Title : Kau percaya takdir atau kebetulan semata?

Length : Chaptered

Genre : Romance, Drama

Cast : BTS member

Pairing : VKook/ slight MinYoon slight other pairing bisa ditemukan dalam cerita

Disclaimer : terinspirasi dari The Romantic and Idol season 2 untuk beberapa scene, dengan jalan cerita sedikit pengubahan. Saya hanya memiliki ide penulisan, tidak termasuk cast di dalamnya

Note : boyXboy, shou-ai, saya newbie, dldr, rnr, thanks buat yang sudah menyempatkan membaca, maaf untuk typo

Hope you will like it

Chapter I : [Prolog] The Boy On The Overpass

Namanya Jeon Jungkook, sebut saja Jungkook. Pria manis berpipi tembam, dengan mata bulat dan gigi kelinci yang akan tampak saat ia menunjukan senyum manisnya, panggil saja dia Jungkook.

Sedikit terburu-buru di sore hari yang tengah gerimis itu. Merasa khawatir dirinya akan terlambat, yah hari ini dia dan keluarganya berencana untuk berkemas dan pindah ke tempat tinggal mereka yang baru. Jungkook mulai berlari kecil saat menaiki satu persatu anak tangga pada overpass itu. Satu lengannya nampak berada diatas kepalanya, mencoba mengurangi intensitas air hujan yang mulai bertambah deras menerpa tubuhnya. Oh, ia ingin berlari cepat namun apa daya jalanan itu sangat licin dan ia tak ingin terpeleset. Sampai hampir separuh jalannya menyeberangi overpass, langkahnya terhenti, hampir saja kehilangan keseimbangan. Bukan, kali ini bukan karena jalanan yang licin. Ia berhenti, terpaku begitu juga dengan sorot matanya. Tempat ini sepi, ia kira begitu. Gerimis mulai menjadi hujan cukup deras, ia merasakan itu. Tetesan hujan yang menyakitkan saat menyentuh kulitmu dan cuaca yang sangat dingin, ia bersumpah bahwa berada didalam rumah dengan kamar yang hangat, bergelung dalam selimut dan ditemani secangkir cokelat panas adalah seperti berada di pulau harta karun. Tapi orang itu. Orang yang Jungkook lihat berdiri termenung diatas jembatan penyeberangan yang tengah diguyur hujan seperti ini. Hanya diam, menunduk entah apa yang sedang orang itu pikirkan. Jungkook berusaha menggali ke dalam pikiran orang itu. Bukan apa apa, bukan karena rasa tertarik, sungguh Jungkook bukan tipikal orang yang seperti itu, merasa tertarik pada seseorang pada pandangan pertama, yah ini pertama kalinya dia melihat orang itu. Lalu apa? Kenapa Jungkook sampai bereaksi seperti ini? Demi Tuhan ini hanyalah rasa penasarannya saja. Jungkook masih tergolong anak remaja yang mempunyai sejuta rasa keingin tahuan akan suatu hal. Mungkin melebihi remaja lain seusianya, bahkan apapun hal entah itu terlihat penting atau tidak, Jungkook selalu mempertanyakannya. Seperti saat ini, saat beberapa detik yang lalu ia mengeluh ingin cepat sampai dirumah dan menghangatkan diri, ia justru melihat seseorang, seorang pria, tengah diam tak berlindung dari hawa dingin ini. Mungkin orang sinting? Ah atau ternyata ada juga yang pantas disebut lebih aneh darinya, atau hal lain yang kelihatannya lebih tepat untuk dipertanyakan adalah kenapa kau ingin tahu dan terlihat selalu ikut campur, Jungkook? Sekelebat pikiran konyol tiba-tiba muncul dipikiran Jungkook. Mungkinkah orang itu pria putus asa dan benar benar sinting untuk ingin mengakhiri hidup?

Lamunan Jungkook terhenti saat pria didepannya itu, yang tak jauh darinya, terlihat menegakan tubuhnya dan maju satu langkah lebih ke tepi, membuat Jungkook menaikan prosentase kemungkinan terakhir yang terlintas dipikirannya barusan. Jungkook setengah panik, antara ingin maju menghentikan atau mencari pertolongan. Ia mulai mencari, melihat ke sekeliling, membalikan badannya berharap ada orang lain yang melintas, namun nihil. Ia berbalik lagi menatap ke arah pria tadi dan hampir saja berteriak saat ia dikejutkan oleh pria asing itu yang terlihat tengah meluapkan emosinya saat ini, pria itu berteriak, namun tertahan dan hanya terdengar seperti geraman, menendang keras dinding pembatas penyeberangan jalan ini dan terlihat membuang sesuatu, sebuket bunga?

Jungkook hanya diam, lagi. Rasanya paku pada alas kakinya menancap semakin kuat pada tempatnya berpijak saat ini. Tak berkedip. Sampai ia melihat pria itu melangkah pergi, dengan langkah lebarnya, terburu-buru dan samar dapat Jungkook lihat pundak tegap pria itu terengah, semakin samar saat punggung pria itu perlahan mulai hilang dari jarak pandangnya.

Jungkook mengedipkan matanya, rasanya perih saat derasnya air hujan menusuk, mengalir ke dalam matanya. Menghembuskan nafas sangat dalam dan samar tanpa ia sadari ia juga ikut terengah namun dengan perasaan yang berbeda, ia hanya terkejut. Pria tadi memang aneh, mungkin iya sinting. Apa yang ada dipikirannya sampai bertindak yang menurut Jungkook sangat konyol? Pria itu pikir ini sebuah potongan adegan drama yang tengah ia lakukan? Tapi lagi lagi Jungkook tak menyadari bahwa dirinya lebih konyol, apa yang dipikirkannya, melangkah perlahan ke tempat dimana pria sebelumnya berada dan membungkuk, mengambil buket bunga yang beberapa saat lalu dicampakan dengan sangat menyakitkan. Jungkook memperhatikan sekilas, tersemat sebuah kartu ucapan yang mulai remuk perlahan tersiram hujan. Bibirnya menggumam, menggerakan tiap kata yang tertera, mengejanya perlahan.

"Dingin bagai lentera malam, hangat seperti mentari pagi, kau cahaya dalam hidupku"

Jungkook mendengus pelan. Menahan tawa yang siap lepas dari tenggorokannya, hendak meluncur merdu dari pita suaranya namun ia tahan. Sungguh ini menggelikan. Ia berpikir pria tadi benar benar sinting dan menghayalkan sebuah adegan drama. Sebuah kalimat puitis yang seharusnya terdengar menggelayut manja di telinga kini terlihat menggelikan. Oh Jungkook hanyalah anak remaja yang belum tahu jelas perasaan menyentuh semacam ini. Ia hanya belum paham pikiran orang dewasa. Tapi jujur saja, baginya pria tadi benar sinting dan satu tambahan lagi, payah. Ia yakin pria itu baru saja dicampakan oleh pujaan hatinya.

Jungkook mengusap pelan wajahnya dan baru saja menyadari sekujur tubuhnya telah basah kuyup. Ia bahkan lupa kalau dirinya tengah terburu-buru dan melupakan rasa dingin yang membekukan sekujur tubuhnya. Kini dengan membawa buket bunga itu, ia berjalan, melangkah melanjutkan tujuannya tadi. Mengayunkan perlahan bunga cantik yang ia temukan tercampakan sambil pikirannya yang dipenuhi ingin cepat sampai rumah, membersihkan diri, menghangatkan tubuhnya dan rumah barunya yang ia yakin akan sangat nyaman. Membayangkan semua kenyamanan itu, Jungkook mulai berlari kecil lagi, ia ingin buru-buru, ia sudah tak sabar. Dan kembali pikirannya menciptakan pertanyaan yang siap mengusik untuk mengetahui jawabannya.

"Dingin bagai lentera malam, kau siapa, pria sinting?"

End of Prolog.

To be continued..