Jeon Jungkook x Kim Taehyung

.

.

.

.

.

Jeon Jungkook berdiri gagah di belakang palang pembatas jembatan yang senyap. Ia sedikit menengadah, mempersilahkan mata bulat terisi manik hazelnut itu menatap penuh minat seakan tidak ada objek yang lebih pantas ketimbang sang sumber cahaya malam.

"Malam yang indah bukan?" bibir merona itu merekah indah. "Beruntung kita tidak berada dalam kungkungan," riakan air dan desahan angin beradu sengit di indra pendengar.

"Kurasa rembulan tahu, rencanaku hari ini. Maka dari itu, Dia mendukungku lewat cahayanya yang melimpah ruah," deretan gigi putih Jungkook pamer aksi. "Kau harus bersyukur, Hyung, pernah bermandikan cahaya indah ini, biarpun sekali." tambahnya diiringi kekeha kecil.

Jungkook menghela panjang. Menyudahi kontak matanya dengan ratu malam nan jauh di sana, beralih pada laju arus sungai. Jungkook tercenung dalam waktu cukup sebelum akhirnya ia berkedip.

"Ah, pukul berapa sekarang?" melempar pandang ke arloji yang mencekik pergelangan tangan. Pukul 02.50. "Aku harus pergi, Hyung."

Alih-alih berlalu, Jungkook justru merosotkan diri ke bawah, berjongkok. Atensinya terpaku pada ikatan tali tambang salah satu pilar pembatas jembatan. "Apa?" Jungkook memiringkan kepala. "Kau takut?" lalu mengelus sayang tambang tersebut. "Tenang saja. Kala matahari memancarkan sinar pertamanya, kau pasti akan dikelilingi banyak orang," Ia mengulas senyum tak kalah sayang. Namun, tersirat makna lain. Kelam. "Jadi, jangan takut."

Di menit lanjut, Jungkook bangkit kemudian melongok ke bawah jembatan, melihat sesosok makhluk Tuhan paling sempurna dengan jeratan tambang yang terlingkar mesra di leher hingga membuatnya tergantung. Menatap lamat untuk yang terakhir kalinya. "Kim Taehyung, kau harus tahu, aku mencintaimu. Sangat." Tak terasa setetes bulir kristal melucur begitu saja membelah pipinya.

Di detik tigapuluh, Jungkook berbalik. "Selamat tinggal." lirihnya sebelum berderap pergi.

-Finish-

Note: semuanya ganyambung.