3 Second
-o ChanKai Drabble o-
.
.
Dalam sendirinya Chanyeol mengukir senyum. Menutup matanya nyaman menikmati angin sepoi sore itu yang terasa menenangkan. Diantara semua kegiatannya, duduk di taman pada sore hari dengan gitar di pangkuan menjadi salah satu favoritnya. Di sela semua kebisingan kota sibuk Seoul, dia hanya butuh ini. Ketenangan.
Dan alunan petikan gitar yang mengalun lembut.
Tanpa suara mengalun menyanyikan lirik-lirik puitis. Hanya gumaman pelan yang lolos dari bibirnya.
Chanyeol tidak benar-benar mahir dalam menyanyi dengan suara lembut mengalun. Tidak. Suaranya berat dan itu sangat tidak pas dengan suasananya, terlebih tujuannya untuk mencari ketenangan. Sebagian orang mengatakan jika ia lebih baik dengan menyanyikan lirik lagu secara cepat―me-rapp. Orang berfikir ia menakjubkan dengan itu. Dan ia pikir mereka benar.
Tak masalah.
Hanya dengan begini saja sudah cukup. Baginya ini adalah cara terbaik untuk meningkatkan suasana hatinya, setelah deretan panjang kegiatan kampusnya yang selalu penuh dengan suara tawa miliknya. Dia memang sang happy virus. Yang selalu menghadirkan tawa. Yang selalu tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putih miliknya. Yang selalu identik dengan keramaian.
Sendiri…
"Permainan gitar yang bagus."
Petikan gitar terhenti.
…apa tidak bisa ia merasakannya?
Chanyeol membuka matanya dan menoleh.
Alasannya memilih taman ini karena tempat ini begitu indah dibiasi cahaya matahari sore. Dan alasan terpenting lainnya ia memilih pojok taman di bawah pohon rindang ini karena jarangnya orang yang lewat. Jikapun ada yang lewat, mereka lebih memilih mengacuhkannya. Dan ia senang dengan itu.
Mendapati seseorang menyapanya seperti ini terasa agak sedikit aneh.
"Ups," katanya. Ia terseyum, "Aku pasti menganggumu."
Tiga detik pertama, Chanyeol mengerut heran.
Chanyeol bukannya ingin mengusir atau apa, tapi kedatangannya memang agak sedikit menganggunya. Coret fakta bahwa wajahnya tampan―sekaligus manis di saat bersamaan, pemuda dengan kulit kecoklatan itu malah dengan tidak tahu dirinya duduk begitu saja di sampingnya. Tanpa sepatah dua patah izin terlebih dahulu.
Sekali lihat Chanyeol sudah tahu
―Anak ini serampangan.
"Aku Kai, lelaki paling tampan di sini, omong-omong."
―Dan sok kenal.
Chanyeol tidak tahu apa yang membuatnya terkekeh saat itu. Mungkin ekspresi orang di sampingnya yang menunjukkan rasa percaya diri yang berlebihan. Atau mungkin karena sikapnya yang sedikit mengejutkan. Atau mungkin juga… senyum miringnya? "Aku Chanyeol." Ia menumpukan tangan di atas badan gitarnya, menatap sosok itu tertarik "Dan siapa yang mengizinkanmu duduk di sampingku, adik manis?" godanya.
Tiga detik selanjutnya Chanyeol hanya bisa tersenyum geli.
Sosok itu merengut tak suka, "Siapa yang kausebut 'Adik manis'?"
"Seseorang dengan seragam SMA-nya, yang sedang duduk di sampingku?"
Kai melihat penampilannya sendiri lalu memutar mata, "Ah ya, benar. Itu aku 'kan―" Ia menoleh, "Bagaimana aku harus memanggilmu? Hyung?"
Chanyeol tersenyum sambil mengangguk, memetik gitarnya lagi.
Alunan lembut gitar kembali mengalun.
Lembut…
Rasanya begitu tenang…
"Kau tidak menyanyi, hyung?"
… Atau tidak terlalu tenang juga sekarang.
Tapi Chanyeol tak menghentikan permainan gitarnya "Menyanyi saja jika kau mau," katanya.
"Nope. Aku rapper."
Entah kenapa tangan Chanyeol gatal sekali untuk mencubit pipi pemuda itu. Chanyeol tidak tahu bagaimana untuk mendeskripsikannya ke dalam kata-kata. Tapi benar, pemuda ini lucu. Dan tampak menggemaskan saat memasang ekspresi masa bodoh.
"Hyung…"
"Hum?"
"Kau tahu? Ini adalah hari ulang tahunku." Sebuah senyum kecil tersampir di wajahnya.
Chanyeol menatap sosok itu yang balas menatap.
Hanya butuh tiga detik Chanyeol terpesona.
"Eum… bolehkah aku menganggap petikan gitarmu saat ini adalah hadiah untukku?"
Dan langsung terdiam. Menatap lekat.
"…"
"Kenapa berhenti?" tanya Kai canggung.
Chanyeol berkedip.
Tanpa sadar tangannya telah berhenti. Apa-apaan ini? Batinnya.
"Hyung?" herannya.
Chanyeol berkedip lagi
Kai mengibaskan tangan di depan wajah Chanyeol.
Chanyeol tersadar dari melamunnya lalu tersenyum lagi kemudian, kembali mengalihkan pandang dan memetik gitarnya.
"Apasih―?"
"Namamu Kai' kan?" potong Chanyeol
Meski heran pemuda itu mengangguk. "Hum," ia bergumam, "Kenapa?"
.
.
.
.
.
.
.
"Ayo pacaran, aku fansmu."
Dan tiga detik berikutnya untuk sebuah pengakuan.
.
.
.
.
.
.
.
Meski awalnya sedikit terganggu, pada akhirnya semua ini membuat Chanyeol merasa lebih baik. Ia semakin suka kegiatannya ini. Terlebih―Chanyeol tersenyum lebar saat ia memikirkannya
―ia suka Kai dengan efek bias cahaya matahari sore tepat di belakangnya.
Ah, Chanyeol merasa sedang jatuh cinta…
…HANYA KARENA TIGA DETIK.
.
.
.
.
"Dan… Selamat ulang tahun, Kai."
[END]
ChanKai merasukiku. Kenapa mereka begitu maniiiiissssss saat bersama? Idol-fans love HAHAHAHA
Sorry untuk kegajeannya yang super ._.
