Chapter 1
TIME MACHINE
Naruto © Masashi Kishimoto
Pair : Naruto and Hinata
Genre : Adventure, Romance maybe
Rated T
Warning : Typo(s), OOC, dan kesalahan lainnya.
Newbie, kritik dan saran diterima dengan sangat terbuka.
ENJOY
Naruto Namikaze adalah seorang insinyur mesin termuda dari jepang. Salah satu lulusan terbaik dari Massachusetts Intitute of Texhnology (MIT) di bidang Teknik mesin dan kelistrikan (Electrical and Mechanical Engineering). Di umurya yang menginjak 23 tahun, Naruto sudah sering sekali pacaran. Namun hubungannya dengan sang pacar selalu berjalan singkat. Pemuda jenius itu lebih tertarik dengan pengembangan teknologi dan inovasi mesin yang menyita waktu seharian penuh dibandingkan menghabiskan waktu dengan seorang wanita. Bekerja selama dua tahun di perusahaan Namikaze Corp yang merupakan milik ayahnya sendiri, Minato Namikaze. Perusahaan ini bergerak di bidang telekomunikasi dan termasuk salah satu perusahaan terbesar di Jepang. Namun minatnya pada inovasi mesin, membuat Naruto memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan mencari tantangan baru di Amerika. Saat ini, Naruto menjadi bagian dari sebuah tim peneliti yang sedang mencoba membuat mesin waktu pertama di dunia.
"Apa semuanya sudah siap, Sam?" ucap Naruto pada seseorang berbaju putih layaknya seorang dokter. Tidak, dia bukan dokter. Dia adalah teman naruto, rekan sesama peneliti di New york yang sedang menyiapkan operasional percobaan dari mesin waktu.
"Semua siap. Prosedur percobaan time machine mark-one siap, " jawab Sam.
"Ini percobaan yang sangat penting. setidaknya hormatilah pimpinanmu, alis botak!" ucap Naruto membalas ledekan temannya.
"Kau sama saja Naruto. dasar- emmm, apa sebutan yang biasa diucapkan orang Jepang? Ah, BAKA! Hahaha" timpal seorang wanita blode berkacamata di samping Naruto.
Semua orang di ruangan penelitian itu ikut tertawa mendengar sang pemimpin penelitian diledek oleh anggotanya sendiri.
"Apa tidak ada yang bisa serius di ruangan ini? Ini bukan saatnya main-main" Naruto menggerutu sambil memajukan bibirnya.
"Kau sendiri yang melawak di situasi sepenting ini, SENSEI!" Sam kembali menimpali atasannya dengan nada meledek saat mengucapkan kata sensei. Dia sedang mengetik sesuatu dikomputer utama guna mempersiapkan pengoperasian mesin.
"Sudah cukup! Kita lanjutkan percobaan ini dengan serius. Sam, pastikan daya yang disalurkan ke mesin tetap stabil dan bersiap untuk menyalakan reaktornya! Amanda, perhatikan keseimbangan penyangga mesin utama, jangan sampai ada kebocoran lagi! Alex, siapkan mesin penembak Proton, pastikan kekuatan tembakan tidak lebih dari 50%!"Naruto memberikan perintah dengan raut wajah serius.
"Yes sir!" jawab ketiganya kompak.
"Tim 1, bersiap nyalakan reaktor!" ucap Sam dengan menggunakan alat komunikasi yang ada pada telinga kanannya.
Para ilmuan di ruang mesin yang berada di bawah tanah mulai menekan tombol-tombol panel untuk menyalakan reaktor.
"Reaktor siap untuk dinyalakan, Sir!" balas salah satu peneliti di bagian tersebut.
"Naruto, Reaktor stand by" Sam menoleh ke arah Naruto menunggu perintah selanjutnya.
"Tidak ada kejanggalan di penyangga utama mesin, Sir!" ucap amanda. Dengan tetap memfokuskan pandangan pada komputer di hadapannya.
"Proton Cannon siap, Sir!" Laporan Alex melengkapi persiapan percobaan mesin waktu tersebut.
"Nyalakan reaktornya Sam!" Naruto memberikan perintah sambil memperhatikan layar utama.
"Reaktor on" Sam menekan tombol merah di samping keyboard komputernya.
Suara deru mesin bergemuruh, mesin berbentuk lingkaran menyala dan memancarkan cahaya di tengah lubangnya. Naruto menatap mesin di depan ruangan tersebut dengan memicingkan mata karena silaunya cahaya yang dihasilkan. Ruangan tempat tim naruto berada, hanya terhalang oleh kaca besar transfaran sebagai pelindung jika hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Amanda?" Naruto mengalihkan pandangannya pada gadis berkacamata itu.
"Semuanya stabil, Sir!" jawabnya si perempuan yang berasal dari inggris itu.
"Alex, bersiap untuk menembakan Proton sesuai aba-aba dariku!" Perintah Naruto pada Alex.
"Cannon on" jawab Alex, setelah menekan tombol berwarna merah.
Sebuah mesin silinder berbentuk seperti meriam menyala dengan suara deru mesin tak kalah nyaring dengan reaktor di depannya.
"Cannon siap ditembakan, Sir!" lanjutnya.
"Bersiap sesuai aba-abaku!" jawab Naruto. Dia memejamkan matanya dan berdoa.
'Semoga kali ini berhasil' batin Naruto, lalu membuka kembali matanya. Saphire itu menatap fokus ke depan.
"Ayo kita mulai kesenangan ini!" Ucapan Naruto disambut anggukan dari semua anggotanya.
"BERSIAP! PADA 3, 2, 1 NYALAKAN!"
Alex menggerakan panel kontrol di hadapannya dengan hati-hati. Cahaya keluar dari mesin cannon itu, lalu menembakan Proton yang berwarna biru terang tepat ke tengah reaktor di depannya. Cahaya yang dihasilkan begitu menyilaukan, dan Suaranya nyaring terdengar hingga memengakkan telinga.
"ENERGI 10% SIR, SIAP UNTUK LANGKAH SELANJUTNYA" teriak Alex tak ingin kalah dari suara deru mesin. Dibalas anggukan oleh Naruto.
"MULAI MENAIKKAN ENERGI" lanjutnya.
Alex menggerakan panel kontrol keatas untuk menaikan energi yang dihasilkan.
"20%" teriaknya saat angka dalam komputer menunjukan persentase energi yang dikeluarkan Protoncannon menyentuh angka 20.
"30%, 40%, 50%"
"TAHAN DI SANA!" perintah Naruto pada Alex lalu mengalihkan pandangannya pada Amanda.
"Amanda, bagaimana?".
"Penyangga terlihat stabil Sir, sejauh ini tidak ada masalah" jawab wanita itu.
Cahaya yang ditembakan Proton cannon semakin membesar dan menembus mesin reaktor dan membentuk semacam lorong di mesin bundar yang berada di ujung lintasan tembakan.
"Sam, bagaimana dengan mesin portal itu? Apa sudah aktif?" tanya Naruto pada Sam yang berada di sampingnya.
"Belum, Sir" jawabnya.
"Sial! Seharusnya sudah terbuka, apa harus meningkatkan energinya? Itu bisa membebani penyangga reaktornya dan menghancurkan lintasan tembakan" Naruto menggerutu dan mengapalkan tangannya erat.
"Naruto?" tanya Sam pada Naruto.
Semua mata mengarah pada Naruto, menunggu perintah selanjutnya. Pancaran mata mereka menunjukan keyakinan untuk meneruskan operasi.
Naruto tersenyum melihat dukungan dari teman-temanya.
"Baiklah, ilmuan seperti kita harus menerobos batasannya, kan?" Mata Naruto kembali memancarkan semangat di sana. Dia menoleh ke arah anggotanya yang berkulit gelap.
"Alex, naikan energinya!" Naruto memberi perintah padanya.
Alex kembali menaikan panel kontrol dengan hati-hati.
"60%" Teriak Alex.
"65%" Lanjutnya.
"Sir, ada reaksi dari mesin portal" teriak Sam dan disambut senyuman kemenangan dari bibir si pemuda pirang.
"Bersiap mengunci portal dan kita akan mempunyai pintu yang bisa membawa kita ke masa lalu kapanpun kita mau" ucap Naruto sumringah.
Namun tiba-tiba terdengar ledakan dari mesin reaktor. Semua mata menoleh ke arah ledakan tersebut.
"SIR, TERJADI KERETAKKAN DI PENYANGGA REAKTOR" teriak Amanda.
"ALEX, MATIKAN PROTON CANNON ITU SEKARANG" Naruto berteriak panik.
Alex menekan tombol darurat untuk mematikan Proton cannon. Tapi tidak ada yang terjadi dengan mesin itu. Mesin berwarna silver itu masih menembakkan Proton yang semakin lama, semakin membesar. Bahkan mulai melebar dan menciptakan anak cahaya yang menghancurkan dinding di samping mesin cannon tersebut. Semua orang mulai panik melihat apa yang terjadi.
"Sam, matikan semua daya utama!" Naruto duduk di kursi kontrol dan mulai mencoba melakukan tindakan pencegahan dengan menggunakan komputernya.
Sam mencoba mematikan semuanya lewat komputer, namun tidak ada perubahan yang terjadi. Dia mengalihkan tangan kanannya ke alat komunikasi di telinganya.
"Matikan daya utama secara manual!" teriaknya pada tim di ruang mesin.
"Kita harus mencabut tabung sambungan cannon itu, sebelum meledak" ccap Naruto tiba-tiba lalu beranjak dari kursinya.
"Naruto, tunggu! Jangan lakukan itu" Sam menarik tangan Naruto. Mencegahnya untuk tidak melakukan hal berbahaya.
"Itu satu-satunya cara, kau tahu akan hal itu juga kan?" teriak Naruto.
"Itu terlalu bahaya, bodoh!" Sam tak mau kalah.
"Ini tanggung jawabku. Aku pimpinannya. Aku yang harus memperbaiki ini sendiri. Tidak akan terjadi apa-apa padaku. Percayalah!" Naruto meyakinkan semua orang di ruangan itu dengan menata ke sekeliling, lalu melepaskan cengkraman Sam. Naruto keluar dari ruangan itu menuju tangga yang mengarah ke bawah.
"Sial! Lagi-lagi dia berbuat seenaknya" Sam kembali ke tempat duduknya dan mencoba melakukan semua yang bisa dia lakukan untuk mematikan mesin itu.
Naruto tiba di ruangan bawah di mana mesin itu masih "mengamuk" tak terkendali. Menembakkan anak cahaya ke segala arah dan membakar apapun yang dikenainya. Naruto dengan hati-hati mencoba mendekati Proton cannon itu. Menghindari cahaya yang hampir membakar tubuhnya dengan merunduk, tiarap atau berguling. Rekan-rekan di ruangan kontrol menonton dengan menahan nafas dan berdoa semoga Naruto baik-baik saja di bawah sana.
Setelah perjuangan yang keras, Naruto berhasil mencapai Proton cannon. Baju yang dikenakannya sudah sangat berantakan. Robek di sana-sini terlihat jelas di sana akibat tembakan anak cahaya ataupun pecahan benda-benda yang ada di lantai saat naruto mencoba menghindari malapetaka yang mendekat.
Nafasnya terengah-engah, keadaan Naruto benar-benar berantakan.
Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Naruto mencoba untuk mencabut kabel berbentuk tabung penghubung antara Proton cannon dengan daya utama. Dia mengeluarkan seluruh tenaga untuk mencabutnya.
"Ayolah, Naruto! Sedikit lagi"
"Berjuanglah Naruto"
Ucapan-ucapan penyemangat diteriakan rekan-rekannya di ruang kontrol.
Sedikit demi sedikit kabel itu mulai terlepas.
"AYO! TERLEPASLAH, TEME!" Naruto berteriak dan mengerahkan seluruh kekuatanya.
Tabung itu akhirnya terlepas. Naruto terlempar ke belakang saking kuatnya tarikan yang dia lakukan. Proton cannon perlahan mengalami penurunan dalam menembakan Proton. Cahaya semakin menipis dan akhirnya menghilang. Begitupun dengan mesin reaktor dan mesin portal, semua mesin akhirnya mati.
Naruto terlihat bangkit dengan susah payah, lalu melihat ke arah ruangan kontrol. Dia memperlihatkan senyuman khasnya dan mengangkat tangan. "LIHAT, AKU BERHASIL. HAHAHA!" teriaknya pada orang-orang di ruang kontrol.
Semua orang di ruang kontrol menghembuskan nafas lega lalu tertawa bersamaan.
"Orang jepang ini memang gila" Ucapan Alex membuat semuanya semakin tertawa lebar.
Sam berdiri dari kursinya dan menuju ruangan bawah untuk menghampiri Naruto. Melihat hal itu, semuanya mengikuti Sam dari belakang.
Naruto berjalan tertatih menuju Proton cannon lalu bersender di sana. Teman-temannya telah sampai di ruangan yang sama dengan Naruto lalu menghampirinya bersama sambil bersorak-sorai. Naruto tersenyum melihat kedatangan teman-temannya. Tiba-tiba, komputer di ruang kontrol menunjukan adanya aktifitas yang terjadi pada Proton cannon. presentase pada layar komputer Alex menunjukan angka yang terus naik dari mesin tersebut. Dari 65%, 70%, 80% hingga menyentuh 100%. Cannon itu tiba-tiba aktif kembali dan menembakan Proton dengan kekuatan yang lebih besar. Cahaya biru itu menembus reaktor dan mampu mengaktifkan mesin portal yang berada di ujung lintasan. memunculkan lubang hitam yang menghisap kuat segala sesuatu ke dalamnya. Benda-benda mulai berterbangan menuju lubang hitam tersebut. Orang-orang yang sedang menghampiri Naruto mencoba meraih apapun agar tidak ikut terhisap. Sedangkan Naruto, dia tidak mampu menghidar dari tembakan Proton cannon hingga ia ikut terseret ke arah lubang hitam tersebut. Beruntung dia masih sempat menangkap besi yang berada pada pinggiran mesin reaktor dan mencoba bertahan agar tidak terhisap. Namun Proton cannon malah ikut terseret oleh hisapan lubang hitam. Mesin itu mangarah langsung ke mesin reaktor dimana naruto berada sekarang. Karena kekuatan hisap yang semakin besar, Proton cannon akhirnya terbang ke arah mesin reaktor dan menabraknya. Terjadi ledakan yang cukup besar ketika kedua mesin itu bertabrakan. Dan menimbulkan cahaya yang menyilaukan hingga akhirnya semuanya lenyap. Cahaya menyilaukan itu perlahan menghilang dan menyisakan ruangan yang sangat berantakan. Orang-orang yang berada di sana pingsan, ada yang terluka ringan, ada pula yang terluka cukup parah.
"Na-naruto" Sam mencoba membuka matanya namun terlalu berat hingga akhirnya hilang kesadaran.
Hanya satu orang yang tidak ada di ruangan itu. Naruto telah lenyap bersama ledakan tadi.
Ω
Suara kicauan burung terdengar di telinganya. Dia mencoba membuka mata namun cahaya yang bertemu dengan saphire itu menghalangi pandangannya. Berusaha mengedipkan mata berkali-kali hingga akhirnya dia bisa melihat dengan jelas.
"Dimana ini?" ucapnya entah pada siapa. Dia melihat ke sekeliling dan akhirnya mengingat kejadian sebelumnya.
"Apa aku sudah mati? Jadi ini surga ya?" Dia mencoba untuk duduk. Matanya menatap sayu rerumputan di sekelilingnya.
"Padahal sedikit lagi aku akan berhasil menjadi penemu terkenal" keluhnya.
"NARUTO!" Terdengar suara memanggil dari arah belakang.
Naruto menoleh kebelakang dan-
/BUAGH/
mendapat bogem mentah yang membuatnya melayang dan menabrak pohon.
"Apa yang kau lakukan di sini? Kita harus cepat ke gedung Hokage!" teriak seorang anak perempuan berambut pink yang telah memberikan hadiah selamat datang di surga untuk Naruto.
"Astaga, kau anak perempuan macam apa? Baru bertemu sudah menghajar orang. Lagipula kekuatan macam apa itu? Apa kau itu monster penghuni surga?" Naruto mengeluarakan Protesnya sambil mengelus pipi yang membengkak akibat ulah si anak permen kapas itu.
"Kau bilang aku monster? Kau minta dihajar lagi ya?" Gadis kecil itu mengepalkan tangan dan maju menghampiri naruto.
Naruto yang tidak mau terkena pukulan maut lagi, bergerak mundur untuk menghindar. Namun ketika mundur, dia menyadari ada hal yang aneh dengan tubuhnya.
"Eh? Eeeeeh? KENAPA TUBUHKU JADI MENGECIL SEPERTI INI?" teriaknya.
/PLETAK/
Jitakan itu mulus mengenai kepala pirang Naruto.
"Kau benar-benar masih mengigau ya? CEPAT BANGUN! Kita harus menjalani misi, Naruto!" Gadis itu berteriak sambil mencengkram kerah Naruto dan menggoyang-goyangkannya.
"Apa kau tidak bisa berhenti memukulku? Lagi pula apa maksudmu dengan misi?" gerutu Naruto. Dia masih memegang kepalanya yang terasa sakit akibat ulah gadis monster itu.
"HAH? KAU BELUM SADAR JUGA? Baiklah, kali ini aku akan menghajarmu dengan lebih keras agar kau cepat sadar" Gadis itu kembali mengepalkan tangannya bersiap meninju Naruto.
"Sakura, hentikan! Kita akan terlambat jika tidak segera ke sana" ucap anak laki-laki berambut seperti pantat ayam. Dia sedang berada di atas dahan pohon yang berada di dekat Naruto dan Sakura.
"Dan kau! Kau hanya ninja bodoh yang akan menghalangi misi kali ini, terserah kau mau ikut atau tidak" lanjutnya.
'Ninja? Misi?' batin Naruto.
'Dan apa-apaan anak laki-laki itu? Dia bisa berdiri terbalik di dahan pohon?'
"DUNIA MACAM APA INI?"
Tbc...
Terima kasih sudah membaca.
Sekali lagi, Saran dan Kritiknya silahkan.
