan seperti itu adalah hal yang biasa terjadi di markas LIBRA. Pada setiap pagi ketika semua anggota LIBRA harus berkumpul untuk membahas berbagai kasus yang terjadi di Hellsalem's Lot, atau setiap sang ketua sedang serius di depan komputernya, atau setiap saat makhluk putih itu memasuki markas, dan bahkan setiap kesempatan yang makhluk putih itu pikir sebuah kesempatan—yang dengan konyolnya selalu saja gagal.
"Zapp-san, kau seharusnya berhenti melakukan itu semua." Sebuah suara lembut memasuki gendang telinga makhluk berwarna putih yang dipanggil Zapp tersebut. Namun, makhluk putih itu belum juga membuka matanya. Mungkin karena sebuah tangan lembut sedang membelai rambut dan wajahnya.
"Hm.." Ia menggeliatkan badannya kemudian dengan perlahan membuka matanya.
Sudut matanya menangkap sebuah siluet wanita berambut pendek yang sedang duduk di sebelahnya dan membelai wajahnya lembut.
"Ch-Chain?!" Pemuda itu terkejut dan membuat tubuhnya—yang memiliki tingkat atletisitas yang tinggi—melompat duduk.
"Hei, kuso monkey, apa yang kau mimpikan tentangku, huh? Dasar mesum!" Seorang gadis berambut pendek yang persis berada di mimpinya tiba-tiba muncul di atas pemuda bernama Zapp itu dan dengan santai—wajah polos tanpa dosa—menindih perutnya.
Tentu saja makhluk putih itu langsung meronta-ronta akibat menahan sakit yang dirasakan di perutnya akibat menahan berat seorang gadis yang berdiri di atasnya. Melihat itu pun, gadis itu tidak bergeser sedikitpun dari atasnya.
"Hei, Chain. Jika kau terus melakukan itu, Zapp akan mengalami kerusakan organ dalam, kau tahu?" Seorang pemuda dengan jas hitam dan identik dengan bekas luka di wajahnya itu menghela napas melihat tingkah laku kedua orang itu. Meskipun telah terbiasa melihat pemandangan itu, tapi setiap hari melihanta sangat berlebihan, bukan?
"Ini bukan salahku, tetapi kera jelek ini." Sang gadis masih berdiri tegak di atas makhluk putih yang mengeliat seperti ulat di bawahnya.
"Hei, berhenti memanggilku kera! Kau wanita sialan!" Makhluk itu meringis kesakitan. Ia ingin melawan, tapi entah mengapa ia tidak pernah bisa melawan wanita itu.
"Aku baru mengingat sebuah kasus yang baru saja terjadi akhir-akhir ini." Suara berat milik pria besar yang merupakan ketua organisasi tersembunyi itu melerai pertengkaran kecil yang selalu terjadi sesaat setelah pintu markas LIBRA terbuka. Sepertinya ia telah kalah—sekali lagi—melawan komputernya dalam bermain Prosfair.
"Aku ingin meminta bantuan kalian semua, Chain, Zapp." Katanya lagi.
Mendengar perkataan sang ketua yang berkharisma itu, gadis berambut pendek—yang bernama Chain—itu pun bergerak turun dari atas perut Zapp. Kera putih itu—ups—Zapp akhirnya merasakan perutnya terselamatkan setelah sepatu berhak tinggi gadis srigala itu turun dari perutnya.
"Ada banyak manusia yang menghilang akhir-akhir ini. Dilihat dari jumlahnya, ini bukanlah perbuatan dunia 'atas'." Seorang pemuda dengan bekas luka di wajahnya mulai menjelaskan informasi yang diperolehnya.
"Lanjutkan, Steven." Kata sang ketua.
"Baiklah." Pemuda bernama Steven itu menganggukkan kepalanya dan kembali membagikan informasinya.
"Coba lihat video yang tertangkap oleh cctv di distrik BK456." Pemuda itu menyalakan sebuah tv yang ada di markas LIBRA dengan sebuah remote. Sebuah gambar hasil rekaman cctv yang bersemut dan tidak terlalu jelas terpmpang di layar kecil itu.
Pada video itu terdapat sesosok seperti kabut yang sedang menyeret seorang manusia yang sepertinya masih berumur belasan tahun.
"Menurut berita kehilangan, hampir seluruh korban kasus ini merupakan remaja berumur belasan tahun. Dan wilayah terjadinya pun berdekatan." Steven menambahkan informasi dari video itu.
"Karena kasus ini sepertinya bukan kasus yang terjadi di dunia atas, ini semua menjadi tugas LIBRA untuk menyelesaikannya." Kata pria besar yang bernama Klaus V. Reinherz yang menjabat sebagai ketua LIBRA itu.
"Chain, kau cobalah untuk mengawasi setiap distrik yang berada berdekatan dengan tempat terjadinya kasus kehilangan itu." Klaus menatap gadis srigala yang memiliki kemampuan menghilang itu.
"Siap!" Jawab gadis srigala bernama Chain itu tegas.
"Zapp, kau akan membantu Chain." Tatapan sang ketua berpaling ke arah makhluk putih yang masih duduk di sofa sambil mengelus-selus perutnya yang masih sakit.
Berbeda dengan gadis berambut pendek yang sangat menghormati sang ketua LIBRA itu, pemuda berambut putih itu hanya menjawab perintah dari sang ketua, Klaus, dengan gumaman malas.
"Siap." Katanya sambil memegang belakang kepalanya.
"Tapi kenapa aku harus membantu wanita sialan itu?" katanya memprotes.
"Karena kemampuan yang paling cocok untuk itu." Klaus menatap makhluk putih—yang sepertinya sedikit salah tingkah—itu sekilas.
"Dan Steven, aku ingin kau mengivestigasi wilayah itu sekali lagi." Katanya kepada pemuda yang selalu menjadi lawannya untuk mengemukakan pendapatnya itu—dan juga bermain catur.
Pemuda yang satu lagi—yang juga memperoleh misi yang sama untuk menginvestigasi kasus yang sama—hanya menjawab dengan anggukan kepala
"Baiklah. Lakukan tugas kalian." Sang ketua membubarkan mereka.
Ketiga orang itu segera bergerak menuju ke luar pintu markas LIBRA, dimana misi mereka yang sebenarnya akan dilaksanakan. Meninggalkan hanya dua orang di dalam markas itu. Sang ketua yang berkharisma, Klaus V. Reinherz, dan seorang anggota LIBRA lainnya yang bertugas seperti Buttler, Gilbert F. Alstein.
Sepertinya ketiga orang itu belum menyadari apa yang akan terjadi ketika mereka semua berkumpul dalam melakukan misi yang sama seperti itu.
.
.
Dibalik topengnya yang selalu terlihat 'cool', pemuda itu selalu melihat Chain melalui sudut matanya. Tetapi, gadis Srigala itu tak pernah sekalipun menunjukkan ekspresinya. Entah ia memang tidak peka, atau malahan berpura-pura tidak peka dibalik topeng polos yang selalu melekat di wajahnya. Disisi lainnya, pemuda yang selalu melakukan keributan itu juga diam-diam memperhatikan Chain.
.
.
A/N
Settingnya terjadi sebelum Leonardo masuk menjadi anggota LIBRA. Jadi, Leo tidak akan muncul di dalam fic ini (maaf untuk penggemar Leo—Yui juga sedih sih) dan All Seeing Eyes tidak akan bisa membantu mereka. Dan itu membuat 'mereka' harus bekerja lebih keras untuk memecahkan kasus itu.
Semoga berkenan karena ini fic Kekai Sensen pertama yang Yui buat dengan genre seperti ini. Yui minta reviewnya, boleh?
Thank you for reading and review~
