Tittle : Live By My Side Till The Day I Die

Author : Mr_KHC

Genre : Romance, Humor of sense, Hurt, YAOI, etc.

Main Cast :

Park Chanyeol

Byun Baekhyun – Wu Baekhyun

Other Cast :

Kris aka Wu Yi Fan

Kim Jongin

Do Kyungsoo

Oh Sehun – Park Sehun

Xi Luhan

Rate : M.

Pairing : ChanBaek , KaiSoo, HunHan, ChanKris.

Disclaimer : Ide cerita adalah hasil pemikiran otak saya, no plagiarism, bila ada kesamaan tempat, jalan cerita, dll, mohon dimaafkan, karena otak manusia tak dapat ditebak. Semua cast hanya milik Tuhan, dan saya hanya meminjam...

Enjoy it!

Warning : typo menyebar dan tercecer, bagi yang tak Suka YAOI silahkan hengkang.. :D

-KHC---

Summmary

Park Chanyeol, seorang CEO muda, yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, membuatnya lupa akan semua urusan cinta.

Chanyeol berlibur ke china sekaligus mencari Luhan kekasih adiknya Sehun, dan tanpa sengaja membuatnya bertemu Baekhyun, namja cantik yang berisik, dan akan selalu berada di sekitar chanyeol, hingga membuatnya menyerah, dan mempercayai bahwa cinta itu lahir bukan karena hal romantis, yang selama ini dia baca di buku legenda sewaktu kecil. Tapi dari kekonyolan yang mereka lalui.

.

.

.

.

.

Chanyeol POV

"Haah..." kupijat keningku dan meghindari sejenak kertas-kertas dan silaunya layar laptop yang merasuki otakku. Menyandarkan punggung di kursi kerja, mungkin itu ide yang bagus, setelah berjam-jam bahkan hingga 2 hari aku duduk di kursi ini tanpa bergerak kemanapun, kecuali jika aku memang sedang ingin mengeluarkan 'sesuatu' ke kamar mandi, yeah you know what i mean, right..?

Kupalingkan wajahku kearah luar jendela kantorku, beruntung aku berada di lantai paling atas perusahaan alat-alat pengembangan teknologi 'Park Corporation' perusahaan multigloblal corpoation warisan dari kakek buyutku dalam bidang teknologi, melelahkan memang bekerja sebagai CEO di perusahaan induk, tapi karena amanat dari kakek sebelum meninggal, mau bagaimana lagi. Kuamati awan yang bergerak di langit, tanpa sadar terukir senyum yang lebar dr bibirku.

'CKLEK'

Kupalingkan wajahku kearah suara yang membuka pintu ruanganku, dan kulihat seseorang masuk ke dalam "hei Tuan Park, bagaimana dokumennya sudah kau teliti..?" Ucap Kim Jongin General Manager sekaligus kaki tanganku di perusahaan ini, yah, dia adalah sahabatku sejak kecil, dan sayangnya aku mempercayai namja 'sialan' ini sebagai partner kerjaku, well, memang dia sangat total membantu menyelesaikan semua pekerjaanku.

"Yep.., sedikit lagi ini akan selesai" ucapku, kembali bergelut dengan kertas-kertas yang memenuhi mejaku.

"Perlu bantuan kawan..?" Tawarnya.

"Ehm..tolong bereskan apa yang ada dimejaku ini, dan rapikan tumpukan dokumen sialan yang ada di bawahku ini" jawabku sambil menunjuk tumpukan tinggi dengan gemas .

"Hahaha...kau selalu seperti ini yeol" ucapnya sambil membereskan kertas dan map dokumen yang ada di ruanganku.

"Oiya, kemana anak 'brengsek' itu..?" Tanyaku, dan masi fokus meneliti dokumen-dokumen yang ada di hadapanku.

"Maksudmu Sehun.?" Tanya jongin memastikan.

"Ya.,siapa lagi...memangnya siapa yang brengsek diantara kita..?" Yeah, Sehun, Park Sehun, adik laki-laki ku satu-satunya, walaupun dia sering kubilang 'brengsek' tapi aku sangat menyayanginya.

"Hahaha...dia juga sedang berkutat di ruangannya, sama sepertimu..karena sebentar lagi akan ada rapat untuknya.."

"Apa dia semalam pulang kerumah..?" tanyaku penasaran.

"Kurasa begitu, karena tadi dia datang pagi-pagi kekantor"

"Baguslah..kurasa anak itu sudah mulai mengikuti jalur yang benar.." ucapku sambil menandatangani dokumen.

"Ya..setelah kemarin kau memakinya habis-habisan di depan semua pegawai..? Kekeke..." ucap jongin terkekeh.

"Ah, aku hampir melupakan itu, kemarin aku sudah membentak dan memakinya, karena dia sangat bodoh, kembali ke kantor pagi-pagi dalam keadaan mabuk, oh ayolah, siapa yang tak ingin mencincangnya hah..? Beruntung Ayahku tak ada di kantor, jika dia ditemukan oleh ayah dalam keadaan begitu, bisa-bisa dia akan dihajar habis-habisan oleh ayah" ucapku, lalu menutup dokumen terakhir.

.

.

.

.

.

.

.

Flashback Begin

Author POV

Seorang namja tampan berkulit 'albino' dengan rambut blonde acak-acakannya, membawa botol minuman beralkohol bermerk 'Smirnoff' di tangannya, berjalan sempoyongan masuk kedalam perusahaan 'Park Corporation' dan menjadi pusat perhatian dari semua pegawai yang ada disana, dicegah oleh security pun rasanya percuma, karena dia memang pemilik perusahaan ini, mungkin 'Vice President' sebut saja namanya Park Sehun, adik dari Park Chanyeol, 'Presiden Direktur / CEO' dari perusahaan 'Park Corporation'.

.

"DIMANA ANAK ITU?!" bentak Chanyeol setelah sahabat sekaligus kaki tangannya memberitahukan tentang keadaan Sehun adiknya yang sedang berulah di Lobby 'Park Corporation'. Segera mungkin Chanyeol berlari kearah lift dan memencet tombol 'down', pintu lift terbuka, masuk kedalam lift diikuti sahabatnya Kim Jongin. Didalam lift tak henti-hentinya Chanyeol mengumpat dan mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, dan Jongin disebelahnya sesekali kaget, karena dia belum atau 'tidak pernah' melihat sahabatnya sedang mengamuk seperti ini. Aura kematian sudah menyelubungi Chanyeol, dan dia terlihat seperti malaikat pencabut nyawa. Wow.

.

.

Setelah pintu lift terbuka Chanyeol melihat adik 'kesayangannya' sedang mabuk dan menggoda 'receptionist'. Chanyeol berjalan menghampiri Sehun.

"SEHUN" si empunya nama menoleh kearah Chanyeol dengan wajah mabuknya

'PLAKK!'

'PYAAR!'

Suara botol pecah dan tamparan keras sukses mendarat di pipi Sehun yang putih itu, menyisakan bekas merah disana, membuat Sehun sadar sempurna dari mabuknya dan melebarkan matanya. Membuat orang yang ada di sekitar mereka ketakutan setengah mati akan kemarahan 'Presiden Direktur' mereka.

"APA YANG ADA DI OTAK SEMPITMU HAH?! RASANYA PERCUMA KAU KULIAH DI CALTECH, UNIVERSITAS TERBAIK DI DUNIA, KALAU YANG KELUAR ADALAH LULUSAN TAK BERGUNA DAN BERKELAKUAN BRENGSEK SEPERTIMU, MASI BERUNTUNG YANG MENGHADAPIMU SEKARANG ADALAH AKU, JIKA AYAH TAHU AKAN KELAKUANMU, KAU SUDAH JADI DAGING CINCANG MAKANAN 'PEDRO' DI RUMAH, PERGI KERUANGANMU DAN PIKIRKAN APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN!"

Dan Sehun mulai melangkahkan kakinya kearah lift dengan kepala tertunduk, menahan 'air mata' mungkin.

"Jika memang karena namja 'Xi' itu..akan kucari dan kubuat dia berdiri didepanmu" lanjut Chanyeol, Sehun mematung seketika, memejamkan kedua matanya, lalu memasuki lift yang telah terbuka dan naik keruangannya.

.

.

"DAN KALIAN SEMUA!" tunjuk Chanyeol kepada semua karyawannya

"JANGAN ADA YANG BERBICARA TENTANG DIA, APAPUN ITU, JIKA ADA YANG MEMBOCORKANNYA.., KALIAN AKAN..." Teriaknya sambil melayangkan tangannya kelehernya seolah-olah akan membunuh siapapun yang melanggarnya, semua karyawannya hanya membatu, dan menelan ludahnya keras-keras, "MENGERTI?!" setelahnya diikuti anggukan dari semua karyawannya.

Oh..siapa yang berani melanggar ucapan dari presdirnya di saat kemarahnnya memuncak, hell no one will do that, mereka lebih menyayangi nyawanya daripada membocorkan sesuatu hal sepele dari perusahaan ini.

"Jongin-ah, berikan anak itu susu, atau smoothies untuk menghilangkan mabuknya..aah apa sajalah, agar sadar dari mabuknya.., dan berikan pengertian padanya, aku sangat pusing sekarang.." ucap chanyeol kepada sahabatnya Jongin.

"Well, tenanglah kawan..dia akan kembali" balas Jongin lalu menepuk pundak sahabatnya, sedikit mengusapnya agar tenang.

"Thanks.." ucapnya pelan. Dan mereka akhirnya kembali ke ruangan.

Author POV end

Flashback End

.

.

.

.

.

Chanyeol POV

"Haah...akhirnya...se-le-sa-i..." kubuang bolpoin 'MontBlanc' ke manapun, yah walau harga bolpoin 'MontBlanc' yang luar biasa mahalnya itu, aku tak peduli, karena menurutku akibat ada bolpoint itu di mejaku, aku harus menandatangangi semua dokumen-dokumen 'sialan' itu.

"Yha! Yha! Kenapa kau membuang bolpoin itu..?" Jongin kaget melihatku membuang semua bolpoin 'mahal' itu kesegala tempat.

"Bolpoin-bolpoin itu membuatku gila Jongin-ah" ucapku lalu berdiri, mengambil dasi, sepatu, dan kaos kaki yang tadi sempat kubuang kelantai, kududukkan badanku yang hampir remuk keatas sofa, dan membaringkannya sejenak, kubuka smartphone-ku yang selama 2 hari tak terjamah oleh tanganku, kulihat beberapa pesan masuk, ternyata dari sepupuku, yang kembali dari Jepang.

"Haha..mana ada, hanya seonggok bolpoin bisa membuatmu gila yeol..?" Ucap jongin, sambil memunguti bolpoin yang kulempar secara random di ruanganku.

"Haha..kau lihat kan tadi buktinya, karena bolpoin itu, aku harus menandatangani berkas-berkas 'sialan' dan 'tak berguna' itu.." godaku, sontak membuat kami berdua tertawa terbahak-bahak.

"Kau gila yeol.., sudah, aku akan menyerahkan dokumen-dokumen dulu" jongin membawa tumpukan dokumen yang ada di antara meja kerjaku, yah tak lupa ia menyuruh beberapa orang untuk membantunya.

"Jongin-ah, bari aku waktu 1 jam dan kembalilah kemari..ada sesuatu yang ingin kubicarakan" ucapku mengehntikan langkah jongin yang akan keluar dari ruanganku.

"Baiklah Tuan Park." Ucapnya sopan yang dibuat-buat sambil berlalu dari ruanganku dan membawa dokumen-dokumen. Aku hanya menyunggingkan senyum, sembari terlelap diantara kelelahan yang menjalar disekujur tubuhku.

I went out to a place where the sun shone

And held out my arms

And thought

Could I cross the sky?

I still can't see any wings to fly with

It's because it's not simple

That I can go on living

Just picking up a wet puppy

Made tears overflow

In a way that was funny

I want to be loved, I just want to be loved

I said,

But you can't just long for something

(Aku pergi ke tempat yang cerah dan meregangkan

lenganku

Bisakah aku melintasi langit itu? Itulah yang ku pikirkan

Sayap yang kugunakan untuk terbang masih belum terlihat

Karena tidak mudah, bahwa aku bisa melanjutkan hidup

Hanya dengan memungut anjing kecil yang kebasahan

Membuatku sedikit tersenyum dan air mata pun mengalir

"Aku ingin dicintai, aku hanya ingin dicintai"

Itulah yang ku katakan, Tapi tidak baik jika hanya

meminta sesuatu)

Yui - Life

Ada sebuah cahaya diantara kegelapan.? Ku langkahkan kakiku menuju cahaya terang dan suara nyanyian yang indah itu, semakin lama semakin membesar cahayanya sedikit menyilaukan, tapi aku dapat melihat ada sosok diantara cahaya itu, memunggungiku seperti seorang namja, atau yeoja, entahlah, dia menyanyi, suaranya sangat indah dan menenangkan, "hei.." panggilku, kemudian ia membalikkan wajahnya, dan... "oh shit.." aku terbangun dari tidurku, dan ternyata itu hanya mimpi.? "God... aku belum sempat melihat wajahnya" yah..setidaknya aku masi mendengarkan suaranya, tapi siapa dia, tiba-tiba muncul kedalam mimpiku, apakah akan menjadi cahaya diantara hidupku yang hampa dan gelap ini..? Entahlah hanya Tuhan yang tahu.

'CKLEK'

"kau sudah bangun yeol.?" Tanya seseorang yang suaranya tak asing di pendengaranku, ku dudukkan badanku di sofa.

"Ya..setelah aku bermimpi indah Jongin-ah..haha..." jawabku dan tertawa tanpa beban

Jongin mendudukkan badannya di sampingku "hei, ini selalu jadi pertanyaan di otakku..kenapa sofa ini mengahadap keluar jendela yeol.?"

"Agar saat istirahat, aku bisa melihat arah gerakan awan..kau tau, ini mengingatkanku waktu kita kecil, merebahkan badan diantara rerumputan, memandang awan yang bergerak, dan menikmati angin yang sejuk menerpa wajah kita" ucapku sambil menerawang ke masa dimana kami masi bersekolah dulu.

"Yaa..itu sangat menyenangkan yeol, tapi mau bagaimana lagi..saat ini kita sedang terjebak disini bersama dunia yang mengekang kita dari kebebasan"

"Ya, kau benar..ada masa dimana aku sangat menginginkan kebebasan itu datang, haha...walaupun hanya sebentar saja.., oiya..bagaimana..kau mendapatkan jejak tentang Xi Luhan..?"

"Tentu saja bos..semua datanya ada padaku..dan dia adalah sepupu dari investormu itu"

"Siapa..?" Tanyaku penasaran

"Orang cina itu, kau taulah siapa dia, dia sangat dekat dengan kita"

"Kris?"

"Bingo! Dia adalah sepupunya" Jongin menjentikkan jarinya dan menatapku.

"Aish..kenapa dunia tak selebar daun kelor" kupijat kembali pelipisku dan menatap awan-awan yang sedang bergerak.

"Yha..peribahasamu terlalu berlebihan kau tau"

"Haha...sudahlah biarkan aku senang beberapa saat jongin-ah"

"Arra..arra.." ucap Jongin dengan wajah pasrahnya

"Hei, apa aku ada pekerjaan hari ini.?" Tanyaku.

"Tidak..pekerjaanmu sudah selesai Tuan Park, kau bisa pulang sekarang, beristirahatlah.."

"Ah..oh ya aku hampir lupa..kau tak mampir kerumahku.?" Ajakku.

"Hmm.? Kerumahmu.?" Ucapnya dengan ekspresi heran dan memicingkan matanya

"Yha..yha..bukan apartemenku..tapi rumah besar.., kau ini terlalu curiga padaku.."

"Memangnya ada apa.?" Tanyanya penasaran.

"Aku ingin mengajakmu makan dirumah, karena sepupuku yang dari Jepang telah kembali ke Korea, dia sudah memasakkan makanan enak..mau tidak.?" Ajakku

"Hmm..bagaimana ya.., akan kulihat jadwalku dulu"

"Hai..kau tau, dia sedang single sekarang..apa kau tak mau..hah..hah..." godaku pada jongin, yang seketika menatapku tajam.

"Ah ayolah, kita pergi" ucapku, kupakai sepatuku, lalu menarik tangan jongin untuk berdiri, kuambil jas yang bertengger di kursi kerjaku, lalu memakainya, dan tak lupa membawa kunci mobilku.

.

.

.

.

.

Author POV

Sesampainya di parkiran mobil, Chanyeol membuka pintu mobil sport Ferrari CarsoRosso miliknya, dan mereka berdua masuk kedalam mobil. Melajukan mobil sportnya kearah rumah besar nan megah milik keluarga 'Park'

Setengah jam berlalu dan mereka telah sampai di kediaman utama keluarga 'Park' yang berwarna soft cream yang bergaya romawi kuno, oh jangan lupakan bahwa ada sebuah jam besar bertengger di atas pintu utama rumah ini, khas dengan angka romawinya, yang mengherankan untuk angka empat tak ditulis 'IV' tapi empat garis seperti angka tiga 'IIII', banyak ukiran-ukiran rumit disetiap detail rumahnya dan terdapat berbagai patung di setiap sudut ruangan. Mungkin rumah ini memakan ber hektar-hektar tanah, well we don't know.

"Aku pulaaaaang..." teriak chanyeol, yang suaranya menggema di dalam rumahnya.

"Sepertinya tak ada orang.., kita langsung kedapur saja, mungkin sepupuku ada di sana" ucap chanyeol, lalu berjalan ke dapur bersama Jongin.

.

.

- Di dapur

"Kyuuunggieee...~" teriak chanyeol, membuat namja cantik sepupunya yang bernama Kyungsoo ini terlonjak kaget

"Yha..yha..bisakah kau tak berteriak dan mengagetkanku hah..?" Omelnya pada chanyeol, dan tak sadar ternyata ada seseorang yang mematung dibelakang chanyeol menatap lurus kearah Kyungsoo sepupunya.

"Hei yeol, siapa itu.?" Tanya Kyungsoo sambil menunjuk Jongin menggunakan spatulanya.

"Ah..aku hampir lupa, dia sahabatku, yang sering kuceritakan itu.."

"Oh..Kim Jongin itu..?"

"Yap.."

"Dia ...tampan" ucap Kyungsoo dengan senyum terkembang di wajahnya, oh well, itu membuat Jongin semakin membatu, dan sekarang ia malah membelalakkan matanya dengan mulut sedikit menganga, tidak elit memang ..tapi mau bagaimana..dia sudah terjebak dalam kecantikan namja bermata 'belo' ini.

"Yha.. Jongin-ah" panggil chanyeol sambil menggoyang-goyang badan Jongin yang membatu

"Ah, yasudahlah..aku mau mandi dulu, kyungsoo-ya, sadarkan dia oke.." chanyeol menepuk pundak Jongin dan berlalu meningalkan mereka berdua di dapur.

.

.

Chanyeol berjalan kekamarnya yang berada di lantai 2 sesekali menyenandungkan lagu favoritnya "don't try to look so wise, don't cry cuz you so right..." kemudian memasuki kamarnya dan mulai menyegarkan tubuhnya yang lelah dengan air di kamar mandi yang menyatu dengan kamarnya.

.

.

Setelah selesai menyegarkan badannya Chanyeol keluar kamar hanya dengan menggunakan handuk yang ia lilitkan di pinggangnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lainnya.

'Drrrt...drrtt'

Chanyeol menoleh kearah smartphonenya yang bergetar di meja nakasnya, sesegera mungkin mengangkat telepon dari seseorang yang ia kenal.

"Hieelllooow.." ucap chanyeol asal-asalan menjawab panggilan telepon.

'Hei apa-apaan jawaban itu, kau membuatku merinding' balas seseorang yang di seberang telepon

"Hahaha...aku hanya bercanda kawan, ada apa.?" Chanyeol membuka lemari dan memilih-milih baju.

'Temani aku bermain golf..? Aku kesepian kau tau'

"Hei, baru saja aku pulang dari kantor, kau sudah menyuruhku menemanimu bermain golf? God.." ucapnya jengah. Chanyeol mengambil kaos polo dan skinny jeansnya meletakkannya di atas kasur king sizenya.

'Hei, ini bisa menghilangkan stressmu yeol'

"Heeh...yang ada malah membuatku jengkel karena bola golf itu tidak masuk ke 'hole-nya', kenapa kau tidak bermain dengan caddy-caddy cantik disana.? Hahaha" canda Chanyeol lalu duduk di atas kasurnya sambil menyilangkan kakinya

'Kaupikir aku lelaki apa hah?!' bentak seseorang yang diseberang sana.

"Woow..wow..tenang kawan, aku hanya bercanda"

'Kau mau menemaniku tidak?'

"Oke-oke sebagai rekan yang baik aku akan menemanimu tuan 'Wu' tunggulah beberapa menit, aku akan segera kesana"

'Baiklah, ku tunggu kau dalam waktu 30 menit jika tidak...maka aku tak akan segan-segan mencabut investasi perusahaanmu'

"Ancaman macam apa itu...?" Seru Chanyeol.

.

.

.

.

.

.

.

.

-TBC-