A/N : Hai! Saya, 4869fans-nikazemaru, kembali ikut meramaikan fandom Inazuma Eleven! Ehehehe… Tetap dengan genre favoritku, humor dan parody! Ok, aku nggak akan bicara banyak! Enjoy!
Disclaimer : Inazuma Eleven itu punya… siapa ya? Lupa… *ditonjok* Iya, iya, Level-5, kan?
Summary : Kedamaian dunia langsung tergoyahkan karena kembalinya Atsuya! Apa yang akan Inazuma Japan lakukan sebelum Atsuya berhasil menguasai dunia?
Warning (s) : OOC, alay stadium 4, lebay sangat, garing (mungkin), etc.
XxINAZUMA-ELEVENxX
Fubuki Atsuya, nama adik kembarnya Fubuki Shirou. Tidak seperti kakaknya yang memiliki rambut berambut agak keabu-abuan dan pandangan mata kayak orang mengantuk, Atsuya memiliki rambut lebih mencuat berwarna agak pink dengan tatapan yang tajam. Sifat mereka pun berbeda, jika Shirou suka defense, Atsuya suka offense. Jika Shirou bersikap ramah, baik hati, dan berwajah polos, maka Atsuya bersikap brutal, sangar, dan berwajah kriminal (?).
Walau memiliki karakter berbeda 360 derajat (lha? Berarti malah sama ya?), ah, maaf 180 derajat… Mereka sebenarnya saling menyayangi. Walau diselingi dengan kegiatan adu mulut, saling cakar, saling gigit, saling mencekik, dan saling memutilasi (?).
Sayang Atsuya meninggal bersama kedua orangtuanya, membuat Shirou terpaksa sendirian. Sejak itulah, muncul pribadi Atsuya pada diri Shirou yang mengenakan syal milik Atsuya. Shirou dapat menjadi seorang pemain defense sekaligus striker berkatnya. Awalnya tak ada masalah hingga Shirou ikut Inazuma Karavan untuk melawan Sekolah Aliea. Shirou menjadi kebingungan dengan jati dirinya sendiri. Dia merasa yang dibutuhkan teman-temannya adalah Atsuya, bukan dirinya.
Berkat dukungan dari teman-temannya (terutama dari Gouenji yang dengan begitu 'murah hati' menghadiahkan sebuah tendangan 'penuh cinta'), Shirou mulai menemukan jati dirinya kembali. Dia adalah dia, Atsuya adalah Atsuya. Shirou pun berhasil bangkit dan tidak terganggu lagi dengan pribadi Atsuya dalam dirinya. Dia pun tidak berubah menjadi pribadi Atsuya lagi semenjak hal itu…
Dunia pun menjadi aman sentosa (?).
Namun… Apakah hal itu benar?
XxINAZUMA-ELEVENxX
= Wake Up, Fubuki! =
= Chapter 1 : The Incident =
= By : 4869fans-nikazemaru =
XxINAZUMA-ELEVENxX
"Ohayou, minna!" teriak Mamoru dengan penuh semangat perjuangan. Suara itu sangat keras hingga Hiroto sempat berpikir Mamoru nggak bakal butuh TOA kalau mau demo di depan kantor DPR (?). 'Jangan-jangan dia juga nggak butuh intercom buat memberi pengumuman?' pikir Hiroto. Semua anggota Inazuma Japan yang lagi nongkrong sambil ngemil kacang (?) menoleh.
"Ah, ohayou, Endou-san!" sapa Tachimukai dengan senyum.
"Yup! Hari ini cerah ya?"
"Cerah apanya, bego? Mendung begini!" runtuk Fudou. "Kemarin juga hujan deras!"
Mamoru cengar-cengir. "Ehehehe… Cuma salah ngomong dikit aja, nggak usah galak-galaklah…"
"Endou, 'mendung' dan 'cerah' sangat berlawanan. Itu, sih, bukan salah ngomong sedikit," ucap Kidou.
Mamoru masih cengar-cengir dengan polosnya.
"Eh, Endou, awas! Di bagian situ lantainya basah!" teriak Shuuya saat Mamoru akan menginjak lantai yang basah akibat atap bocor.
"HAH? UWAAAAAAA!"
Mamoru dengan sangat 'mempesona' terpeleset. Saat terpeleset dia sempat meluncur dan kakinya menendang sebuah ember berisi air. Ember itu (dengan efek slow motion) melayang menuju Shiro yang sedang duel analisis (?) tentang berita Jayus Tabungan (?) yang sedang hangat-hangatnya di Jepang dengan Someoka dan Kazemaru.
"Fubuki! Awas!" teriak Tsunami.
JDUAAAAAAAAAK!
BYUUUUUR!
Ember berisi penuh air itu langsung menghantam kepala Shiro dan membuatnya terjengkang ke belakang plus basah kuyup. Semuanya dengan panik segera menuju cowok imut bermata ngantuk itu. Membuat Mamoru yang telah berhasil menabrak 5 lemari dan tembok itu pundung dipojokan karena nggak ada yang mengkhawatirkannya. Kazemaru buru-buru ambil tandu dan kotak P3K. Kidou bersiap memanggil ambulans kalau-kalau ada kejadian yang nggak diinginkan. Kogure dan Kabeyama langsung menyiapkan liang kubur buat Shirou (?).
"Fubuki-san! Fubuki-san nggak apa-apa?" tanya Tachimukai.
"Fubuki! Oi!" Someoka melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Shirou yang menatap dengan pandangan kosong. Dia masih penasaran dengan kelanjutan analisis Shirou soal cara kaburnya Jayus Tabungan, si tahanan yang 'rajin menabung pakai duit rakyat', dari penjaranya hanya untuk liburan. Shirou tadi masih menceritakan analisisnya kalau Jayus bisa keluar dengan cara mengancam bakal memutilasi 'itu' para penjaga kalau nggak diijinkan. Buset, otak Shirou kayaknya terkontaminasi dengan sadismenya Atsuya.
"Masa gegar otak, sih?" tebak Midorikawa.
"Semoga aja enggak!" sahut Hiroto. "Bisa gawat kalau sampai begitu!"
Sebelum Midorikawa berhasil menimpali ucapan Hiroto, Shirou bangkit dari posisi terkaparnya. "Fuh…" ucap Shirou. Semua orang memandang cowok kecil itu dengan wajah lega.
"Ah, Fubu-"
Shirou langsung berdiri. "BWAHAHAHAHA! AKU BERHASIL MENGAMBIL ALIH TUBUH INI! HUAHAHAHA! MATILAH SANA, KALIAN PARA SAMPAH! AKU AKAN MENGUASAI DUNIA! KEKEKEKEKE!"
Semua menatap Shirou dengan wajah horror. Rambut Shirou sekarang lebih mencuat ke atas dan matanya… Matanya berwarna kuning menyala dengan seringaian. Kabeyama langsung ngumpet dibelakang Kogure. "Fu-Fubuki-san?" panggil Toramaru dengan agak ragu.
"DIAM LOE, ANAK MACAN SIALAN! MASIH SD AJA SOK!" gertak Shirou yang kontan membuat nyali Toramaru ciut. Anak yang paling muda di tim itu langsung pundung dipojokan bareng Mamoru.
"Hiks… Hiks… Aku… anak macan sialan… Hiks…!" gumam Toramaru yang menyesali nasibnya (?). Shuuya segera menenangkan juniornya itu. Mamoru makin pundung karena nggak ada yang nenangin dia… Kasihan, dia sekarang mulai menyiapkan tali tambang buat gantung diri…
"Bye, bye, minna… Gouenji, posisi kapten buatmu saja… Aku rela… Apalagi elo lebih ganteng dari gue... Nggak bakal ada yang keberatan dengan itu… Tachimukai… Kamu kipernya sekarang… Rawat baik-baik buku kakekku ya." Mamoru bersiap gantung diri di pohon kelapa. Untung, sih, sama Kazemaru, Shuuya, dan Aki cepat-cepat dihentikan…
Shirou langsung melenggang pergi sambil terus tertawa kayak Hiruma Yoichi dari Eyeshield 21 yang lagi sakau permen karet tanpa gula. Semuanya menelan ludah. Aura horror yang ditinggalkan Shirou tadi, masih sangat terasa.
"Itu tadi… Atsuya, kan?" kata Kidou.
"Ke-kenapa… muncul sekarang?" imbuh Tachimukai. "Ba-bagaimana ini?"
"Mungkin karena terbentur ember tadi otaknya langsung error?" tebak Tsunami.
"Ah, anu… Atsuya itu siapa ya?" tanya Toramaru.
Shuuya menatap Toramaru. "Dia adik kembarnya Fubuki. Sudah meninggal. Tapi, dulu saat kami melawan Aliea, diri Fubuki bisa menjadi diri Atsuya. Sifat mereka pun bertolak belakang sekali."
"Seperti kepribadian ganda ya?" tebak Tobitaka.
"Kira-kira seperti itu," ucap Kidou. "Tapi, berkat Gouenji, Fubuki bisa menjadi dirinya sendiri kembali."
"Gouenji-san hebat! Bagaimana caranya?" tanya Toramaru.
Shuuya menatap langit-langit. Agak gugup. "Itu… seperti yang kulakukan padamu dulu… Saat kau masih tidak mau menendang bola ke gawang… Itu, pada saat melawan Fire Dragon."
Toramaru tercekat. Dia reflek memegang bahunya yang dulu kena tendangan bola Shuuya. "DITENDANG JUGA?" Dia masih ingat saat dia ditendang pakai bola dulu. Wow, dia meringis mengingatnya. Tapi, berkat itu dia menjadi mau lagi menendangkan bola ke gawang.
"Iya, tapi kalau Fubuki, sampai terlempar bareng bolanya, lho!" ucap Tsunami.
"Oh iya! Kalau nggak salah aku juga pernah kau tendang ya, Gouenji?" celetuk Mamoru. "Itu, lho, pas lawan Teikoku…"
"Gouenji-san… Caramu benar-benar ampuh ya…" komentar Tachimukai.
"Mungkin, kalau saat kita di SMP Yokato itu ada Goenji, kau bakal kena tendang lagi, Endou," kata Kidou. Dia ingat saat Mamoru kehilangan semangat di SMP Yokato itu. Wow, kalau ada Shuuya, mungkin Mamoru sudah ditendang sekuat tenaga pakai Fire Tornado. Oh, sungguh adegan yang thriller (?)…
Kabeyama mengangguk-angguk. "Iya, tuh!"
"Bah! Aku saja sudah berhasrat menendangnya pake bola saat itu!" celetuk Kogure.
"Eeeh? Jadi, waktu Endou-san nggak latihan itu… Endou-san pas lagi kehilangan semangat, toh!" kata Tachimukai kaget. "Astaga! Aku nggak tahu!"
"Memang sengaja nggak kami kasih tahu, kok," ucap Aki. "Maaf ya, Tachimukai-kun."
"Eh, tak apa-apa, kok!"
"Ah, tapi sekarang bukan waktunya mengingat itu! Kita harus mengembalikan Fubuki ke wujud aslinya!" kata Kidou.
"Iya, tapi bagaimana caranya?" tanya Mamoru.
"Macam mana, nih?" sahut Fudou dengan logat Upin dan Ipin yang fasih (?). Semua orang langsung menatap cowok berambut 'wow' itu.
Kidou menatapnya horror. "Fudou… Kau tadi…"
"… Kenapa lihat-lihat?"
Semuanya kebingungan. Mereka sangat yakin tadi Fudou berbicara dengan gaya Upin dan Ipin yang sangat fasih. Tapi, hal itu langsung ditepis jauh-jauh. Sumpah, ngeri banget ngebayangin Fudou bertingkah kayak Upin dan Ipin.
"Hmm, bagaimana ya ngembaliinnya? Dihantam lagi kepalanya?" tebak Tsunami.
"Ya-yang ada sebelum berhasil menghantamnya, kita yang dimutilasi…" kata Kabeyama dengan raut wajah ketakutan.
"I-iya juga…" imbuh Mamoru.
Kidou menjentikkan jarinya. "Kalau Atsuya tidak mau kembali dengan cara kasar… Maka, ayo kita buat dia ingin kembali dengan sendirinya!"
"Eeeh? Bagaimana caranya, Kidou?" tanya Mamoru kaget.
"Ufufufufufu…" Seringaian terlukis di wajah Kidou. "Selamat datang di mimpi burukmu, Atsuya…"
'HITAM! KIDOU JADI HITAM! DIA KERASUKAN!'jerit seluruh anggota Inazuma Japan (kecuali Kidou sendiri dan Fudou).
Apakah yang dimaksud Kidou dengan 'mimpi buruk'?
XxINAZUMA-ELEVENxX
= OMAKE : Seandainya Ada Gouenji… =
Jika saat Mamoru kehilangan semangat di SMP Yokato dulu masih ada Shuuya… Kira-kira inilah yang terjadi…
Mamoru dengan wajah penuh keputusasaan menyendiri di atap sekolah. Wajahnya tertunduk. Kepergian Kazemaru dan Kurimatsu benar-benar membuatnya terpukul… Dia tetap berada di sana semenjak kepergian mereka. Lha, trus bagaimana kalau dia mau pipis atau BAB? Apakah dia buang di sana juga? Atau dia tahan? Atau Mamoru memiliki WC portable sekali pakai yang bisa dimunculkan kapan saja dan dimana saja? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu… Lagipula omake ini ada bukan untuk membahas itu, kan?
Keadaan kapten yang biasanya ceria itu benar-benar membuat seluruh tim ikut sedih. Natsumi saja sampai rasanya tidak tahan buat memutilasi Mamoru saking keselnya. Akhirnya, Gouenji Shuuya, si ace striker SMP Raimon turun tangan. Cowok yang cool tapi sebenarnya penyayang itu naik ke atap dengan mengapit bola sepak.
"Hai, aku Goenji Shuuya. Siapa kau?" ucap Shuuya dingin.
Mamoru mengangkat wajahnya. Agak bingung. "A-apa maksudmu?" ucapnya dengan wajah horror. Keringat dingin mengucur dari dahinya.
Shuuya sweatdrop. "Sumpah, wajahmu alay banget… Biasa aja kale…"
"Iya, tapi apa maksudmu? Jelas aku ini Endou Mamoru!"
"Kau? Si Endou? Bukan! Jangan ngaco kau! Kau bukan Endou!" gertak Shuuya. "Endou yang kukenal adalah orang yang kuat dan pantang menyerah! Bukan seorang pengecut yang lemah seperti kau!"
"…semua hal akan berubah… Tidak terkecuali aku dan kau… Semua pasti akan berubah…"
DUAAAAAAAAAK!
Sebuah tendangan keras menghantam perut Mamoru. "Jangan bercanda! Kau bukan Endou! Tendangan seperti itu, Endou bisa menangkapnya dengan mudah!"
"…"
Shuuya mendekati bola yang terpental kembali setelah menghujam perut Mamoru. "Memangnya kenapa kalau kau kehilangan harapan? Akan mati? YANG BENAR SAJA! KALAU KITA KEHILANGAN SEBUAH HARAPAN, MAKA KITA HANYA PERLU MENCARI HARAPAN ITU LAGI! KITA CARI KEMBALI! MULAI DARI NOL BUKAN MASALAH!" teriak Shuuya sambil berkali-kali menendangkan bola ke Mamoru.
"Harapan… Kau gila? Itu sudah hilang… Kita tak akan menemukannya."
"Jika… harapan tak ditemukan…" Shuuya bersiap menendang. "APA SALAHNYA JIKA KITA BUAT SENDIRI HARAPAN ITU? Jika tidak menemukannya, ya kita buat saja! Endou yang kukenal pasti akan meneriakkan hal itu!" Kaki Shuuya sudah terayun ke belakang untuk menendang bola sekuat tenaga. "KAU DENGAR ITU, PENGECUT?"
Mamoru tercekat dengan ucapan Shuuya. "Membuat harapan…?" Dia merasakan semangat kembali merayapi hatinya. Dia menatap ke depan, ke bola yang sekarang melesat menuju dirinya, bola yang dipenuhi perasaan seluruh anggota Raimon Eleven. 'Ya, tidak ada salahnya, kan, jika kita membuat harapan sendiri?' Mamoru tersenyum. Dipasangnya kuda-kuda.
"Ini, sih, tendangan lemah! GOD HAND!"
Shuuya tersenyum kecil saat melihat Mamoru berhasil menahan tendangannya itu. 'Ya… Ini baru Endou yang kukenal.'
"Hah! Gouenji, kalau ngasih tendangan yang bermutu dikit, dong… Begini, sih, masih terlalu gampang!" seru Mamoru. Dia nyengir lebar lalu bersiap untuk mengacungkan jempolnya. "Yeaaaaah! GYAAAAAAAA! ADUH, SAKIT!" Luka-luka yang dia dapatkan dari 'hujan' tendangan tadi baru terasa sakit sekarang. "UWAAAAAAAH!"
Wow, memang Mamoru berakhir di RS selama sehari penuh… Tapi, setidaknya 'Mamoru' sudah kembali…
= OMAKE SESSION : END =
XxINAZUMA-ELEVENxX
= TO BE CONTINUE =
XxINAZUMA-ELEVENxX
4869fans-nikazemaru : "Chapter yang singkat! Huff, tidak sepertiku saja…"
Kogure : "Ushishishi, jujur saja kalau sebenarnya ini akan kau buat oneshot, kan?"
4869fans-nikazemaru : "I-iya, sih… Awalnya mau oneshot, tapi karena terlalu bersemangat jadi kepanjangan… Ehehehe… Jadi, dibikin multi-chapter saja! Biar lebih seru juga! Nggak perlu takut dengan update lama… Soalnya sudah selesai hingga chapter terakhir! Tinggal post-post, doang!"
Mamoru : "Oh! Baguslah!"
4869fans-nikazemaru : "Eh, umm… Tapi, masalahnya aku ini termasuk orang yang nggak direstui buat ke warnet… Tiap kesana selalu warnetnya pas penuh! Hiks… Mana laptopku entah mengapa tiap selesai diservis, begitu habis dipakai internet langsung error! Trus laptop punya bapakku yang sekarang kupakai, nggak mau baca modem! Jadi, tiap kucolokin modemnya ke laptop, laptopnya nggak bereaksi apa-apa. Padahal di laptopku yang tiap habis dipakai internet langsung error itu bisa, lho! Hiks, hiks."
Hi-chan : "Sabar…"
4869fans-nikazemaru : "Ah! Tapi, nggak usah dipikirinlah! Yosh, review, minna! Aku ingin tahu bagaimana pendapat kalian!"
P.S : Btw, akhir-akhir ini fandom Inazuma Eleven sepi, yah, sama fanfic Indonesia...
