"Hyung! Mau tahu rahasiaku?"

"Ngga-"

"AKU MENCINTAIMU!"

:

:

"… Heh?"

:

:


My Secret

.

A BTS Fanfic

.

MinYoon/YoonMin

.

©Siwgr3

.

Main Cast: Park Jimin/Min Yoongi

.

Other Cast: BTS Members, Yoonji, Other

.

Pair: MinYoon/YoonMin, Bott!Suga, Uke!Suga

.

Genre: Romance, Fluffy (Hopefuly)

.

Rated: T

.

Warn:Producer!Yoongi, Colleger!Jimin, Crossdress at the later chapter, Full of cursing, newbie author


"JEON JUNGKOOK!"

Jungkook yang tadinya damai membaca buku di perpustakaan menggeram kesal. Namja itu lagi.

"YAK JEON JUNGKOOK!" jerit namja pendek itu lagi seraya berlari ke arahnya.

Sejurus kemudian bunyi "SSSTT!" terdengar menyambut namja bersurai madu itu.

Namja itu merengut. "Jeosonghamnida…"

Jungkook memutar matanya jengah. Dia menarik mundur kursi di sampingnya. "Apa maumu?"

'Sahabat'nya itu dengan senang hati duduk. Kedua lengannya terlipat di depan dada. Cemberut. "Sahabat macam apa kau?!"

Jungkook berdecih, melanjutkan kegiatannya membaca.

"Yak! Jeon Jungkook! Jawab aku! Kenapa kau tidak membalas pesanku semalam?!" namja itu menendang-nendang kaki kursi yang diduduki Jungkook.

"Hentikan itu!" desis Jungkook berang. "Tinggalkan aku sendiri!"

"Tidak sampai kau menjawab pertanyaanku! Aku 'kan hanya meminta Id Line dongsaengmu!"

Namja di sampingnya ini benar-benar keras kepala. Jungkook mendesah frustasi. "… Aku hanya mencoba melindungi dongsaengku dari namja pendek sok tebar pesona sepertimu."

Satu jitakan keras mendarat di kepala Jungkook. "APA KATAMU?!"

Jungkook menatapnya.

Saat itu juga si pendek tersadar, mereka belum cukup dekat untuk melakukan itu dan bahwa dia akan babak belur sebentar lagi.

-MY-

"Auh…"

Jungkook mendengus. Dia baru saja selesai menghajar Park Jimin, sahabat pendeknya, di depan perpustakaan kampus mereka. "Gara-gara kau kita jadi dikeluarkan, pabbo! Aku belum selesai membaca buku itu!"

Park Jimin menggeram sambil masih memegangi kepalanya. "Tapi bukan berarti kau bisa memukul dan menendangku! Sahabat macam apa kau!?"

Jungkook berkacak pinggang. "Sahabat yang berusaha melindungi adik perempuannya dari namja pecicilan macam kau. Lagipula seenaknya saja kau memanggilku sahabatmu."

Jimin mengeluarkan erangan memelasnya. "Ayolah, Kookieee… setidaknya beritahu aku id Linenya…"

Jungkook kembali memutar matanya jengah. Ternyata memang mempertemukan Jimin dengan dongsaengnya adalah kesalahan terbesarnya.

Well, sebenarnya Jungkook tidak benar-benar mempertemukan mereka. Kebetulan saja dongsaengnya Yoonji ada di rumah saat Jimin datang untuk mengerjakan tugas kelompok. Jimin yang sebelumnya jarang sekali berbicara dengan Jungkook, mendadak memproklamirkan dirinya sebagai sahabat Jungkook setelah pulang dari tugas kelompok di rumah Jungkook. Namja playboy itu rupanya jatuh cinta pada Yoonji.

Jungkook tidak heran sih.

Dongsaengnya itu memang sangat manis dan ramah. Banyak sekali yang menyatakan cinta padanya, tapi ditolak dengan alasan ingin fokus pada studinya. Ya, Yoonji memang masih kelas 2 SMA.

Makanya Jungkook melarang keras perasaan Jimin pada adiknya.

Jimin mulai berguling-guling, merengek. "Ayolah Kookieeee~~~~!"

Jungkook mendesah frustasi. Apa-apaan namja pendek ini. Padahal dia playboy terkenal yang suka memainkan hati para yeoja di kampusnya. Tidak mungkin Jungkook akan membiarkannya mempermainkan adik yang sangat disayanginya.

"KOOOKIIEEEEE~~!"

Jungkook diam, bermaksud membiarkan Jimin mempermalukan dirinya sendiri. Tapi Jungkook sadar Jimin tidak akan berhenti sebelum mendapat keinginannya.

… Sebuah ide cemerlang lewat di kepalanya.

'Benar juga…' sebuah seringai diam-diam mengembang di wajah Jungkook. "Yak, Park Jimin. Cepat berdiri."

Jimin menggeleng, masih berguling-guling. "Aku akan tetap begini sampai kau memberikan id linenya!" ngotot.

Jungkook mencibir. "Ya, ya. Makanya, berdirilah."

Secepat kilat Jimin berdiri dari acara guling-gulingnya. Wajahnya cerah dengan mata berbinar-binar. "Jinjja?!" Jimin hampir menjerit layaknya yeoja.

Jungkook mengangguk sambil memainkan ponselnya. Dia lalu menunjukkan profil line bernama "KumamonSwag" dengan foto beruang bodoh sebagai profilnya.

Jimin mengernyit ragu. "Benarkah? Namanya sedikit…"

"Yeodongsaengku memang suka beruang kumamon kok." Jungkook tidak berbohong. "Kau mau atau tidak sih?!"

Jimin buru-buru mengangguk. "G-gomawo Kookie!"

Jungkook mendengus. "Ya sudahlah. Aku sudah memberitahumu. Aku akan pulang duluan."

Jimin mengangguk. Tampak ceria. "Hati-hati di jalaaaannn~~!" dia melambai heboh.

Jungkook berbalik dan berjalan menjauhi namja bersurai madu itu. Seringai kembali mengembang di wajahnya. Dia tidak sabar melihat wajah Jimin besok.

Malam ini chat namja pendek itu pasti akan penuh makian dan umpatan kasar.

Serves him right!

-MY-

"Ayolah Park Jimin! Kau seorang namja!"

Malam sudah tiba. Jimin mondar-mandir di kamarnya. Ponselnya tergeletak di atas ranjangnya. Tak tersentuh sejak dia pulang dari kampus beberapa jam yang lalu.

Dia gugup. Benar-benar gugup.

Hell, dia akan menchat yeoja pujaan hatinya! Bagaimana dia bisa tenang?!

Oh ayolah, Park Jimin! Jangan jadi pengecut!

"ARGHHH! Padahal aku sudah sering menchat yeoja! Tapi kenapa aku segugup ini?!" jeritnya frustasi. Dia memang playboy yang lihai dalam merayu yeoja. Tapi itu karena dia tidak mencintai yeoja-yeoja itu, hanya main-main.

Ini berbeda.

Yeoja yang mampu membuatnya jatuh cinta! Bayangkan itu!

Sialan sialan sialan!

Jimin menghentikan kegiatan mondar-mandirnya, lalu duduk di pinggir ranjangnya. Menatap ponsel itu dengan wajah merah padam. Jantungnya dari tadi benar-benar berisik!

"… Oke… kau bisa melakukan ini, Jiminnie…" monolognya, berusaha menenangkan hatinya. "Cuma chat… bukan telepon… kau pasti bisa…"

Dia menghela napas kemudian menghembuskannya perlahan. Tangannya meraih ponselnya, kemudian mengetik pesan untuk Yoonji.


JiminJiminJam: "Malam!^^"


Jimin dengan hati berdebar, menunggu balasan dari pujaan hatinya itu.

LINE!

Dengan kecepatan kilat, Jimin membuka balasan dari Yoonji.


KumamonSwag: "Siapa ini"


Jimin mengernyit. Perasaan Jimin sudah memperkenalkan dirinya… apa Yoonji sudah lupa ya…? Rasanya sedih juga…


JiminJiminJam: "Ah, aku sahabatnya Jungkook! Jimin! Yang tempo hari datang!^^"


Lama, Jimin sampai was-was. Tapi balasan kedua datang.


KumamonSwag: "Oh. Apa maumu?"


… Entah kenapa Yoonji kok… jadi sedikit aneh begini ya…? Yoonji yang ramah dan baik hati waktu itu…

'Ah, mungkin saja suasana hatinya sedang tidak baik. Atau malah sedang pms!' Jimin berusaha berpikiran positif.


JiminJiminJam: "Hehehe, aku hanya ingin menanyakan harimu!^^"


Jimin ingin melakukan semuanya dengan pelan –karena kali ini adalah yeoja yang dia cintai. Pertama, Jimin akan berusaha sok akrab dulu. Mungkin dengan begitu Yoonji akan merasa nyaman dengannya. Setelah beberapa lama, mungkin Jimin bisa mengajaknya kencan! Memikirkan itu membuat Jimin serasa berbunga-bunga.

LINE!


KumamonSwag: "Hariku benar-benar seperti t*i. Teman-teman brengsekku menghilangkan kertas laguku. F*cking d*mpsh*t D*ck"


Jimin memandangi deretan jawaban Yoonji itu.

… Banyak sekali yang harus disensor.

Jimin baru tahu kalau Yoonji bisa memaki seperti itu…

'Ah… m-mungkin karena dia benar-benar kesal…' Jimin dengan pikiran positifnya. Jiminpun pasti akan marah jika ada seseorang yang menghilangkan tugas kuliahnya.


JiminJiminJam: "Benarkah? Pasti kau kesal sekali… tapi aku baru tahu kalau kau suka menulis lagu"


Alis Jimin mengernyit. Yoonji baru kelas 2 SMA 'kan?


KumamonSwag: "Musik adalah hidupku"

JiminJiminJam: "Apa kau akan mengambil jurusan Musik nanti?"

KumamonSwag: "Ya sejenis itu"

JiminJiminJam: "Aku juga sangat menyukai musik! Aku suka bernyanyi, walau suaraku tidak terlalu bagus"


Ini dia! Salah satu senjatanya! Walau di chat ini Jimin sok-sok rendah diri, tapi dialah yang paling tahu kalau suaranya sangat indah! Hell! Jimin tahu dengan suara dan tampangnya, dia bisa jadi penyanyi terkenal dengan mudah!


KumamonSwag: "Oh"


Oke, ini bukan balasan yang Jimin harapkan! Dia sudah mengira Yoonji akan penasaran dan menyuruhnya menyanyi lewat voice note! Sialan, ini tak bisa dibiarkan!


JiminJiminJam: "Iya! Apa kau mau mendengar suaraku? Apa lagu kesukaanmu? Biar kunyanyikan!^^"


Memang terkesan maksa dan tidak tahu malu! Tapi biarin! Kapan lagi Jimin bisa memamerkan kemampuannya ini pada Yoonji?!


KumamonSwag: "Terserah"


Satu kata itu bagaikan mata pisau yang menusuk tepat di jantung Jimin. Benar-benar respon yang kejam!

Jimin berusaha menenangkan dirinya sendiri. Baiklah, yang penting Yoonji mau mendengar suaranya. Lagu apa yang harus Jimin nyanyikan…?

Jimin menekan voice note, lalu mulai bernyanyi.

"When I see your face, there's not a thing that I would change, 'cause you're amaziiing… just the way you aree…"

"And when you smile… the whole world stop and stare for a while… 'cause girl you're amazing… just the way you areee…"

Terkirim!


JiminJiminJam: "Bagaimana?^^"


Tak lama kemudian, balasan Yoonji masuk.


KumamonSwag: "Tidak buruk"


APA-APAAN INI?!

Jimin bisa melihat harga dirinya terbang menjauh. Ini pertama kalinya ada yeoja yang tidak memuji-muji suaranya! Biasanya dia akan dipuji memiliki suara selembut sutra, seindah taman bunga, dan semerdu nyanyian surga!

Tidak buruk

WTH!? ITU BUKAN PUJIAN!


JiminJiminJam: "Sejelek itukah?TT"

KumamonSwag: "Aku tidak bilang jelek. Aku bilang tidak buruk. Kau bisa baca gak sih?"


Tertohok.


JiminJiminJam: "Maaf"


Jimin menunggu. Sekitar lima belas menit lewat, tapi tak ada balasan.

Great, Park Jimin! Kau sudah dengan sukses membuat pujaan hatimu marah!


JiminJiminJam: "Yoonji? Apa kau marah?"

JiminJiminJam: "MaafTT"

JiminJiminJam: "Tolong balas pesanku"

JiminJiminJam: "Yoonji?"

JiminJiminJam: "TT"


Jimin memandangi tulisan di samping pesannya.

Read

:

:

"Argh those f*cking bullsh*ts… lihat saja nanti… mereka pikir gampang apa, buat lagu?!"

Jungkook yang tadinya sedang menonton tv di ruang keluarga, menoleh. "Hyung? Kau sudah pulang?"

"Tidak. Aku masih di studio. AKU SUDAH DI RUMAH, LITTLE SH*T! PERTANYAAN MACAM APA ITU?!"

Jungkook memandangi hyung berkulit pucatnya itu. Sudah kebal dengan segala makian Yoongi. "Selamat datang, hyung." Sambutnya dengan nada monoton.

Yoongi masih memaki pelan. Dia mendekati Jungkook dan duduk di sampingnya. Menghela napas kemudian menghembuskannya kasar. Tangannya bergerak mengacak surai mintnya.

Jungkook memperhatikan hyungnya yang tampak lemas itu. Yoongi kelihatan sangat capek.

"Oppa?"

Yoongi dan Jungkook menoleh, mendapati dongsaeng mereka muncul dari balik pintu kamarnya. Yeoja cantik itu sudah mengenakan piyama kumamon kesayangannya (Yoongi yang membelikannya).

"Oppa baik-baik saja?"

Yoongi tersenyum lembut. Tangannya terangkat mengisyaratkan Yoonji untuk mendekat. Yoonji menurut dan melangkah mendekati kakak tertuanya itu. Setelah Yoonji berada pada jarak yang bisa diraih, tangan Yoongi terangkat untuk mengelus rambut sebahu Yoonji.

"Nan gwenchana. Maaf tadi oppa berteriak." Yoongi tersenyum manis.

Yoonji mengangguk. "Kalau begitu aku masuk ya, aku harus mengerjakan prku."

Yoongi balas mengangguk. "Jangan begadang." Pesannya manis.

Yoonji tersenyum sambil mengangguk, dia kemudian berbalik masuk ke kamarnya.

Meninggalkan Jungkook yang sudah berwajah kesal. Hyungnya ini memang punya soft spot untuk Yoonji. Dia selalu memanjakan Yoonji, memperlakukannya dengan lembut, membelikan semua keinginannya (walau Yoonji jarang sekali meminta sesuatu), pokoknya Yoonji adalah segalanya bagi Yoongi.

Sementara Jungkook?

Yoongi menyadari ekspresi kesal (dan mungkin cemburu) Jungkook. Dia mendengus. "Yak, maaf hyung sudah memakimu." Tangannya terangkat dan kali ini mengusap surai Jungkook. "Moodku sedang jelek."

"Aku bisa melihatnya." Jungkook mengalihkan pandangannya kembali ke televisi. "Ada apa, hyung?"

"Namjoon dan Hoseok menghilangkan kertas laguku." Jawab Yoongi pendek, ikut menonton televisi.

Jungkook manggut-manggut. "Mereka sudah minta maaf?"

"Ya. Hoseok bahkan hampir bersujud." Yoongi berdecih kesal. "Anak itu sudah tidak punya harga diri rupanya."

Mulut Yoongi memang sangat pedas, makanya Jungkook khawatir Yoongi tidak punya teman. Untung saja ada Namjoon dan Hoseok yang sepertinya bisa menerima kekasaran hyungnya ini. Mereka selalu di sana untuk meredam amarah Yoongi dan tertawa bersamanya.

Makanya Jungkook tidak mau pertemanan mereka putus hanya karena masalah kertas lagu ini.

"Kalau begitu maafkan mereka, hyung."

Yoongi mendelik, tidak terima dengan kata-kata Jungkook. "Enteng sekali kau bicara! Kau kira bikin lagu itu mudah, hah?!" bentaknya murka.

"Oppaaaaa!"

Yoongi langsung terhentak mendengar suara Yoonji yang terdengar kesal. "Mianne, Yoonji aaah! Oppa akan diam!"

Jungkook terkekeh. Terkadang dia takjub, bagaimana Yoonji bisa menenangkan hyungnya yang sudah seperti gunung meletus saat marah.

"Jangan tertawa." Bisik Yoongi dengan nada mengancam.

Jungkook mengedikkan bahunya. "… Aku hanya tak ingin kau menyesal, hyung. Mereka teman-teman yang baik."

"Tidak usah sok tahu." Yoongi mendengus, tapi tangannya terangkat dan menepuk kepala Jungkook pelan. "Harusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri. Kau tidak punya teman sama sekali di kampusmu, 'kan? Kau hanya punya teman internet, si bocah alien itu. Siapa namanya? Tahying?"

"Taehyung." Koreksi Jungkook. "… Aku sudah punya teman kok."

Yoongi mengernyit. "Oh ya? Siapa?"

Jungkook tak menjawab. Dia teringat Jimin. Anak itu belum menchat Yoongi juga. Padahal Jungkook kira Jimin akan langsung menchatnya.

"Jungkook?"

Baru saja Jungkook hendak menjawab, bunyi "LINE!" menghentikannya.

"Ah, sebentar." Yoongi membuka tasnya. Jungkook memperhatikan Yoongi yang mengeluarkan ponselnya. Beberapa saat kemudian wajah Yoongi terlihat aneh saat membaca pesan itu.

Jungkook memberanikan diri mengintip.

Ternyata benar. Jimin.

Lihat foto profilnya. Memang namja tukang tebar pesona.


JiminJiminJam: "Malam!^^"


"WTF…" gumam Yoongi nyaris berbisik. Tangannya bergerak mengetik pesan.


KumamonSwag: "Siapa ini"

JiminJiminJam: "Ah, aku sahabatnya Jungkook! Jimin! Yang tempo hari datang!^^"


Yoongi sontak menoleh ke arah Jungkook. Memberikan tatapan 'APA-MAKSUDNYA-INI'. Jungkook nyengir.

"Uhh… dia teman sekelasku… dan belum lama ini dia datang untuk mengerjakan tugas kelompok. Dia bertemu Yoonji dan langsung menyukainya. Dia terus-terusan merengek padaku, meminta id line Yoonji. Dan… karena dia namja yang berbahaya, aku memberikan id linemu."

Yoongi sudah memasang wajah 'WTF'nya. "Apa maksudmu?"

"Dia playboy."

Jawaban singkat Jungkook mampu membangkitkan sesuatu dalam diri Yoongi. Sesuatu itu adalah nafsu membunuh.

"ENAK SAJA!" bentak Yoongi murka sambil membanting topinya ke atas meja.

"Oppaa!"

"M-mian Yoonji ah!"

Jungkook menggaruk tengkuknya. "Jadi umm… bisakah kau berpura-pura menjadi Yoonji? Hanya untuk sementara waktu. Kau mungkin bisa membuatnya ilfil atau semacamnya… supaya dia tidak mengganggu Yoonji lagi."

Yoongi mendengus. Hell, dia rela melakukan apapun demi Yoonji. Dongsaeng manisnya itu terlalu berharga.

"Arraseo. Tapi kau harus segera mengurusnya. Muak aku kalau harus terus membalas pesan bocah ini."

Jungkook mengangguk antusias.

Yoongi menghembuskan napasnya berat.

Well, here goes nothing.


KumamonSwag: "Oh. Apa maumu?"

JiminJiminJam: "Hehehe, aku hanya ingin menanyakan harimu!^^"


Bocah ini benar-benar cari mati.

Dengan makian pelan Yoongi membalas pesan Jimin. Jungkook tampak terhibur melihat percakapan mereka.


KumamonSwag: "Hariku benar-benar seperti t*i. Teman-teman brengsekku menghilangkan kertas laguku. F*cking d*mpsh*t D*ck"


'Jimin pasti shock.' Jungkook ingin tertawa keras-keras, tapi dia tidak mau Yoongi menghajarnya karena sudah kurang ajar.


JiminJiminJam: "Benarkah? Pasti kau kesal sekali… tapi aku baru tahu kalau kau suka menulis lagu"


Yoongi mendengus. Sok akrab sekali anak ini.


KumamonSwag: "Musik adalah hidupku"

JiminJiminJam: "Apa kau akan mengambil jurusan Musik nanti?"

KumamonSwag: "Ya sejenis itu"

JiminJiminJam: "Aku juga sangat menyukai musik! Aku suka bernyanyi, walau suaraku tidak terlalu bagus"


Yoongi mengernyit. Begitukah? Yoongi tidak tahu apa Jimin memang benar-benar jujur atau hanya ingin merayu.


KumamonSwag: "Oh"

JiminJiminJam: "Iya! Apa kau mau mendengar suaraku? Apa lagu kesukaanmu? Biar kunyanyikan!^^"


Yoongi mendelik. Agresif sekali!

Ya sudahlah. Toh tak ada ruginya.


KumamonSwag: "Terserah"


Tak lama kemudian, voice note dari Jimin masuk. Yoongi segera memutarnya.

"When I see your face, there's not a thing that I would change, 'cause you're amaziiing… just the way you aree…"

"And when you smile… the whole world stop and stare for a while… 'cause girl you're amazing… just the way you areee…"

… Jimin memiliki suara yang indah sekali. Yoongi termenung. Entah kenapa mendengar nyanyian Jimin membuat mood Yoongi membaik.

Hey! Itu tidak mudah untuk dilakukan!

Jungkook manggut-manggut. Rupanya Jimin bisa bernyanyi. Jungkook baru tahu.


JiminJiminJam: "Bagaimana?^^"


Pesan baru Jimin masuk. Jungkook sudah dalam mode menunggu, menanti apa yang akan dikatakan hyungnya ini.

Hening.

Jungkook mengernyit. Yoongi masih mematung, wajahnya seperti orang yang sedang melamunkan sesuatu. Serius sekali.

"Hyung?"

Tak ada respon.

"Hyung!" kali ini Jungkook menggoncang bahu Yoongi pelan, membuatnya kembali ke dunia nyata.

"H-hah?"

"Kau tidak akan membalasnya?" sebelah alis Jungkook terangkat.

"O-oh." Jari Yoongi bergerak, mengetik balasan.


KumamonSwag: "Tidak buruk"


Jungkook memicingkan matanya. "Kau tidak menyukainya, hyung?"

Yoongi mendelik. "Hah? Aku tidak menyukainya, tapi aku juga tidak membencinya. Suaranya standar." Yoongi berusaha memasang wajah datar andalannya.

Jungkook hanya memandangnya penuh curiga. "Oh ya?"

"Berisik, bocah!" marah Yoongi pelan.

LINE!

Yoongi melirik ponselnya. Balasan dari Jimin.


JiminJiminJam: "Sejelek itukah?TT"


Yoongi mendelik. Apa-apaan ini? Apa Jimin buta?! Menyebalkan!

Dengan emosi, Yoongi mengetik balasan untuk Jimin.


KumamonSwag: "Aku tidak bilang jelek. Aku bilang tidak buruk. Kau bisa baca gak sih?"


Jungkook menggaruk tengkuknya. Itu terlihat cukup kasar…

Yoongi melempar ponselnya ke arah Jungkook –dan langsung ditangkap dengan sigap. "Bocah itu menyebalkan."

Jungkook nyengir. "Aku tahu."

LINE!

Jungkook melirik layar ponsel Yoongi.


JiminJiminJam: "Maaf"


"Hyung, kau tak mau membalas?" Tanya Jungkook sambil menunjukan layar ponselnya.

Yoongi memandangnya sejenak, tampak berpikir. Sebenarnya Jimin tidak bisa dibilang seratus persen salah… emosi Yoongi sedang labil karena moodnya. Mungkin Yoongi bisa memaafkannya. Tapi baru saja tangannya terangkat hendak meraih ponsel, balasan baru muncul.


JiminJiminJam: "Yoonji? Apa kau marah?"


Wajah Yoongi berubah gelap saat membaca pesan Jimin. "F*cking little sh*t!" makinya sambil berbalik.

"Hyung?" panggil Jungkook bingung.

Yoongi tak menjawab. Dia masuk ke kamar mandi, masih memaki.

Jungkook mendengus. Mood Yoongi jelek sekali.

Jungkook memperhatikan layar ponsel Yoongi lagi.


JiminJiminJam: "MaafTT"

JiminJiminJam: "Tolong balas pesanku"

JiminJiminJam: "Yoonji?"

JiminJiminJam: "TT"


Jungkook terkekeh pelan. Jimin pasti sedang kalut sekarang. Jungkook bisa membayangkan wajah frustasi plus paniknya.

Drrt~

Jungkook melirik ponselnya sendiri.

Ada telepon masuk.

Dari Jimin.

Jungkook sontak mengerang kesal. Tak bisakah anak ini meninggalkannya sendirian?! Jungkook mendiamkan telepon Jimin. Tapi anak itu tak mengenal kata menyerah. Dia terus menelepon Jungkook sampai sepuluh menit lamanya.

Jungkook mengerang kesal. Dia terpaksa menjawab telepon Jimin.

"Mwo?"

"JUNGKOOKKAAAAAHHH!" Jungkook menggeram sambil menjauhkan ponselnya dari kuping. Jimin mau membuatnya tuli, apa?! "AKU SUDAH MEMBUAT YOONJI MAAARAAAAAHHHH! HWEEEE! BAGAIMANA INIIIII?!"

Jungkook mendengus. "Itu urusanmu sendiri." Balasnya kejam.

Jimin sudah mengeluarkan suara-suara yang tidak terdengar seperti manusia. "KOOKIEEEEHHHHHHH AYOLAAAAHHHH!"

Jungkook mendelik. Kookie?! Hanya Yoonji yang boleh memanggilnya itu!

"TOLONG AKUUUHHH!"

Jungkook menghembuskan napasnya jengah. "Arraseo. Aku akan bicara pada Yoonji. Untuk sekarang jangan hubungi dia dulu."

Sorakan penuh kegembiraan Jimin terdengar, sebelum kemudian suara-suara mengerikan kembali terdengar. "Dia membencikuuuh… argghhh… idiottt… apa yang sudah kau lakukaaann… Park Jimiiinn… ahhh…"

Oke, Jungkook tidak akan duduk di sini mendengarkan rengekan-rengekan menyedihkan Jimin. Jadi tanpa permisi dia langsung mematikan ponselnya.

Sekarang apa yang harus dia lakukan…?

LINE!

Matanya melirik ponsel sang hyung.


JiminJiminJam: "Yoonji? Apa kau masih marah?TT"


Belum sampai sepuluh detik setelah Jimin menelepon Jungkook, dan Jungkook ingat betul sudah memberitahunya untuk tidak menghubungi Yoonji dulu, tapi Jimin malah menchat Yoonji?

Dan apa-apaan stiker-stiker menjijikan itu!?

Jungkook mengusap wajahnya kesal. Apa yang sudah dia perbuat…? Seharusnya dia menolak Jimin dari awal. Kalau sudah begini, apa yang bisa dia lakukan?!

Jungkook memandang lama ponsel sang hyung, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengambilnya dan mengetik balasan.


KumamonSwag: "Tidak"


Apa itu terlihat benar? Ya sudahlah. Jungkook menekan tombol send.

Tak sampai lima detik, balasan Jimin masuk.

Sebuah stiker koala yang menangis dengan ingus meler.

Dan tulisan 'Thank You~' raksasa berwarna pink di atasnya.

Jungkook tergoda ingin membalas 'Aku membencimu kau menjijikan' hanya untuk melihat reaksi Jimin, tapi pintu kamar mandi yang terbuka mengalihkan perhatiannya.

Hyungnya muncul hanya dengan handuk yang terikat di pinggangnya. Bulir-bulir air menetes dari surai blondenya. Matanya membelalak saat melihat ponselnya yang dipegang Jungkook. "Yak, lancang sekali kau!" marahnya sambil melangkah cepat mendekati Jungkook. Tangannya segera merampas ponselnya. "Siapa bilang kau bisa bermain-main dengan ponselku, hah?!"

Jungkook baru mau membalas, tapi rintihan kesal Yoonji terdengar meminta mereka untuk diam.

"Mian, Yoonjiii!" Yoongi mengirim satu tatapan penuh peringatan kepada Jungkook, sebelum memutar langkahnya masuk ke dalam kamarnya.

Meninggalkan Jungkook yang mempoutkan bibirnya kesal.

Di dalam kamar, Yoongi mengecek chatnya dengan Jimin. Merasa jijik saat melihat stiker-stiker yang dikirim Jimin. Sepertinya bocah ini berniat mengirim semua stikernya pada Yoongi. Benar-benar koleksi stiker yang menjijikan buat Yoongi.


KumamonSwag: "Hentikan itu!"

JiminJiminJam: "Ne? apa?0.o"


Yoongi memutar matanya. Sok imut sekali.


KumamonSwag: "Berhentilah mengirim stiker"

JiminJiminJam: "Wae?"

KumamonSwag: "Mereka menjijikan"


:

:


KumamonSwag: "Mereka menjijikan"


Lama. Jimin masih memandangi sebaris kalimat itu. Menjijikan? Padahal stiker-stikernya ini lucu menurut para mantannya. Pokoknya selera yeoja sekali. Tapi ternyata Yoonji tidak menyukainya…

Jimin jadi penasaran stiker-stiker apa saja yang Yoonji miliki.

Akhirnya berbekal tekad dan rasa penasaran yang tinggi, Jimin mengetikan kalimat di kotak pesannya.


JiminJiminJam: "Ahh, maaf. Stikermu apa saja memangnya?"

KumamonSwag: "Bukan urusanmu"


Sadis seperti biasa.

Jimin rasanya mulai kebal –walau harga dirinya masih menjerit-jerit.


JiminJiminJam: "Jebal, aku penasaran…TT"


Lama, sebelum Yoonji membalasnya.


KumamonSwag: "Oke"


Jimin menunggu dengan antisipasi tinggi. Apa Yoonji suka stiker anime? Yang chibi? Apa dia suka sesuatu yang imut? Atau keren? Jangan-jangan tokoh idola kesukaannya? BTS?

LINE!

LINE!

LINE!

LINE!

LINE!


KumamonSwag: "Itu stiker-stiker favoritku"


Jimin memandangi stiker-stiker itu.

Stiker pertama adalah seorang pria berotot yang hanya mengenakan celana dalam berwarna merah sedang berpose layaknya binaragawan. Stiker kedua tampak kepala yang terpenggal dari tubuhnya dan tulisan 'YOU' raksasa berwarna merah darah di bagian tengah bawahnya. Stiker ketiga beruang kumamon berkacamata hitam sambil melipat tangannya di depan dada dengan tulisan 'SWAG' berwarna kuning di tengahnya. Stiker keempat balon kalimat berwarna hitam dengan tulisan 'F*CK U' raksasa berwarna putih di dalamnya. Dan stiker terakhir adalah wajah setan berambut panjang yang sedang tersenyum lebar ke arah Jimin.

Shit.

Min Yoonji memang bukan yeoja biasa.


TBC


Halo saya kembali^^

Tangan saya gatal ingin membuat YoonMin… maaf… FF lain akan saya usahakan lanjut secepat mungkin^^"

Jadi di FF ini Jungkook dan Jimin sudah kuliah dan dua-duanya jurusan seni tari, Yoongi bekerja sebagai produser musik bareng Namjoon dan Hoseok, Yoonji masih anak SMA. Untuk yang lain masih menunggu. Warna rambut Yoongi kuning pucat mendekati putih(?) sementara Jimin oranye mendekati merah... umm, pokoknya sesuai foto covernya... saya bingung menjelaskannya.

FF ini sebenarnya sudah cukup lama berdiam diri di laptop saya, sekitar satu dua bulan. Jadi saya memutuskan untuk setidaknya mempublish chapt pertama untuk melihat responnya.

Maaf kalau banyak kekurangan. Terima kasih sekali karena sudah mau membacanya.^^


-Siwgr3_/29-10-2017/