Kami berbeda dengan manusia lain nya. Entah mengapa bisa demikian, padahal kami lahir dari rahim seorang ibu yang berupa manusia biasa, namun itulah awal dari masalah ini. Kami ditinggalkan oleh ibu sejak umur 5 tahun. Kami dititipkan. Kami tak pernah tau siapa ayah kami dan itu membuat kami sedih. Saat berumur 10 tahun, seseorang yang merawat kami meninggal dan menyerahkan hak waris nya pada kami.

Kami tak memiliki teman dan selalu menjauhi orang-orang karena takut. Kami berbeda... Berbeda dengan manusia di luar sana. Kini kami menyadari bahwa... Kami adalah sebuah monster yang mengendalikan kekuatan aneh yang bisa merenggut nyawa manusia.

.

.

.
Togetherness with Happiness 1
Boboiboy © Animonsta
Rated: T
Warning: AU! Super power! Typo(s)! Boboiboy bersaudara. Adventure! And about family!
Happy reading~

.

.
.

Kini Boboiboy bersaudara telah berumur 15 tahun. Tidak ada yang spesial dengan ulangtahun mereka 2 bulan lalu, sama saja seperti sebelumnya, hanya ada kehampaan. Ironis sekali memang, namun tidak ada yang mengeluh.

Boboiboy Air, yang merupakan saudara kelima, berdiam diri sambil melihat ke luar jendela dengan tampang datar namun tersirat kesedihan. Dilihatnya sekumpulan orang-orang yang sibuk melakukan kegiatan masing-masing, ada juga sekumpulan anak-anak yang sedang bermain. Hal itu membuat Air iri.

"Kapan aku bisa seperti mereka? Kapan aku bisa berbaur dengan mereka?" Lirih Air dengan nada yang sedih.

Boboiboy Gempa, yang merupakan saudara ketiga, berjalan menghampiri Air lalu merangkulnya.

"Suatu saat, kita pasti bisa berbaur dengan mereka bersama. Kita bisa, Air." Ucap Gempa tersenyum tulus. Air membalas senyuman Gempa tipis tanpa memandang Gempa dan tetap menatap ke luar jendela.

"Ya, kau benar."

Boboiboy Taufan, yang merupakan saudara kedua dan Boboiboy Api, yang merupakan saudara kelima, berlari menghampiri Gempa dan Air lalu memeluk keduanya erat sambil tersenyum lebar.

"Yap! Gempa benar, Air. Suatu saat, kita pasti bisa! Walau bukan hari ini." Seru Taufan ikut menatap ke luar jendela sembari tersenyum lebar.

"Jangan memasang tampang sedihmu itu, Air. Kau jadi semakin jelek saja." Gurau Api menepuk pelan kepala Air yang memakai topi berwarna biru langit sambil terkekeh pelan.

"Aku tidak sedih kok." Bantah Air.

"Kau pembohong yang buruk, Air." Ucap Gempa tertawa pelan.

"Diamlah."

Boboiboy Halilintar, yang merupakan saudara pertama, menghampiri mereka lalu menepuk punggung Taufan dan Api dengan keras.

"Aduh!" Seru Taufan dan Api bersamaan.

"Apaan sih kak Hali... Sakit tau." Gerutu Api mengusap punggungnya.

"Iya nih. Salah kami apa sampai di pukul seperti itu." Ucap Taufan dengan nada yang kesal.

"Aku tidak memukul, hanya menepuk. Kalian saja yang terlalu melebih-lebihkan." Ucap Halilintar ketus tak memperdulikan rasa sakit mereka.

"Sudahlah kalian. Jangan bertengkar." Ucap Gempa melerai. Air nampak tidak perduli. "Kak Hali ingin membicarakan sesuatu?" Lanjut Gempa. Halilintar mendengus kesal.

"Seperti biasa, kau cepat menanggapi kedatanganku." Ucap Halilintar menatap Gempa datar.

"Hehehe... Itulah ahli ku."

"Jadi apa yang mau kak Hali bicarakan?!" Seru Taufan dengan semangat dan penasaran. Halilintar tak pernah seperti ini sebelumnya.

"Aku menemukan sebuah kotak yang lumayan besar dari gudang di belakang. Aku hanya ingin mengajak kalian untuk membuka kotak itu bersama-sama." Ucap Halilintar dengan datar.

"Cie~ yang ingin berbagi. Ini tidak seperti kau saja." Goda Api tertawa.

"Diam dan ikuti saja aku." Ucap Halilintar dengan dingin.

Mereka pun mengikuti langkah Halilintar menuju ruang keluarga.

°•°
Kotak besar berada di sebuah meja. Kotak yang berwarna hitam dan sedikit usang namun juga berdebu. Boboiboy bersaudara ini melihat aneh kotak itu. Kotak apa ini?

"Jadi, apa ini?" Air yang pertama Kali membuka suara.

"Entahlah. Aku hanya menemukan nya di gudang dan meletakkan nya disini." Ucap Halilintar bersingkap dada sambil berfikir.

"Kita buka saja! Siapa tau ada sesuatu yang bagus di dalam nya." Seru Api tertarik dengan kotak itu.

"Mungkin saja ada skateboard yang bisa kumainkan." Tambah Taufan mulai tertarik juga.

"Hal itu tak mungkin ada, bodoh." Ucap Halilintar sinis.

"Kejam!"

"Kalau begitu, ayo kita buka bersama-sama. Kita tidak akan tau jika terus berdebat seperti itu." Ucap Gempa berkacak pinggang lalu tersenyum kecil melihat perilaku saudara-saudara nya itu.

"Kak Gempa benar." Ucap Air sangat datar.

"Baik! Ayo buka bersama-sama!" Seru Api senang. Seluruhnya memegang penutup kotak itu dari berbagai arah.

"1... 2... 3... Buka!"

Kotak itu pun terbuka. Dilihatnya sebuah gulungan kertas kecil yang sudah tua lalu di sampingnya ada sebuah kunci perak yang indah. Di paling tengah, ada sebuah boneka berbentuk robot berwarna kuning dengan mata terpejam seperti tertidur. Lalu disekeliling boneka, terdapat 5 kotak kecil dengan berbagai macam warna.

"Hah? Ini semua benda apa?" Ucap Air menyirat kebingungan.

"Lihat! Ada ketas gulung. Mungkin ada tulisan disitu." Ucap Taufan.

"Kau benar. Mungkin kertas itu adalah petunjuk tentang semua benda ini." Ucap Gempa lalu mengambil kertas gulung nya dan membuka nya.

"Apa yang tertulis di situ?" Tanya Halilintar mulai penasaran.

"Karru marri odonna loma molonu karrano." Ucap Gempa dengan suara yang cukup keras.

"Huh? Apa-apaan itu? kata-kata yang aneh. Apa artinya?" Api bingung sendiri dengan arti dari kata itu. Benar-benar kata yang aneh dan tidak masuk akal.

"Entahlah, aku juga tidak tau." Guman Gempa mulai berfikir.

Tiba-tiba, boneka dalam kotak itu melayang dengan sendiri nya dan mulai mengeluarkan asap putih yang mengelilingi boneka sehingga tak terlihat lagi. Boboiboy bersaudara terbelakak sekaligus terkejut melihat nya. Mereka mundur beberapa langkah dan berwaspada.

"A-apa yang terjadi?" Api terlihat bergetar ketakutan melihat nya. Asap itu, asap yang mengingatkan nya dengan kejadian itu. Ingatan itu kembali lagi ke dalam pikiran Api lalu wajahnya berubah pucat pasi. Ia sangat ketakutan. Gempa yang melihat hal itu, langsung berlari dan memeluk Api sambil bergumam menenangkan nya.

"Jangan takut, Api. Aku ada disini. Tenang lah." Api semakin erat memeluk Gempa seakan tak ingin kehilangan. Takut, hanya itu yang dirasakannya saat ini.

Dilihatnya asap yang mengelilingi boneka itu, dan lama-kelamaan semakin memudar lalu hilang. Boneka tadi tidak berwujud seperti sebelumnya. Boneka itu sudah berubah menjadi sebuah robot nyata.

Perlahan, kedua mata robot itu terbuka dan menyesuaikan dengan ruangan. Mata biru cerah nya itu menangkap sosok Boboiboy bersaudara yang bersiap untuk menyerang. Ia melayang menuju mereka dan tersenyum lebar.

"Apa yang kau mau?! Menjauh dari kami!" Seru Halilintar waspada. Namun, robot itu tetap tersenyum.

"Halo, namaku Ochobot. Mulai saat ini, aku akan menjadi pemandu kalian." Ucap nya ramah tetap mempertahankan senyumannya.

"O-Ochobot?"

=To Be Continue=
A/n: Hai! Jumpa lagi dengan saya dalam cerita yang baru. Kini tentang persaudaraan dan keluarga. Entah kenapa jadi ingin buat cerita ini XD. Maaf jika kurang bagus dan berantakan. Dan untuk kata-kata aneh itu, aku ambil dari sebuah buku cerita Goosebumps. Kalian pasti tau kan? ^∆^. Ok sekian dulu dari saya. Sampai jumpa di chapter berikut nya. grin emoticon

-Mind to review?

•Yukine Machiato.